Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 4
DEFINISI
DHF 8.
9.
Muntah dengan atau tanpa darah
Haus berlebihan
DBD derajat III dan IV juga disebut dengue syok syndrome (DSS)
TERAPI
DHF
Pengobatan DBD
bersifat suportif
simptomatik dengan
tujuan memperbaiki
sirkulasi dan mencegah
timbulnya renjatan dan
timbulnya Koagulasi
Intravaskuler
Diseminata (KID).
3 Fase Perjalanan Penyakit DBD
1 2 3
Fase demam yang berlangsung selama 2-7 hari. Terapi simtomatik dan suportif
• Parasetamol 10-15mg/kg/dosis setiap 4-6 jam (salisilat tidak dianjurkan karena mempunyai resiko
terjadinya penyulit perdarahan dan asidosis)
• Kompres hangat diberikan apabila pasien masih tetap panas
• Terapi suportif yang diberikan antara lain larutan oralit, jus buah dll.
1. Fase Demam
Setelah bebas demam selama 24 jam tanpa antipiretik, pasien DBD akan memasuki fase kritis. Sebagian
pasien akan sembuh setelah pemberian cairan intravena, sedangkan kasus berat akan jatuh ke dalam fase
syok.
Fase kritis atau bocornya plasma yang berlangsung umumnya hanya 24-48 jam, sekitar hari 3
sampai hari ke-5 perjalananpenyakit.
Tatalaksana Cairan
1. Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien tidak dapat makan dan minum melalui oral
2. Adanya syok
3. Kristaloid (jenis cairan pilihan diantaranya : ringer laktat dan ringer asetat terutama pada fase
syok)
4. Koloid (diindikasikan pada keadaan syok berulang atau syok berkepanjangan)
5. Selama fase kritis pasien harus menerima sejumlah cairan rumatan ditambah defisit 5-8% atau
setara dehidrasi sedang.
3. Fase Penyembuhan
Secaraumum,sebagianbesarpasienDBDakansembuhtanpakomplikasidalamwaktu24-48jamsetelahsyok.
Indikasipasienmasukkedalamfasepenyembuhanadalah:
Keadaanumummembaik
Meningkatnyaseleramakan
Tandavitalstabil
Htstabil danmenurunsampai35-40
Diuresiscukup
Dapatditemukanconfluentpetechialrash
Cairanintravenaharusdihentikansegeraapabilamemasukifaseini.
Pemeriksaan
Penunjang
1.Padapemeriksaandarah
2.Perubahanmetabolik:
ditemukan:
• Hiponatremipalingsering
• Leukopeniapadaakhirfase
terjadipadapasienDHF
demam
atauDSS
• Limfositosisbiasanya
• Asidosismetabolik
terlihatsebelumfasesyok
ditemukanpadapasiensyok
• Hematokritmeningkat>20
danharusdikoreksisegera
(hemokonsentrasi)
• Kadarureanitrogendarah
• Trombosit<100.000/µl
meninggi
(trombositopenia)
3.Kelainankoagulasi
• Masaprotrombin Pemeriksaan
memanjang Penunjang
• Masatromboplastin
parsialmemanjang
• Kadarfibrinogenturun 4.PemeriksaanFungsi
danpeningkatan hati:
penghancuranfibrinogen • Kadartransaminase
merupakanpertandaDIC sedikitmeningkat 5.PemeriksaanRadiologis
(Disseminated • Kadaralbuminrendah, :
Intravascular dapatmenjaditanda • Fotorontgenthorax:
Coagulation) adanya posisi right lateral
hemokonsentrasi decubitus(RLD)
• Ditemukanadanyaefusi
pleurakanan.Efusi
bilateral bisaterjadi
padaDSS
Pemeriksaan
Penunjang
6.PemeriksaanSerologis
Lalu buatlah akses vena dan ambil sampel darah untuk analisa gas darah,
kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit, golongan darah, dan
crossmatch, ureum, kreatinin, elektrolit Na, K, Cl, Ca, Mg, dan asam laktat.
Lalu pasang kateter urin dan lakukan penampungan urin , urinalisis dan
pengukuran berat jenis urin. Jumlah diuresis dihitung setiap jam (normal 2-
3 ml/kgBB/jam).
Cairan Koloid yang Dapat Pasien DBD perlu dirujuk ke
Dipakai ICU atas indikasi berikut:
MEDIK
3. Obat :
Antibiotika : diberikan pada penderita shock membangkang dan/ atau dengan gejalasepsis
Kortikosteroid : pemberiannya controversial Hati-hati pada penderita dengan gastritis.
Heparin : diberikan pada penderita dengan DIC Dosis 100 mg/kg BB setiap 6 jam i.v.
Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue (DBD)
PENATALAKSANAAN DENGUE SHOCK SYNDROME
(DSS)
1. Cairan :
A. Kristaloid :
• Ringer Laktat
• 5 % Dextrose di dalam larutan Ringer Laktat
• 5 % Dextrose di dalam larutan Ringer asetat
• 5 % Dextrose di dalam larutan setengah normal garam faali, dan
PADA PENDERITA • 5 % Dextrose di dalam larutan normal garam faali
ANAK-ANAK
B. Koloidal :
• Plasma expander dengan berat molekul rendah (Dextran 40)
• RL/ D 5 % dalam RL/ D 5 % dalam Ringer Asetat / larutan normal garam
faali ----> diberikan 10 –20 ml/kg BB/ 1 jam.
