You are on page 1of 34

HYPERTENSIVE RETINOPATHY

dr.Muhammad yusuf
&
Team posbindu
PENDAHULUAN
• Retinopati hipertensi adalah kelainan atau perubahan vaskularisasi retina pada
penderita hipertensi
• Kelainan ini banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Prevalensi yang
lebih tinggi juga ditemukan pada orang berkulit hitam dibandingkan orang kulit
putih
• Terjadinya retinopati hipertensi adalah karena peningkatan tekanan darah yang
akan mengakibatkan pembuluh darah retina mengalami beberapa perubahan
patofisiologis sebagai respon terhadap peningkatan tekanan darah tersebut
• Penatalaksanaan retinopati hipertensi bertujuan untuk membatasi kerusakan
dan menghindari komplikasi pada retina
ANATOMI MATA
ANATOMI MATA
• Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm,
terbungkus oleh 3 lapisan jaringan:
• Sklera: jaringan ikat pembentuk bola mata, Terdapat kornea utk
mempermudah sinar masuk ke dalam mata.
• Uvea/jaringan vascular: terdiri atas
• Iris: terdapat pupil yg mempunyai otot yg mengatur sinar
masuk ke dalam bola mata yaitu otot dilator, otot sfingter iris,
otot siliar

• Retina: terletk paling dalam dan terdapat 2 macam sel yaitu sel
batang (cahaya redup), sel kerucut (warna), retina mempunya 10
lapisan yaitu:
Lapisan-lapisan retina :
1. Membrana limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.
2. Lapisan serabut saraf,yang mengandung akson – akson sel ganglion yang berjalan menuju ke
Nervus Optikus. Di dalam lapisan – lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
3. Lapisan sel ganglion, yang merupakan lapis badan sel dari pada Nervus Optikus.
4. Lapisan pleksiform dalam, yang mengandung sambungan – sambungan sel ganglion dalam sel
amakrin dan sel bipolar.
5. Lapisan inti dalam, merupakan badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal. Lapisan ini
mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
6. Lapisan pleksiform luar, yang mengandung sambungan – sambungan sel bipolar dan sel
horizontal dengan fotoreseptor.
7. Lapisan inti luar, yang merupakan susunan lapis nukleus, sel kerucut dan batang. Ketiga lapis di
atas avaskuler dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
8. Membrana limitan eksterna, yang merupakan membram ilusi.
9. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai
bentuk ramping dan sel kerucut.
10. Epitelium pigmen retina.
ANATOMI RETINA
• Vaskularisasi

• Dari 2 sumber

• Khoriokapilaris berada tepat di luar membrana bruch, memperdarahi sepertiga


bagian luar retina

• Arteri retina sentralis memperdarahi dua pertiga bagian sebelah dalam


FISIOLOGI RETINA
• Terdapat 2 macam sel: sel batang ( melihat cahaya redup), sel kerucut (
warna)
• Sel-sel kerucut terkumpul scr padat di bag. Tengah retina (fovea), fovea
terletak dalam makula yg paling sensitif terhadap cahaya
• Cahaya mengenai sel2 sensitif cahaya berubah menjadi listrik dan di
sampaikan ke korteks visual melalui N. Opticus
• Korteks visual akan merubah listrik tsb menjadi sebuah gambar.
RETINOPATI HIPERTENSI
DEFINISI
• Kelainan atau perubahan vaskularisasi retina pada penderita hipertensi.

• Hipertensi arteri sistemik merupakan tekanan diastolik > 90 mmhg dan tekanan sistolik >
140 mmhg.

• Jika kelainan dari hipertensi tersebut menimbulkan komplikasi pada retina maka terjadi
retinopati hipertensi
KLASIFIKASI
• Klasifikasi Keith-Wagener-Barker (1939)

Stadium Karakteristik
Stadium I Penyempitan ringan, sklerosis dan hipertensi ringan, asimptomatis.

