You are on page 1of 24

Matakuliah : Auditing

z KelasA2M
Magister Akuntansi,Universitas Airlangga

NAMA KELOMPOK:
Ria Anindita (041814253002)
Natasya Adela W (041814253010)
Hanny Purnomo (041814253011)
Yessy Aryanti L (041814253015)
BAB 2
FILSAFAT AUDITING
z
z
Pengantar

 Pandangan awal : auditing merupakan serangkaian praktik dan


prosedur, metode dan teknik, auditing sekedar cara untuk
melakukan sesuatu.

 Mautz dan Sharaf: menyampaikan perlunya teori dasar dalam


auditing, harus ada sejumlah asumsi dasar dan himpunan
gagasan terpadu (a body of integrated ideas).

 Filsafat auditing merupakan titik tolak berfikir tentang audit.


z
Filsafat dan Auditing

 Awalnya, filsafat dimaknai sebagai penjelasan yang rasional dari


segala sesuatu. Filsafat sama dengan ilmu pengetahuan.

 Kemudian berkembang, filsafat didefinisikan sebagai kaidah-


kaidah awal mengenai keberadaan manusia; perkiraan, dugaan
atau asumsi mengenai realitas yang sesungguhnya.

 Pendekatan filosofis untuk auditing ditandai dengan 4 hal:


comprehension, perspective, insight, dan vision.
z

 Comprehension : auditing merupakan suatu himpunan pengetahuan (body of


knowledge) yang komprehensif secara teratur dan logis yang dapat dijelaskan
secara konsisten.

 Prespective : pendekatan filsafat yang mensyaratkan padangan yang luas


untuk menangkap kebenaran. Dalam auditing, setiap masalah harus dilihat
dari kepentingan dan dampak yang menyeluruh.

 Insight : menekankan kedalaman dari apa yang dikaji. Dalam auditing, setiap
asumsi dasar yang digunakan harus diperiksa dan diuji. Asumsi dasar
merupakan pijakan yang digunakan untuk berfikir dan menarik kesimpulan.

 Vision : mendorong filsuf ke luar dari hal-hal yang murni berkaitan dengan
masa kini dan hal-hal yang umum, menuju kemungkinan yang luas untuk
masa mendatang.
z

 Filsafat bukan saja informasi untuk mengambil tindakan, tetapi juga


untuk meransang orang mengambil tindakan, memberikan inspirasi
kepada mereka dan menetapkan sasaran ke arah mana mereka
harus berjuang.
z
Auditing sebagai Disiplin

 Auditing memang berkaitan dengan accounting, tetapi bukan bagian dari


auditing.

 Accounting meliputi pengumpulan, pengelompokkan, pengikhtisaran dan


pengomunikasian data keuangan. Accounting berusaha mengurangi
informasi dan detail yang begitu banyak ke dalam informasi yang lebih
dapat dipahami.

 Sementara auditing bersifat analitik, tidak menyusun atau membangun,


bersifat kritikal (mempertanyakan), investigative (menyelidik),yang
berkaitan dengan dasar-dara pengukuran dan asersi. Auditing berkaitan
dengan memeriksa keakuratan dan ketelitian dari data keuangan untuk
menilai kejujuran dan ketepatan dengan kondisi/peristiwa yang ada.
Metodologi Auditing
z

Metodologi Auditing Metodologi Auditing

1. Mengenali masalah secara menyeluruh 5. Memilih teknik audit yang tepat dan
(menerima penugasan audit & letter of mengembangkan prosedur audit dalam
engagement). menghadapi masalah
2. Mengamati fakta-fakta yang relevan 6. Melaksanakan prosedur audit untuk
dengan masalah tersebut. mendapatkan bukti.
3. Memilah-milah masalah secara 7. Mengevaluasi bukti
menyeluruh ke dalam masalah yang lebih - Untuk menentukan relevansi dan
rinci. keabsahan antar bukti
- Untuk menentukan indikasi mengenai
adanya masalah lain.
- Untuk menentukan apakah memadai
untuk memberikan judgment
4. Memastikan adanya buktiyang menjawab 8. Merumuskan judgment atas setiap
setiap masalah secara terperinci. masalah dan keseluruhan dari masalah.
z
Postulates of Auditing

Mautz dan Sharaf menekankan postulate sebagai landasan berpikir


dan menarik kesimpuan. Inilah delapan postulat tentatif tentang
audit :
• Laporan dan data keuangan dapat diperiksa (are verifiable)
• Tidak ada benturan kepentingan antara auditor dan manajemen
dari entitas yang laporan keuangannya diaudit.
• Laporan keuangan dan data informasi yang disampaikan
(manajemen) untuk diperiksa, tidak mengandung keganjilan-
keganjilan karena persekongkolan atau sebab luar biasa lainnya
(collusive and other unsual irregularities).
• Adanya sistem pengendalian intern yang memadai
menghilangkan probabilitas terjadinya keganjilan.
z

