You are on page 1of 28

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

F DI
WILAYAH PUSKESMAS JUATA LAUT
KOTA TARAKAN
TAHUN 2018

NUR INDAH OKTAVIANTI


15.701010.002
JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN
2018
LATAR BELAKANG

Asuhan kebidanan meliputi kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan.
Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah persalinan dapat terjadi adanya suatu komplikasi atau
penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut. Agar proses-proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar
dan tidak berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini dengan memantau kesehatan ibu yang
berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur kepetugas kesehatan,
melakukan kunjungan minimal 4 kali.

Selama tahun 2015 berdasarkan laporan dari Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara terjadi 21 kasus kematian
ibu. Kematian ibu terjadi di 4 (empat) kabupaten/kota dan tahun 2015 terbanyak terjadi di Kabupaten Nunukan dan
Bulungan masing – masing sebanyak 7 kasus. Pada tahun 2015 Kabupaten Tana Tidung ditetapkan sebagai Kabupaten
AKINO (Angka Kematian Ibu Nol) dan selama tahun 2015 AKB (Angka Kematian Bayi) terjadi sekitar 12 kematian
bayi per 1000 kelahiran hidup di Kota Tarakan, Kalimatan Utara dan merupakan tertinggi ke 3 setelah Malinau dan
Bulungan.
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (atonia uteri; 50-60%, sisa plasenta; 23-24%,
retensio plasenta; 16-17%, persalinan dengan laserasi jalan lahir; 4-5% dan kelainan darah ; 0,5-0,8%).
Perdarahan terjadi 10 kali lebih sering pada saat persalinan. Salah satu penyebab kematian ibu pada
sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas yang terjadi adalah karena retensio plasenta, sehingga
perlu dilakukan upaya penanganan yang baik dan benar yang dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan
keterampilan tenaga kesehatan khususnya dalam pertolongan persalinan, peningkatan manajemen
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK), ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan yang merupakan prioritas
dalam pembangunan sektor kesehatan guna pencapaian target Millenium Development Goal’s (MDG’s)
tersebut.
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi perumusan masalah adalah “Bagaimanakah asuhan yang
diberikan pada ibu dan bayi Ny.F mulai dari usia kehamilan 35 minggu sampai 6 minggu post partum serta apakah
terdapat kesenjangan antara pemberian asuhan kebidanan komprehensif dengan landasan teori?”
TUJUAN

1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komperehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada Ny.F sejak masa hamil 35
minggu, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, dengan menggunakan manajemen pendokumentasian Asuhan Kebidanan dalam bentuk
SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan anamnesa pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
b. Melakukan analisis masalah pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
c. Melakukan rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir.
d. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KEHAMILAN

Proses kehamilan merupakan matarantai yang


bersinambung dan terdiri dari : ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm. (Manuaba, 2013)
PERSALINAN

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses


pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Saifuddin, 2014).
Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi
lahir (Saifuddin, 2014).
Jenis Retensio Plasenta

a. Plasenta adhesiva implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan
kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
b. Plasenta akreta Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian lapisan miometrium.
c. Plasenta inkreta Implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/ melewati lapisan
miometrium.
d. Plasenta perkreta Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa dinding uterus.
e. Plasenta inkarserata Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh kontraksi
ostium uteri.
PREDISPOSISI
a. Grandemultipara adalah wanita yang memiliki lebih dari 5 kelahiran.
b. Bekas operasi pada uterus, akibat dari kuret berulang atau nekas operasi sesar berisiko karena plasenta dapat
tertanam lebih dalam pada uterus
c. Plasenta previa terjadi karena dibagian ishmus uterus, pembuluh darah sedikit sehingga perlu masuk kedalam.
d. Kelamin ganda, sehingga memerlukan implantasi plasenta yang sedikit luas.
PLASENTA SUDAH LEPAS
Apabila plasenta sudah lepas, tetapi belum lahir maka hal ini bisa
PLASENTA BELUM TERLEPAS disebakan oleh :
Terdiri atas 2, plasenta belum lepas sebab fisiologis atau patologis.
 Kontraksi rahim yang tidak adekuat (atonia uteri)
Sebab fisiologis
 Akibat kesalahan dalam penanganan pada kala III persalinan,
1) His atau kontraksi rahim yang kurang kuat seperti manipulasi rahim yang dilakukan sebelum terjadinya

