You are on page 1of 18

NADYA AKBARINA

03012184
 Berbentuk buah pir yang terletak pada
permukaan visceral hepar
 P = ± 7 – 12 cm
 Kapasitas ± 35 – 50 cc
 Terdapat 3 bagian utama → fundus, corpus,
dan collum
 Vaskularisasi → arteri & vena cystica
 Limfe → nodi lymphatici cysticae
 Persarafan → plexus coeliacu
Makanan Lemak merangsang Kontraksi
berlemak di pengeluaran CCK dari kandung
duodenum mukosa duodenum empedu

Relaksasi otot polos distal


duktus coledokus dan Empedu masuk
ampula relaksasi dalam duodenum
Fungsi Kandung Empedu : Fungsi Cairan Empedu :
 Memekatkan cairan • Emulsifikasi lemak dalam
empedu usus halus dan absorbsi
lemak

 Secara berkala kandung • Mengeluarkan beberapa


empedu akan produk buangan dari darah,
mengosongkan isinya ke
antara lain bilirubin
dalam duodenum melalui
kontraksi simultan lapisan
ototnya dan relaksasi
sfingter Oddi.
 Gabungan beberapa unsur
yang membentuk suatu
material mirip batu
 Terbentuk didalam kandung
empedu (kolesistolitiasis)
 ataudi dalam saluran
empedu (koledokolitiasis)
 atau pada dua-duanya.
 Gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis
empedu dan infeksi kandung empedu.

 Faktor Risiko :
 4Fs” : female (wanita), fertile (subur)-khususnya selama kehamilan, fat (gemuk), forty
(empat puluh tahun).
 Batu kolesterol : Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung
lebih dari 70% kolesterol.
 Batu pigmen : merupakan 10 % dari batu yang mengandung < 20 %
kolesterol
 Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat).komponen utama : kalsium
bilirubinat. Umumnya batu terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang
terinfeksi.
 Batu pigmen hitam. Tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat hitam
yang tak terekstraksi. Banyak ditemukan pada pasien dengan hemolisis kronik
atau sirosis hati. Terdiri dari derivat polymerized bilirubin.
 Batu campuran : Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana
mengandung 20-50% kolesterol. Ditemukan hampir 90 % pada penderita
cholelithiasis.
 Asimtomatik (50%) :
Kurang dari 25 % pasien asimtomatik : merasakan gejala yang
membutuhkan intervensi setelah periode 5 tahun.
 Simtomatik :
Nyeri epigastrium, kuadran kanan atas. kolik bilier >15 menit, nyeri 30-60
menit pascaprandial kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi makanan
berlemak, mual dan muntah
 Koledokolitiasis :
Tidak menimbulkan gejala dalam fase tenang. Kadang teraba hati dan
sklera ikterik.
 Kolesistitis akut :
Paling umum dan sering menyebabkan
kedaruratan abdomen nyeri perut kanan atas
yang tajam dan konstan, berupa serangan akut
ataupun didahului sebelumnya oleh rasa tidak
nyaman di daerah epigastrium post prandial.
Nyeri bertambah saat inspirasi atau
dengan pergerakan. dapat menjalar kepunggung
atau ke ujung skapula. mual, muntah dan
penurunan nafsu makan.
Dapat dijumpai tanda toksemia, ”Murphy sign” (+)

 Serum amilase meningkat : pankreatitis


 Anamnesis
 Gejala klinis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan radiologis :
Foto polos abdomen
USG
CT scan
MRCP
 Konservatif
 Disolusi → batu < 20mm, fungsi kandung empedu baik & duktus
sistikus paten.
 Litotripsi (ESWL)
 Terapi Diet
 makanan cair rendah lemak. hindari kolesterol yang tinggi
terutama lemak hewani. Suplemen bubuk tinggi protein dan
karbohidrat dapat diaduk ke dalam susu skim dan adapun
makanan tambahan seperti : buah yang dimasak, nasi ketela,
daging tanpa lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti,
kopi / teh.
 Open kolesistektomi → cholelithiasis
simtomatik
 Kolesistektomi laparoskopik →
cholelithiasis simtomatik tanpa ada
kolesistisis akut
 ERCP (Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography)

You might also like