You are on page 1of 93

Bimbingan Teknis

Satuan Pemeriksa Internal Level II


Program Audit dan Kertas Kerja Audit

Oleh
Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA
(0816531125 widartoyo@yahoo.com)
Penyusunan Program Audit Internal
Definisi
Merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan
pemeriksa/auditor untuk mengumpulkan bukti
pemeriksaan yang akan dituangkan dalam kertas
kerja pemeriksaan (KKP).

Penyusun
Program audit internal disusun oleh Ketua Tim
dan disetujui oleh Kepala SPI.
Waktu
Program audit internal disusun sebelum pekerjaan
lapangan dilakukan.

Manfaat
• Agar setiap tahap kegiatan bisa dikomunikasikan
kepada semua tim audit.
• Merupakan landasan yang sistematis dalam
memberikan tugas kepada auditor dan Ketua Tim.
• Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan
kegiatan dengan rencana yang telah disetujui dan
dengan standar serta persyaratan yang telah
ditetapkan.
• Membantu para auditor yang belum
berpengalaman dan membiasakan
mereka dengan ruang lingkup, tujuan
serta langkah-langkah kegiatan audit.
• Membantu auditor untuk mengenali
sifat pekerjaan yang telah dikerjakan
sebelumnya.
• Dapat mengurangi kegiatan
pengawasan langsung oleh Ketua Tim.
Substansi
Setiap program kerja audit biasanya
mengandung empat hal pokok, yaitu:
• Informasi pendahuluan.
• Pernyataan tujuan audit.
• Instruksi-instruksi khusus.
• Langkah-langkah kerja.
Ketentuan
• Tujuan audit harus dinyatakan secara
jelas dan harus dapat dicapai atas dasar
pekerjaan yang direncanakan dalam
program kerja audit.
• Program kerja audit harus disusun sesuai
dengan penugasan yang bersangkutan.
• Setiap langkah kerja harus disusun
sesuai dengan penugasan yang
bersangkutan.
• Setiap langkah kerja harus merinci
pekerjaan yang harus dilakukan disertai
alasan-alasannya.
• Program kertas kerja audit harus
menggambarkan urutan prioritas
langkah-langkah kerja yang harus
dilaksanakan.
• Program kerja audit harus fleksibel dan
setiap perubahan yang dilakukan harus
dengan persetujuan atasan auditor.
• Program kerja audit hendaknya hanya berisi
informasi yang perlu untuk melaksanakan
audit dan evaluasi secara tepat.
• Program kerja audit tidak boleh memuat
perintah untuk memperoleh informasi yang
telah ada dalam permanent file.
• Program kerja audit harus menyertakan
taksiran-taksiran waktu yang diperlukan
sesuai dengan rencana kerja audit untuk
melaksanakan kegiatan yang
bersangkutan.
• Program kerja audit disiapkan oleh
ketua tim audit dan harus dibahas
bersama-sama dengan pengawas dan
seluruh anggota SPI.
Ilustrasi Format Program Audit

RUMAH SAKIT ……………………….


SATUAN PEMERIKSA INTERNAL
PROGRAM AUDIT
Jenis Audit :
Periode :
1 PENDAHULUAN

2 TUJUAN AUDIT

3 INSTRUKSI KHUSUS
a.
b.
c.
4 LANGKAH-LANGKAH
a.
b.
c.
Yogyakarta, …………………..20xx
Diusun Oleh Disetujui Oleh
Dr. …………………………. Drs. …………………….
Kesimpulan
• Program audit dibutuhkan agar audit
internal lebih terarah dan menjadi
lebih efektif serta efisien.
• Tanpa adanya program kerja audit atau
jika program kerja audit tidak disusun
dengan baik, maka akan dibutuhkan
biaya dan waktu yang relatif lebih lama
untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan
audit.
Sesi 1