2) Tempat melekatnya plasenta yang berada di sudut tuba falopi pelepasan plasenta sehingga menyebakan kontraksi rahim
menjadi tidak teratur
3) Bentuk plasenta membranasea dan plasenta anularis
 Pemberian uterotonik, obat yang meningkatkan kontraksi rahim
4) Ukuran plasenta yang sangat kecil
yang tidak tepat waktu sehingga menyebabkan leher rahim
berkontraksi sehingga menutupi mulut rahim
1) Plasenta Adhesiva adalah tertanamnya plasenta secara kuat pada rahim
2) Plasenta Akreta adalah plasenta yang tertanam hingga memasuki sebagian
lapisan otot rahim
3) Plasenta Inkreta adalah plasenta yang tertanam hingga memasuki
keseluruhan lapisan otot rahim
4) Plasenta Prakreta adalah plasenta yang tertanam menembus lapisan otot
hingga mencapai lapisan terluar rahim
5) Plasenta Inkarserata adalah plasenta yang tertahan didalam rahim akibat
menyempitnya mulut rahim.
Masa Nifas Bayi Baru Lahir

 Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah  Bayi baru lahir normal adalah bayi yang

keluarnya placenta sampai alat-alat baru lahir pada usia kehamilan genap 37-41
reproduksi pulih sampai sebelum hamil minggu, dengan presentasi belakang kepala
dan secara normal masa nifas berlangsung atau letak sungsang yang melewati vagina
selama 6 minggu atau 40 hari (Saifuddin, tanpa memakai alat (Maryunani, 2014)
2014)
Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2018 (09.00) UK 35 minggu 1 hari ANC
Hasil Px: TTV TD: 110/70 mmHg N: 83 x/menit, S:36,5 ‘C
R: 21x/menit, IMT: 20,6 Hb:11,7 gr/dl,
TFU: 28 cm. tidak ditemukan kelaian. K1

K2
Tanggal: 07 April 2018 (10.00) UK 36 minggu 6 hari
Hasil Px: TTV: TD: 110/70 mmHg N: 84x/menit,
Suhu: 37 C. R: 21x/menit,
TFU: 29 cm, tidak ditemukan kelainan

Tanggal: 21 April 2018 (10.00) UK 37 minggu 5 hari


Hasil Px: TTV:TD: 120/70 mmHg, N: 82x/menit,
S: 36,6 C, R: 21x/menit, K3
TFU: 29 cm, tidak ditemukan kelaian.
06 Mie 2018, Jam : 06:00 WIB, UK 40 minggu > 1 hari, TTV TD : 120/90 mmHg, Suhu : 36,70C,
Nadi : 79 x/menit, Respirasi: 22 x/menit, TFU : 30 cm, DJJ : 146x/menit,, Kontraksi : 3x /10’ x
35” sedang, PD: vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tebal, pembukaan 2 cm, ketuban positif,
presentasi kepala, H I, molage tidak ada, tali pusat tidak teraba.

Jam 09:00 WIB TD : 110/80 mmHg, Nadi : 80x/m, Repirasi : 22x/m, DJJ : 144x/m, His :
4x10’x37” kuat, pemeriksaan dalam, portio tebal-lunak, pembukaan 5 cm, ketuban positif,
presentasi kepala, HII, molage tidak ada, tali pusat tidak teraba.
I
Jam 10.00 WIB, Nadi : 82x/menit, Pernafasan: 23x/menit, DJJ : 144x/m, HIS : 5x10’x69” kuat, N
PD portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban positif (amniotomi), presentasi kepala, H IV, C
molage tidak ada, tali pusat tidak teraba.

Jam 10.10 WIB, bayi lahir spontan, menangis kuat, gerak aktif, warna kulit kemerahan dan tidak
terdapat kelainan.

Jam 10.11 wib segera suntikan oksitosin lakukan PTT, Jam 10.26 suntik oksitosin kedua lakukan
PTT, tidak ada tanda pelepasan. Kosongkan kandung kemih, lakukan PTT , nilai perdarahan dan
segera lakukan rujukan ke RSUD jika tidak terdapat perdarahan.
• Tanggal 07 Mei 2018, jam 09.00 WIB
• TD: 110/80 mmHg, Nadi: 79 x/menit RR: 21 x/menit Suhu:36,6 °C, TFU : 2 jari bawah
KF 1 pusat, tidak ditemukan kelainan.

• Tanggal 10 Mei 2018, Jam 10:00 WIB


• TD: 110/80 mmHg, Nadi: 81x/menit, S: 36,7ºc, RR : 22x/menit, TFU: 4 jari bawah pusat,
KF 2 tidak ditemukan kelainan.

