You are on page 1of 23

KUALITAS HIDUP PASIEN

TUBERKULOSIS PARU YANG


MENJALANI PENGOBATAN
OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEKAUMAN Oleh
BANJARMASIN Nama : Virginius Mario Beda
2017 NIM : 113063C113039
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang  Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2014,
disebabkan oleh kuman tuberkulosis puskesmas yang memiliki prevalensi TB tertingi berada di
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar Puskesmas Pekauman Banjarmasin sebanyak 56 penderita TB
kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat BTA (+) dan tahun 2015 meningkat menjadi 69 penderita TB
juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes RI., 2006). BTA (+)
 Pada penderita TB, ada banyak aspek dari Tuberculosis
yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup  Data Pukesmas Pekauman Banjarmasin, tahun 2016 triwulan I
(QOL), diantaranya : ada 15 penderita TB BTA (+), triwulan II ada 21 penderita TB
BTA (+), triwulan III ada 10 penderita TB BTA (+).
 Pengobatan TB membutuhkan waktu terapi yang lama
(setidaknya 6 bulan)
 Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 13 dan 14
 Beberapa obat berpotensi beracun yang dapat Desember 2016 terhadap tiga pasien tuberkulosis yang datang ke
menyebabkan reaksi yang merugikan pada sejumlah poli-TB Puskesmas Pekauman Banjarmasin.
besar pasien TB, dan
 Tiga partisipan mengatakan kondisi fisiknya mengalami
 Stigma sosial terhadap QOL (Quality Of Life) pasien penurunan berat badan, terasa sakit dibagian dada dan batuk
TB terus menerus-menerus sejak terkena tuberkulosis.
(Shamkh, et al. 2014)  Dua partisipan mengatakan ada perasaan sedih dan menyesal
dengan kondisi kesehatan sekarang dan satu partisipan
mengatakan ada perasaan putus asa dalam pengobatan ini
karena sebelumnya sudah pernah melakukan pengobatan
enam bulan dan sekarang kambuh lagi.
 Dua partisipan mengatakan sebelum menjalani terapi Anti-TB
selalu didalam rumah, satu partisipan mengatakan ada
perasaan minder dengan tetangga.
 Dua partisipan mengatakan lingkungan di rumah baik-baik
saja, satu partisipan mengatakan lingkungan sekitar rumah
sedikit ribut sehingga membuatnya terganggu.
FOKUS MASALAH MANfAAT PENELITIAN
 Kualitas hidup pasien tuberkulosis
paru yang menjalani pengobatan Teoritis Praktis
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) di Puskesmas Institusi
Perawat Peneliti
Pasien Pekauman Pendidikan/ selanjuny
wilayah kerja Puskesmas Komunitas
a
TB Banjarmasin Tenaga
Pekauman Banjarmasin 2017. Kesehatan

