You are on page 1of 23

1.

ERFINA DASILFA (P1420146093)


2. WD. MILA KARMILA (P14201416071)
3. RISNAYANTI (P14201416042)
4. ARSINAH (P14201416067)
5. NURSINA (P14201416094)
6. LD. SYUKUR (P14201416046)
7. SARLIN (P14201416090)
8. SURIAFA NDAWARI (P14201416089)
9. WD. NURASRIANI (P14201416054)
10. ZENI FEBRIANI (P142014160)
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi
kelenjar hipofisis atau hipotalamus, mencakup:
1. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil
hormon, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau
prolakter.
2. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran,
misalnyapeningkatan kadar TSH terjadi
apabila sekresi kelenjar tiroid menurun atau
tidak ada.
1. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ-organ dalam
(Tangan, kaki, jari-jari tangan, lidah, rahang, kardiomegali)
2. Impotensi
3. Visus berkurang
4. Nyeri kepala dan somnolent
5. Perubahan siklus menstruasi, infertilitas
6. Libido seksual menurun
7. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi
8. Tumor yang besar dan mengenai hipotalamus: suhu tubuh,
nafsu makan dan tidur bisa terganggu, serta tampak
keseimbangan emosi.
9. Gangguan penglihatan sampai kebutaan total.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama
hiperpituitarisme. Penyebab adenoma hipofisis belum diketahui.
Adenoma ini hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering
disebut functioning tumor.
1. Prolactin –secreting tumors (tumor penyekresi prolaktin) atau
prolaktinoma.
Biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel
pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada
wanita usia reproduktif dan dimana tidak terjadi menstruasi yang
bersifat primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang
tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.
Kelebihan hormon pertumbuhhan menyebabkan
gangguan metabolik seperti hiperglikemia dan
hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan
pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala
metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami
perbaikan namun perubahan tulang tidak mengalami
reproduksi.
1. Pemeriksaan Laboratorik
2. Pemeriksaan Radiologik/ Rontgenologis Selle
Tursika
a. Foto polos kepala
b. Poliomografi Berbagai arah
c. Pneumoensefalografi
d. SC scan
e. Angiografi selebral
3. Pemeriksaan Lapang Pandang
a. Adanya kelainan lapang pandang
mencurigakan
b. Adanya tumor hipofisis yang menekan
kiasmaoptik
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan kortisol, T3 dan T4 serta
esterogen atau testosteron
b. Pemeriksaan ACTH, TSH, Dan LH
1. Gangguan Hipotalamus
2. Penyakit organ seperti gagal tiroid primer
penyakit adisom
3. Penyebab sindrome Chusing lain termasuk
tumor adrenal
4. Diabetes insipidus psikogenik
5. Syndrome partison
A. Pengkajian
1. Pengkajian umum
- Pemantauan potensial komplikasi kelainan endokrin
dan pengelolaannya.
- Pemantauan tanda-tanda dan gejala klinik yang
menunjukan adanya ketidakseimbangan hormonal.
- Mengetahui persepsi pasien dan keluarga pasien
mengenai masalah kesehatan, pengelolaan dan
bantuan yang diperlukan.
- Pengkajian psikologis dan sosial.
a. Riwayat penyakit
b. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga.
c. Kaji riwayat penyakit, tanyakan manifestasi klinis dar
d. peningkatan prolaktin, GH dan ACTH mulai dirasakan.
d. Keluhan utama meliputi:
Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-
organ tubuh seperti jari-jari, tangan, dll.
Dispaneuria dan pada pria disertai dengan
gangguan impotensi
Nyeri kepala, Libido seksual menurun
Perubahan tingkat energi, kelelahan dan letargi
e. Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering
dijumpai, meliputi:
-Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH
seperti bibir dan hidung besar, dagu menjorok kedepan.
- Amati adanya kesulitan mengunyah dan gigi yang tidak
tumbuh dengan baik
- Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi
saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus.
1. Kelemahan dan pola tidur
2. Pola makan (frekwensi dan asupan makanan)
3. Hiegiene khusus dan kebutuhan untuk bercukur
4. Riwayat kardiovaskuler
5. Pola intake dan output cairan
6. Rasa tidak nyaman
7. Penggunaan obat-obatan
8. Riwayat reproduksi
9. Penggunaan Medikasi
10. Kelainan endokrin dan pengelolaannya.
1. Tinggi dan berat badan
2. Proporsi tubuh
3. Jumlah dan distribusi masa obat
4. Distribusi lemak
5. Pigmentasi kulit
6. Distribusi Rambut
1. Perubahan citra tubuh b/d perubahan
penampilan fisik
2. Disfungsi seksual b/d penurunan libido;
infertilitas impotent
3. Nyeri kepala b/d penekanan jaringan oleh tumor
4. Perubahan sensori peraeptual (penglihatan) b/d
gangguan transmisi impuls akibat kompresi
tumor pada nervus optikus
Intervensi:
1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya
terhadap perubahan penampilan tubuhnya.
2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya yang dapat dikembangkan
oleh klien
3. Kolaborasi pemberian terapi radiasi
4. Awasi efek samping terapi radiasi.
Intervensi:
1. Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman
pada klien terhadap fungsi seksual.
2. Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan
pasangannya
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan
Intervensi:
1. Kaji skala nyeri
2. Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan.
3. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
4. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri

You might also like