Program Audit
Pendapatan

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL


RUMAH SAKIT
1. Pendahuluan
a. Pendapatan rumah sakit (asumsi rumah sakit
non profit dan BLU/BLUD) adalah sejumlah
dana yang (akan) diterima yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas atau modal.
b. Pendapatan RS BLU/BLUD terdiri dari:
pendapatan jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama, subsidi APBD, APBN dan lain-lain.
c. Pendapatan jasa layanan adalah pendapatan
yang diterima sehubungan dengan pelayanan
kepada pasien.
d. Berdasarkan golongan penanggung
pembayaran pasien, pendapatan jasa layanan
terdiri dari: pendapatan pasien umum,
pendapatan pasien JKN, pendapatan pasien
Jamkesda, dan pendapatan pasien lainnya.
Terdapat perbedaan tarif antar golongan
tersebut.
e. Untuk pasien umum pembayaran pada
umumnya dilakukan secara tunai, yaitu pada
saat pasien pulang. Namun demikian, masih
dijumpai piutang pasien umum.
f. Untuk golongan pasien lainnya, pembayaran
dilakukan melalui klaim sesuai tarif. Jadi
terdapat piutang.
g. Tarif untuk pasien umum, Jamkesda dan
asuransi lain ditentukan oleh pemilik (untuk
BLUD oleh kepala daerah).
h. Verifikasi dokumen klaim untuk pasien JKN
dilakukan oleh petugas BPJS.
i. Seringkali dijumpai selisih antara jumlah
perhitungan klaim menurut perhitungan RS
dengan hasil verifikasi petugas JKN.
j. Kolektibilitas piutang pasien umum relatif
sulit dilakukan. Umur piutang jamkesda pada
umumnya relatif lama.
k. Pendapatan hibah adalah pendapatan yang
diterima dari pihak ketiga, baik berupa
barang atau kas. Sedangkan pendapatan
kerjasama adalah pendapatan dari aktivitas
kerjasama, misalnya sewa atau pemanfaatan
aset tetap.
l. Pendapatan APBD merupakan subsidi Pemda
untuk BLUD, baik untuk operasional maupun
belanja modal.
m. Pendapatan APBN merupakan subsidi
APBN.Bagi BLUD pada umumnya untuk
belanja modal.

n. Pendapatan lain-lain merupakan jenis


pendapatan selain dari jenis pendapatan di
atas, misalnya jasa giro dan keuntungan
penjualan aset tetap.
Penggolongan pendapatan

PENGGOLONGAN PENDAPATAN
RUMAH SAKIT BLU/BLUD ATAU NON PROFIT

Tidak Terikat Terikat


No Jenis Pendapatan Jumlah
Terikat Temporer Permanen

1 Jasa Layanan xx xx
2 Hibah xx xx xx xx
3 Kerjasama xx xx
4 APBD xx xx xx
5 APBN xx xx xx
6 Lain-lain xx
Jumlah xx xx xx xx
Pengakuan pendapatan

PENGGAKUAN PENDAPATAN
RUMAH SAKIT BLU/BLUD ATAU NON PROFIT

No Jenis Pendapatan Akrual Kas

1 Jasa Layanan xx
2 Hibah xx
3 Kerjasama xx
4 APBD xx
5 APBN xx
6 Lain-lain xx xx
Jumlah xx xx
2. Tujuan Audit:
Pendapatan Jasa Layanan
Kelompok Tujuan Audit Terhadap Transaksi Tujuan Audit Terhadap
Asersi Saldo Akun
Keberadaan Untuk memastikan bahwa pendapatan 1. Memastikan bahwa
atau jasa layanan merupakan seluruh pendapatan terjadi
keterjadian penyerahan produk dan layanan yang pada periode
diberikan kepada pasien selama transaksi.
periode transaksi yang diaudit. 2. Memastaikan bahwa
piutang mencerminkan
jumlah yang akan
diterima pada tanggal
neraca.

Kelengkapan Untuk memastikan bahwa seluruh Saldo piutang


transaksi penyerahan produk dan mencerminkan semua
layanan serta penyesuaiannya, jika ada, klaim resmi rumah sakit
telah dicatat pada periode yang kepada pasien atau pihak
bersangkutan. yang menanggung.
Kelompok Tujuan Audit Terhadap Transaksi Tujuan Audit Terhadap
Asersi Saldo Akun

Hak dan Memastikan bahwa RS mempunyai Piutang pada tanggal


kewajiban hak tagih atas pelayanan kepada neraca mencerminkan
pasien. klaim resmi rumah sakit
kepada pasien atau
pihak yang menanggung.