• Tanggal 22 Mei 2018, Jam : 10:00 WIB


• TD : 100/70 mmHg, Nadi : 79x/menit, S : 36ºc, RR : 20x/menit, TFU: 3 jari diatas
KF 3 simpisi, tidak ditemukan kelainan.
[BBL 1] Tanggal 06 Mie 2018, jam : 10.10 WIB
Nadi : 135x/menit, Suhu : 36,7 °c Respirasi : 45x/menit ,
BB : 3100 gram, PB : 50 cm, tidak ada kelainan

[BBL 2] Tanggal 10 Mie 2018, jam : 11.00 WIB


Nadi : 146 x/menit, Suhu : 36,2°c, Respirasi : 47 x/menit
BB : 3200 gram, PB : 50 cm, tidak ada kelainan

[BBL 3] Tanggal 22 Mie 2108, jam : 10. 00 WIB


Nadi : 145 x/menit Suhu : 36,8°c, Respirasi : 49 x/menit ,
BB : 3800 gram, PB : 53 cm, tidak ditemukan kelainan.
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi antara praktek yang dilakukan dilahan dengan teori
yang ada. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat di ambil suatu kesimpulan
dan pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga
dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang
efektif dan efesien khususnya pada pasien ibu bersalin dengan retensioplasenta.
Asuhan kebidanan telah diberikan kepada Ny. F di Puskesmas Juata Laut sebanyak 3 kali dari tanggal 07 April-21 Maret 2018, diawali UK 35 minggu 1 hari, 36
minggu 6 hari dan 37 minggu 5 hari. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. F yaitu anamnesa , keluahan,riwayat obstetric dan ginekolog, riwayat kehamilan,
nifas dan persalinan yang lalu, riwayat Kb, keadaan kehamilan sekarang, pola kebiasaan selama kehamilan, data spikologis dan spiritual dan kemudian penulis
melakukan pemeriksaan dengan standar pelayanan 10T yaitu :
 Status gizi, Jika dilihat dari IMT ada kesenjangan penambahan berat badan
selama kehamilan berdasarkan Indeks Massa Tubuh, Ny. F mempunyai IMT
16,36 dan termasuk dalam kategori berat badan di bawah normal. Sehingga
 Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan , Pada kunjungan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dikarenakan pola makan ibu
pertama berat badan Ny. F yaitu 37 kg, dan pada kunjungan kedua berat yang kurang jika ibu merasa tidak ada nafsu untuk makan dan sebelum hamil
berat berat badan ibu un berkurang di karenakan malas makan.
badan Ny. F 43 kg, pada kunjungan ketiga dan keempat Ny. F 45,5 kg dan

berat badan Ny. F sebelum hamil 36 kg, dan dihitung Ny F mengalami  Ukur tunggi fundus uteri, Pemeriksaan TFU dilakukan dengan palpasi,
dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan. Oleh sebab itu didapatkan
kenaikan berat badan sekitar 8,5 kg selama hamil, kehamilan dianggap
hasil, pada Ny. F pada kunjungan pertama usia kehamil 35 minggu yaitu
tidak normal dikarenakan kenaikkan BB Ny. F kurang sehingga dikatakan 28 cm, pada kunjungan ke dua usia kehamilan 36 minggu yaitu 29 cm,
ada kesenjangan dengan teori, karena normalnya kenaikkan berat badan pada kunjungan ke tiga usia kehamilan 37 minggu yaitu 29 cm, dan
pada kunjungan ke empat usia kehamilan 38 minggu 29 cm, menurut
wanita hamil selama kehamilan kira-kira 12,7-18,1 kg untuk IMT dibawah
Mochtar seharusnya pada usia kehamilan 35 minggu : 31 cm diatas
18,5. simfisis, 38 minggu : 33 cm diatas simfisis. Sehingga ada kesenjangan
antara teori dan hasil pengkajian.
 Ukur tekanan darah
Lanjuta……….

 Presentasi janin dan dengarkan DJJ


 Imunisasi Tetanus Toxoid
 Tes Laboratorium
 Pemberian Tablet Fe
 Tes PMS
 Temu Wicara
 Menjelang akhir kehamilannya Ny. F mengalami proses tanda-tanda persalinan seperti : mules-mules
yang frekuensinya semakin sering, durasinya semakin lama, keluar darah bercampur lendir yang
berjalan normal. Pada masa tersebut penolong berusaha memberikan asuhan yang optimal,
diantaranya dengan melibatkan keluarga, berupa dukungan dan memberikan kesempatan pada
keluarga untuk mendampingi selama proses persalinan.