Pada Kasus yang Berat (Grade IV) Dapat Diberikan Bolus 10 Ml/Kg Bb (1 X
atau 2 X).
• Jika renjatan berlangsung terus (HCTtinggi) diberikan larutan koloidal
(Dextran atau Plasma) sejumlah 10 – 20 ml/kg BB/ 1jam.
PENATALAKSANAAN DENGUE SHOCK SYNDROME
(DSS)
2. Transfusi Darah
Diberikan pada :
• Kasusdengan renjatan yang sangat berat atau renjatan yang berkelanjutan.
• Gejala perdarahan yang nyata, misal : hematemesis danmelena.
PADA PENDERITA
o Pemberian darah dapat diulang sesuai dengan jumlah yangdikeluarkan.
ANAK-ANAK
o Jika jumlah thrombocyte menunjukkan kecenderungan menurun<>
o Antipiretika : yang diberikan sebaiknya Parasetamol (mencegah timbulnya Efek
samping pedarahan dan asidosis)
o Obat penenang : diberikan pada kasus yang sangat gelisah. Dapat diberikan
Valium 0,3 – 0,5 mg/kgBB/kali (bila tidak terjadi gangguan system pernapasan)
atau Largactil 1 mg/kgBB/kali. Bila penderita kejang dapat diberikan kombinasi
Valium (0,3 mg/kgBB) i.v. dan diikuti Dilantin (2 mg/kgBB/jam 3 kali sehari).
Evaluasi
Langkahevaluasidariproseskeperawatanmengukurresponsklienterhadaptindakankeperawatandan
kemajuanklienkearahpencapaiantujuan.Evaluasiterjadikapansajaperawatberhubungandenganklien.
Penekanannyaadalahpadahasilklien.Perawatmengevaluasiapakahperilakuklienmencerminkansuatu
kemunduranataukemajuandalamdiagnosakeperawatan(PerryPotter,2005).
Hasil asuhan keperawatan pada klien dengan DHF sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada pasien.
Adapun sasaran evaluasi pada pasien demamberdarah dengue sebagai berikut :
Kematian pada DBD dan DSS mortalitasnya cukup tinggi jika penanganan
yang diberikan tidak adekuat.
• Pencegahan penyakit terhadap diri kita
bagi tiap keluarga Satu sendok makan (10 gram) untuk 100 liter air
2. 100% tempat penampungan air sukar Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk
abate
dikuras diberi abate tiap 3 bulan Bubuk akan menempel di dinding bak/
3. ABJ (angka bebas jentik) diharapkan tempayan/ kolam
Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan
mencapai 95%
Eksternal
C. Penyelidikan Epidemiologi
1. Dilakukan petugas puskesmas yang terlatih dalam waktu
B. Foging Focus dan Foging Masal 3x24 jam setelah menerima laporan kasus
2. Hasil dicatat sebagai dasar tindak lanjut
1. Foging fokus dilakukan 2 siklus dengan
penanggulangan kasus
radius 200 mdengan selang waktu 1
minggu
2. Foging masal dilakukan 2 siklus diseluruh
D. Penyuluhan perorangan/kelompok untuk
wilayah suspek KLBdalam jangka waktu 1 meningkatkan kesadaran masyarakat.
bulan
3. Obat yang dipakai : Malation 96EC atau
Fendona 30EC dengan menggunakan E. Kemitraan untuk sosialisasi penanggulangan
Swing Fog DBD.
Thank you
• Depkes RI.,2010b. Penemuan Tatalaksana dan Penderita Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Dirjen
P2L.
• Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Standar Penanggulan Penyakit DBD. Edisi 1 Volume 2. Jakarta
:Dinas Kesehatan 2002.
• Hadinegoro S.R, Demam berdarah dengue Dalam : naskah lengkap pelatihan bagi dokter spesialis anak dan
dokter spesialis penyakit dalam dalam tata laksana DBD, Penerbit FKUI, Jakarta, 2005
• Hadinegoro SRS,Soegijanto S, Wuryadi S, Surososo T. Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah
Daftar •
Dengue pada Anak. Naskah Lengkap Pelatihan bagi Dokter Spesialis Anak & Dokter Spesialis Penyakit
Dalam dalam tatalaksana kasus DBD. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2004.
Mardiana., 2010. Panduan Lengkap Kesehatan Mengenal Mencegah dan Mengobati Penularan
Pustaka •
Penyakit dari Infeksi. Yogjakarta : Citra Pustaka.
Permono B. Aktivasi koagulasi, inhibisi koagulasi dan fibrinolisis. Dalam : Priyatno A, Setiati TE, Soemanti
Ag. Kegawatan sistem hematologi pada anak. Simposium Nasional PGD. Semarang: BP FK UNDIP; 2001 :
1-5.
• Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan,2006. Demam Berdarah Dengue In: Aru W.
Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. Editors: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. P.1731-1735
• Samsi TK. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue di RS Sumber Waras. Cermin Dunia
Kedokteran 2000.
• WHO, Clinical Diagnosis of Dengue dalam: http://
www.who.int/entity/csr/resources/publications/dengue/1-11.pdf
• World Health Organization Regional Office for South East Asia. Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever : Comprehensive Guidelines. New Delhi : WHO.1999