You are on page 1of 24

Oleh :

CICI PUTRI SARIFANA


Dokter Pembimbing Klinik :
dr. Kartin Akune, Sp.A
Tonsilofaringitis adalah infeksi akut yang mengenai faring
sampai tonsilitis yang berlangsung 14 hari.
Tonsillofaringitis merupakan infeksi yang sangat umum
terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.
Bakteri Virus
SBHGA HSV

Neisseria gonorrhea EBV

S. aureus citomegalovirus

Corynebacterium diphtheriae Adenovirus, Rhinovirus, Parainfluenza


IDENTITAS
 Nama : An. F
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 6 tahun 3 bulan
 Tanggal pemeriksaan : 18 September 2016
 Ruangan : RS. UNDATA, Ruangan
catelia
Anamnesis

 Keluhan utama : Demam


 Riwayat Penyakt Sekarang :
 Pasien masuk dengan keluhan demam sejak 1 hari yang
lalu, demam naik turun, setelah diberikan obat penurun
panas, demamnya menurun. Kejang tidak ada, menggigil
tidak ada, pasien berkeringat setiap selesai minum obat.
Pasien juga mengeluhkan sakit menelan. Perdarahan tidak
ada. Batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak, sesak
tidak ada. Muntah 1 kali sejak 1 hari yang lalu berisi
makanan, nyeri perut tidak ada. BAB lancar, BAK lancar.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya: Pasien pernah dirawat
di rumah sakit dengan keluhan yang sama 3 bulan
yang lalu.
 Riwayat penyakit Keluarga : Riwayat penyakit yang
sama dengan pasien tidak ada, Hipertensi tidak ada,
asma tidak ada, Diabetes Mellitus tidak ada.
 Riwayat sosial ekonomi: menengah
 Riwayat kehamilan dan persalinan : Lahir Spontan,
cukup bulan . Berat
 badan Lahir 2900 gram, panjang badan 46cm.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Kompos mentis
 Pengukuran
 Tanda vital : TD : 110/70
Nadi : 96 kali/menit, reguler, kuat
angkat
Suhu : 38° C
Respirasi : 20 kali/menit
 Berat badan : 17,5 kg
 Tinggi badan : 119 cm
 Status gizi : CDC 79,54 % (Gizi Kurang)
Kulit : Warna : Sawo matang Mata : Palpebra : edema (-/-)
Efloresensi : tidak ada Konjungtiva : anemis (-/-)
Pigmentasi : tidak ada Sklera : ikterik (-/-)
Reflek cahaya : (+/+)
Sianosis : tidak ada
Refleks kornea : (+/+)
Turgor : cepat kembali
Pupil : Bulat, isokor
Kelembaban : cukup Cekung : (-/-)
Lapisan lemak : Cukup Telinga : Sekret : tidak ada
Serumen : minimal
Kepala: Bentuk : Nyeri : tidak ada
Normocephal Hidung : Pernafasan cuping hidung :
Rambut : Warna hitam, tidak ada
tidak mudah Epistaksis : tidak ada
Sekret : tidak ada
dicabut, tebal.
Mulut : Bibir : mukosa bibir basah, Toraks :
tidak hiperemis Dinding dada/paru :
Gigi : Tidak ada karies Inspeksi : Bentuk : Simetris
Gusi : tidak hiperemis bilateral
Lidah : Tidak tremor Dispnea : Tidak ada
Kotor/tidak : tidak kotor Retraksi : Tidak ada
Warna : kemerahan Palpasi : Vokal Fremitus : simetris
Faring : hiperemis kanan dan kiri
Tonsil :T2-T1 hiperemis Perkusi: Sonor kiri dan kanan
Leher : Auskultasi : Suara Napas Dasar :
- Pembesaran kelenjar getah bening: Bronchovesikuler (+/+)
(+) Suara Napas Tambahan : Rhonki (-/-),
- Pembesaran kelenjar tiroid : -/- Wheezing (-/-)
Jantung : Abdomen :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Inspeksi : Bentuk : Datar
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V Auskultasi : bising usus (+) kesan
linea midclavicula sinistra normal
Perkusi : Batas jantung normal Perkusi: Bunyi : timpani
Auskultasi : Suara dasar : S1 dan S2 Asites : (-)
murni, regular Palpasi : Nyeri tekan : tidak
Bising : tidak ada ada
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, edem tidak
ada, parese tidak ada. Rumple leede (-
)
Genitalia : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan
laboratorium
RESUME
Pasien masuk dengan keluhan demam sejak 1 hari yang lalu,
demam naik turun, setelah diberikan obat penurun panas,
demamnya menurun. Pasien juga mengeluhkan sakit menelan.
Batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak. Muntah 1 kali sejak
1 hari yang lalu berisi makanan. BAB lancar, BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos
mentis, tampak sakit sedang, gizi kurang (CDC 79,54 %).
Pemeriksaan tanda vital didapatkan Nadi 95x/menit, reguler, kuat
angkat, respirasi 41x/menit, suhu 38o C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan faring hiperemis dan tonsil T2-T1 hiperemis,
pembesaran kelenjar getah bening.
DIAGNOSA
Tonsilofaringitis akut