Dalam periode 8 tahun : 4 % meninggal


Stadium II Penyempitan definitif, konstriksi fokal, sklerosis, dan nicking arteriovenous

Dalam periode 8 tahun : 20 % meninggal

Stadium III Retinopati (cotton-wool spot, arteriosclerosis, hemoragik)

Dalam periode 8 tahun : 80 % meninggal


Stadium IV Edema neuroretinal termasuk papiledema

Dalam periode 8 tahun : 98 % meninggal


• Klasifikasi Scheie (1953)

Stadium Karakteristik

Stadium I Penciutan setempat pada pembuluh darah kecil

Stadium II Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang


penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang,
embentuk cabang keras

Stadium III Lanjutan stadium II, dengan eksudasi cotton, dengan perdarahan yang
terjadi akibat diastol di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan
berkurangnya penglihatan

Stadium IV Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai
keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg
• Modifikasi klasifikasi Scheie

Stadium Karakteristik

Stadium 0 Tidak ada perubahan

Stadium I Penyempitan arteriolar


yang hampir tidak
terdeteksi
Stadium II Penyempitan yang jelas
dengan kelainan fokal
Stadium III Stadium II + perdarahan
retina dan/atau eksudat
Stadium IV Stadium III + papiledema
• Klasifikasi Retinopati Hipertensi tergantung dari berat ringannya
tanda – tanda yang terlihat pada retina

Retinopati Deskripsi Asosiasi sistemik

Mild Satu atau lebih dari tanda berikut : Penyempitan Asosiasi ringan dengan penyakit
arteioler menyeluruh atau fokal, AV nicking, stroke, penyakit jantung koroner dan
dinding arterioler lebih padat (silver-wire) mortalitas kardiovaskuler

Moderate Retinopati mild dengan satu atau lebih tanda Asosiasi berat dengan penyakit stroke,
berikut : Perdarahan retina (blot, dot atau flame- gagal jantung, disfungsi renal dan
shape), mikroaneurisma, cotton-wool, hard mortalitas kardiovaskuler
exudates

Accelerated Tanda-tanda retinopati moderate dengan edema Asosiasi berat dengan mortalitas dan
papil dan dapat disertai dengan kebutaan gagal ginjal
• Klasifikasi Retinopati Hipertensi di Bagian Ilmu Penyakit
Mata RSCM
Tipe Funduskopi
Tipe 1 : Arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan
percabangan tajam, perdarahan ada atau tidak ada,
Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak
eksudat ada atau tidak ada.
ada sklerose, dan terdapat pada orang muda.

Tipe 2 : Pembuluh darah mengalami penyempitan, pelebaran,


dan sheating setempat. Perdarahan retina, tidak ada
Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sklerose
edema papil
senile, pada orang tua.
Tipe 3 : Penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena
crossing, perdarahan multiple, cotton wall patches,
Fundus dengan retinopati hipertensi dan
macula star figure.
arteriosklerosis, terdapat pada orang muda.
Tipe 4 : Edema papil, cotton wall patches, hard exudates, soft
exudates, star figure yang nyata.
Hipertensi progresif
PATOFISIOLOGI
• Tekanan darah tinggi persisten  penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia
dinding tunika media dan degenerasi hialin  penyempitan arteriolar 

• Gangguan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai “arteriovenous crossing”, dapat
menyebabkan membeloknya venula pada persilangan (fenomena Gun)

• Dinding arteriola bertambah tebal, sehingga warna kuning dari dinding yang tebal bercampur
dengan warna kolom darah, memberikan warna seperti tembaga, dikenal sebagai “cooper
wiring”

