You are on page 1of 17

PENGENDALIAN VEKTOR DBD

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Atmoko Aumgupito (P2.31.33.1.16.003)
Azhaar Darin M (P2.31.33.1.16.004)
Cindy Setia W (P2.31.33.1.16.005)
Dea Desmareza (P2.31.33.1.16.006)
Manna Vittauly (P2.31.33.1.16.020)
PENGERTIAN PENYAKIT DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah


penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang
ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh
hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah,
nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa
petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis, melena, hepatomegali,
trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan.
AGEN INFEKSIUS
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus ini termasuk
dalam grup B Antropod Borne Virus (Arboviroses) kelompok
flavivirus dari family flaviviridae, yang terdiri dari empat serotipe,
yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Masing- masing saling
berkaitan sifat antigennya dan dapat menyebabkan sakit pada
manusia. Keempat tipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah
di Indonesia. DEN 3 merupakan serotipe yang paling sering ditemui
selama terjadinya KLB di Indonesia diikuti DEN 2, DEN 1, dan DEN
4. DEN 3 juga merupakan serotipe yang paling dominan yang
berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang
menyebabkan gejala klinis yang berat dan penderita banyak yang
meninggal.
VEKTOR
Virus Dengue di tularkan oleh satu orang yang terinfeksi virus
Dengue ke orang lain oleh nyamuk Aedes aegypti dan subgenus
stegomya. Aedes aegypti merupakan vektor epidemik yang paling
penting, sementara spesies lain seperti Ae. albopictus, Ae.poly
nesiensi, anggota kelompok Ae.scutellaris, dan Ae.finlaya niveus
juga di putuskan sebagai vektor sekunder. Semua spesies tersebut,
kecuali Ae. aegypti, memiliki willayah pelebarannya sendiri,
walaupum mereka merupakan vektor yang sangat baik untuk virus
Dengue, epidemi yang di timbulkannya tidak separah yang di
akibatkan oleh Ae.aegypti (WHO, 2001).
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DBD
• Cara memotong rantai penularan penyakit DBD masih
dengan cara membasmi vektor karena belum ditemukannya
vaksin atau obat yang dapat membunuh virus dengue. Cara
yang tepat guna adalah dengan membasmi jentik nyamuk yang
ada di tempat perkembangbiakannya (Nadesul, 2004).

• Menurut Sukowati (2010), beberapa metode pengendalian vektor


yang telah banyak diketahui dan digunakan oleh program
pengendalian DBD di tingkat pusat dan di daerah yaitu
manajemen lingkungan, pengendalian biologis, pengendalian
kimiawi, partisipasi masyarakat, perlindungan individu, dan
peraturan perundangan.
1. Manajemen Lingkungan
Manajemen lingkungan adalah upaya
pengelolaan lingkungan untuk mengurangi
bahkan menghilangkan habitat
perkembangbiakan vektor sehingga akan
mengurangi kepadatan populasi. Manajemen
lingkungan hanya akan berhasil dengan baik
jika dilakukan oleh masyarakat, lintas sektor,
para pemegang kebijakan, dan lembaga
swadaya masyarakat melalui program
kemitraan (Sukowati, 2010).
1. Manajemen Lingkungan
WHO pada tahun 1982 telah menetapkan 3
jenis Manajemen Lingkungan yaitu :
A. Modifikasi Lingkungan
B. Manipulasi Lingkungan
C. Perubahan Habitat atau perilaku vektor
2. Pengendalian Biologis
Beberapa agen biologis yang sudah digunakan dan
terbukti mampu mengendalikan populasi larva vektor
DBD adalah dari kelompok predator, seperti bakteri,
cyclop (Copepoda), dan ikan pemakan jentik
(Sukowati,2010).
• Bakteri Bacillus thuringiensis serotipe H-14 (Bt.H-
14) dinilai efektif untuk mengendalikan nyamuk
• pemangsa jenis Copepod cruistaceans
• Ikan Larvivorus (Gambusia affinis dan Poecilia
reticulata) telah banyak digunakan untuk
mengendalikan jentik Aedes aegypti
3. Pengendalian Kimiawi
• Penggunaan insektisida dalam jangka tertentu
secara terus menerus akan menimbulkan
resistensi vektor. Insektisida untuk pengendalian
DBD harus digunakan dengan bijak dan
merupakan senjata pamungkas (WHO, 2004).
4. Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN

• Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien


dan efektif adalah dengan memutus rantai
penularan melalui pemberantasan jentik.
Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan
melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dalam
bentuk kegiatan 3 M plus.
3M plus berupa
• Menguras dan menyikat tempat-tempat
penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum,
dan lain-lain seminggu sekali (M1)
• Menutup rapat-rapat tempat penampungan air,
seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain
(M2)
• Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-
barang bekas yang dapat menampung air hujan
(M3).
Dengan plus
• Mengganti air vas bunga, tempat minum burung
atau tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu
sekali.
• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak
lancar/rusak
• Menutup lubang-lubang pada potongan
bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan
lain-lain)
• Menggunakan kelambu
• Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
• Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.
5. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan proses
panjang dan memerlukan ketekunan,
kesabaran, dan upaya dalam memberikan
pemahaman dan motivasi kepada individu,
kelompok, masyarakat, bahkan pejabat secara
berkesinambungan. Program yang melibatkan
masyarakat adalah mengajak masyarakat mau
dan mampu melakukan 3M Plus atau PSN
dilingkungan mereka. Istilah tersebut sangat
populer dan mungkin sudah menjadi trade
mark bagi program pengendalian DBD.
6. Perlindungan Individu
Banyak cara agar dapat melindungi diri dari resiko
penularan penyakit DBD, diantaranya :
• Menggunakan baju panjang
• Menggunakan rellepent
• Kelambu
• Kasa anti nyamuk
• Semprotan aerosol
• insecticide treated nets (ITNs) dan tirai
berinsektisida
• Menjaga kebersihan
• dll
7. Pengendalian Vektor Terpadu
(Integrated Vector Management/IVM)
• IVM merupakan konsep pengendalian vektor
yang diusulkan oleh WHO untuk mengefektifkan
berbagai kegiatan pemberantasan vektor oleh
berbagai institusi. IVM dalam pengendalian
vektor DBD saat ini lebih difokuskan pada
peningkatan peran serta sektor lain melalui
kegiatan Pokjanal DBD, Kegiatan PSN anak
sekolah dll.
Daftar pustaka
• https://www.scribd.com/doc/69392989/Pengendalian-Vektor
• Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue, Ditjen P2 PL, Kemenkes
RI.
• Nadesul, Hendrawan. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah.
Jakarta:
• PT Kompas Media Nusantara.
• Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue, Airlangga University Press
• Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi, Kemenkes RI. 2010. Buletin
Jendela
• Epidemiologi: Topik Utama ‘Demam Berdarah Dengue’. Volume 2,
• Agustus 2010. ISSN-2087-1546.
• Lestari, Keri. 2007. Epidemiologi Dan Pencegahan Demam Berdarah
Dengue
• (DBD) di Indonesia. Farmaka, Vol. 5 No. 3, Desember 2007. Jatinangor:
• Fakultas Farmasi Universitas Padjadajaran.
PERTANYAAN
• Rahmi M (kel 7) : menurut kelompok anda lebih
efektif menggunakan pengendalian dengan
insektisida kimiawi atau nabati?
• Hilda A (kel 5) : tolong jelaskan dan berikan
contoh perbedaan pengendalian vector tiap
daerah.
• Yuniarty E (kel 6) : berikan contoh modifikasi
dan manipulasi lingkungan terhadap larva dan
nyamuk dbd!

You might also like