TERAPI
IVFD Ringer Laktat 14 tetes per menit
Cefadroxil syrup 2xII cth
Paracetamol syrup 4x1 ¾ cth
Ambroxol 9 mg
Salbutamol 1 mg 3x1 bungkus
Ctm 1,7 mg
FOLLOW UP
Tanggal 19/9/2016
A: Tonsilofaringitis akut
S : Demam (+), Batuk (+), Sesak (-), Muntah (-),
P: IVFD Ringer Laktat 14 tetes per menit
Sakit Perut (-), Nyeri Menelan (-), Nafsu makan
Cefadroxil syrup 2xII cth
berkurang, BAB lancar, BAK lancar.
Paracetamol syrup 4x1 ¾ cth
O: Tanda vital : Tekanan darah : 100/60 mmHg
Ambroxol 9 mg
Nadi : 92 kali/menit, reguler,
Salbutamol 1 mg 3x1 bungkus
kuat angkat
Ctm 1,7 mg
Suhu : 37,3° C
Respirasi : 20 kali/menit

Kepala : Tidak ada kelainan


Leher :Faring hiperemis, Tonsil T2-T1 hiperemis,
pembesaran kelenjar getah bening
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Genitalia : Tidak ada kelainan
Punggung, otot, reflex : Tidak ada kelainan
FOLLOW UP
Tanggal 20/9/2016
S : Demam (-), Batuk (-), Sesak (-), Muntah (-), A: Tonsilofaringitis akut
Nyeri Menelan (-), Nafsu makan baik. BAB Lancar, P: IVFD Ringer Laktat 14 tetes per menit
BAK Lancar. Cefadroxil Syrup 2xII cth
O: Tanda vital : Tekanan darah : 100/70 mmHg Puyer Batuk 3x1
Nadi : 94 kali/menit, reguler, kuat
angkat Pasien pulang dan melakukan rawat jalan
Suhu : 36,8° C
Respirasi : 20 kali/menit

Kepala : Tidak ada kelainan


Leher : Faring hiperemis, Tonsil T2-T1
hiperemis, pembesaran kelenjar getah
bening
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Genitalia : Tidak ada kelainan
Punggung, otot, reflex : Tidak ada kelainan
Tonsilofaringitis adalah infeksi akut, rekuren atau kronik pada
faringotonsil.
Faringitis Streptococcus sangat mungkin jika dijumpai tanda berikut [2] :
• Awitan akut, disertai mual dan muntah

• Faring hiperemis

• Demam

• Nyeri tenggorokan

• Tonsil bengkak dengan eksudasi

• Kelenjar getah bening anterior bengkak dan nyeri

• Uvula bengkak dan merah

• Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder

• Ruam skarlatina

• Petekia palatum mole


 Usia dibawah 3 tahun
 Awitan bertahap
 Kelainan melibatkan beberapa mukosa
 Konjungtivitis, diare, batuk, pilek, suara serak
 Mengi, ronki di paru
 Eksantem ulseratif
 Baku emas penegakkan diagnosis
faringitis bakteri atau virus adalah
melalui pemeriksaan kultur dari
pemeriksaan apusan tenggorok.
 Terapi farmakologis pada pasien ini adalah:
• Pemberian antibiotik.
• Apabila terdapat nyeri yang berlebih dan demam dapat
diberikan analgesik dan antipiretik
• Pemberian edukasi.
• 7 atau lebih episode infeksi
tenggorokan yang diterapi dgn
antibiotik pada tahun sebelumnya
• 5 atau lebih episode infeksi
tenggorokan yang diterapi dgn
antibiotik setiap tahun selama 2 tahun
sebelumnya
• 3 atau lebih episode infeksi
tenggorokan yang diterapi dgn
antibiotik setiap tahun selama 3 tahun
sebelumnya
 Demam rematik akut dan glomerulonephritis akut, dan
komplikasi yang lain ialah infeksi peritonsilar, infeksi
retrofaring, infeksi parafaring, sindrom lemierre, obstruksi
saluran pernapasan atas
 bergantung komplikasi
 Prognosis faringitis virus tergolong baik karena
komplikasinya jarang
 Pada faringitis bakteri dan virus dapat ditemukan
komplikasi ulkus kronik yang cukup luas.

You might also like