Keaslian Penelitian
TUJUAN • Suci Tuty Putri (2015),“Kualitas Hidup Pada Pasien
Tuberkulosis Paru Berdasarkan Aspek Kepatuhan Terhadap
 Tujuan Umum
Pengobatan Di Puskesmas Padasuka Kota Bandung”.
 Tujuan Khusus • Nagi & Shamkh (2014),“Dampak Tuberkulosis pada Kualitas
Hidup Pasien yang menjalani Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) di kota AL-Amarah”.
• Mawaddah (2013),“Gambaran Kualitas Hidup Pasien
Tuberkulosis Paru yang Menjalani Terapi Obat Anti Tuberkulosis
di Balai Kesehatan Paru (BKPM) Banda Aceh”.
TINJAUAN PUSTAKA
 The World Health Organization Quality
of Life atau WHOQOL Group (2004)
mendefinisikan kualitas hidup sebagai
persepsi individu terhadap kehidupan
dalam konteks budaya dan sistem nilai Fisik
dimana mereka tinggal dan
hubungannya dengan tujuan, harapan,
standar, dan juga perhatian individu. Psikologis
Kualitas Hidup Pasien
 Domain The Abbreviate Version of The Tuberkulosis Paru yang
World Health Organization Quality of Life menjalani Pengobatan
(WHOQOL-BREF) dari kualitas hidup yaitu OAT (Obat Anti Hubungan
kesehatan fisik, psikologis, Tuberkulosis) Sosial
hubungan sosial dan lingkungan.
Lingkungan
Tuberkulosis paru disebabkan oleh
kuman mycobacterium tuberculosis yang
menyerang paru-paru dan bronkus. (air
borne infection) (widyanto, dkk 2013).
METODOLOGI PENELITIAN  Subjek Penelitian
 Jenis dan  Partisipan • Pasien TB, Keluarga
 Waktu dan Tempat
Rancangan Penelitian dan Petugas
Penelitian
Penelitian Kesehatan di
Pasien • Februari-Maret Puskesmas Pekauman
• Jenis tuberkulosis yang 2017 Banjarmasin.
penelitian menjalani terapi
OAT (Obat Anti • Puskesmas • Teknik pengambilan
kualitatif. sampel menggunakan
Tuberkulosis) di Pekauman
• Pendekatan wilayah kerja Banjarmasi snowball sampling
secara Puskesmas • di masing- • Partisipan berjumlah
fenomenologi Pekauman masing rumah 5
Banjarmasin partisipan.
 Variabel Penelitian  Uji Keabsahan Data
Kualitas hidup pasien  Instrumen
 Teknik Uji keabsahan data pada
tuberkulosis yang Penelitian Pengumpulan penelitian kualitatif dilakukan
menjalani terapi OAT dengan triangulasi.
(Obat Anti Peneliti sendiri Data
Tuberkulosis) di Triangulasi adalah pengecekan
wilayah kerja
(human wawancara dan data dari berbagai sumber
Puskesmas Pekauman instrument). observasi dengan berbagai cara dan
Banjarmasin. berbagai waktu. Sumber
informasi selain pasien juga
keluarga dan petugas
kesehatan puskesmas
Lanjutan...

 Definisi Operasional  Kesejahtraan psikologis adalah keadaan


 Kualitas hidup adalah persepsi pasien kejiwaan atau emosi atau yang meyertai
tuberculosis tentang pengalaman hidupnya pasien tuberkulosis yang menjalani terapi
terkait penyakit yang dideritanya dan OAT termasuk yang juga aspek spiritual
penatalaksanaannya (terapi OAT) yang  Hubungan sosial adalah interaksi yang
menggambarkan penilaian pasien tuberculosis dialami pasien tuberkulosis yang menjalani
yang bersifat subjektif berdasarkan hal-hal yang terapi OAT, baik dengan dirinya sendiri dan
diyakininya seperti harapan, nilai-nilai dan
orang-orang disekitarnya.
keyakinannya
 Lingkungan adalah hal-hal diluar pribadi
 Kesehatan fisik adalah kondisi fisik pasien pasien tuberkulosis paru yang menjalani
tuberkulosis seperti batuk berdahak selama terapi OAT.
2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti
Pengobatan tuberkulosis paru bertujuan
dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, menyembuhkan, memperbaiki kualitas hidup,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat meningkatkan produktivitas, mencegah
badan menurun, rasa kurang enak badan, kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, rantai penularan, dan mencegah terjadinya
demam meriang lebih dari satu bulan. resistensi kuman terhadap obat anti tuberkulosis.
Hambatan Penelitian
Tahap persiapan  Pelaksanaan penelitian mundur dari rencana
semula karena partisipan berhalangan,
Tahap pengumpulan  Beberapa pasien tuberkulosis mengundurkan
Jalannya Penelitian data diri sebagai partisipan dengan alasan memiliki
kesibukan
Tahap pelaporan  Sulit mencari alamat rumah partisipan
 Keterbatasan dalam mengikuti buku Pedoman
Membuat
Penyusunan Proposal dan Skripsi yang ada,
transkrip data  Keterbatasan sebagai peneliti pemula yang
kurang mampu mengeksplorasikan wawancara
Menentukan
meaning unit

Reduksi
Data Meringkas
dan
Penyajian mengorganisir Koding
Cara Analisis data
Data/Data
Data Display
Melakukan Membuat
Menarik abstraksi data kategori
Kesimpulan/
Verifikasi
Menyusun
tema
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum
Puskesmas Pekauman

