You are on page 1of 29

KELOMPOK DK 9

Friska Silviantri I11112045


Ely Kusumawardani I1011131044
Pamela Rita Sari I1011131085
Shintya Dewi I1011151012
Kartika Nurul Fatmi I1011151013
Heru Chris Sunariyanto I1011151020
Ryan Hidayatullah I1011151035
M. Rivaldo I1011151037
Gerry Albilardo I1011151046
Ulfa Tunisak I1011151068
Tasia Risma Lidya S I1011151075
A 22-year-old man who is a known IV drug
abuser presents with a 6-day history of pain
and swelling in his left knee. On examination
there are multiple sites of IV puncture on his
arms. His left knee is hot, tender, swelling,
and highly restricted range of movement.
There is cellulitic changes of the overlying
skin. There is no sign of inflammation in any
other joints. His temperature is 38,9 ˚C.
There is no history of trauma before.
1. Inflammation is a localized protective response
elicited by injury or destruction of
tissues,which serves to destroy,dilute, or wall
offboth the injurious agent andt the injured
tissue.
2. Puncture is the act of piercing or penetrating
with a pointed object.
3. Swelling is transient abnormal enlargement of
a bodypart or areanotdue to cell proliferation
4. Tender is sensitive or painful as a result of
pressure or contact that is not sufficent to
cause discomfort in normal tissues.
5. IV drugs is the drug that used directly into
vein.
1. 22 years old man
2. IV drug abuser
3. Pain, swelling in his left knee
4. His temperature is 38,90C
5. Cellulitic change of the overlying skin
6. No history of trauma before
7. No sign of inflammation in any other joints
8. His left knee hightly restricted
A 22 year old man who is known as IV drug
abuser felt hot, tender, swelling, and highly
restricted range of movement on his left
knee.
A 22 year old man diagnosed with Septic Artritis
according to physical examination
Anatomi dan fisiologi genu Osteomielitis
Septik arthritis  Penatalaksanaan
 Definisi  Pemeriksaan Penunjang
 Etiologi  prognosis
 Epidemiologi RA
 Gejala klinis  Definisi
 Pathogenesis  Etiologi
 Factor resiko  Epidemiologi
 Diagnosis  Gejala klinis
 Penatalaksanaan  Pathogenesis
 Pemeriksaan penunjang  Factor resiko
 Prognosis  Diagnosis
Osteomielitis  Penatalaksanaan
 Definisi  Pemeriksaan penunjang
 Etiologi  Prognosis
 Epidemiologi Pengaruh riwayat penggunaan IV terhadap kasus
 Gejala klinis Penyebab selulitis pada kasus
 Pathogenesis Patofisiologi nyeri dan bengkak pada kasus
 Factor resiko Jelaskan tentang IV (jenis-jenis obat)
 Diagnosis
Patella Articulatio Genu
Fungsi dari sendi lutut ini adalah untuk mengatur
pergerakan dari kaki. Dan untuk menggerakkan kaki
ini juga diperlukan antara lain :
1). Otot- otot yang membantu menggerakkan sendi
2).Capsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian
tulang yang bersendi supaya jangan lepas bila
bergerak,
3). Adanya permukaan tulang yang dengan bentuk
tertentu yang mengatur luasnya gerakan,
4). Adanya cairan dalam rongga sendi yang berfungsi
untuk mengurangi gesekan antara tulang pada
permukaan sendi.
5). Ligamentum-ligamentum yang ada di sekitar sendi
lutut yang merupakan penghubung kedua buah tulang
yang bersendi sehingga tulang menjadi kuat untuk
melakukan gerakan-gerakan tubuh.
Septik Arthritis adalah Kuman penyebab yang paling
rheumatologic yang darurat banyak adalahStaphylococcus
