You are on page 1of 60

ANTI MIKROBA SALURAN NAPAS

BY MAINAL FURQAN
Antibiotik ?
• Infeksi Bakteri terjadi bila bakteri mampu melewati barrier
mukosa atau kulit dan menembus jaringan tubuh.

• Bila bakteri berkembangbiak lebih cepat dari pada aktivitas


respon imun tersebut maka akan terjadi penyakit infeksi yang
disertai dengan tanda-tanda inflamasi.

• Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun


sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan
suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri.
Antibiotik Berdasarkan Spektrum
atau Kisaran Kerja
a. Berspektrum sempit (narrow spectrum), hanya
mampu menghambat segolongan jenis bakteri
saja, contohnya hanya mampu menghambat atau
membunuh bakteri Gram positif atau Gram
negatif saja.

b. Berspektrum luas (broad spectrum), dapat


menghambat atau membunuh bakteri dari
golongan Gram positif maupun Gram negatif
(Pratiwi, 2008).
Antibiotik berdasarkan daya kerja
terhadap mikroba
a. Zat bakterisid, yaitu antibiotik yang memiliki
kemampuan untuk membunuh bakteri.

b. Zat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang


memiliki kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri (Dzen, 2003).
PENGOLONGAN
ANTIBIOTIK BERDASARKAN
MEKANISME KERJA
Antibiotik Berdasarkan Mekanisme
Kerja
1. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri,
seperti beta laktam (penisilin, sefalosporin ,monobaktam,
karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan
vankomisin.
2. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein, misalnya
aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin,
mupirosin, dan spektinomisin.
3. Menghambat enzim – enzim esensial dalam metabolisme
folat, misalnya trimetoprim dan sulfonamid.
4. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat,
misalnya kuinolon, nitrofurantoin.
1.Obat yang Menghambat Sintesis atau Merusak
Dinding Sel Bakteri
a. Antibiotik Beta-Laktam
Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai
golongan obat yang mempunyai struktur cincin
beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin,
monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-
laktamase..
Sefalosporin
• Generasi I, Contoh: Sefaleksin, sefalotin, sefazolin, sefradin,
sefadroksil. Aktivitas: Antibiotik yang efektif terhadap Gram-
positif dan memiliki aktivitas sedang terhadap Gram-negatif.

• Generasi II, Contoh: Sefaklor, sefamandol, sefuroksim,


sefoksitin, sefotetan, sefmetazol, sefprozil.Aktivitas: Aktivitas
antibiotik Gram-negatif yang lebih tinggi dari pada generasi-I.

• Generasi III, Contoh: Sefotaksim, seftriakson, seftazidim,


sefiksim, sefoperazon, seftizoksim, sefpodoksim, moksalaktam.
Aktivitas: Aktivitas kurang aktif terhadap kokus Gram-postif
dibanding generasi-I, tapi lebih aktif terhadap
Enterobacteriace.

• Generasi IV, Contoh: Sefepim, sefpirom. Aktivitas: Aktivitas


lebih luas dibanding generasi-III dan tahan terhadap beta-
laktamase.
2. Obat yang Memodifikasi atau Menghambat
Sintesis Protein
Obat antibiotik yang termasuk golongan ini adalah
aminoglikosid, tetrasiklin, kloramfenikol, makrolida
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin,
mupirosin, dan spektinomisin.
Makrolida (eritromisin, azitromisin,
klaritromisin, roksitromisin)

Makrolida aktif terhadap bakteri Gram-positif,


tetapi juga dapat menghambat beberapa
Enterococcus dan basil Gram-positif. Sebagian
besar Gram-negatif aerob resisten terhadap
makrolida, namun azitromisin dapat
menghambat Salmonela. Azitromisin dan
klaritromisin dapat menghambat H.influenzae,
tapi azitromisin mempunyai aktivitas terbesar.
Keduanya juga aktif terhadap H.pylori.
1) Eritromisin dalam bentuk basa bebas dapat diinaktivasi oleh asam,
sehingga padapemberian oral, obat ini dibuat dalam sediaan salut
enterik. Eritromisin dalam bentuk estolat tidak boleh diberikan pada
dewasa karena akan menimbulkan liver injury. Eritromisin
dimetabolisme oleh hati, pada dosis tinggi bisa menyebabkan mual dan
muntah, tetapi efek-efek ini jarang terjadi dengan azitromisin dan
klaritromisin.

2) Azitromisin lebih stabil terhadap asam jika dibanding eritromisin.


Sekitar37% dosis diabsorpsi, dan semakin menurun dengan adanya
makanan. Obat ini dapat meningkatkan kadar SGOT dan SGPT pada hati.
Azitromisin memiliki waktu paruh sangat panjang (40-60 jam)dan dosis
tunggalnya pada terapi uretritis nonspesifik klamidia sama efektifnya
dengan tetrasiklin yang diberikan selama 7 hari.

