You are on page 1of 39

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

1. Alfiani Listiana Putri -1510714005- 4. Dita Savitri -1510714031


2. Tiffany Surono Putri -1510714021- 5. Ihsan Abdul Aziz -1510714037-
3. Raissa Putri Ramadhanti -1510714027-

KELOMPOK 4
DEFINISI

Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit


menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam
mendadak selama 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas disertai
dengan lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda
perdarahan di kulit berupa bintik merah, lebam (echymosis) atau
ruam (purpura) (Depkes RI, 2010b).
DEFINISI
Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala,
nyeri otot, sendi dan tulang yang disertai leukopenia, limfadenopati,
trombositopenia dan diatesis hemoragik. Penurunan jumlah sel darah
putih dan ruam-ruam. Demam berdarah dengue/dengue
hemorraghagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai
pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang
parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam
syok hipovolemik akibat kebocoran plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS)
(Mardiana, 2010).
PATOFISIOLOGI

Mekanisme sebenarnya Hipotesis tersebut


tentang patofisiologi dan menyatakan bahwa DHF
patogenesis demam terjadi bila seseorang
berdarah dengue hingga terinfeksi ulang virus dengue
kini belum diketahui dengan tipe yang berbeda. Re-
secara pasti, tetapi infeksi menyebabkan reaksi
sebagian besar menganut anamnestik antibodi sehingga
"the secondary mengakibatkan konsentrasi
heterologous infection kompleks imun yang tinggi.
hypothesis".
The Secondary Heterologous Infection Hypothesis
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegepti dan Aedes albopicnus
sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Virus
akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke jaringan lain,
terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun
hematogen.

Tubuh akan membentuk kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah


sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang berakibat
dilepaskannya anafilatoksin C3a dan C5a permeabilitas dinding pembuluh
darah meningkat yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.
Pada penderita renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai
lebih dari pada 30% dan berlangsung selama 24 -48 jam.
ETIOLOGI
Disebabkan oleh virus
dengue DEN-1

Virus dengue termasuk


dalam kelompok B
Arthropod virus
Arbovirosis yang termasuk DEN-4
4Jenis DEN-2
dalam genus Flavivirus, Serotipe
famili Flaviviridae.
Flavivirus merupakan
virus dengan diameter
30nm terdiri dari asam
ribonukleat rantai tunggal DEN-3
dengan berat molekul 4 x Merupakan
106 serotipe paling
dominan
Gejala Klinis
1. Demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari bisa
mencapai 41 °C
2. Facial flushing
3. Menurun nya nafsu makan
4. Ptekie (Ruam yang berupa bintik-bintik pendarahan
dibawah kulit yang berwarna merah kehitaman)
5. Kulit mudah memar
6. Sakit kepala
7. Nyeri otot, tulang, sendi

DHF 8.
9.
Muntah dengan atau tanpa darah
Haus berlebihan

1. Uji tornikuet positif


2. Trombositopenia
3. Hematokrit naik
1. Suhu turun (kulit dingin, lembab, dan tampak gelisah)
2. takikardia (nadi cepat)
3. nadi tak teraba
4. Tekanan nadi menurun sampai < 20mmHg
5. Hipotensi
6. vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah
7. penguatan kontraktilitas miokard
8. takipnea (pernafasan abnormal)
9. Tekanan nadi menurun sampai < 20mmHg
DSS 10. Hipotensi
11. Hiperkapnea dan Hiperventilasi

DSS dapat berlanjut menjadi kegagalan mekanisme homeostatis, perfusi


miokard dan curah jantung yang menurun, kematian
Derajatpenyakitinfeksivirusdengue
DD/DBD DERAJAT GEJALA LABORATORIUM
Leucopenia,
Demam disertai 2 atau lebih tanda : Serologi
Trombositopenia, tidak
DD sakit kepala, nyeri retro-orbital, Dengue
ditemukan bukti kebocoran
myalgia, artralgia Positif
plasma
Trombositopenia
Gejala di atas ditambah uji bending
DBD I (<100.000/µL), bukti ada
positif
kebocoran plasma
Trombositopenia
Gejala di atas ditambah perdarahan
DBD II (<100.000/µL), bukti ada
spontan
kebocoran plasma

Gejala di atas ditambah kegagalan Trombositopenia


DBD III sirkulasi (kulit dingin dan lembab (<100.000/µL), bukti ada
serta gelisah) kebocoran plasma