• Penerapan prinsip akuntansi (generally accepted accounting


principles) yang konsisten akan menghasilkan fair presentation
dari posisi keuangan dan hasil usaha.
• Kecuali kalau ada bukti sebaliknya, apa yang dianggap benar di
masa lalu juga akan berlaku di mana mendatang.
• Ketika memeriksa laporan keuangan untuk menyatakan
pendapat independen auditor bertindak semanta-mata dan
sepenuhnya dalam kapasitas sebagai auditor.
• Status profesional yang dimiliki auditor independen
memaksanya memenuhi kewajiban profesionalnya yang
sepadan.
z
Konsep Utama dalam Auditing

1. Evidance
Secara umum terdapat tiga jenis bukti
atau evidance, yaitu natural evidance,
created evidance dan rational
argumentation.
z

Natural Evidance

 Natural Evidance (buki alamiah) ada disekitar kita, dan


digunakan sebagai dasar pembuktian dalam segala kegiatan
mental (melalui pancaindra, pikir, nalar dan sebagainya). Natural
Evidance adalah bukti yang paling menyakinkan.
z

Created Evidance

 Adalah bukti yang tidak secara alamiah ada disekitar kita. Ketika
ilmuan membuat berbagai eksperimen di laboratoriumnya, ia
menciptakan bukti, ini adalah created evidance.
z

Rational Argumentation

 Gagasan atau ide sering kali menyusul secara logis dari fakta-
fakta yang kita amati dan terlihat sebagai benar dalam benak
kita. Dalam rational argumentation kita sering menggunakan
frasa “masuk akal”.
z
BAB 3
z
PROFESIONAL
JUDGMENT
z
Profesional Judgement

 Merupakan bagian penting dari critical thinking dalam praktik audit.

 Harus dapat diterapkan dalam semua tahap proses audit.

 Professional judgement sangat erat hubungannya dengan penerapan


standar akuntansi oleh manajemen dan evaluasi dan pelaporan
mengenai penerapan standar akuntansi.

 Diterapkan tergatung dari bentuk dan sifat standarnya, yaitu standar


berbasis aturan (rule based standards) dan standar yang berbasisi
prinsip saja (principle only based standards)
z

Makna Menurut Kamus

 Menurut kamus Inggris-Indonesia Echols-Shadily, menerjemahkan


judgement sebagai pendapat, keputusan dan pertimbangan

 Kata discern memiliki makna yang lebih dekat hubungannya dengan


kata judgement adalah kata sifat discrening yang dalam kamus Echols-
Shadily diterjemahkan sebagai “tajam, cerdas” seperti ungkapan
discrening mind (“pikiran yang tajam”).
z
Judgement dan Professional Judgement
 CPAB berdasarka ISA 200, merekomendasikan penggunaan istilah
professional judgement dalam konteks auditing, dan bukan sekedar
istilah judgement.

 ISA 200 menjelaskan professional judgement sebagai berikut:

a. Penerapan pengetahuan dan pengalaman yang relevan

b. Dalam konteks auditing, accounting dan standard etika

c. Untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan


selama berlangsungnya penugasan audit

d. Kualitas pribadi, yang berarti bahwa judgement berbeda diantara


auditor yang berpengalaman
z
Professional Judgement Dalam Semua
Jenis Standar

 Sarbanes-Oxley Act memberi mandat kepada SEC untuk


melaksanakan kajian tentang standar setting (penetapan
standar) dan menemukan kelamahan dalam menetapkan
standar yang didasarkan pada aturan (rules based) maupun
standar yang didasarkan pada principle saja (principles only
basis).
z

 Principle only standards akan mengalami kesulitan dalam enforcement


nya karena standar standar ini memberikan sedikit sekali petunjuk atau
kerangka untuk menerapkan professional judgement oleh pembuat
laporan keuangan dan auditor

 Rules based standards merupakan sarana untuk menyimpang dari


maksud atau intensi dari standar tersebut

 Staf SEC merekomendarikan bahwa proses penetapan standar (standar


setting process) yang lebih konsisten dibandingkan dengan principles
based atau objectives oriented basis (standar yang berbasis pada
tujuan)
z
Jenis Standar dan Penerapan
Professional Judgment
 Principle based accounting standard meliputi pernyataan singkat
tentang subtantive accounting principle, dimana accounting objective
tercantum sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari standard itu

 Untuk membedakan principles based approach dalam standard setting


yang diusulkan SEC, disebut dengan Objectives Oriented Standards
Setting

 Objectives oriented standards berbeda dari rules based accounting


standards, yang ditandai dengan bright line test, berbagai
pengecualian, rincian yang banyak, dan internal inconsistencies
z
Para Penjaga Gawang

 Ada dua penjaga gawang utama, sebagai berikut:

1. Independen auditor dan audit committee di perusahaan

2. Lembaga penegak hukum (Enforcement bodies)


z
THANK YOU

You might also like