Penilaian dan Memastikan bahwa volume dan Memastikan saldo


alokasi tarif pelayanan telah dihitung pendapatan,piutang dan
sesuai dengan ketentuan tarif penyisihannya telah
pasien yang bersangkutan. sesuai dengan kebijakan
akuntansi.
3. Instruksi-instruksi khusus
a. Pastikan bahwa tidak terdapat kemungkinan
pasien yang tidak terekam dalam billing
system.
b. Pastikan kemungkinan terdapat penerapan
tarif yang salah.
c. Hitung perbedaan pendapatan dengan tarif
JKN dan tarif pasien umum.
d. Hitung penyerahan barang dan pelayanan yang
tidak tercatat.
Program Audit Penerimaan Kas

Bimbingan Teknis
Satuan Pemeriksa Internal
Rumah Sakit

Widartoyo - 0816531125 –
25
widartoyo@gmail.com
1. Pendahuluan
a. Penerimaan kas adalah arus kas masuk pada
rekening kas rumah sakit.
b. Kebijakan penerimaan kas pada suatu hari
harus sudah disetorkan ke rekening bank milik
rumah sakit pada keesokan hari kerja bank
berikutnya.
c. Administrasi penerimaan kas dilakukan oleh
bendahara penerimaan. Selain itu, fungsi
akuntansi juga melakukan pencatatan.

Widartoyo - 0816531125 –
26
widartoyo@gmail.com
d. Jenis penerimaan RS:
• Penerimaan operasional
• Penerimaan Investasi
• Penerimaan Pendanaan

Widartoyo - 0816531125 –
27
widartoyo@gmail.com
e. Penerimaan Operasional:
• Jasa layanan (tunai) biasanya dari pasien
umum dan penerimaan piutang.
• Hibah
• Kerjasama
• APBD
• APBN
atau pemilik
• Lain-lain

Widartoyo - 0816531125 –
28
widartoyo@gmail.com
f. Penerimaan Investasi:
• Hasil pencairan investasi.
• Penjualan aset tetap.

g. Penerimaan Pendanaan:
• Penarikan pinjaman.
• Penerbitan surat utang.

Widartoyo - 0816531125 –
29
widartoyo@gmail.com
g. Penerimaan kas dari jasa layanan rumah
sakit terkait dengan pendapatan (akrual).
h. Frekwensi transaksi penerimaan kas yang
terbanyak adalah dari jasa layanan.
i. Sistem penerimaan jasa layanan dalam
prakteknya beragam:
Asuransi

Pasien Kasier Bendahara Bank

Widartoyo - 0816531125 –
30
widartoyo@gmail.com
j. Rekonsiliasi Penerimaan Vs Pendapatan
• Pendapatan Jasa Layanan + Piutang Awal – Piutang
Akhir = Penerimaan Jasa Layanan.
• Pendapatan Hibah – Hibah Barang = Penerimaan Hibah.
• Pendapatan Kerjasama + Piutang Awal – Piutang
Akhir = Penerimaan.
• Pendapatan APBD – Subsidi Barang = Penerimaan APBD.
• Pendapatan APBN – Subsidi Barang = Penerimaan APBN.
• Pendapatan Lain-lain – Pendapatan Lain-lain Non Kas =
Penerimaan Lain-lain.

Widartoyo - 0816531125 –
31
widartoyo@gmail.com
2. Tujuan Audit:
Penerimaan Jasa Layanan
Kelompok Tujuan Audit Terhadap Transaksi Tujuan Audit Terhadap Saldo
Asersi Akun
Keberadaan a. Untuk memastikan bahwa transaksi Untuk memastikan bahwa
atau penerimaan kas terjadi dalam penerimaan kas yang terjadi
keterjadian periode audit. dicatat dalam buku kas
b. Untuk memastikan bahwa penerimaan.
penerimaan kas merupakan
penambahan saldo kas di bank dan
saldo kas yang belum disetor.

Kelengkapan a. Memastikan bahwa transaksi Memastikan bukti pendukung atas


penerimaan kas menggunakan jurnal transaksi penerimaan kas
kuitansi urut nomor cetak. sudah lengkap.
b. Memastikan bahwa penerimaan kas
sesuai dengan faktur.
c. Memastikan bahwa penerimaan kas
didukung dengan rekening koran
bank
Kelompok Asersi Tujuan Audit Terhadap Tujuan Audit Terhadap
Transaksi Saldo Akun

Hak dan Memastikan bahwa penerimaan Memastikan bahwa


kewajiban kas masuk ke rekening bank penerimaan kas dicatat
milik rumah sakit. pada tanggal yang tepat.