dimana terjadinya perusakan aureus disusul oleh
sendi secara cepat dan dapat Streptococcuspneumoniae,
menyebabkan morbiditas dan Streptococcus pyogenes
mortalitas yang signifikan merupakan kuman yang
sering ditemukan dan sering
pada penderitapenyakit
autoimun, infeksi kulit
Insiden septik artritis pada sistemik, dan trauma.Pasien
populasi umumbervariasi 2- dengan riwayat intra venous
10 kasus per 100.000 orang drug abuse (IVDA),usia
per tahun.Insiden ini ekstrim, imunokompromis
meningkat pada penderita sering terinfeksi olehbasil
denganpeningkatan risiko gram negatif yang sering
seperti artritis rheumatoid adalah
28-38kasus per 100.000 per Pseudomonasaeruginosa dan
tahun, Escherichia coli.
Gejala klasik artritis septik ditemukan tanda- tanda
adalah demam yang
mendadak, malaise, nyeri eritema, pembengkakan
lokal pada sendi yang (90% kasus), hangat, dan
terinfeksi, pembengkakan nyeri tekan yang
sendi, dan penurunan
kemampuan ruang lingkup merupakan tanda penting
gerak sendi.Sejumlah untuk mendiaganosis
pasien hanya mengeluh infeksi.Efusi biasanya
demam ringan saja.Demam sangat jelas/banyak, dan
dilaporkan 60-80% kasus,
biasanya demam ringan, berhubungan dengan
dan demam tinggi terjadi keterbatasan ruang
pada 30-40% kasus sampai lingkup gerak sendi baik
lebih dari 39ºC. Nyeri pada
artritis septik khasnya aktif maupun pasif. Tetapi
adalah nyeri berat dan tanda ini menjadi kurang
terjadi saat istirahat jelas bila infeksi mengenai
maupun dengan gerakan
aktif maupun pasif sendi tulang belakang,
panggul, dan sendi bahu
Gejala Klasik Pemeriksaan fisik
Pathogenesis
Infeksi melalui hematogen pada sendi dimulai
dari bakteremia sistemik yang menyerang
synovial cartilaginous junction dari ruang
intravaskuler dan menyebar ke sinovium dan
cairan synovial.Reseptor kolagen yang ditemukan
pada Staphylococcus aureus ikut berperan dalam
infeksi sendi.Selain itu, kurangnya keterbatasan
membran basal dalam kapiler sinovium
memungkinkan bakteri mencapai ruang
ekstravaskuler dari jaringan synovial melewati
gap antar kapiler sel endotel. Fibroblas dari
synovial juga menghambat proses fagositosis
daribakteri.
Faktor Resiko Diagnosis
Faktor resiko septik arthritis Diagnosis klinis artritis
sebagai berikut: septik bila ditemukan
a. Keadaan gizi dan keadaan adanya sendi yang
umum buruk mengalami nyeri,
b. Tua atau bayi pembengkakan, hangat
disertai demam yang terjadi
c. Penyakit sistemik yang secara akut disertai dengan
menekan system imun : pemeriksaan cairan sendi
• Diabetes mellitus dengan jumlah lekosit
• Gangguan faal ginjal >50.000 sel/mm3 dan
dipastikan dengan
• Penyakit hati ditemukannya kuman
• Keganasan patogen dalam cairan sendi.
• Pecandu obat intravena
atau alcohol
• Obat imunosupresan atau
AIDS
d. Kelainan sendi lama
Pada fase akut, pasien terapi antibiotika yang
sesuai dan segera dilakukan
disarankan untuk drainase cairan sendi.
mengistirahatkan sendi Pemilihan antibiotika harus
yang terkena.Rehabilitasi berdasarkan beberapa
pertimbangan termasuk
merupakan hal yang kondisi klinis, usia, pola
penting untuk menjaga dan resisitensi kuman
fungsi sendi dan setempat, dan hasil
mengurangi morbiditas pengecatan gram cairan
sendi. Pemilihan jenis
artritis septik. antibiotika secara empiris
seperti pada tabel 1 yang
dikutip dari panduan The
British Society for
Rheumatology tahun 2006