• Jika bertambah tebal lagi dapat mengalami kalsifikasi dan terlihat sebagai garis putih, jika
menutupi kolom darah, arteriola terlihat seperti kawat perak (silver wire arteri)
PATOFISIOLOGI
• Pembentukan eksudat  kerusakan pada sawar darah
retina, nekrosis otot polos, dan sel-sel endotel, eksudasi
darah dan lipid, dan iskemik retina
• Gambaran pada retina mikroaneurisma, hemoragik, hard
exudate, dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal
sebagai “cotton wool spot”
GEJALA KLINIK

• Kronis

• Gejala penyakit awal sering tidak dirasakan

• Mengeluhkan sakit kepala dan nyeri pada mata

• Penurunan penglihatan atau penglihatan kabur hanya terjadi


pada stadium III atau stadium IV
DIAGNOSIS

• Anamnesis (riwayat hipertensi),

• penglihatan yang menurun

• buram dan seperti berbayang apabila melihat sesuatu

• Pemeriksaan fisik (tekanan darah),

• didapatkan tekanan diastol > 90 mmHg dan tekanan sistol > 140 mmHg

• Pemeriksaan oftalmologi (funduskopi),

• Pemeriksaan penunjang dengan angiografi fluorosens


• Pemeriksaan oftalmologi (funduskopi),
• Pemeriksaan penunjang dengan angiografi fluorosens
KOMPLIKASI

• Oklusi Arteri Retina Sentralis (CRAO),

• Oklusi Arteri Retina Cabang (BRAO),

• Oklusi Vena Retina Cabang (BRVO)


DIAGNOSIS BANDING

• Retinopati Diabetik

• Katarak

• Glaukoma

• Kelainan refraksi
PENATALAKSANAAN

• Membatasi kerusakan yang sudah terjadi serta menghindari


terjadinya komplikasi

• Tekanan darah harus diturunkan dibawah 140/90 mmHg


• Perubahan pola dan gaya hidup

• Kontrol berat badan dan diturunkan jika sudah melewati standar berat badan seharusnya

• Konsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh harus dikurangi sementara intake lemak tak

jenuh dapat menurunkan tekanan darah.

• Konsumsi alkohol dan garam perlu dibatasi dan olahraga yang teratur.

• Jika sudah terjadi eksudat di makula, KWB stadium III, dan sudah terjadi

komplikasi maka fotokoagulasi laser dapat dipertimbangkan.

• mengurangi konsumsi oksigen di bagian luar retina dan menyebabkan oksigen lebih mudah

berdifusi dari koroid ke bagian dalam retina, sehingga meningkatkan tekanan oksigen dan

mengurangi hipoksia
PROGNOSIS
• Tergantung kepada kontrol tekanan darah
• Keith wagener barker menentukan 5 year survival rate
berdasarkan tidak diberikan terapi medikamentosa yaitu
antara lain
• Grade I : 4%,
• Grade II : 20%,
• Grade III : 80% ,
• Grade IV : 98%.
KESIMPULAN
• Retinopati hipertensi adalah kelainan atau perubahan vaskularisasi retina pada
penderita hipertensi

• Jika kelainan dari hipertensi tersebut menimbulkan komplikasi pada retina maka
terjadilah retinopati hipertensi

• Pada tahap awal, pembuluh darah retina mengalami vasokonstriksi secara generalisata.
Kemudian terjadi perubahan refleks pada pembuluh darah retina (copper wire),
perubahan pada arteriovenous nicking, cotton wool spot, perdarahan retina. Edema
diskus optikus dapat terlihat pada tahap akhir, dan merupakan indikasi telah terjadi
peningkatan tekanan darah yang sangat berat

• Prognosis tergantung kepada kontrol tekanan darah

• Terapi dengan mengobati faktor primer dengan obat hipertensi yang salah satunya
adalah golongan ACE inhibitor (kaptopril) sangat penting jika ditemukan perubahan
pada fundus akibat retinopati arterial. Fotokoagulasi laser juga dapat dipertimbangkan
sebagai penatalaksanaan yang terbukti memperbaiki oksigenasi bagian dalam retina.

You might also like