Penilaian dan Transaksi penerimaan kas tepat Memastikan bahwa


alokasi klasifikasinya. jumlah yang diterima
tepat.
Penyajian dan Penerimaan kas disajikan dalam Memastikan ketepatan
pengungkapan laporan arus kas dan laporan saldo akun terkait.
realisasi anggaran dengan
rincian dan penjelasan yang
memadai.
3. Instruksi-intsruksi Khusus

a. Cek secara seksama kemungkinan terdapat


risiko pemakaian kuitansi aspal.
b. Uji jumlah penyetoran kasir ke bendahara
penerimaan sama dengan setoran ke bank.
c. Buktikan apakah terdapat penundaan
setoran ke bank.
d. Perlu pendekatan personal yang baik
kepada bendahara penerimaan.

Widartoyo - 0816531125 –
34
widartoyo@gmail.com
Audit Laporan Keuangan

Bimbingan Teknis
Satuan Pemeriksa Internal

35
Dasar Audit Laporan Keuangan

• Hubungan Auditor Independen


• Standar Auditing
• Jaminan Yg Diberikan Suatu Audit
• Laporan Auditor
• Tren yang mempengaruhi Tanggungjawab
Auditor

36
Postulat Auditing
• Laporan keuangan dan data keuangan dapat
diverifikasi
• Tidak ada konflik kepentingan antara auditor
dengan manajemen perusahaan yang diaudit
• Laporan keuangan dan data keuangan yang
diserahkan untuk diaudit bebas dari kolusi
dan ketidakberesan

37
• Adanya pengendalian internal yang
memadai
• Penerapan PABU secara konsisten
• Apa yang benar pada masa lalu juga
benar di masa depan
• Auditor bertindak ekslusif dalam
kapasitasnya sebagai auditor
• Status profesional auditor independen
sepadan dengan kewajiban profesional

38
Mengapa Auditing Laporan Keuangan
diperlukan
Audit laporan keuangan memiliki peran
yang tidak dapat dihindari dalam pasar
bebas, seperti di bidang:
–Bisnis
–Pemerintahan
–Perekonomian

39
Dasar Audit Laporan Keuangan
• Hubungan antara Akuntansi dan Auditing.
• Verifiabilitas Data Laporan Keuangan.
• Perlunya Audit Laporan Keuangan.
• Manfaat Ekonomik suatu Audit.
• Keterbatasan Laporan Keuangan Auditan.

40
Hubungan antara Akuntansi dan
Auditing
• Analisis transaksi dan • Pahami industri dan bisnis
Peristiwa • Dapatkan dan evaluasi bukti
• Ukur & catat data transaksi yg terkait dg keuangan
• Klasifikasi & ikhtisar data • Verifikasi LK apakah sesuai
dg SAK
• Evaluasi kelayakan • Berikan opini dlm Laporan
• Susun LK sesuai dg SAK Auditor
• Distribusi LK • Kirim LA ke klien
• Kirim rekomendasi ke mgt
dan komisaris
Verifiabiltas & Pertimbangan
Profesional dlm LK Auditan
• Data laporan keuangan harus dpt diverifikasi
(tersedianya bukti yg dpt diuji utk menentukan
validitas informasi laporan keuangan)
• Pendapat berdasarkan dasar yang layak  wajar
(validity dan propriety)
– Validity: authentic, sound, atau well-grounded
– Propriety: sesuai dg accounting rules & customs

42
Perlunya Audit Laporan Keuangan
• Konflik Kepentingan
– Aktual dan potensial konflik kepentingan antara mgt dg
pengguna laporan keuangan
• Konsekuensi
– Perusahaan publik, perbankan, AD/ART
• Kompleksitas; proses penyusunan LK
• Keterjauhan: jarak, waktu, dan biaya
– Keempat kondisi di atas disebut dg information risk, yi
risiko bhw lk salah, tdk lengkap atau bias

43
Manfaat Ekonomis suatu Audit
• Akses ke pasar Modal
• Biaya Modal Yg lebih Rendah
• Mencegah Inefesiensi dan Kecurangan
• Perbaikan Pengendalian dan Operasional

44
Keterbatasan Audit Laporan Keuangan
• Kelayakan Biaya Audit:
– diperlukan pengujian dg sampel
• Kelayakan waktu Audit
– Harus selesai 3-4 minggu setelah tgl neraca
• Alternatif Kebijakan Akuntansi
– Alternatif prinsip  efeknya berbeda
• Estimasi Akuntansi
– Hasil akhirnya tdk pasti

