You are on page 1of 24

STABILISASI DAN

TRANSPORTASI PASIEN

PERCEPTOR : DR. IMAM GHOZALI, SP.AN,. M.KES

SMF ANASTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT DR. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2016
STABILISASI PASIEN

Stabilisasi adalah proses untuk menjaga


kondisi dan posisi penderita atau pasien
agar tetap stabil selama pertolongan
pertama.
Prinsip Stabilisasi

 Menjaga korban agar tidak banyak bergerak


sehubungan dengan keadaan yang di alami
 Menjaga korban agar pernafasan tetap stabil
 Menjaga agar posisi patah tulang yang telah di
pasang bidai tidak berubah
 Menjaga agar perdarahan tidak bertambah
 Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh
pada keadaan yang lebih buruk lagi
Airway dan Ventilasi

 Jalan nafas aman/terintubasi


 Tracheal tube terfiksasi baik, posisi diyakini benar
dengan Chest X-ray
 Sedasi, paralisis, ventilasi
 Ventilasi dengan ventilator portable
 Cek AGD untuk menilai ventilasi dan oksigenasi
adekuat
Sirkulasi

 Laju nadi dan tekanan darah stabil


 Adekuat perfusi jaringan dan organ
 Perdarahan terkontrol
 Resusitasi cairan adekuat
 Minimal 2 akses vena
 Bila diperlukan arteri line dan central venous line
Neurologi

 Kejang teratasi, masalah metabolik disingkirkan


 Peningkatan tekanan intra kranial
Metabolik

 Gula darah >70 mg/dl


 Kalium <6 mmol/l
 Gangguan asam nasa tidak ada-ringan
Trauma

 C-spine aman/terproteksi
 Pneumotorak terpasang drain
 Perdarahan intratorak/abdominal terkontrol
 Cedera intraabdominal telah diperiksa dan diatasi
 Fraktur tulang panjang dan pelvis telah difiksasi
TRANSPORTASI PASIEN

Transportasi adalah proses usaha untuk


memindahkan dari tempat satu ke tempat
yang lain tanpa atau mempergunakan
alat.
Sejarah

1975: Laporan pertama dalam transport pasien


 Transportasi dini
 Resusitasi sebelum transport
 Terapi dan perawatan medis selama transport
 Perjalanan yang lambat dan lancar

1986: Ehrenwerth
 Specialized transport team
 Stabilisasi dan pemantauan hemodinamik
Insidens saat transportasi

Tipe Insidens Kejadian yang umum


terjadi
Medis
Kardiovaskular 6-24% Hipo/hipertensi
Bradi/takikardi
Respiratori 0-15% Ventilasi tidak adekuat
Desaturasi oksigen
Teknis 9-36% Power failure
Masalah suplai gas
Peralatan tidak lengkap
Peralatan rusak
Sebagian besar insidens dapat dihindari:
 Tim dengan kemampuan dan kerja sama yang baik
 Memeriksa peralatan sebelum transport
 Monitor pasien
 Komunikasi yang baik
Risiko Transportasi Pasien Sakit Kritis

 Komplikasi teknis: tercabut ETT, IV lines, drain


 Perburukan patofisiologi: peningkatan tekanan
intrakranial, hipotensi, desaturasi oksigen
 Pemantauan kardiovaskular dan resiratori yang tidak
adekuat karena peralatan yang tidak adekuat
 Terapi yang tidak adekuat karena keterbatasan alat:
ventilator yang sederhana tidak dapat memberikan PEEP
 Pergerakan/guncangan saat transport dapat membuat
dislokasi fraktur, bekuan fibrin, jahitan, emboli, dll
 Personel yang terlibat selama transportasi terbatas
Klasifikasi pasien

 Stabil tanpa risiko perburukan


 Oksigen, iv line, monitor
 Stabil dengan risiko rendah
 Iv fluid, obat iv analgetik, pulse oxymetri
 Stabil dengan risiko medium
 EKG 3 lead, obat kardiak (nitrogliserin, SA, epinefrin)
 Stabil dengan risiko tinggi
 Terintubasi, on ventilator, obat vasoaktif
 Riwayat tidak stabil, dan kemungkinan besar memburuk
 Tidak stabil
 Tidak dapat distabilkan di fasilitas asal pasien.
 Membutuhkan monitor invasif, baloon pump.
 Membutuhkan tim critical care
Perencanaan transport pasien

 Keputusan memindahkan pasien dibuat oleh dokter


yang merujuk dan dirujuk
 Pertimbangkan:
o Tujuan memindahkan pasien, perjalanan penyakit
pasien akan membaik dengan penanganan fasilitas
yang dituju
o Personel proses transfer
o Peralatan dan obat-obatan
o Kondisi perjalanan: jarak, rute, dan cuaca
Checklist

 Nama pasien dan diagnosis lengkap, alasan dirujuk


 Rekam medis lengkap termasuk radiografi, hasil
laboratorium
 Lokasi fasilitas yang dirujuk: RS dan unit yang dituju
 Memeriksa peralatan medis dan menyiapkan obat-
obatan
 Memperhitungkan kebutuhan gas, obat, dan cairan
disesuaikan dengan durasi transpor
Tim Transport

 Pasien didampingi oleh minimal 2 orang tenaga yang


kompeten, selain personel transportasi.
 Latar belakang tenaga medis/paramedis tergantung
kondisi pasien. (dokter/perawat ICU/dll)
o Pasien stabil tanpa risiko rendah dapat didampingi
oleh perawat dan tehnisi amblans
o Pasien stabil risiko medium didampingi oleh
perawat dan dokter
o Pasien stabil risiko tinggi dan tidak stabil
didampingi oleh dokter anestesia/intensivis dan
perawat ICU
Peralatan
Peralatan
Pelaksanaan Transportasi

 Pasien terbaring secara aman di atas trolley


transport dengan harness/strap
 Bagian tubuh yang rentan tertekan (neurovascular
bundles) harus terlindungi
 Selimut hangat/insulator kecuali kontraindikasi
 Iv line, selang dan ETT yang terhubung ke pasien
harus terfiksasi dengan baik dan terlihat
Daftar Pustaka

 Waddell G, Scott PD, Less NW, Ledingham IM. Effects of


ambulance transport in critically ill patients. Br Med J. 1975 Feb
2015; 1(5594): 386-389.
 Ehrenwerth J, Sorbo S, Hackel A. Transport of critically ill adults.
Crit Care Med. 1986;14:543-7
 Droogh et al. Transfering the Critical III Patient: are we there yet?
Critical Care (2015) 19:62
 Flabouris A, Runciman WB, Levings B. Incidents during out of
hospital patient transportation. Anaesth Intensive Care. 2006;
34:228-36.
 Markakis C, et al. Evaluation of a risk score for interhospital
transport of critically ill patients. Emerg Med J 2006.23:313-317
 Warren J, Fromm RE Jr, Orr RA, Rotello LC, Horst HM Ammerican
College of Critical Care Medicine. Guidelines for the inter-and
intrahospital Transportation of critically ill patients. Crit Care Med;
32(1):256-262.

You might also like