Non farmakologi farmakologi


 Pemeriksaan darah tepi Hasil yang memuaskan
 Pemeriksaan cairan sendi dicapai sekitar 70% atau
bahkan lebih pada
 PCR
beberapa pasien septik
 Radiologi arthritis dengan diagnosis
dan pengobatan dini.
Destruksi sendi terutama
sendi panggul pada
neonatus dan kekakuan
sendi pada orang tua
merupakan penyebab
umum dari kegagalan
terapi. Jarang
menyebabkan kematian.

Pemeriksaan penunjang prognosis


Osteomielitis adalah Pada pemeriksaan fisik
infeksi tulang atau ditemukan :
sumsum tulang yang  Demam ( timbul hanya
disebabkan oleh bakteri pada 50 % neonatus ).
atau kuman
 Edem.
 Terasa hangat.
Gejala pada hematogenous
osteomyelitis pada tulang  Berfluktuasi.
panjang umumnya adalah:  Nyeri pada palpasi.
 Demam tinggi mendadak.  Terbatanya gerakan
 Kelelahan. ekstremitas.
 Iritabilitas.  Drainase saluran sinus.

 Malaise.
 Terbatasnya gerakan.
 Edem lokal yang disertai
dengan erytem dan nyeri
pada
 penekanan.
Diagnosis
Faktor resiko
1. adanya materi purulen/ pus
-post cedera/operasi pada aspirasi tulang yang
-invasi alat teinfeksi;
-masalah sirkulasi 2. kultur bakteri dari tulang atau
-obat IV(Narkoba) darah menunjukkan hasil
positif;
3. ditemukannya tanda-tanda
Patogenesis
klasik lokal berupa nyeri tekan
Infeksi pada osteomyelitis dapat pada tulang , dengan jaringan
terjadi lokal atau dapat menyebar lunak yang eritem atau udem;
melalui periosteum, korteks,
4. pemeriksaan radiologi
sumsum tulang, dan jaringan
menunjukkan hasil yang
retikular.
positif, berupa gambaran
udem pada jaringan lunak
diatas tulang setelah 3-5 hari
terinfeksi.
5. Pada minggu kedua gambaran
radiologi mulai menunjukkan
destruksi tulang dan reaksi
periosteal pembentukan
tulang baru.
Menurut American Penyebab penyakit
College of rheumatoid arthritis
Rheumatology belum diketahui secara
(2012),rheumatoid pasti, namun faktor
arthritis adalah predisposisinya adalah
penyakit kronis (jangka mekanisme imunitas
panjang) (antigen-antibodi),
yangmenyebabkan faktor metabolik, dan
nyeri, kekakuan, infeksi virus.23Etiologi
pembengkakan serta RA belum diketahui
keterbatasan gerakdan dengan pasti. Namun,
fungsi banyak sendi kejadiannya
dikorelasikan dengan
interaksi yang kompleks
antara faktor genetik
dan lingkungan
Gejala Klinis
Patofisiologi
Nyeri dan bengkak pada sendi dapat Arthritis rheumatoid (AR) adalah
berlangsung dalam waktu terus-menerus penyakit autoimun yang terjadi
dan semakin lama gejala keluhannya pada individu rentan setelah respon
akansemakin berat. Keadaan tertentu, imun terhadap antigen pemicu yang
gejalahanya berlangsung selama tidak diketahui. Agen pemicunya
beberapa haridan kemudian sembuh adalah bakteri, mikoplasma, atau
dengan melakukanpengobatan. virus yang menginfeksi sendi atau
mirip sendi secara antigenik.
Rasa nyeri pada persendian berupa Biasanya respon antibody awal
pembengkakan, panas, eritema terhadap mikroorganisme
dangangguan fungsi merupakan diperantarai oleh IgG. Walaupn
gambaranklinis yang klasik untuk respon ini berhasil menghancurkan
rheumatoidarthritis. Persendian dapat mikroorganisme, individu yang
teraba hangat,bengkak, kaku pada pagi mengalami AR mulai membentuk
hari berlangsungselama lebih dari 30 antibody lain, biasanya oleh IgM
menit. Pola karakteristik daripersendian
atau IgG, terhadap antibody IgG
awal. Antibody yang ditujukan ke
yang terkena adalah : mulaipada komponen tubuh sendiri ini disebut
persendian kecil di tangan,pergelangan, faktor rheumatoid (Rheumatoid
dan kaki. Secara progresifmengenai factor/ RF). RF menetap di kapsul
persendian, lutut, bahu, pinggul,siku, sendi sehingga menyebabkan
pergelangan kaki, tulang belakang inflamasi kronis kerusakan jaringan
serviks, dan temporomandibular
Faktor resiko dalam Pemeriksaan fisik pada
peningkatan terjadinya
RA antara lain jenis sistem
kelamin perempuan, musculoskeletal
ada riwayat keluarga meliputi:
yang menderita RA,
umur lebih tua, paparan  Inspeksi pada saat
salisilat dan merokok. diam
Resiko juga mungkin
terjadi akibat konsumsi  Inspeksi pada saat
kopi lebih dari tiga gerak
cangkir sehari,
khusunya kopi  Palpasi
decaffeinated