3) Klaritromisin. Absorpsi peroral 55% dan meningkat jika diberikan bersama


makanan. Obat ini terdistribusi luas sampai keparu, hati, sel fagosit, dan
jaringan lunak. Metabolit klaritromisin mempunyai aktivitas antibakteri
lebih besar dari pada obat induk. Sekitar 30% obat diekskresi melalui urin,
dan sisanya melalui feses.
.Obat yang Mempengaruhi Sintesis atau
Metabolisme Asam Nukleat
. Kuinolon
Kuinolon merupakan bakterisida karena menghambat lepasnya
untai-untai DNA yang yang terbuka.

;) Fluorokuinolon
norfloksasin, siprofloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin,
levofloksasin, dan lain-lain. Fluorokuinolon bisa digunakan untuk
infeksi yang disebabkan oleh Gonokokus, Shigella, E.coli,
Salmonella, Haemophilus, Moraxellacatarrhalisserta
Enterobacteriaceae dan P.aeruginosa.

Efek samping jarang terjadi, tetapi meliputi mual, muntah, ruam-


ruam, pusing, dan sakit kepala. Konvulsi bisa terjadi karena
kuinolon merupakan antagonis asam aminobutirat (GABA).
dua kelompok antibiotik berdasarkan sifat
farmakokinetikanya, yaitu;
a. Time dependent killing. Lamanya antibiotik
berada dalam darah dalam kadar diatas KHM
sangat penting untuk memperkirakan outcome
klinik ataupun kesembuhan.

a. Concentration dependent. Semakin tinggi kadar


antibiotika dalam darah melampaui KHM maka
semakin tinggi pula daya bunuhnya terhadap
bakteri.
Faktor Interaksi dan Efek Samping ObatSebagai contoh
pemberian siprofloksasin bersama dengan teofilin
dapat meningkatkan kadar teofilin dan dapat berisiko
terjadinya henti jantung atau kerusakan otak
permanen. Demikian juga pemberian doksisiklin
bersama dengan digoksin akan meningkatkan efek
toksik dari digoksin yang bisa fatal bagi pasien.

Faktor Biaya
Peresepan antibiotik yang mahal, dengan harga diluar
batas kemampuan keuangan pasien akan berdampak
pada tidak terbelinya antibiotik oleh pasien, sehingga
mengakibatkan terjadinya kegagalan terapi. Setepat
apapun antibiotik yang diresepkan apabila jauh dari
tingkat kemampuan keuangan pasien tentu tidak akan
bermanfaat.
PrinsipPenggunaanAntibiotikBijak(Prudent)

1. penggunaan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat


dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian
yang tepat.
2. penggunaan antibiotiklinipertama.
3.Penerapan penggunaan antibiotik secara terbatas(
restricted)
4.Menegakkan diagnosis penyakit infeksi, menggunakan
informasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium
seperti mikrobiologi,serologi, dan penunjang lainnya.
5. Cost effectiv
Antibiotik tidak diberikan pada penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh
sendiri (self-limited).
BRONKITIS
• Merupakan inflamasi pada trakheobronkial tidak
termasuk alveol, yang umumnya berhubungan
dengan infeksi pernafasan umum.
• Diklasifikasikan menjadi : bronkitis akut dan
bronkitis kronik.
• Bronkitis akut terutama terjadi selama musim
dingin. Dengan faktor pencetus : cuaca dingin,
lembab dan banyaknya zat pengiritasi seperti
polusi udara, asap rokok.
• Manifestasi Klinik Bronkitis dapat sembuh sendiri
dan jarang menyebabkan kematian.
• Bronkitis akut biasanya diawali dengan infeksi
saluran pernafasan atas.
• Pasien mengalami gejala yang tidak spesifik,
seperti tidak enak badan, sakit kepala, ingusan,
sakit leher.
• Batuk adalah penanda bronkitis akut yang terjadi
awal dan akan menetap walaupun keluhan nasal
dan nasofaring menghilang.
• Seringkali, awalnya, batuk nonproduktif tetapi
berkembang menghasilkan sputum yang
mukopurulen.
terapi
• Tujuan terapi
• Membuat pasien nyaman dan pada kasus berat untuk
mengobati dehidrasi dan gangguan respirasi.
• Terapi Farmakologi :
• Terapi simptomatik dan suportif. Antipireutik tunggal
cukup. Kemudian istirahat dan analgesik-antipireutik
lemah dapat mengatasi keluhan lemah dan demam.
• Pasien dianjurkan untuk minum cairan untuk
mencegah dehidrasi dan kemungkinan penurunan
sekresi respiratif dan kekentalan mukus.
BRONKITIS KRONIS
• Merupakan penyakit yang tidak spesifik pada
orang dewasa. Biasanya pasien akan
melaporkan batuk dengan sputum hampir
sepanjang hari selama paling tidak 3 bulan
berturutan setiap tahun selama 2 tahun
berturutan.
• Manifestasi KlinikPenanda bronkitis kronis
adalah batuk, mulai dari batuk ringan perokok
hingga batuk berat produktif dengan sputum
purulen. Pengeluaran dahak jumlah banyak
biasanya terjadi pada awal pagi, walau banyak
pasien mengeluarkan dahak sepanjang hari.
Sputum yang dikeluarkan biasanya kental
lengket dan berwarna putih-kuning.
PNEUMONIA
• Pneumonia adalah salah satu dari penyakit yang
menyerang saluran respirasi bawah, terjadi
penumpukan cairan pada alveolar, dan
peradangan pada paru-paru.
• Penyakit infeksi ini dapat menyerang semua
umur, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak.
• Pneumonia dapat disertai dengan infeksi pada
bronkhus dan dikenal dengan istilah
bronkhopneumonia.
Terapi Non Farmakologi
• Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan
antara lain : penerapan fisioterapi dada dan
perbaikan nutrisi.
• Perbaikan nutrisi bertujuan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan
memperbaiki fungsi sistem imun agar tubuh
mampu mengeradikasi infektor penyebab
patologi tersebut.
Terapi Farmakologi
• terapi suportif : oksigen, cairan pengganti
bronkodilator, fisioterapi dada, nutrisi,
pengendalian demam.
• Antibiotik empirik dan spektrum luas.
• Bila kultur diketahui, sempitkan spektrum.
• Pencegahan dengan vaksin terhadap S.
Pneumonia dan H. influenzae
BETA LAKTAM
Antibiotik beta-laktam adalah golongan
antibiotika yang memiliki kesamaan komponen
struktur berupa adanya cincin beta-laktam

