Professional Documents
Culture Documents
2.2.6.4 Crossmatch Sebelum Transfusi Darah Dan Pemeriksaan Lab Pada Reaksi Transfusi
2.2.6.4 Crossmatch Sebelum Transfusi Darah Dan Pemeriksaan Lab Pada Reaksi Transfusi
Pemeriksaan Laboratorium
Pada Reaksi Transfusi
1. Metode slide/tile
2. Metode tabung
3. Liquid-phase microplate
4. Solid-phase microplate
5. Column agglutination technique
Metode Slide/Tile
• Kualitas reagen yg digunakan harus baik
• Keuntungan: cepat, mudah, sederhana
• Kekurangan: aglutinasi lemah sulit diinterpretasi,
bila campuran reaksi mengeringagregasi
selpositif palsu
Metode Tabung
• Pembacaan mudah, sederhana
• Reaksi lemah terdeteksi dg inkubasi yg lebih
lama & sentrifugasi
• Bersih & higienis
Metode Tabung
Metode Gel/Column agglutination technique
Metode Gel/Column agglutination technique
Metode pemeriksaan :
• ELISA
• Aglutinasi partikel
• Uji cepat (imunokromatografi)
• Deteksi asam nukleat (NAT=nucleic acid test)
Istilah untuk penilaian uji saring:
• Positif/negatif → digunakan setelah hasil awal
dikonfirmasi dengan satu/lebih pengujian
• Reaktif/non reaktif → digunakan bila hasil
awal belum dikonfirmasi
• Samar-samar → hasil meragukan
(positif/negatif ?)
Terhadap donor:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui riwayat infeksi, keluhan dan
gejala penyakit
- Uji saring secara laboratoris untuk
memastikan bahwa darah donor tersebut
tidak mengandung agen penyebab infeksi
Uji saring terhadap infeksi
- Hepatitis virus B dan C: hati-hati window
period
- Malaria: parasit malaria dalam darah
donor/karier tetap hidup dalam penyimpanan
4oC sampai 7 hari
- Preventif: seleksi donor berdasarkan
anamnesis yang teliti
- Sifilis: Treponema pallidum bertahan hidup
dalam darah suhu 4oC atau plasma -20oC
selama 48-72 jam
Uji saring terhadap infeksi
HIV/AIDS
Pencegahan:
• seleksi donor dengan seksama (pengguna
narkoba, sex bebas (homo/hetero seksual)
• tes penyaring HIV (bisa deteksi dini)
Komplikasi Transfusi
Kejadian yg timbul selama /setelah dan memang
ada hubungannya dg transfusi yg diberikan
meliputi:
1. Reaksi transfusi cepat (timbul selama
transfusi sampai 48 jam sesudahnya). Reaksi
ini tdd: panas, alergi, hemolitik,
bakteriemia/sepsis
2. Reaksi transfusi lambat (>48 jam setelah
transfusi)
Komplikasi transfusi
3. Circulatory overload
4. Transmisi infeksi
- hepatitis pasca transfusi
- malaria
- sifilis
- HIV/AIDS
Pemeriksaan Laboratorium pada
Reaksi Transfusi
1. Reaksi Transfusi:
- Reaksi Transfusi Hemolitik
- Reaksi Transfusi Non hemolitik
2. Transimisi Infeksi
3. dll: Hipokalsemia dan toksisitas sitrat
Reaksi Transfusi Hemolitik
• Terjadi lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam
plasma resipien
• Etio: - Inkompatibilitas ABO atau Rh
- Penanganan unit darah yang tdk baik
(misal:pemanasan > suhu tubuh)
- Tercampur cairan infus/transfusi bersamaan
dg lar. Hipotonik)
- Kontaminasi oleh agen infeksi/bakterilisis
- tetesan cepat dg jarum infus yg kecillisis
Lab: Ulang uji kompatibilitas ABO dan Rh terhadap
darah donor dan resipien
Reaksi transfusi hemolitik
Reaksi transfusi hemolitik lambat:
• Reaksi antibodi dg antigen minor/irreguler eritrosit
donor