Syok berat disertai dengan tekanan


DBD IV
darah dan nadi tidak terukur

DBD derajat III dan IV juga disebut dengue syok syndrome (DSS)
TERAPI
DHF

Pengobatan DBD
bersifat suportif
simptomatik dengan
tujuan memperbaiki
sirkulasi dan mencegah
timbulnya renjatan dan
timbulnya Koagulasi
Intravaskuler
Diseminata (KID).
3 Fase Perjalanan Penyakit DBD

1 2 3

Fase Demam Fase Kritis Fase


Berlangsung 2- Berlangsung Penyembuhan
7 hari hari ke-3
hingga hari ke-
5
1. Fase Demam

Fase demam yang berlangsung selama 2-7 hari. Terapi simtomatik dan suportif

• Parasetamol 10-15mg/kg/dosis setiap 4-6 jam (salisilat tidak dianjurkan karena mempunyai resiko
terjadinya penyulit perdarahan dan asidosis)
• Kompres hangat diberikan apabila pasien masih tetap panas
• Terapi suportif yang diberikan antara lain larutan oralit, jus buah dll.
1. Fase Demam
Setelah bebas demam selama 24 jam tanpa antipiretik, pasien DBD akan memasuki fase kritis. Sebagian
pasien akan sembuh setelah pemberian cairan intravena, sedangkan kasus berat akan jatuh ke dalam fase
syok.

PemeriksaanFisik Pemeriksaan Laboratorium

1. Tanda vital 1. Leukopenia dan limfositosis relative → dalam waktu 24


2. Perabaan hati → hati yang jam pasien akan bebas demam serta memasuki fase
membesar dan lunak kritis
merupakan indikasi mendekati 2. Trombositopenia → pasien memasuki fase kritis dan
fase kritis, pasien harus memerlukan pengawasan ketat di rumahsakit
diawasi ketat dan dirawat di 3. Peningkatan Ht 10-20% mengindikasikan pasien
rumah sakit memasuki fase kritis dan memerlukan terapi cairan
intravena apabila pasien tidak dapat minumoral.
2. Fase Kritis

Fase kritis atau bocornya plasma yang berlangsung umumnya hanya 24-48 jam, sekitar hari 3
sampai hari ke-5 perjalananpenyakit.

Tatalaksana Cairan
1. Trombositopenia, peningkatan Ht 10-20%, pasien tidak dapat makan dan minum melalui oral
2. Adanya syok
3. Kristaloid (jenis cairan pilihan diantaranya : ringer laktat dan ringer asetat terutama pada fase
syok)
4. Koloid (diindikasikan pada keadaan syok berulang atau syok berkepanjangan)
5. Selama fase kritis pasien harus menerima sejumlah cairan rumatan ditambah defisit 5-8% atau
setara dehidrasi sedang.
3. Fase Penyembuhan

Secaraumum,sebagianbesarpasienDBDakansembuhtanpakomplikasidalamwaktu24-48jamsetelahsyok.
Indikasipasienmasukkedalamfasepenyembuhanadalah:

 Keadaanumummembaik
 Meningkatnyaseleramakan
 Tandavitalstabil
 Htstabil danmenurunsampai35-40
 Diuresiscukup
 Dapatditemukanconfluentpetechialrash
 Cairanintravenaharusdihentikansegeraapabilamemasukifaseini.
Pemeriksaan
Penunjang

1.Padapemeriksaandarah
2.Perubahanmetabolik:
ditemukan:
• Hiponatremipalingsering
• Leukopeniapadaakhirfase
terjadipadapasienDHF
demam
atauDSS
• Limfositosisbiasanya
• Asidosismetabolik
terlihatsebelumfasesyok
ditemukanpadapasiensyok
• Hematokritmeningkat>20
danharusdikoreksisegera
(hemokonsentrasi)
• Kadarureanitrogendarah
• Trombosit<100.000/µl
meninggi
(trombositopenia)
3.Kelainankoagulasi
• Masaprotrombin Pemeriksaan
memanjang Penunjang
• Masatromboplastin
parsialmemanjang
• Kadarfibrinogenturun 4.PemeriksaanFungsi
danpeningkatan hati:
penghancuranfibrinogen • Kadartransaminase
merupakanpertandaDIC sedikitmeningkat 5.PemeriksaanRadiologis
(Disseminated • Kadaralbuminrendah, :
Intravascular dapatmenjaditanda • Fotorontgenthorax:
Coagulation) adanya posisi right lateral
hemokonsentrasi decubitus(RLD)
• Ditemukanadanyaefusi
pleurakanan.Efusi
bilateral bisaterjadi
padaDSS
Pemeriksaan
Penunjang