45
Hubungan Auditor Independen dg: …
• Management
– Professional skepticism
• Dewan Komisaris dan Komisi Audit
– Meningkatkan independensi auditor
• Auditor Internal
– Direct assistance & Sifat complement
• Pemegang Saham
– Auditor dpt hadir dlm RUPS

46
STANDAR AUDITING
• Standar Umum
• Standar Pekerjaan Lapangan
• Standar Pelaporan

47
Standar Umum
• Kualifikasi Auditor
– Latihan tehnis dan profesi yang cukup
• Sikap Mental Independen
– Independen dalam sikap maupun dalam
penampilan
• Cara Kerja Saksama dan Cermat
– Hati-hati dan tidak ceroboh

48
Standar Pekerjaan Lapangan
• Perencanaan dan Supervisi
• Pemahaman Pengendalian Internal
• Bukti cukup kompeten

49
Standar Pelaporan
• Opini kesesuaian dengan PABU
• Identifikasi adanya ketidakkonsistenan
• Pengungkapan Cukup
• Pendapat secara keseluruhan

50
Penerapan Standar Auditing
• Tidak membedakan apakah entitas yang
diaudit:
– Besar vs Kecil
– Bentuk badan hukum entitas vs bukan BH
– Tipe industri
– Bertujuan laba atau nirlaba

51
Hubungan Standar Auditing dan
Prosedur Auditing
• Prosedur auditing adalah metode yang dipakai
dan tindakan yang dilaksanakan oleh auditor
selama audit (seperti hitung, periksa
rekonsiliasi, amati penghitungan pisik sediaan
dll)
• Standar Auditing diterapkan pada setiap
penugasan, sedangkan prosedur auditing
bervariasi utk setiap penugasan

52
Jaminan yang disediakan oleh Suatu
Audit
• Pemakai Laporan Keuangan Auditan
mengharapkan auditor untuk:
– Melakukan audit dg kemampuan tehnis,
integritas, independen dan obyektif
– Mencari dan menemukan salahsaji material, baik
yg disengaja maupun tidak
– Mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang
menyesatkan

53
Independensi Auditor
• Tonggak profesi auditor
• Netral terhadap entitas yg diaudit (obyektif)
• Bertanggungjawab terhadap pemakai laporan
auditor
• Independensi, integritas, dan obyektivitas
auditor mendorong pemakaian laporan
keuangan yang dilampiri laporan auditor

54
Konsep Jaminan Yang Layak
• Bahwa laporan keuangan bebas dari salahsaji
material. Konsep jaminan yang layak tidak
menjaminan keakuratan laporan keuangan
• Konsep ini secara tersirat bahwa audit menyangkut
tes (pengujian)
• Konsep ini juga secara tersirat menyatakan bahwa l/k
manajemen mencakup estimasi dan ketidakpastian

55
Pencarian Kecurangan (fraud)
• Hanya kecurangan yang menyebabkan
salahsaji material dalam laporan keuangan
• Dua jenis salah saji yang terkait dengan
kecurangan: (1) Fraudulent Financial
Reporting dan (2) Misappropriation of assets

56
Kecurangan Penyajian Laporan
Keuangan
• Manipulasi, pemalsuan, penggantian catatan
akuntansi atau dokumen pendukung yang digunakan
sbg dasar penyusunan l/k
• Penghilangan dengan sengaja peristiwa, transaksi
atau informasi penting lain dalam laporan keuangan
• Dengan sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang
salah yang terkait dg jumlah, klasifikasi, penyajian
dan pengungkapan

57
Penggelapan Assets
• Ini menyangkut pencurian aktiva entitas yg
dampaknya akan menyebabkan laporan
keuangan menjadi tidak wajar
• Contoh:
– Penggelapan penerimaan
– Pencurian harta
– Perusahaan harus membayar utk barang atau jasa
yg tidak diterimanya

58
Tanggungjawab Auditor terhadap
Kecurangan
• Menemukan kesalahan atau ketidakberesan yg
menyebabkan laporan keuangan tidak bebas dari
salah saji yg material
• Memaksa mgt utk merevisi laporan keuangan
• Memberi tahu:
– Manajemen di atasnya
– Dewan Komisaris atau Komisi Audit
– Secara etika auditor tidak boleh mengungkapkan
kecurangan ke pihak luar, KECUALI

