You are on page 1of 27

Arsitektur Kota

Perancangan koridor dengan elemen pembentuk karakter visual


Lokasi pada bagian utara koridor Jl. HR. Soebrantas dari Jl.
Taman Karya sampai dengan Jl. Manyar Sakti.

Iman Fadhil | Inggit Dwi Saputra | Myisha Amanda Finia | Raisya Muthiah | Sitti Fachtin Shuraha | Wahyu Dwi Putra
Perancangan koridor dengan elemen pembentuk karakter visual berlokasi
di jalan HR. Soebrantas, Pekanbaru. Dengan batasan perancangan, bagian utara koridor Jl. HR.
Soebrantas dari Jl. Taman Karya sampai dengan Jl. Manyar Sakti.
Permasalahan
Eksisting
Tata Guna
Lahan
Tata guna lahan Jl. HR. Soebrantas dengan batasan bagian
utara koridor Jl. HR. sampai dengan Jl. Manyar Sakti, tergolong ke
dalam tata guna lahan campuran. Dimana lokasinya
berdekatan dengan Universitas Riau, terdapat Rumah Sakit Jiwa
Tampan, bangunan komersial, dan lahan kosong yang
merupakan rawa-rawa Soebrantas dari Jl. Taman Karya
Massa
bangunan
Sesuai dengan dokumentasi eksisting di atas ketinggian
bangunan sekitar kawasan HR. Soebrantas tidak memilki
perbedaan yang banyak, yaitu antara 2 - 3 lantai.
Pedestrian
Pedestrian tidak disediakan sehingga pejalan kaki merasa
tidak nyaman.
Drainase
Drainase terbuka sehingga dapat terlihat
dan membuat tidak nyaman pandangan
mata, dikarenakan banyaknya tumbuhan
liar.
PKL (Pedagang Kaki Lima)
Lahan kosong yang tersedia dipinggir jalan, menyebabkan
banyaknya PKL liar yang memanfaatkan area tersebut sebagai
tempat berdagang.
Parkir
Lahan kosong yang terdapat di pinggir jalan, dimafaatkan
juga sebagai tempat parkir, menyebabkan banyanya parkir
liar, terutama di depan area Metropolitan City.
Tempat
Sampah
Tidak tersedianya tempat sampah di koridor Jl. Soebrantas
menyebabkan banyaknya sampah yang berserakan.
Baliho
Banyaknya papan iklan di
pinggir jalan HR.
Soebrantas, menghalangi
view pengguna jalan HR.
Soebrantas.

Jembatan
Penyebrangan
Jembatan penyebrangan
tidak aktif, dikarenakan
konstruksi jembatan yang
belum selesai.
Halte
Bus
Halte bus yang tersedia di depan Metropolitan CIty tidak
memfasilitasi penggunanya dengan benar, sehingga terminal
menunggu dan tempat menaiki bus pada lokasi dibuat terpisah.
Hasil Desain
Konsep
The 6D’s
1. Dicipline (Disiplin)
Disiplin dalam pemanfaatan ruang koridor dan area koridor dengan
memperhatikan kebutuhan dasar. Pedestrian yang dirancang
mengikuti aturan GSB yang berlaku dalam area perancangan koridor.
2. Democratic (Demokratis)
Menghadirkan ruang yang dapat memberikan hak
kemerdekaan dalam menggunakan ruang. Dapat terlihat dari
disediakannya area khusus difable, sepanjang koridor pedestrian.
3. Design (Desain)
Memperhatikan Desain dari sisi arsitektur dengan tetap
memperhatikan aspek fungsionalitasnya.
4. Diversity (Keberagaman)

Adanya keberagaman dalam perancangan. Terlihat dari fungsi dalam area ,


dengan memperhatikan elemen-elemen pembentuk Karakter Visual Koridor.
Contohnya : Pedestrian,Difabel Area,bike track,dsb.
5. Durable (Tahan Lama)
Perancangan koridor yang mampu bertahan dalam waktu yang lama (sustanaible) terlihat dari
penggunaan material berupa penggunaan kaca dan mempertimpangkan aspek ekologi, terutama
pada setiap atap pedestrian dan halte bus. Ditambah dengan penggunaan kolam penyerapan air
hujan pada area hijau, berfungsi untuk menampung air hujan, demi mengurangi terjadinya banjir.
6. Development ( Pengembangan)
Pengembangan koridor menjadi area yang lebih humanis, terlihat dari
desain koridor pedestrian, dimana terdapat area khusus difable. Ditambah
dengan kanopi yang menggunakan pohon rambat. Penyediaan area khusus
untuk retail, sehingga mengurangi munculnya pedagang kaki liar.

You might also like