6.PemeriksaanSerologis

• Ujihemaglutinasiinhibisi (HaemagglutinationInhibitiontest=HItest)adalahujiserologis yangdianjurkandanpaling


seringdipakaidandipergunakansebagaigoldstandardpadapemeriksaanserologis.
• Ujinetralisasi=Ujineutralisasi adalah ujiserologi yangpalingspesifikdansensitif untukvirusdengue.
• Ujifiksasi komplemen=Ujikomplemenfiksasi jarangdipergunakan sebagai ujidiagnostiksecararutin.
• UjiELISAantidengueIgMdanIgG=IgMantidenguetimbulpadainfeksiprimermaupunsekunderdanadanyaantibodiIgMini
menunjukkanadanyainfeksidengue
• NS1adalahpemeriksaanyangmendeteksibagiantubuhvirusdenguesendiri
DSS
Obat pertama yang diberikan pada kegawatan DBD ialah oksigen.
Hipoksemia harus dicegah dan dikoreksi.

Lalu buatlah akses vena dan ambil sampel darah untuk analisa gas darah,
kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit, golongan darah, dan
crossmatch, ureum, kreatinin, elektrolit Na, K, Cl, Ca, Mg, dan asam laktat.

Lalu pasang kateter urin dan lakukan penampungan urin , urinalisis dan
pengukuran berat jenis urin. Jumlah diuresis dihitung setiap jam (normal 2-
3 ml/kgBB/jam).
Cairan Koloid yang Dapat Pasien DBD perlu dirujuk ke
Dipakai ICU atas indikasi berikut:

1. DEKSTRAN: larutan 10% dekstran 40 dan


6% dekstran 70 mempunyai sifat isotonik
dan hiperonkotik, maka cairan ini akan
menambah volume plasma karena menarik 1. Syok berkepanjangan (syok tak teratasi
cairan dari ekstravaskular ke intravaskular.
lebih dari 60 menit)
2. Gelatin : haemasel dan gelofusin 2. Syok berulang (pada umumnya
merupakan larutan gelatin yang
disebabkan oleh perdarahan internal)
mempunyai sifat isotonik dan isoonkotik.
Efeknya menetap sekitar 2-3 jam dan 3. Perdarahan saluran cerna hebat
tidak menggangu pembekuan darah.
4. Demam berdarah dengue ensefalopati
3. Hydroxy Ethyl Starch (HES) : 6% HES
200/0,5 ; 6% HES 450/0,7 adalah
larutan isotonik dan isoonkotik, sedangkan
10 % HES 200/0,5 isotonik dan
hipoonkotik.
Kriteria Pasien Pulang

a. Bebas panas sedikitnya 24 jam tanpa pemakaian obat antipiretik


b. Nafsu makan membaik
c. Tampak perubahan klinis
d. Output urin baik
e. Hematokrit stabil
f. Melewati 3 hari setelah syok
g. Tidak ada distres pernafasan karena efusi pleura atau asites
h. Trombosit ≥ 50.000/μl
DIET
Tujuan Pemberian Syarat Pemberian Diet TETP
Diet
Untuk memenuhi tujuan yang telah dikemukakan
sebelumnya, perlu diperhatikan persyaratan yang
diperlukan bagi diet TETP :
Tujuan pemberian diet TETP menurut RSDr. Cipto  Tinggi energi,
Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia dalam  Tinggi protein,
 Cukup mineral dan vitamin,
buku penuntun diet anak (1992) adalah sebagai  Mudah dicerna,
berikut :  Diberikan secara bertahap bila penyakit
dalam keadaan berat, dan
1. Memberikan makanan lebih banyak daripada  Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan,
keadaan biasa untuk memenuhi kebutuhan energi seperti kue-kue manis dan gurih tidak diberikan
dekat sebelum waktu makan.
dan protein yang meningkat.
2. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh.
3. Menambah BBhingga mencapai normal / Pemberian Diet
Derajat 1 dan 2 melalui oral
Mempertahankan status gizi optimal. Derajat 3 dan 4 melalui parental
MONEV
PENATALAKSANAAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
(DHF)

MEDIK

DHF tanpa Renjatan DHF dengan Renjatan

• Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 Liter / hari) • Pasang infus RL


• Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat • Jika dengan infus tidak ada respon maka
juga dilakukan kompres berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg
• Jika kejang maka dapat diberi luminal (
antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg IM dan
BB)
untuk anak >1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang • Tranfusi jika Hb dan Htturun
belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg
/ kb BB( anak <1th dan pada anak >1th
diberikan 5 mg/ kg BB).
• Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit
meningkat
PENATALAKSANAAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
(DHF)

Pengawasan Tanda – Tanda Vital Secara Kontinue Tiap Jam


KEPERAWATAN
 Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
 Observasi intik output
 Pada pasien DHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap
Resiko Perdarahan 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri
minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
1. Observasiperdarahan:Pteckie,  Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Epistaksis,Hematomesisdanmelena Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
2. Catat banyak,warnadariperdarahan 
darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
3. PasangNGTpadapasiendengan pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi
perdarahantractusGastroIntestinal productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

Peningkatan Suhu Tubuh


• Observasi/ Ukursuhutubuhsecaraperiodik
• Beriminumbanyak
• Berikankompres
PENATALAKSANAAN DENGUE SHOCK SYNDROME
(DSS)
1. Cairan :
• Infus NaCl 0,9 % / Dextrose 5 % atau RingerLaktat
• Plasma expander, apabila shock sulit diatasi.
• Pemberian cairan ini dipertahankan minimal 12 – 24 jam maksimal 48 jam setelah
shock teratasi.
• Perlu observasi ketat akan kemungkinan oedema paru dan gagal jantung, serta
PADA PENDERITA terjadinya shock ulang.
DEWASA
2. Tranfusi darah segar pada penderita dengan perdarahan masif.

3. Obat :
 Antibiotika : diberikan pada penderita shock membangkang dan/ atau dengan gejalasepsis
 Kortikosteroid : pemberiannya controversial Hati-hati pada penderita dengan gastritis.
 Heparin : diberikan pada penderita dengan DIC Dosis 100 mg/kg BB setiap 6 jam i.v.
 Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue (DBD)
PENATALAKSANAAN DENGUE SHOCK SYNDROME
(DSS)
1. Cairan :
A. Kristaloid :
• Ringer Laktat
• 5 % Dextrose di dalam larutan Ringer Laktat
• 5 % Dextrose di dalam larutan Ringer asetat
• 5 % Dextrose di dalam larutan setengah normal garam faali, dan
PADA PENDERITA • 5 % Dextrose di dalam larutan normal garam faali
ANAK-ANAK
B. Koloidal :
• Plasma expander dengan berat molekul rendah (Dextran 40)
• RL/ D 5 % dalam RL/ D 5 % dalam Ringer Asetat / larutan normal garam
faali ----> diberikan 10 –20 ml/kg BB/ 1 jam.

Pada Kasus yang Berat (Grade IV) Dapat Diberikan Bolus 10 Ml/Kg Bb (1 X
atau 2 X).
• Jika renjatan berlangsung terus (HCTtinggi) diberikan larutan koloidal
(Dextran atau Plasma) sejumlah 10 – 20 ml/kg BB/ 1jam.
PENATALAKSANAAN DENGUE SHOCK SYNDROME
(DSS)

2. Transfusi Darah
Diberikan pada :
• Kasusdengan renjatan yang sangat berat atau renjatan yang berkelanjutan.
• Gejala perdarahan yang nyata, misal : hematemesis danmelena.
PADA PENDERITA
o Pemberian darah dapat diulang sesuai dengan jumlah yangdikeluarkan.
ANAK-ANAK
o Jika jumlah thrombocyte menunjukkan kecenderungan menurun<>
o Antipiretika : yang diberikan sebaiknya Parasetamol (mencegah timbulnya Efek
samping pedarahan dan asidosis)
o Obat penenang : diberikan pada kasus yang sangat gelisah. Dapat diberikan
Valium 0,3 – 0,5 mg/kgBB/kali (bila tidak terjadi gangguan system pernapasan)
atau Largactil 1 mg/kgBB/kali. Bila penderita kejang dapat diberikan kombinasi
Valium (0,3 mg/kgBB) i.v. dan diikuti Dilantin (2 mg/kgBB/jam 3 kali sehari).
Evaluasi
Langkahevaluasidariproseskeperawatanmengukurresponsklienterhadaptindakankeperawatandan
kemajuanklienkearahpencapaiantujuan.Evaluasiterjadikapansajaperawatberhubungandenganklien.
Penekanannyaadalahpadahasilklien.Perawatmengevaluasiapakahperilakuklienmencerminkansuatu
kemunduranataukemajuandalamdiagnosakeperawatan(PerryPotter,2005).