Faktor resiko Pemeriksaan fisik


Pada artritis reumatoid yang lanjut, tangan pasien dapat
menunjukkan deformitas boutonnierre dimana terjadi
hiperekstensi dari sendi distal interfalangs (DIP) dan fleksi
pada sendi proksimal interfalangs (PIP). Deformitas yang
lain merupakan kebalikan dari deformitas boutonniere,
yaitu deformitas swan-neck, dimana juga terjadi
hiperekstensi dari sendi PIP dan fleksi dari sendi DIP.
TERAPI
NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs) untuk mengurangi
rasa nyeri dan kekakuan sendi.
Second-line agent seperti injeksi emas (gold injection),
Methotrexat dan Sulphasalazine. Obat-obatan ini merupakan
golongan DMARD. Kelompok obat ini akan berfungsi untuk
menurukan proses penyakit dan mengurangi respon fase akut.
Obat-obat ini memiliki efek samping dan harus di monitor
dengan hati-hati.
Steroid, obat ini memiliki keuntungan untuk mengurangi gejala
simptomatis dan tidak memerlukan montoring, tetapi memiliki
konsekuensi jangka panjang yang serius.
Obat-obatan immunosupressan. Obat ini dibutuhkan dalam
proporsi kecil untuk pasien dengan penyakit sistemik.
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung
saraf telanjang yang ditemukan hampir pada Tumor(Bengkak) yang
setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke merupakan salat satu reaksi
Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem inflamasi adalah pembengkakan
Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ lokal yang dihasilkan oleh
bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan cairan dan sel-sel yang
kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua berpindah dari aliran darah ke
terdiri dari serabut C tak bermielin dengan jaringan interstisial.Campuran
diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran
0,5-2 m/detik. Serabut Aδ berperan dalam cairan dan sel-sel ini yang
menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan tertimbun didaerah peradangan
persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, disebut eksudat.Pada awal
sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri perjalanan reaksi peradangan,
Lambat" dan menghasilkan persepsi samar-samar, sebagian besar eksudat adalah
rasa pegal dan perasaan tidak enak. cairan, seperti yang terlihat
Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan secara cepat didalam lepuhan
oleh stimulus noksius yang diperantarai oleh sistem setelah luka bakar ringan pada
sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari kulit. Kemudian, sel-sel darah
perifer melalui medulla spinalis, batang otak, putih atau leukosit,
thalamus dan korteks serebri. Apabila telah terjadi meninggalkan aliran darah dan
kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan
bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi tertimbun sebagai bagian
fungsi yang membantu perbaikan jaringan yang eksudat
rusak

MEKANISME NYERI MEKANISME BENGKAK


Sediaan injeksi intravena digunakan
antara lain bila: obat dirusak oleh Contoh obatnya
 Ranitidin
asam lambung atau obat tidak
diabsorbsi, obat diabsorbsi tetapi  Mengurangi keasaman lambung pada
persalinan beresiko tinggi.
dikeluarkan cepat akibat
 Petidin Hidroklorida
metabolisme lintas pertama,
 Untuk nyeri sedang sampai berat,
makanan mempengaruhi absorbsi, analgesia obstetri.
jika pasien tidak mau atau tidak
 Eritromisin
dapat menelan, usus tidak berfungsi
 Digunakan pada klien yang sensitif
dengan baik, diperlukan absorbsi terhadap penisilin, organismeyang
yang sangat cepat, diperlukan kadar resistan terhadap penisilin, sifilis,
yang tinggi dalam jaringan, klamidia, gonorea, infeksi pernapasan,
pengobatan infeksi yang sensitif
diperlukan pelepasan obat perlahan terhadap eritromisin, profilaksis dalam
dan sediaan oral tidak dapat penatalaksanaan pecah ketuban saat
memenuhi ketentuan tersebut, dan kurang bulan. Juga untuk pasien yang
sensitif terhadap penisilin yang
bilamana diperlukan penyesuaian membutuhkan antibiotik guna mengobati
dosis secara terus menerus Injeksi penyakit jantung dan katup jantung.
intravena tidak diberikan untuk obat  ProtaminSulfat
yang menimbulkan endapan dengan  Untukmelawankerja heparin.
protein atau butiran darah Pasien  Fitomenadion( Vitamin K )
sebaiknya tidak diberikan injeksi  Mencegahdanmengobatihemoragi.
intravena bila terapi per oral dapat
dilakukan karena terapi per oral pada
umumnya lebih aman, lebih murah
Laki-laki 22 tahun terdiagnosis mengalami
Septik Arthritis didasarkan kepada
pemeriksaan laboratorium, hasil radiologi,
dan pemeriksaan penunjang lainnya.

You might also like