Karakteristik Partisipan
Partisi Jenis Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Status Jumlah Mulai Mengikuti
pan Kelamin (tahun) Bangsa Terakhir Perkawina Anak Terdiagnosa Pengobatan
n Tuberkulosis Pertama
Paru Kali
1 Laki-Laki 47 Islam Banjar SD Pedagang Menika 1 Januari 2017 11 Januari 2017
Gas Elpiji
2 Perempuan 52 Islam Banjar SR Pedagang Janda 1 Februari 2017 8 Februari 2017
Kue
3 Perempuan 36 Islam Jawa SMP Pedagang Menika 1 Februari 2017 15 Februari 2017
Pakaian
4 Laki-Laki 49 Islam Banjar SMP Buruh Belum Februari 2017 22 Februari 2017
Pelabuan Menika
5 Laki-Laki 50 Islam Banjar SD Tukang Menika 3 Februari 2017 3 Februari 2017
Bangunan
Kondisi Fisik Pasien Tuberkulosis Selama Menjalani Pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
“Sebelum pengobatan ni, rasa mangga-mangga, batukan sama malam kada kawa guring. Imbah tu disuruakan ke
puskesmas mencari obat, asalnya tu makan obat luar beli di toko obat kada mampu jua, imbah tu obat dari puskesmas tu
yang tahan obatnya. Batuk nya tekurang, mangga nya tekurang sudah” (Partisipan 1)

“Asalnya batuk-batuk kurasakan, imbah tu sakit bagian sini ni pang (partisipan menunjuk area dada) imbah tu dibawa ke
pekauman sama kemanakanku. Selama minum obat ni tekurang pang batuknya” (Partisipan 2)

“Batuk ngga enak mas, kalau malam tu mas, rasa marep dingin sama bagian tulang rusuk ni sakitan, imbah minum obat
ni, masih pang tapi agak enakan sudah, ini ngga sakitan, batuknya tekurang kada berdahak lagi mas” (Partisipan 3)

“Ada pang, imbah minum obat tu, ada rasa gatal disini nah (menunjuk ke bagian leher), tapi ni pang masih kada tahan
menganu gawian ni nah” (Partisipan 1)

“Masih merasa lemas pang, amun batuk tekurang ae ni” (Partisipan 3)

“Masih ae, tapi agak enakan sudah, ini ngga sakit tulang rusuk ni (sambil meninjuk area thorax), sama batuk tekurang
sudah” (Partisipan 2)

“Rasa badan ni lemas mas, sama susah napas. Amun batuk tekurang ae ni” (Partisipan 4)

Kalau dulu tu kadang-kadang mual, kepala pusing, terus batuk lagi imbah tu napas ni tersengal-sengal. Amun sekarang ni
ngga ada lagi pang, ya alhamdullilah sudah ada perubahan la” (Partisipan 5)
Perubahan positif pada kondisi fisik yang mempengaruhi aktivitas selama menjalani pengobatan
OAT (Obat Anti Tuberkulosis)

“Kada tahan bila menggawi, mengangkat (tabung gas elpiji) ke atas tu nah kada tahan paling sepuluh, limabelas biji
sudah mangga sudah” (Partisipan 1)

“Amun ke kamar mandi sama sekitar rumah bisa, bila jauh rasa sesak napas. Cepat benar rasa mangga ni” (Partisipan 4)

“Rasa lelah pang tapi kemaren waktu belum minum obat rasa lesu banget, lemas mas ae” (Partisipan 3)

“Ia emang kalau dulu sebelum makan obat ni, saya pernah berhenti bekerja, kalau ampi sudah, nafas sudah kembali,
kerja lagi. Amun sekarang agak mendingan sudah” (Partisipan 5)

“Kada pang, rasa kaya uyuh benar menggawi bawang tu pang, tapi pang kaya apa lagi namanya jua gasan hidup, susah
ae” (partisipan 2)
 Kondisi psikologis pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis).
 Perasaan Negatif pasien tuberkulosis

“Ada pang rasa ketakutan, kan waktu 2 minggu lalu ada tetangga satu RT ni meninggal gara-gara paru-paru tu”
(Partisipan 1)

