You are on page 1of 27

PATIENT SAFETY

Antarini Idriansari
MEDICAL ERRORS

Tindakan medis menyimpan risiko


(berbagai jenis obat, pemeriksaan, prosedur,
benda tajam)
sehingga berpotensi untuk menimbulkan
terjadinya medical errors.
Hal yang membahayakan pasien/staf:

• Drug resistent akibat pemberian antibiotika


• Tangga/lantai di rumah sakit yang
membahayakan pasien dan staf
• Pemberian obat melalui selang karet infus atau
menusuk lewat flabotle langsung
• Satu thermometer untuk banyak pasien
• Pembuangan benda tajam
• Pembuangan limbah rumah sakit
MEDICAL ERRORS

Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan


untuk diselesaikan namun tidak seperti yang
diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) ATAU
perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan
(yaitu kesalahan perencanaan).

potensi cedera pada pasien:


A. Near Miss
B. Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera
Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission) yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi KARENA:
• “keberuntungan” (kontraindikasi obat namun tidak
timbul rekasi obat)
• Pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal AKAN
diberikan, tetapi staf lain tahu dan membatalkannya
sebelum obat diberikan)
• Keringanan (suatu obat dengan overdosis lethal
diberikan, diketahui secara DINI lalu diberikan
antidotenya).
Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD)
Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak
diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien.

CONTOH:
kesalahan atau keterlambatan diagnose, cara pemeriksaan
yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil
pemeriksaan atau observasi
DEFINISI PATIENT SAFETY

Upaya reduksi tindakan yang tidak aman


(unsafe actions) dalam sistem pelayanan kesehatan
melalui praktik yang terbaik untuk mencapai
hasil klinis yang optimal.
6 INTERNATIONAL
PATIENT SAFETY GOALS

1. Identifikasi pasien secara benar.


2. Meningkatkan komunikasi efektif
3. Meningkatkan keselamatan penggunaan obat-
obatan yang perlu kewaspadaan tinggi
4. Menjamin sisi operasi yang tepat, prosedur
yang tepat, serta pasien yang tepat dengan
penerapan checklist keselamatan
operasi/tindakan berisiko tinggi
6 INTERNATIONAL
PATIENT SAFETY GOALS

5. Menurunkan risiko infeksi nosokomial dengan


hand hygiene dan penggunaan APD

6. Menurunkan risiko cedera karena jatuh


dengan checklist assessment risiko jatuh
A.Identifikasi Pasien Secara
Benar
• Pasien diidentifikasi dengan menggunakan
dua identitas pasien yaitu nama dan
tanggal lahir pasien.

• Pasien diidentifikasi sebelum melakukan


pemberian obat, transfusi darah, atau
produk darah lainnya.
A.Identifikasi Pasien Secara
Benar
• Pasien diidentifikasi sebelum mengambil
darah dan spesimen lain untuk keperluan
pemeriksaan

• Pasien diidentifikasi sebelum memberikan


perawatan atau prosedur pelayanan
A.Identifikasi Pasien Secara
Benar
• Gelang identitas pasien (pasien rawat inap,
UGD)
1. Merah muda (pasien perempuan)
2. Biru muda (pasien laki-laki)
3. Kuning (pasien berisiko jatuh)
4. Merah (pasien alergi)
B. Meningkatkan Komunikasi
Efektif
• Instruksi/laporan hasil suatu tes secara verbal
maupun telepon DITULIS oleh penerima
instruksi/laporan.

• Instruksi/laporan hasil suatu tes secara verbal


maupun telepon DIBACAKAN KEMBALI oleh
penerima instruksi/laporan.

• Instruksi/laporan yang dibacakan tersebut


dikonfirmasi oleh pemberi instruksi/laporan.
C.Meningkatkan Keselamatan Penggunaan
Obat-obat dengan Kewaspadaan Tinggi

• Elektrolit pekat tidak disimpan dalam unit


perawatan pasien kecuali dibutuhkan secara
klinis.

