Professional Documents
Culture Documents
Soal Berdasarkan
Teori Tes Klasik
Kelompok 1
Dennis Sembiring
Fitri Sun Anjelika
Isti Ullfa Parinduri
Nur Adellah
Zulfahri Simanullang
Analisis Butir Soal
Analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh
perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai.
2. Kedua, sebagai basis bagi penyiapan tes-tes yang lebih baik untuk tahun
berikutnya.
Pentingnya Analisis Butir Soal
3. Bidang keilmuannya.
4. Bentuk soal.
Analisis Tingkat Kesukaran Soal
•Cara
pertama, dengan rumus proporsi menjawab benar.
Rumus
SR + ST
Kriteria
• 0 - 4,0 = mudah
• 5,0 - 7,0 = sedang
• 8,0 - ke atas = sukar
Analisis Tingkat Kesukaran Soal
•Cara
Ketiga, menggunakan rumus tingkat kesukaran (TK) :
Keterangan :
WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas
nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok atas
Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Contoh:
Guru fisika memberikan 10 pertanyaan pilihan berganda dengan komposisi 3 soal
mudah, 4 soal sedang dan 3 soal sukar. Jika dilukiskan, susunan soalnya adalah
sebagai berikut:
No. Abilitas yang Tingkat kesulitan No. Abilitas yang Tingkat Kesulitan
Soal diukur soal Soal diukur Soal
1 Pengetahuan Mudah 6 Sintesis Sukar
2 Aplikasi Sedang 7 Pemahaman Mudah
3 Pemahaman Mudah 8 Aplikasi Sedang
4 Analisis Sedang 9 Analisis Sedang
5 Evaluasi Sukar 10 Sintesis Sukar
Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Kemudian soal tersebut diberikan ke 20 orang siswa, dan tidak seorang pun dapat
mengisi seluruh pertanyaan tersebut. Setelah diperiksa, hasilnya adalah sebagai
berikut:
No Banyaknya siswa yang Banyaknya siswa yang Indeks Kategori Soal
Soal menjawab (N) menjawab betul (B)
1 20 18 0,9 Mudah
2 20 12 0,6 Sedang
3 20 10 0,5 Sedang
4 20 20 1,0 Mudah
5 20 6 0,3 Sukar
6 20 4 0,2 Sukar
7 20 16 0,8 Mudah
8 20 11 0,55 Sedang
9 20 17 0,85 Mudah
10 20 5 0,25 Sukar
Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Dari sebaran di atas, ternyata ada 3 soal yang meleset, yakni soal nomor 3 yang
semula diproyeksikan ke dalam kategori mudah, setelah di coba ternyata termasuk
ke dalam kategori sedang. Demikian juga soal nomor 4 yang semula
diproyeksikan sedang ternyata termasuk ke dalam kategori mudah. Soal nomor 9
semula diproyeksikan sedang ternyata termasuk ke dalam kategori mudah.
Sedangkan tujuh soal lainnya sesuai dengan proyeksi semula. Atas dasar tersebut,
ketiga soal itu harus diperbaiki kembali.
Keterangan :
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas
n = 27 % x N
Kriteria
• 0,40 ke atas : butir soal yang sangat baik
• 0,30 - 0,39 : sedikit atau tidak memerlukan revisi
• 0,20 - 0,29 : butir soal memerlukan revisi
• 0,19 ke bawah : butir soal harus dieliminasi atau direvisi kembali
Analisis Daya Pembeda
Contoh:
Tes pilihan ganda dengan option 4 diberikan kepada 30 orang siswa. Jumlah soal
15. Setelah diperiksa, datanya adalah sebagai berikut:
No. Soal SR ST SR-ST Ket
1 6 1 5
2 6 1 5
3 5 2 3
4 6 1 5
5 2 1 1
6 5 1 4
7 2 1 1
8 7 1 6
9 7 1 6
10 4 2 2
11 3 1 2
12 6 1 2
13 2 1 5
14 6 1 1
15 5 2 3
Analisis Daya Pembeda
Kriteria pengujian daya beda adalah bila SR-ST sama atau lebih besar dari nilai
tabel, artinya butir soal itu mempunyai daya pembeda. Dari data di atas, batas
pengujian adalah 5, yakni yang pertama dalam tabel di atas dengan jumlah N (28-
31), n = 8 pada option 4. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut.
Batas Nilai
No. Soal SR-ST Keterangan
Tabel
1 5 5 Diterima
2 5 5 Diterima
3 3 5 Ditolak
4 5 5 Diterima
5 1 5 Ditolak
6 4 5 Ditolak
7 1 5 Ditolak
8 6 5 Diterima
9 6 5 Diterima
10 2 5 Ditolak
11 2 5 Ditolak
12 5 5 Diterima
13 1 5 Ditolak
14 5 5 Diterima
15 3 5 Ditolak
Analisis Pengecoh
•Analisis
pengecoh adalah mengkaji seberapa baik jawaban atau pilihan yang salah
tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui kunci
jawaban yang tersedia.
Keterangan :
IP = indeks pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
n = jumlah alternatif jawaban (opsi)
1 = bilangan tetap
Analisis Pengecoh
Contoh :
50 orang peserta didik di tes dengan 10 soal bentuk pilihan-ganda. Tiap soal
memiliki 5 alternatif jawaban (a, b, c, d dan e). Kunci jawaban (jawaban yang
benar) soal nomor 8 adalah c. Setelah soal nomor 8 diperiksa untuk semua peserta
didik, ternyata dari 50 orang peserta didik, 20 peserta didik menjawab benar dan
30 peserta didik menjawab salah.
Alternatif jawaban a b c d e
Distribusi jawaban peserta didik 7 8 20 7 8
IP 93% 107% ** 93% 107%
Kualitas pengecoh ++ ++ ** ++ ++
Keterangan :
• ** : kunci jawaban, ++ : sangat baik, + : baik,
• - : kurang baik, _ : jelek, _ _ : sangat jelek
Analisis Pengecoh
Pada contoh di atas, IP butir a, b, d, dan e adalah 93%, 107%, 93% dan 107%.
Semuanya dekat dengan angka 100%, sehingga digolongkan sangat baik, sebab
semua pengecoh itu berfungsi. Jika pilihan jawaban peserta didik menumpuk pada
satu alternatif jawaban, misalnya seperti berikut :
Alternatif jawaban a b c d e
Kualitas pengecoh _ - ** ++ _
Analisis Pengecoh
Dengan demikian, dapat ditafsirkan pengecoh (d) yang terbaik, pengecoh (e) dan
(b) tidak berfungsi, pengecoh (a) menyesatkan, maka pengecoh (a) dan (e) perlu
diganti karena termasuk jelek, dan pengecoh (b) perlu direvisi karena kurang baik.
Adapun kualitas pengecoh berdasar indeks pengecoh adalah :