“Ada pang perasaan senang dari diri seorang ni, mulai minum obat ni batuk nya tekurang, mangga nya tekurang. Rajin
nya tu malam kada kawa guring batukan terus” (Partisipan 1)

“Awalnya rasa cemas pang mas, apa ini bisa sembuh atau tidak. Ada jua rasa minder pang sama tetangga lain ni, aku kan
tiap hari pakai masker terus” (Partisipan 3)

“Kada pang rasa kaya apa-apa tu. Memikirkan gasan makan, gasan anak sekolah kaya itu pang. Amun dipikirkan laki
kada ada, anak gasan sekolah kaya apa. Tapi alhamdullilah bila bawang datang begaji se 14.000 , ya alhamdullilah kawa
gasan makan sehari-hari, kawa menabung sedikit-sedikit gasan nyuran anak” (Partisipan 2)

“Menyesal pang kaya ini ni, asalnya tu aku kan kuat beroko, sehari bisa habis dua bungkus oleh aku kan begawi malam
terus. Pas mulai sakit ni ampih da beroko” (Partisipan 4)

“Nda ada pang pikiran-pikiran negatif. Ya alhamdullilah sudah ada perubahan lah” (Partisipan 5)
 Cara Mengatasi Pikiran Negatif

“Kada ada pang perasaan apa-apa. Kita kan mau sembuh ya terpaksalah model mau enam bulan ka,
kada masalah pang. Model disuruh obatnya harus rutin, kada boleh putus obatnya, kada masalah
pang yang penting kan kesehatan. (Partisipan 1)

“Amun aku mas dibawah santai aja, mungkin ini cobaan. Bila sholat biasa doakan gasan
kesembuhan mas” (Partisipan 3)

“Ya, sabar aja mas. Dibawah prositif aja. Biar kada kepikiran aku biasa nya membaca koran mas.”
(Partisipan 4)

“Kalau kada ada kesibukan, ya aku biasanya menonton berita-berita di televisi, biar kada kepikiran
yang lain-lain. (Partisipan 5)
 Praktek keagamaan pasien tuberkulosis

“Alhamdulillah rajin ja sholat, sering sholat ke langgar sama ikut bekumpulan membaca yasin. Bila
sholat ya doa gasan kesembuhan jua pang, gasan rezeki. Ya alhamdulillah ada ja rezekinya”
(Partisipan 2)

“Alhamdulillah dalam sholat biasa doakan gasan kesembuhan, terus semangat, mungkin ini cobaan,
pelajaran harus bisa dijalankan” (Partisipan 3)

“Ya biasa sholat, saya biasanya sholat dirumah aja, jarang umpet sholat ke langgar, kejauhan
wadahnya bisa cepat mangga aku. Amun dirumah biasa sholat sunnah hajat, kaya sholat meminta
pertolongan tu pang gasan kesembuhan ni” (Partisipan 1)

“Ia alhamdulillah biasa sholat, tapi dirumah ja sholat nya mas, kada kawa jalan jauh mas, bila
sholat gin biasa beduduk ja mas” (Partisipan 4)

“Ia alhamdulillah, walaupun dalam keadaan sibuk kerja , masih sempatkan diri untuk sholat”
(Partisipan 5)
Hubungan Sosial
 Dukungan sosial yang diperoleh pasien tuberkulosis dalam menjalani pengobatan OAT
“Keluarga mendukung ja, bahkan suami biasa mengingatkan untuk minum obatnya” (Partisipan 3)

“Alhamdulillah baik-baik saja hubungan keluarga ni, kadang ada yang kunjung. Tadi pagi ada keluarga dari sutoyo
juga barusan besuk mas” (Partisipan 4)

“Ya mendengar dari tetangga sebelah, kan dulu suaminya kena jua penyakit sama kaya ini, nah imbah tu buannya
mengusulkan coba berobat ke puskesmas. Asalnya suaminya enam bulan jua berobat sekarang sudah sembuh.
Imbah tu disuruh istri coba berobat ke puskesmas, kan dari obat luaran sudah tapi kada sembuh.” (Partisipan 1)

