Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan Laboratorium
Pada Reaksi Transfusi
1. Metode slide/tile
2. Metode tabung
3. Liquid-phase microplate
4. Solid-phase microplate
5. Column agglutination technique
Metode Slide/Tile
• Kualitas reagen yg digunakan harus baik
• Keuntungan: cepat, mudah, sederhana
• Kekurangan: aglutinasi lemah sulit diinterpretasi,
bila campuran reaksi mengeringagregasi
selpositif palsu
Metode Tabung
• Pembacaan mudah, sederhana
• Reaksi lemah terdeteksi dg inkubasi yg lebih
lama & sentrifugasi
• Bersih & higienis
Metode Tabung
Metode Gel/Column agglutination technique
Metode Gel/Column agglutination technique
Metode pemeriksaan :
• ELISA
• Aglutinasi partikel
• Uji cepat (imunokromatografi)
• Deteksi asam nukleat (NAT=nucleic acid test)
Istilah untuk penilaian uji saring:
• Positif/negatif → digunakan setelah hasil awal
dikonfirmasi dengan satu/lebih pengujian
• Reaktif/non reaktif → digunakan bila hasil
awal belum dikonfirmasi
• Samar-samar → hasil meragukan
(positif/negatif ?)
Terhadap donor:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui riwayat infeksi, keluhan dan
gejala penyakit
- Uji saring secara laboratoris untuk
memastikan bahwa darah donor tersebut
tidak mengandung agen penyebab infeksi
Uji saring terhadap infeksi
- Hepatitis virus B dan C: hati-hati window
period
- Malaria: parasit malaria dalam darah
donor/karier tetap hidup dalam penyimpanan
4oC sampai 7 hari
- Preventif: seleksi donor berdasarkan
anamnesis yang teliti
- Sifilis: Treponema pallidum bertahan hidup
dalam darah suhu 4oC atau plasma -20oC
selama 48-72 jam
Uji saring terhadap infeksi
HIV/AIDS
Pencegahan:
• seleksi donor dengan seksama (pengguna
narkoba, sex bebas (homo/hetero seksual)
• tes penyaring HIV (bisa deteksi dini)
Komplikasi Transfusi
Kejadian yg timbul selama /setelah dan memang
ada hubungannya dg transfusi yg diberikan
meliputi:
1. Reaksi transfusi cepat (timbul selama
transfusi sampai 48 jam sesudahnya). Reaksi
ini tdd: panas, alergi, hemolitik,
bakteriemia/sepsis
2. Reaksi transfusi lambat (>48 jam setelah
transfusi)
Komplikasi transfusi
3. Circulatory overload
4. Transmisi infeksi
- hepatitis pasca transfusi
- malaria
- sifilis
- HIV/AIDS
Pemeriksaan Laboratorium pada
Reaksi Transfusi
1. Reaksi Transfusi:
- Reaksi Transfusi Hemolitik
- Reaksi Transfusi Non hemolitik
2. Transimisi Infeksi
3. dll: Hipokalsemia dan toksisitas sitrat
Reaksi Transfusi Hemolitik
• Terjadi lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam
plasma resipien
• Etio: - Inkompatibilitas ABO atau Rh
- Penanganan unit darah yang tdk baik
(misal:pemanasan > suhu tubuh)
- Tercampur cairan infus/transfusi bersamaan
dg lar. Hipotonik)
- Kontaminasi oleh agen infeksi/bakterilisis
- tetesan cepat dg jarum infus yg kecillisis
Lab: Ulang uji kompatibilitas ABO dan Rh terhadap
darah donor dan resipien
Reaksi transfusi hemolitik
Reaksi transfusi hemolitik lambat:
• Reaksi antibodi dg antigen minor/irreguler eritrosit
donor