59

• Diminta pengadilan
• Kepada Bapepam, bila auditor menarik diri
atau diberhentikan
• Auditor pengganti
• Agen pemberi dana atau pihak lain sesuai dg
perjanjian audit utk entitas yang menerima
bantuan dari pemerintah

60
Pelanggaran Hukum
• Tindakan seperti penyuapan, memberi
sumbangan politik tidak sah, dan pelanggaran
thdp undang-undang dan peraturan
pemerintah
• Ada dua karateritik tindakan illegal yg
memPngaruhi tanggungjawab auditor utk
menemukannya:
– Apakah utk

61

– Apakah utk menentukan suatu tindakan itu illegal
normalnya di luar kemampuan profesi auditor
– Tindakan illegal bervariasi dlm hubungannya dg
laporan keuangan, mulai dari pelanggaran
undang-undang perpajakan (langsung
berpengaruh) s/d undang-undang ttg lingkungan
hidup (berpengaruh tdk langsung)

62
Tanggungjawab Auditor utk
melaporkan Tindakan Illegal
• Berpengaruh terhadap kewajaran l/k  l/k
harus direvisi, jika tdk beri pendapat kualifikasi
atau tidak wajar
• Kalau auditor tdk mendapatkan bukti yg cukup
ttg tindakan illegal, komunikasi informasi ini
melalui opini kualifikasi atau disclaimer,
jelaskan jenis dan keterbatasan luas lingkup

63
Jaminan Tentang Kontinuitas Usaha
• Penyajian yang wajar tidak berarti kontinuitas
usaha klien terjamin
• Auditor bertanggungjawab utk menilai apakah
ada keraguan yang substansial bahwa entitas
mampu menjaga kelangsungan usahanya
setahun ke depan

64
Keterangan Sehat
• Laporan auditor tidak sama dengan surat
keterangan sehat
• Laporan auditor menambah tingkat
kepercayaan pemakai laporan keuangan
terhadap data yg ada dlm laporan keuangan
itu.

65
Laporan Auditor Standar
• Alamat yang dituju
• Paragrap Pengantar
• Paragrap Luas Lingkup
• Paragrap Opini
• Tandatangan Auditor
• Nomor Register AP
• Tanggal pekerjaan lapangan selesai

66
Alamat Yang Dituju dapat:
• Pemilik
• Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
• Komite Audit
• Direksi
• Atau pihak lain yang menugaskan

67
Paragrap Pengantar

• Tipe jasa yang dilaksanakan


• Laproan keuangan yang diaudit
• Entitas yang diaudit
• Tanggal dan periode laporan
• Tanggungjawab manajemen
• Tanggungjawab auditor

68
Paragram Luas Lingkup
• Audit dilaksanakan sesuai dengan standar auditing,
yang mengharuskan
– Perencanaan dan pelaksanaan
– Pemeriksaan bukti berdasar tes
– Penilaian prinsip akuntasi yang digunakan dan esimasi
yang signifikan yang dibuat manajemen
– Evaluasi laporan keuangan secara keselruhan
• Auditor yakin bahwa auidt telah memberikan dasar
yang layak untuk pemberian opini

69
Penyimpangan dari Laporan Standar
• Laporan Standar atau Wajar Tanpa
Pengecualian
• Opini yang lain:
– Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa
penjelasan
– Wajar dengan Pengecualian
– Tidak wajar
– Tidak Memberikan Pendapat

70
Wajar Dengan Pengecualian  material
Penyebab: Pembatasan oleh klien/keadaan
Penyimpangan dari PABU

71
• Tidak Wajar  Amat material
• Penyebab: Penyimpangan dari PABU

• Menolak  Amat Material


• Penyebab: Pembatasan oleh klien/keadaan

72
Laporan Pertanggungjawaban
Manajemen
• Integritas dan Obyektivitas penyajian
informasi
• Menjaga pengendalian interen dan
bertanggungjawab atas kewajaran laporan
keuangan
• Penjelasan tentang fungsi Dewan Komisaris
dan Komisi Audit

73
Tren yang mempengaruhi
tanggungjawab auditor
• Tehnologi Informasi
– On-line laporan keuangan
– Opini atas reliabilitas sistem informasi
• Jasa Assurance