“Ya baik ja buannya disini ni, nang tekena keluarga berataan. Biasa mengingatkan perhatikan makan dan jangan
lupa minum obat. Kadang diberiakan makanan pang. Bila jadwal ambil obat setiap hari rabu biasa dihantarakan
oleh kemanakan tu” (Partisipan 2)

“Kan ada jua tetangga yang tau, ulun sakit kaya ini. Biasa besuk kerumah menyarankan jangan putus asa minum
obat, harus tetap semangat biar cepat sembuh” (Partispan 3)

“Alhamdulillah baik aja hubungan keluarga dan tetangga-tetangga. Istri biasa mengingat kan untuk minum obat
dan waktu dulu pertama kena paru-paru kadang-kadang ada tetangga yang nengok”. (Partisipan 5)
 Aktivitas seksual pasien tuberkulosis selama menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis)

“Kada ada lagi pang ni, nang sudah tua ae ni. Anak sudah ganal. Bila guring malam
bepisah sama istri, nya guring lawan anak, aku di kamar seorangan” (Partisipan 1)

“Semenjak ketahuan paru-paru ni, guring bepisah kami mas. Kadang aku guring sama
anak, bila kada aku seorangan. Kasihan pang lawan suami ni, tapi kaya pang lagi takut
menular ae mas, makanya aku pakai masker terus ni” (Partisipan 3)
 Kondisi lingkungan pasien tuberkulosis selama menjalani pengobatan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis)

“Baik ja pang lingkungan disini ni, kada ada rasa gadu, aman ja kalau disini ni” (Partisipan 1)

“Aman ja pang lingkungan disini ni mas, bila ada yang sakit biasa dibesuk sama tetangga-tetangga”
(Partisipan 4)

“Nyaman ja disini ni” (Partisipan 3)

“Kada ada apa-apa pang, aman ja disini ni, bila malam ada ja penjaga malamnya” (Partisipan 5)

“Amun disini ni aman ja, dulu rumah kami ganal, tapi dijual abah nya, ya sekarang tinggal kamar
belakang ini pang, gasan kami berdua anak” (Partisipan 2)
Kondisi keuangan pasien tuberkulosis selama menjalani pengobatan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis)
“Mengharapkan jualan elpiji, jualan lain dirumah ni, sama anak jualan bensin dimuka sana.
Alhamdulillah bisa gasan makan dan hidup sehari-hari, apalagi kami punya sedikit utang di bank
mas” (Partisipan 1)

“Ya alhamdulillah ada ja rezeki nya, mengharapkan gawian bawang tu pang, sama sampingan
jualan kue, setiap pagi hantar ke warung. Ya alhamdulillah bisa gasan hidup, ada lebihnya tabung
gasan yuran anak sekolah” (Partisipan 2)

“Ya mengharapkan gawian suami, saya sambil jualan minuman es dan jualan pakaian buat
tambah-tambah. Ya cukup untuk menghidupkan keluarga mas” (Partisipan 3)

“Ya alhamdulillah bisa untuk makan, dari ulun ikut proyek, sama istri biasa setiap pagi jualan kue
di depan rumah ini” (Partisipan 5)

“Kalau sekarang cuman berharap dari kaka ja ni mas, dulu ulun tinggal sendiri pang di sutoyo,
sekarang sudah dujual rumahnya. Ya berharap ae sama kaka ni”(Partisipan 4)
 Pelayanan Kesehatan

“Bagus aja pelayanan nya, buannya rama tama aja. Makanya bila ada keluhan lain
bilang aja, ujar buannya” (Partisipan 1)

“Ya alhamdulillah baik ja pelayanan nya pan, nyaman ja sama buannya” (Partisipan 2)

“Baik ja pelayanan, selalu mengingatkan rutin minum obatnya ni” (Partisipan 4)

Nyaman ja sama buannya di puskesmas, pelayanan bagus, kada mempersulit”


(Partisipan 5)

“Aku rasa kurang baik pang mas. Namanya kita manusia kan bisa aja lupa membawa
segala KTP, surat keluarga, mana jauh pula rumah sama puskesmas ni, yang buannya
bemamai terus. Makanya ranjak periksa kesehatan tu ke puskesmas cempaka aku mas.
Nah pas kena paru ni di anjurkan obatnya ambil ke pekauman, ujarnya pengobatanya
harus perwilayah”(Partisipan 3)
• Pengobatan Alternatif

