You are on page 1of 27

Journal Reading

Fadhli Rizal Makarim


Evidence-based recommendations
for the development of obesity
prevention programs targeted at
preschool children
Rekomendasi berbasis bukti
untuk perkembangan
pencegahan obesitas anak usia
pra-sekolah
Identitas Jurnal

 Judul Jurnal

Evidence-based recommendations for the development of obesity prevention


programs targeted at preschool children

 Penulis

C. D. Summerbell1, H. J. Moore1, C. Vögele2, S. Kreichauf3, A. Wildgruber3, Y.


Manios4, W. Douthwaite1, C. A. Nixon1 and E. L. Gibson5 on behalf of the ToyBox-
study group

 Tahun Terbit

2012

 Penerbit

International Association for the Study of Obesity


Pendahuluan
Obesitas pada Anak

 Obesitas pada anak beresiko 1,8 kali menjadi obesitas


pada dewasa

 Dampak obesitas dapat berupa penurunan prestasi


belajar dan dampak psikosial.

 Faktor yang berperan terhadap obesitas :


keturunan/genetik, asupan makanan, aktifitas fisik, dan
riwayat pemberian makanan
Prevalensi Obesitas pada Anak

 6,7 % anak di dunia mengalami overweight dan obesitas

 8,5% anak di afrika mengalami overweight dan obesitas

 Di Indonesia, 14,0% anak mengalami Obesitas pada


anak

 Papua Barat menjadi yang terdepan dalam obesitas


pada anak.
Latar Belakang

 Masa kanak kanak merupakan masa kritis untuk


perkembangan kebiasaan makan dan perilaku yang
beresiko untuk menjadi obesitas

 Intervensi yang seharusnya dilakukan di masa sekolah


sering terjadi kegagalan
Latar Belakang

 Sekolah merupakan tempat yang tepat untuk memberi


intervensi pada anak, namun terkadang terdapat
beberapa kelemahan
 Keterlibatan orang tua dan keluarga di lingkungan seringkali
terbatas
 Apabila terlewat masa sekolah kebiasaan makan telah
terbentuk

 Usia prasekolah merupakan usia dimana anak mulai


belajar makanan orang dewasa, kebiasaan makan dan
lingkungannya, dan akan berkembang sesuai dengan
kesukaannya.
Pengaruh dalam Intervensi
Teori Intervensi

 Social Cognitive Theory/Social Learning Theory

 Socio Ecological Conceptual Model

 Through School Approach

 Health Belief Model

 Multi Behavorial Model


Teori Intervensi

 SCT/SLT merupakan teori yang sering diaplikasikan dalam


pemberian intervensi, baik sebagai model tunggal
maupun campuran dengan model lainnya.

 Keterlibatan orang tua dalam model teori ini tinggi


sampai sedang, sehingga dapat memberikan semangat
untuk bekerjasama dengan anaknya dan memotivasi
untuk perubahan gaya hidup sehat.
Tujuan

 Menyimpulkan dan memberikan gambaran untuk dapat


dipraktekan langsung dari hasil penelitian sebelumnya
sebagai rekomendasi untuk peneliti atau pengambil
kebijakan dalam intervensi pencegahan kelebihan berat
badan dan obesitas pada anak (usia 4-6 tahun)
Pertimbangan Umum
Intervensi pencegahan obesitas
Konten Intervensi
Saran Singkat
Pertimbangan Umum

 Intervensi yang sukses memiliki komponen orangtua,


keterlibatan orangtua yang mencakup model peran
harus menjadi bagian penting dari setiap intervensi
dalam kelompok usia ini.

 Perintah yang jelas dan sederhana (strategi), yang


bertujuan untuk mempengaruhi perubahan perilaku
positif pada anak-anak, didukung oleh pengetahuan
teoretis yang diperlukan untuk orang tua dan guru.
Pertimbangan Umum

 Ketika mempertimbangkan bahan sumber daya untuk


intervensi, tingkat melek huruf orang tua harus
diperhitungkan.

 Orang tua dan pengasuh harus menjadi target utama


intervensi, namun hasil-hasil evaluasi (perubahan indeks
massa tubuh, perubahan aktivitas fisik dan perilaku diet)
harus difokuskan pada anak-anak
Pendekatan Intervensi

 Aktivitas fisik dan perilaku diet harus ditargetkan bersama


dalam intervensi gabungan, meskipun ini harus dibuat
sesederhana mungkin.

 Imbalan untuk anak-anak (yang dapat mencakup


pujian, tapi bukan makanan) untuk penyerapan yang
diinginkan keseimbangan perilaku energi harus
dimasukkan dalam intervensi.
Pendekatan Intervensi

 Elemen-elemen kunci dari ’role model' (melalui rekan-


rekan yang lebih tua, guru dan orang tua) dan teknik
untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan.
Pendekatan ini meningkatkan keberhasilan intervensi
karena mereka meningkatkan kadar self-efficacy pada
orang tua, guru dan anak-anak.

