You are on page 1of 21

TUBO OVARIA ABSES

Uterus, Bilateral Fallopian Tubes, and Ovaries

U: Uterus
C: Cervix
F F: Fallopian Tube
U
M O: Normal Ovary
O
M: Inflamed Tubo-
Ovarian Mass

Note the hemorrhagic, edematous fallopian tubes, so much so that the architecture of the right tube and
ovary is obscured. The surface of the tubo-ovarian mass is not only red but also somewhat shaggy.

What cardinal signs of inflammation are present? Rubor (Redness) and Tumor (Swelling)
What chemical mediators increase the blood flow to an area of inflammation? Histamine, Nitric Oxide,
PGI2, PGE, PGD2
What is responsible for the shaggy appearance? Fibrinogen exudate deposited as fibrin. Sign of increased
vascular permeability.
Inflamed Fallopian Tubes

http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/Radio/curriculum/Mechanisms/acute_salpingitis1.htm
 30-year-old woman with left tuboovarian abscess.
Initial diagnostic transvaginal sonogram shows
well-defined tubular mass containing low-level
echoes and fluid-debris level (arrow), strongly
suggestive of tuboovarian abscess.
DEFINISI
 Abses tubo ovarium (ATO) adalah radang
bernanah yg terjadi pada ovarium dan atau tuba
fallopi pada satu sisi atau kedua sisi adneksa.
 Insidens: wanita (20-40thn)
 TOA dibagi menjadi 2 yaitu
- TOA primer, - TOA sekunder,
ETIOLOGI
 Neisseria gonorrhea
 Chlamydia trachomatis
 Dari kultur : organisme an aerob
E coli (37%), B. fragillis (22%)

Neisseria gonorrhea dan Chlamydia trachomatis masuk tuba fallopi,


penetrasi, hancurkan sel epitel, nekrosis jaringan, desilasi mukosa
lalu membentuk pus  eksudat purulen
- Bakteri penginfeksi tuba fallopi menghasilkan banyak faktor inflamasi
yang bahkan menstimulasi respon inflamasi pada pasien.
- Reaksi host : edema jaringan, iskemia, nekrosis dinding tuba.
- Pus mengalir dari ujung fimbria tuba ke abdomen, menyebar ke
ovarium dan organ lain di dekatnya (omentum, usus, kandung kemih
dan uterus)
 Abses tubo ovarium (ATO) umumnya
sebagai komplikasi dari pelvic
inflammatory diseases (PID).
 Penyebaran patogen(dari ovarium yg
meradang/naik dari cavum uteri) -----→
cavum peritoneal (lewat ostium tuba) -----→
imunitas tubuh ↓ -----→ respon pertahanan
tubuh -----→ akumulasi bakteri, leukosit,
cairan -----→ aglutinasi -----→ abses
FAKTOR RESIKO

 Banyak pasangan seksual


 Penyakit radang pelvis sebelumnya 
silent
 Penggunaan alat intra uterine  IUD :
±5% ( Mc Neeley et al)
 Status sosio ekonomi rendah
GAMBARAN KLINIS
- Demam, ±38°C
- Nyeri pelvis
- terdapat massa pada pelvis
- Discharge vagina (28%)
- Mual dengan atau tanpa muntah (26%)
- Perdarahan abnormal dari vagina (21%)
- Didahului proses inflamasi pelvis akut (33-50%)
- Sering pada usia 20 – 40 tahun (20-60%
nullipara)
- Menopouse  infeksi atau perforasi usus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Lab : AL, LED, CRP
 USG : trans abdominal dan transvaginal :
massa adnexa kistik kompleks dengan
septa multipel
 CT scan Pelvis : massa tubuler dibatasi
penipisan rendah dengan penebalan
dinding yang uniform
 Gold standart Dx : laparoskopi
TERAPI
 Pembedahan  TAH dan BSO, alasan ;
- AB dikuatirkan tidak adekuat membasmi
beberapa abses
- Squele ginekologi yang memerlukan
pembedahan lebih lanjut sering ditemui
- Resiko ruptur TOA dan perkembangan peritonitis
generalisata Namun banyak penderita TOA
masih dlm usia reproduksi, shg faktor reproduksi
harus menjadi pertimbangan
KONSERVATIF
 Penggunaan AB iv yang agresiv
 Drainase abses dengan pembedahan bila diindikasikan
 Laparoskopi awal u/ drainase abse, utk meningkatkan
keefektifan AB
 Kegagalan :
- Sering pada TOA bilateral
- Massa >8cm
- Nyeri pelvis meningkat
- Demam persisten
- Leukositosis
 Squele jangka panjang :
- Nyeri pelvis kronis
- Infeksi pelvis rekuren
- infertilitas
TERAPI ANTIBIOTIK
 AB dgn cakupan : aerob gram neg & positif, an aerob
gram neg ( Bacteroides Sp )
 Pilihan :
- Sefalosporin Gen II ( spektrum luas )
- Klindamisin, sensitif utk B. fragilis, an aerob gram neg
lain, aerob tertentu
- Klindamisin kombinasi Aminoglikosid  respon Kx 70%
- Metronidazol sbg bakterisid an aerob, dpt menembus
kavitas abses
 AB iv untuk TOA dilanjutkan s.d 72jam, pasien Rawat
jalan : 14hari
REGIMEN PENGOBATAN PASIEN RAWAT INAP

 Regimen A : - Cefotetan 2g/12jam


- Doxiciclin 100mg / 12jam
Regimen B : - Klindamicin 900mg/ 8jam
- Gentamycin 2mg / kg / BB
Regimen alternatif :
- Levofloksasin 500mg/ 12jam + Metronidazol
500mg / 8jam, atau
- Ampicillin / sulbaktam 3g/ 6jam + doksisiklin
100mg/ 12jam
KOMBINASI AB
 doxiciclin
 Gentamicin dan klindamicin
 Kombinasi triple drug = Ampicilin,
Gentamicin dan Klindamicin
 Spektrum luas :
- Quinolon kombinasi dengan metronidazol
 Respon pengobatan :
- Penurunan AL 3000/mm3
- Penurunan gejala
- Pengecilan ukuran massa TOA

Kegagalan Tx awal : TOA ruptur


Kegagalan tertunda :
nyeri persisten dan massa yang masih
nampak pada USG, stlh 6-
8mggupengobatan AB yang sesuai
Radiologis intervensional
 Utk dx dan drainase abses perkutan
 Dengan USG transabdominal dan trans vaginal
dgn CT guided
 Abses < 6cm = aspirasi sederhana, angka
keberhasilan 94%
 Abses > 6cm = penempatan kateter dan
drainase kontinyu, angka keberhasilan 77%
 Indikasi : pasien dgn sakit kritis, post OP baru
saja, usia muda menghindari bedah invasiv
TERAPI PEMBEDAHAN
Indikasi :
 Terdapat tanda akut abdomen
 Kecurigaan ruptur TOA
 Tak respon dgn pengobatan AB IV :
- AL meningkat
- Ukuran TOA meningkat
- Pemburukan nyeri pelvis
- Pasien post menopouse
LAPAROSKOPI
Operatif koservatif : laparatomi operatif
dgn drainase abses endoskopik 
drainase cavitas abses laparaskopik dan
irigasi materi mpurulen dgn NaCL dan
juga cuci dgn AB
 Keberhasilan dikombinasikan dgn AB iv
90%
TOA pada MENOPOUSE
- ±1,7% memiliki abses pelvis
- Etiologi :keganasan gynekologis, keganasan
gastrointetinal, perforasi usus
- Tx : TAH dan BSO
TERIMA KASIH

You might also like