74
Program Audit Kinerja

Bimbingan Teknis
SATUAN PEMERIKSA INTERNAL LEVEL 2
Audit Kinerja
Audit kinerja merupakan salah satu jenis audit yang
dilakukan sebagai pengembangan diri audit keuangan.
Audit kinerja untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja
suatu entitas, untuk memastikan sesuai atau tidaknya
sasaran yang kegiatan yang menggunakan anggaran.
Oleh karena audit kinerja (performence audit)
merupakan perluasan dari audit keuangan yang
meliputi : ekonomi, efisien dan efektifitas, maka
auditor yang akan melaksanakan kegiatan harus
memperoleh informasi tentan organisasi, meliputi
struktur organisasi, prosedur kerja dan sistem
informasi dan pelaporan keuangan dan kegiatan
kepada manajemen.
Jenis Audit Kinerja
1.Audit Program (Audit Efektivitas)
Audit program mencakup penentuan atas :
• Tingkat pencapaian hasil program yang
diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan
oleh undang-undang atau badan lain yang
berwenang.
– Efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program,
kegiatan, atau fungsi instansi yang bersangkutan
– Tingkat kepatuhan entitas yang diaudit terhadap
peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pelaksanaan program/kegiatannya.
Contoh pelaksanaan audit program antara lain :
• Menilai tujuan program, baik yang baru maupun
yang sudah berjalan, untuk menentukan apakah
tujuan tersebut sudah memadai dan tepat/relevan.
• Menentukan tingkat pencapaian hasil program yang
diinginkan.
• Menilai efektivitas program dan/atau unsur program
secara sendiri – sendiri.
• Mengidentifikasi faktor yang menghambat
pelaksanaan kinerja yang baik dan memuaskan.
• Menentukan apakah manajemen telah
mempertimbangkan alternatif - alternatif lain untuk
melaksanakan program tersebut yang mungkin
dapat memberikan hasil yang lebih baik dengan
biaya rendah.
2. Contoh Audit Program
• Menilai tujuan program, baik yang baru maupun
yang sudah berjalan, untuk menentukan apakah
tujuan tersebut sudah memadai dan tepat/relevan
• Menentukan tingkat pencapaian hasil program yang
diinginkan.
• Menilai efektivitas program dan/atau unsur program
secara sendiri - sendiri
• Mengidentifikasi faktor yang menghambat
pelaksanaan kinerja yang baik dan memuaskan
• Menentukan apakah manajemen telah
mempertimbangkan alternatif - alternatif lain untuk
melaksanakan program tersebut yang mungkin dapat
memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya
rendah
3. Audit Ekonomi dan Efisiensi
Audit ekonomi dan efisiensi berfungsi untuk:
• Apakah entitas telah memperoleh,
melindungi, dan menggunakan sumber
dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang,
dan peralatan kantor) secara hemat dan
efisien.
• Apa yang menjadi penyebab timbulnya
pemborosan dan efisiensi.
• Apakah entitas tersebut telah mematuhi
peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan penghematan dan
efisiensi.
Audit ekonomi dan efisiensi dapat
mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit
telah:
• Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang
sehat.
• Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu,
dan jumlah) sesuai dengan kebutuhan dan dengan
biaya yang wajar
• Melindungi dan memelihara semua sumber daya
negara yang ada secara memadai.
• Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang
tanpa tujuan atau yang kurang jelas tujuannya.
• Menghindari adanya pengangguran atau jumlah
pegawai yang berlebihan.
4. Audit Operasional
Audit operasional merupakan penelahaan
secara sistematik aktivitas operasi
organisasi dalam hubungannya dengan
tujuan tertentu. Dalam audit operasional,
auditor diharapkan melakukan
pengamatan yang obyektif dan analisis
yang komprehensif terhadap operasional-
operasional tertentu.
Tujuan audit operasional adalah untuk:
• Menilai kinerja, kinerja dibandingkan dengan
kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan
sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh
manajemen
• Mengidentifikasikan peluang dan
• Memberikan rekomendasi untuk perbaikan
atau tindakan lebih lanjut. Pihak-pihak yang
mungkin meminta dilakukannya audit
operasional adalah manajemen dan pihak
ketiga. Hasil audit operasional diserahkan
kepada pihak yang meminta dilaksanakannya
audit tersebut.
5. Audit Manajemen
• Memberikan informasi tentang efektifitas ,
efisiensi dan ekonomisasi operasional
perusahaan kepada manajemen.
• Penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi
didasarkan pada standar-standar tertentu.
• Audit diarahkan kepada operasional sebagian
atau seluruh struktur organisasi.
• Audit ini dapat dilakukan oleh akuntan maupun
bukan akuntan.
• Hasil audit manajemen berupa rekomendasi
perbaikan kepada manajemen.
Kebutuhan Akan Audit Manajemen
• Pihak rumah sakit harus menyadari signal yang
mengindikasikan kebutuhan untuk melaksanakan
audit manajemen. Berikut beberapa signal
tersebut:
• Defisit secara kontinu dan signifikan. Audit
manajemen berusaha mencari penyebab dan
pemecahannya misalnya cost yang terlalu tinggi
atau harga yang harus ditingkatkan.
• Turnover Sumber Daya Manusia (SDM) yang
tinggi. Hal ini mengindikasikan inefisiensi dalam
pengelolaan SDM, mungkin dalam hal kompensasi
atau situasi kerja.
• Rasa kebutuhan yang tinggi dan mendesak dari
manajemen untuk memperoleh keyakinan terhadap
efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi pengelolaan
perusahaan termasuk akurasi laporan yang
diterima.
• Performansi atau kinerja sebagian atau seluruh
departemen di bawah standar. Standar yang
dimaksud bisa berupa peraturan perusahaan,
standar perusahaan, standar dan praktek industri
(ISO 9000),prinsip organisasi dan manajemen, serta
prinsip praktik yang sehat.
• Acquicition Audit yaitu saat akan mengakui
sisiperusahaan lain.
• Masalah operasional khusus lainnya yang sulit
dipecahkan oleh manajemen.
Audit Laporan Kinerja
Laporan kinerja merupakan laporan manajemen rumah
sakit yang berisi tentang:
1. Kinerja Non Keuangan:
• Pelanggan;
• Proses bisnis internal;
• Pertumbuhan dan pembelajaran.