Hasil asuhan keperawatan pada klien dengan DHF sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada pasien.
Adapun sasaran evaluasi pada pasien demamberdarah dengue sebagai berikut :

 Suhu tubuh pasien normal (360C -  Aktivitas sehari-hari pasien dapat


370C), pasien bebas dari demam. terpenuhi.
 Pasien akan mengungkapkan rasa nyeri  Pasien akan mempertahankan sehingga
berkurang. tidak terjadi syok hypovolemik dengan
 Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien tanda vital dalam batas normal.
mampu menghabiskan makanan sesuai  Infeksi tidak terjadi.
dengan porsi yang diberikan atau  Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
dibutuhkan.  Kecemasan pasien akan berkurang dan
 Keseimbangan cairan akan tetap terjaga mendengarkan penjelasan dari perawat
dan kebutuhan cairan pada pasien tentang proses penyakitnya.
terpenuhi.
EDUKASI
INTERNAL

Kematian pada DBD dan DSS mortalitasnya cukup tinggi jika penanganan
yang diberikan tidak adekuat.
• Pencegahan penyakit terhadap diri kita

 Memperkuat daya tahan tubuh


Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi (terutama untuk
mengganti cairan tubuh yang terbuang akibat gejala demam tinggi
dan muntah-muntah).

 Melindungi dari gigitan nyamuk


Eksternal
A. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

1. Melakukan metode 3 M (menguras,


Menutup dan Menyingkirkan tempat
perindukan nyamuk) minimal 1 x seminggu Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)

bagi tiap keluarga  Satu sendok makan (10 gram) untuk 100 liter air
2. 100% tempat penampungan air sukar  Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk
abate
dikuras diberi abate tiap 3 bulan  Bubuk akan menempel di dinding bak/
3. ABJ (angka bebas jentik) diharapkan tempayan/ kolam
 Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan
mencapai 95%
Eksternal
C. Penyelidikan Epidemiologi
1. Dilakukan petugas puskesmas yang terlatih dalam waktu
B. Foging Focus dan Foging Masal 3x24 jam setelah menerima laporan kasus
2. Hasil dicatat sebagai dasar tindak lanjut
1. Foging fokus dilakukan 2 siklus dengan
penanggulangan kasus
radius 200 mdengan selang waktu 1
minggu
2. Foging masal dilakukan 2 siklus diseluruh
D. Penyuluhan perorangan/kelompok untuk
wilayah suspek KLBdalam jangka waktu 1 meningkatkan kesadaran masyarakat.
bulan
3. Obat yang dipakai : Malation 96EC atau
Fendona 30EC dengan menggunakan E. Kemitraan untuk sosialisasi penanggulangan
Swing Fog DBD.
Thank you
• Depkes RI.,2010b. Penemuan Tatalaksana dan Penderita Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Dirjen
P2L.
• Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Standar Penanggulan Penyakit DBD. Edisi 1 Volume 2. Jakarta
:Dinas Kesehatan 2002.
• Hadinegoro S.R, Demam berdarah dengue Dalam : naskah lengkap pelatihan bagi dokter spesialis anak dan
dokter spesialis penyakit dalam dalam tata laksana DBD, Penerbit FKUI, Jakarta, 2005
• Hadinegoro SRS,Soegijanto S, Wuryadi S, Surososo T. Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah

Daftar •
Dengue pada Anak. Naskah Lengkap Pelatihan bagi Dokter Spesialis Anak & Dokter Spesialis Penyakit
Dalam dalam tatalaksana kasus DBD. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2004.
Mardiana., 2010. Panduan Lengkap Kesehatan Mengenal Mencegah dan Mengobati Penularan

Pustaka •
Penyakit dari Infeksi. Yogjakarta : Citra Pustaka.
Permono B. Aktivasi koagulasi, inhibisi koagulasi dan fibrinolisis. Dalam : Priyatno A, Setiati TE, Soemanti
Ag. Kegawatan sistem hematologi pada anak. Simposium Nasional PGD. Semarang: BP FK UNDIP; 2001 :
1-5.
• Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan,2006. Demam Berdarah Dengue In: Aru W.
Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. Editors: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. P.1731-1735
• Samsi TK. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue di RS Sumber Waras. Cermin Dunia
Kedokteran 2000.
• WHO, Clinical Diagnosis of Dengue dalam: http://
www.who.int/entity/csr/resources/publications/dengue/1-11.pdf
• World Health Organization Regional Office for South East Asia. Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever : Comprehensive Guidelines. New Delhi : WHO.1999

You might also like