Antibiotik beta-laktamase bekerja


membunuh bakteri dengan cara
menginhibisi sintesis dinding selnya
Interaksi penting golongan
sefalosporin

• Sefalosporin + furosemid : Efek nefrotoksisitas


cefaloridin meningkat. Diduga furosemid
meningkatkan insiden nekrosis tubuler, sehingga
terjadi penurunan klirens dan peningkatan kadar
plasma cefaloridin. Sedangkan cefaloridin sendiri
nefrotoksik.
Pengatasan
• Kombinasi Sefalosporin + furosemid harus diikuti
monitoring terhadap fungsi ginjal. Usia dan
kegagalan ginjal merupakan faktor predisposisi
yang penting

• Bila pemakaian keduanya tidak bisa dihindari 


jangan berikan furosemid 3-4 jam sebelum
sefalosporin
Interaksi Sefalosporin + probenesid

• Kadar plasma beberapa sefalosporin (cefalotin,


cefalexin, cefamandol, cefazolin, dll) ditingkatkan
oleh probenesid. Probenesid menghambat
ekskresi via ginjal sebagian besar sefalosporin
dengan kompetisi mekanisme ekskresi.
Sefalosporin tertahan di tubuh sehingga resiko
nefrotoksik meningkat
Pengatasan
• Perlu pemantauan fungsi ginjal pada kombinasi
sefalosporin-probenesid
• Kadang peningkatan kadar serum sefalosporin
oleh probenesid ini justru dimanfaatkan, yaitu
pada terapi GO dimana dibutuhkan kadar serum
sefalosporin yang tinggi  menurunkan biaya
pengobatan
Sefalosporin
Golongan Penisilin

berikatan pada enzim transpeptidase yg


memperantai dinding peptidoglikan bakteri,
shg akan melemahkan dinding sel bakteri.
Contoh Penisilin
- Amoksisilin
- Amoksisilin-as. Klavulanat
-Ampisilin
- Tikarsilin
- Piperasilin
QUINOLON
• Bekerja dengan menghambat DNA gyrase
sehingga sintesa DNA kuman terganggu.
• Contoh:
- Siprofloksasin
- Gatifloksasin
- Norfloksasin
- Ofloksasin
- Levofloksasin
Interaksi golongan kuinolon

• Kuinolon (siprofloxasin, ofloxasin, pefloxasin, dll)


+ antasida : Kadar serum berbagai kuinolon
berkurang pada pemakaian bersama antasida Al
dan Mg  beri interval 2-6 jam.

Mekanisme : gugus fungsi tertentu (3-karbonil &


4-oxo) pada antibiotik dapat membentuk khelat
tak larut dengan Al dan Mg sehingga mengurangi
absorpsinya. Khelat yang terbentuk relatif tidak
aktif sebagai antibakteri.

You might also like