2. Kinerja keuangan
• Produktivitas;
• Efisiensi.
Program Audit Laporan Kinerja
1.Pendahuluan
a. laporan kinerja rumah sakit merupakan laporan
yang disusun berdasarkan gabungan laporan
unit-unit kerja selama periode tertentu.
b. pendekatan penyusunan laporan kinerja dapat
menggunakan balance scorecard yang terbagi
dalam 4 perspektif:
• pelanggan;
• proses bisnis internal;
• pertumbuhan dan pembelajaran; dan
• keuangan
a. Setiap perspektif menggunakan indikator kinerja
sesuai SPM atau rumusan indikator lainnya.
b. Pengukuran kinerja dengan membandingkan
antara realisasi periode laporan dengan tahun lalu
dan perencanaan (RBA):

No Indikator Tahun ini Tahun lalu Target Tahun


ini
1 Pelanggan

2 PBI

3 PP

4 Keuangan
No Indikator Tahun ini Tahun lalu Target Tahun
ini
1 Pelanggan

2 PBI

3 PP

4 Keuangan
a. Tujuan
b. Memberikan keyakinan yang
memadai bahwa laporan kinerja
bebas dari salah saji material.
c. Agar manajemen memperoleh
informasi kinerja yang akurat.
d. Pengambilan keputusan yang
tepat untuk peningkatan kinerja
rumah sakit.
3. Instruksi Khusus
a. Terdapat risiko pengendalian yang cukup
signifikan, karena sistem penyusunan
laporan kinerja belum baik.
b. Penyusunan laporan kinerja dilakukan oleh
fungsi yang kurang memahami
substansinya.
c. Kemungkinan terdapat kesalahan dalam
analisis kinerja atau bahkan tidak
dianalisis.
d. Laporan kinerja bisa jadi tidak standar
sehingga tidak konsisten format dan
substansinya.
4. Prosedur Audit
a. Minta laporan kinerja tahun ini, tahun
sebelumnya dan RBA tahun ini.
b. Minta laporan keuangan basis akrual.
c. Cocokkan kebenaran antara laporan keuangan
dan laporan kinerja.
d. Cocokan kebenaran laporan kinerja tahun lalu
(sebagai pembanding) dengan laporan kinerja
saat ini.
e. Cocokan kebenaran pembanding target dengan
RBA.
f. Lakukan analisis varian.
g. Berikan rekomendasi manajemenatas kinerja
rumah sakit.

You might also like