 Dalam intervensi berbasis sekolah, para guru harus


diizinkan untuk menyesuaikan modul untuk kelas yang
berbeda, dan mereka harus didorong untuk
memasukkan kegiatan negara dan budaya-spesifik
(berdasarkan fondasi teoritis yang sama).
Pendekatan Intervensi pada Aktivitas
Fisik dan Perilaku Menetap

 Unsur intervensi aktivitas fisik harus mempertimbangkan


fakta bahwa mungkin ada anak-anak di populasi target
yang akan memiliki masalah, atau merasa tidak nyaman,
setelah perubahan aktivitas fisik tertentu.

 Dalam intervensi berbasis sekolah, unsur intervensi


aktivitas fisik harus dimasukkan ke dalam kurikulum
harian, sedapat mungkin, tanpa mempengaruhi
program pra atau pasca-sekolah.

 Menyarankan minimal aktivitas fisik 120-180 min / hari


bagi anak-anak di kedua hari kerja dan akhir pekan
Pendekatan Intervensi pada Aktivitas
Fisik dan Perilaku Menetap

 Batasan waktu luang <1 jam / hari (atau jumlah waktu


yang direkomendasikan oleh pedoman nasional yang
tepat, jika kurang dari 1 jam / d)

 Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat


aktivitas fisik harus main-main, dan dapat dilakukan di
banyak lingkungan dan memiliki kesempatan untuk
menjadi layak bagi semua anak; partisipasi paksa dalam
olahraga kompetitif atau kegiatan yang beberapa anak
tidak bisa berhasil (atau merasa mereka tidak bisa)
dapat menyebabkan efek lebih berbahaya daripada
baik.
Pendekatan Intervensi pada Makan
Sehat

 meningkatkan kesadaran orang tua, wali, dan guru tentang


bagaimana anak-anak dapat bervariasi dalam keengganan
mereka untuk mencoba makanan baru, dan pentingnya sosialisasi
dengan makanan sehat baru di usia muda.

 Makanan dan minuman yang sehat, termasuk buah-buahan dan


sayuran, harus tersedia dan dapat diakses untuk anak-anak, baik
di sekolah dan rumah. Sebaliknya, anak-anak harus memiliki
eksposur terbatas dan ketersediaan untuk makanan yang tidak
sehat dan minuman seperti minuman ringan manis dan makanan
ringan padat energi.

 Guru harus mendiskusikan dengan anak-anak apa hambatan


mereka dalam memakan makanan sehat dan diet yang
seimbang, dan bagaimana hal ini dapat diatasi (misalnya sayuran
dipadukan dengan saus favorit, buah dengan puding).
Saran Terkait Aktifitas Fisik dan
Perilaku Menetap

 Mendorong penggunaan transportasi aktif (berjalan dan


bersepeda) untuk jarak pendek.

 Mendorong mengunjungi tempat-tempat di mana anak-


anak dapat aktif.

 Mencegah penyediaan layar di kamar tidur (televisi [TV],


komputer atau PlayStation).

 Mendorong penyediaan partisipasi non-kompetitif dalam


aktivitas fisik.
Saran terkait Aktifitas Fisik dan
Perilaku Menetap

 Mendorong orang tua untuk memberikan anak-anak


mereka dengan pakaian yang sesuai untuk kegiatan
indoor dan outdoor.

 Mendorong pengembangan, bermain aktif r


meningkatkan semua area bermain di taman kanak-
kanak dan sekolah.

 Menyediakan peralatan permainan selama pelajaran


istirahat, dan mendorong anak-anak untuk aktif.

 Penurunan total waktu menetap di kelas dan di rumah


dengan mengubah aktivitas dari pasif menjadi aktif
Saran terkait Makan Sehat

 Mendorong makan bersama dengan orang lain, dan


keluarga saat di rumah.

 Mendorong penyediaan berbagai macam makanan


sehat terutama buah-buahan dan sayuran, dan
mencegah pemberian makanan yang tidak sehat
seperti minuman ringan manis dan makanan ringan
padat energi.

 Mencegah perilaku makan sambil menonton TV atau


menggunakan konsol game, dll
Kesimpulan

 Ada bukti kuat bahwa kegiatan dari sektor komersial


secara aktif melemahkan upaya untuk menciptakan
lingkungan makanan sehat untuk anak-anak dan
karena itu diakui bahwa pendekatan berbasis
pengaturan untuk mencegah obesitas dilengkapi
dengan kebijakan untuk mengurangi pengaruh
negatif dari sektor komersial pada diet anak-anak.
 Pembuat kebijakan dan penyedia layanan harus
merasa yakin bahwa ada strategi yang efektif untuk
mencegah obesitas pada anak-anak.
Kesimpulan

 Anak obesitas bukanlah masalah bagi sektor


pendidikan saja; perlu ditangani pada tingkat
multisektoral peran penting dari pemerintah daerah,
organisasi non-pemerintah dan media.
 setiap program intervensi yang efektif akan perlu
untuk memasukkan komponen yang ada, misalnya,
dukungan kepemimpinan, koordinasi,
pengembangan tenaga kerja, komunikasi,
pengembangan jaringan, umpan balik monitoring,
adaptasi budaya yang tepat, dan pengembangan
kebijakan dan implementasi.
Terima Kasih

You might also like