“Kadada lagi pang, dulu obat lain, obat yang kaya nukar diwarungan, gasan menahan batuk”
(Partisipan1)

“Dulu sering pang, bila menyamak, sering beli ke apotek-apotek tu pang, kalau sekarang kada
ada lagi pang” (Partisipan 2)

“Ngga ada pang kalau obat kampung, cuman dulu kalau batuk biasa nukar obat ke warung”
(Partisipan 5)

“Kada ada pang obat lain, kada wani bila kada disarankan dokter” (Partsipan 3)

“Ngga ada pang, ngga berani kita kalau ngga ada saran dokter” (Partisipan 4)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

Kondisi fisik pasien tuberkulosis dalam menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) adalah
kelelahan fisik, sesak napas, batuk terus-menerus, nyeri dada, gangguan tidur, keringat dingin dimalam hari
tanpa melakukan aktifitas, mual-mual, pusing, gatal-gatal pada kulit, penurunan aktifitas, penurunan
kemampuan bekerja. Selain itu pasien tuberkulosis juga mendapatkan manfaat dari pengobatan OAT (Obat
Anti Tuberkulosis) yang diikuti, mengalami perubahan-perubahan yang membaik, ada yang berkurang
bahkan menghilang seperti batuk berkurang, sudah bisa bernapas dengan baik, nyeri dada berkurang, dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dan kembali bekerja.

Kondisi psikologis pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) akan
mengalami tekanan emosiaonal seperti perasaan gelisah, ketakutan dan pasrah akan penyakit tuberkulosis
yang diderita serta merasa minder dengan orang-orang sekitar, serta memiliki kekwatiran apakah penyakit ini
dapat disembuhkan dengan pengobatan enam bulan ini dan apakah penyakit tuberkulosis ini menularkan ke
anggota keluarga. Namun untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif tentang penyakit yang diderita
dengan mendekatkan diri Tuhan meskipun tidak dapat menjalani kewajiban sholat karena kondisi fisik. Selain
itu mereka mimilih waktu luang dengan menonton TV, membaca koran, dan kembali bekerja yang ringan
agar tidak menimbulkan pikiran-pikiran negatif.
Hubungan sosial pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
pada umunya pasien memiliki hubungan sosial yang baik dengan anggota keluarga maupun orang-
orang disekitarnya. Pasien tuberkulosis dalam menjalani pengobatan OAT (Obat Anti tuberkulosis)
banyak memperoleh dukungan sosial dari anggota keluarga maupun tetangga-tetangga sekitarnya.
Dukungan sosial yang diperoleh berupa dukungan emosional seperti ungkapan semangat, jangan putus
asa, mengingatkan minum obat, dukungan instrumental seperti melakukan kunjungan (besuk),
memberikan buah-buahan dan makanan, dukungan informasi seperti pengobatan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis) dari orang-orang sekitar. Sifat menular dari tuberkulosis, kondisi fisik pasien
tuberkulosis dan faktor usia membuat pasien juga nggan memenuhi kebutuhan aktivitas seksual
dengan pasangannya.

Lingkungan pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
dapat ditunjukan dengan keadaan hidup bermasyarakat sesuai nilai dan budaya setempat membuat
pasien tuberkulosis merasa aman. Walaupun pengobatan tuberkulosis digratiskan karena sebagian dari
program kesehatan namun biaya hidup pasien dan keluarga harus dipenuhi, mereka mengalami
penurunan kondisi keuangan karena penurunan kapasitas kerja bahkan kehilangan pekerjaan karena
kondisi fisik akibat dari penyakit tuberkulosis itu sendiri. Pelayanan kesehatan yang diperoleh pasien
tuberkulosis pada umumnya dirasakan baik namun kerumitan dalam memenuhi syarat-syarat
administrasi menjadi keluhan pasien.
 Saran

• Pasien Tuberkulosis
• Petugas Kesehatan Puskesmas (Ruang Poli Tuberkulosis)
• Institusi/Puskesmas
• Institusi Pendidikan
• Keperawatan
• Peneliti selanjutnya
TERIMAKASIH

You might also like