• Elektrolit pekat disimpan dalam unit perawatan


pasien memiliki label yang jelas dan disimpan di
tempat dengan akses terbatas
C.Meningkatkan Keselamatan Penggunaan
Obat-obat dengan Kewaspadaan Tinggi

• Contoh:
1. Elektolit pekat (MgSO4 20%, NaCL3%)
2. Golongan opioid (Kodein HCL, Morfin
HCL)
3. Antikoagulan (heparin natrium)
4. Trombolitik (Streptokinase)
5. Insulin
6. Kemoterapi
D. Menjamin sisi operasi yang tepat, prosedur
yang tepat, serta pasien yang tepat dengan
penerapan checklist keselamatan operasi/tindakan
berisiko tinggi (kolonoskopi/endoskopi,radiologi)

• Menggunakan tanda yang mudah dikenali


untuk identifikasi luka operasi
• Menggunakan checklist atau proses lain
untuk verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien
yang tepat sebelum operasi, dan seluruh
dokumen serta peralatan yang dibutuhkan
tersedia, benar, dan berfungsi.

• Seluruh tim operasi membuat dan


mendokumentasikan prosedur time out
sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.
Protokol Umum:
1. Tandai lokasi operasi, terutama pada organ
yang memiliki dua sisi, jari tangan/kaki,
operasi tulang belakang, atau multiple lesi
yang pengerjaannya bertahap.

2. Anjuran penandaan lokasi operasi:


gunakan tanda yang telah disepakati, dokter
yang melakukan operasi yang memberikan
tanda, gunakan tanda yang tidak ambigu,
tandai pada atau dekat daerah operasi.
E. Menurunkan Risiko Infeksi
Nosokomial dengan Hand Hygiene
dan APD

• Menggunakan panduan hand hygiene dan


diakui umum

• Mengimplementasikan program kebersihan


tangan yang efektif
Panduan menurunkan risiko infeksi nosokomial:
a. Melakukan 6 langkah cuci tangan yang
dijadikan
standar oleh WHO pada saat:
1. sebelum dan sesudah menyentuh pasien
2. sebelum dan sesudah tindakan
3. setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. sebelum dan setelah melakukan tindakan
invasif
5. setelah menyentuh area sekitar pasien
b. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat yang digunakan untuk melindungi
petugas dari risiko pajanan darah, cairan
tubuh, ekskreta, dan selaput lendir pasien.

APD: sarung tangan, masker, penutup kepala,


kacamata pelindung, apron/jas, sepatu
pelindung.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di
rumah sakit setelah dirawat 24 jam atau lebih.

Akibat Infeksi nosokomial:


1. Perawatan di rumah sakit lebih lama
2. Biaya perawatan meningkat
3. Mengganggu pasien lain yang memerlukan
perawatan
4. Penyebab kematian pasien (langsung atau
pun tidak)
E. Menurunkan Risiko Infeksi
Nosokomial dengan Hand Hygiene
dan APD

• Komponen standar kewaspadaan


1. Cuci tangan
2. pemakaian APD
3. penanganan benda tajam dengan tepat
4. dekontaminasi alat
5. penanganan limbah
E. Menurunkan Risiko Infeksi
Nosokomial dengan Hand Hygiene
dan APD

• Komponen standar kewaspadaan


6. kebersihan linen
7. penempatan pasien isolasi
8. etika batuk
9. praktik menyuntik aman
10. praktik pencegahan infeksi
F.Menurunkan Risiko Cedera Karena Jatuh
dengan Checklist Assessment Risiko Jatuh

• Penilaian risiko jatuh pada semua pasien baru


dan penilaian diulang jika diindikasikan adanya
perubahan kondisi pasien atau pengobatan.

• Hasil pengukuran risiko jatuh dimonitor dan


ditindaklanjuti guna mencegah pasien jatuh dan
akibat tak terduga lainnya
ASPEK HUKUM PADA PATIENT
SAFETY
• Pasal 53 (3) UU No.36/2009
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien.”

• Pasal 32n UU No.44/2009


“Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.

• Pasal 46 UU No.44/2009
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”
TERIMA KASIH

You might also like