 Asuhan sayang ibu pada saat persalinan diberikan sesuai kebutuhannya, diantaranya mencoba
memberikan posisi yang nyaman pada proses persalinan serta memberikan nutrisi dan cairan
sehingga ibu dapat meneran dengan baik tanpa adanya hambatan. Cairan yang cukup selama
persalinan akan lebih banyak memberikan energi dan mencegah dehidrasi.
Kala I Kala II

 Kala I Ny. F dimulai sejak tanggal 06 Mei 2018, pukul 06.00 WIB, ibu datang  Menurut teori menyebutkan bahwa pada
dengan keluhan mules-mules yang sering sudah keluar lendir darah dan belum Primigravida kala II berlangsung rata - rata 1
keluar air-air, ibu datang ke Puskesmas Juata Laut. kala 1 dimulai dari jam ½ -2 jam dan pada Multigravida rata - rata
06.00 WIB, dengan hasil VT 2 cm dan pada pukul 09.00 dengan hasil VT 5
½ - 1 jam 21. Pada kala II, waktu yang
diperlukan Ny. F dimulai dari pembukaan
cm. Pada jam 10.00 WIB ibu mengatakan mules seperti akan BAB dan
lengkap sampai lahirnya bayi yaitu 10 menit.
kemudian dilakukan VT ulang dengan hasil pembukaan 10 cm (lengkap). Jadi
Hal ini dikatakan normal karena Ny. F
dapat dihitung kala I Ny. F yaitu ± 4 jam terhitung dari pembukaan 2
adalah Multigravida. Sehingga tidak ada
cm,dikarenakan ibu segera ke Puskesamas ketika merasakan mules dengan kesenjangan antara teori dan praktek.
alasan mules yang semakin sering. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek karena menurut teori Mochtar kala

1 pada multigravida berlangsung 7 jam.


Kala III Kala IV

 Pada kala III, waktu yang diperlukan Ny. F cukup lama di karenakan plasenta tidak lahir hingga
 Kala IV disebut juga dengan kala
±30 menit. Pada umumnya persalinan kala III berlangsung < 30 menit sebagian besar berlangsung
pengawasan. Pengawasan yang dilakukan
sekitar 2-5 menit. Setelah bayi lahir dilakukan palpasi untuk memastikan tidak ada janin kedua

lalu dilakukan menejemen aktif kala III diantaranya penulis memberikan suntikan oksitoksin 10 sampai 2 jam pertama. Tetapi kala IV
unit injeksi IM dilakukan untuk membuat kontraksi uterus agar kuat dan efektif, selanjutnya Ny. F tidak dilakukan dikarenakan pada
penegangan tali pusat terkendali dilakukan saat kontraksi sampai plasenta lahir, setelah ± 15 Kala III ibu di lakukan rujukan dengan
menit dilakukan penengangan tali pusat plasenta tidak lahir. Maka selanjutnya diberikan suntik
retensio plasenta.
oksitosin 10 unit injeksi IM yang kedua, penegangan tali pusat terkendali dilakukan lagi saat

kontraksi sampai plasenta lahir. ± 15 menit kemudian plasenta tidak lahir juga. Selanjutnya

lakukan pengkosongan kandung kemih menggunakan kateter, ulangi kembali penengangan. ±30

menit plasenta tidak lahir segera lakukan tindakan , nilai perdarahan jika terjadi perdarahan  Pada Nifas dan BBL tidak ditemukan
maka segera lakukan manual plasenta jika tidak maka lakukan rujukan pada Ny. F. Semua
kesenjangan antara teori dan praktek.
tindakan yang dilakukan pada Ny. F dan ada kesenjangan antara teori dan praktek.
 Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan menggunakan pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara SOAP

pada Ny. F dari kehamilan, bersalin, nifas dan BBL yang dimulai 06 April sampai 15 Mei 2018. Maka dapat disimpulkan :

a. Telah dilakukan anamnesa pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir pada Ny. F di Puskesmas Juata Laut ditemukan keluhan

sering BAK pada saat hamil, dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek pada hasil anamnesa ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas

dan bayi baru lahir.

b. Telah dilakukan analisis masalah pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. F di puskesmas Juata Laut hasilnya

terdapat masalah pada persalinan kala III yaitu retensio plasenta dimana plasenta tidak lahir dalam ± 30 menit dan dilakukan rujukan segera

dikarenakan tidak terdapat perdarahan.

c. Telah dilakukan rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. F di Puskesmas Juata Laut

dengan terfokus pada persalinan Kala III dengan retensio plasenta dilakukan rujukan segera ke fasilitas yang lebih lengkap atau RSUD.

d. Telah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. F di puaskesmas Juata Laut secara

promotif, preventif, dan kuratif terutama pada kasus yang menjadi prioritas masalah. Ditemukan masalah pada kala III persalinan dengan

terjadinya retensio plasenta dan segera dilakukan rujukan sehingga ada kesenjangan antara teori dan praktek.

e. Telah dilakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny. F di Puskesmas Juata Laut yang diberikan secara umum baik pada kasus yang menjadi

prioritas dimana pada persalinan kala III di dapatkan plasenta tidak lahir dalam ± 30 menit dan segera dilakukan rujukan kefasilitas yang lebih

lengkap atau RSUD.

You might also like