You are on page 1of 35

PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

PADA LESI LIMFOID


dr. Aswiyanti Asri,M.Si.Med,SpPA
 Sitologi : FNAB
 Histopatologi : blok parafin/rutin
 Histokimia
 Imunohistokimia
 DNA, kromosom
Fine Needle Aspiration Biopsy

 Dibatasi pada limfadenopati superfisial dan palpable atau


deep tetapi dengan tuntunan radiologik atau ultrasound
 Indikasi : pembesaran persisten KGB
 Tujuan prosedur : mencari penyebab limfadenopati
 Tidak adekuat untuk diagnosis limfoma
 Fiksasi :
 ar-dried
 alcohol
 Staining :
 May-Grunwald-Giemsa
 Diff-Quik
 Papanicoloau
 Haematoxyllin eosin
FNAB pada lesi superfisial
FNAB pada lesi deep, dengan tuntunan
Gambar 2.7 Sitologi kelenjar getah bening leher. Mikroskopik tampak sebaran sel-sel ukuran
sedang sampai besar dengan inti bulat oval, membraninti irregular, kromatin kasar, mitosis
atipik dapat ditemukan A. HE 40x obj, B. Giemsa 40x obj.
Histopatologi

 Dugaan Limfoma Malignum


 Preanalitik
 Analitik
 Postanalitik
Preanalitik

• Complete clinical relevant data


– age, gender, location/site of involvement, durat
ion, size, clinical symptoms, imaging, labs
• Proper sampling
– the largest and most abnormal
– in toto preferred
– avoid FNAB, core biopsy (suspect LM)
• Proper specimen handling : time to fixation,
slicing, type and volume of fixation, duratio
n
Preanalitik

• Dokter bedah mengambil jaringan yang r


epresentatif (yang paling besar, tidak nekrot
ik dan paling terlihat tidak normal)
• Kelenjar getah bening sebaiknya diambil i
n toto
• Apabila terdapat kecurigaan infeksi, maka
diambil sampel berbeda untuk pemeriksaan
mikrobiologi
Analitik : pemeriksaan makroskopik

• Pada kelainan reaktif dapat terlihat h


ilus
• Pada infeksi dapat ditemukan jaringa
n nekrotik.
• Pada limfoma malignum umumnya ti
dak dijumpai hilus, dapat terlihat no
dularitas dan jaringan ikat tebal.
Analitik : pemotongan jaringan

• Dilakukan segera
• Potong utuh jaringan kelenjar getah bening menyertaka
n kapsulnya.
• Sebelum difiksasi formalin dilakukan imprint sentuh dan
geser
• Jaringan >1 cm: potong pependikular sesuai aksis panja
ng jaringan
• Jaringan <1 cm: potong pada aksis terpanjang jaringan
• Potong jaringan dengan interval 2-3 mm menggunakan
pisau yang tajam
• Fiksasi dalam formalin buffer 10%, minimal 12 jam
• Pada jaringan kelenjar getah bening multipel dilakukan
sampling pada bagian jaringan dengan makroskopik berva
riasi.
Analitik : Processing

• Perhatikan tiap tahapan dengan seksama. Dehidrasi yang ti


dak sempurna sebelum “clearing” dan “impregnation” men
yebabkan jaringan menjadi pecah dan mengkerut
• Mikrotom
• Potong setebal 3-4 mikron/1 lapis sel, tidak terlipat
• Gunakan pisau yang tajam
• Suhu maksimum 600C
• Pulasan
• Kontras Hematoksilin dan eosin yang baik
• Bebas dari kristal zat warna
• Rehidrasi, dehidrasi dan “mounting” yang sempurna
Analitik : Diagnosis

• Kompetensi patolog
• klasifikasi yang digunakan : revisi
klasifikasi WHO 2016
• ancillary tools
• standard report
Post-Analitik

• Kegunaan hasil pemeriksaan patolog


i : D/T/P
• Persepsi yang sama tentang istilah d
an definisi yang digunakan (klinisi d
an patolog)
– small cell lymphoma vs SLL
– grey zone lymphoma
A. B.

Gambar 2.9 Histopatologi sediaan biopsi kelenjar getah bening A. Tampak potongan jaringan
permukaan dilapisi oleh epitel berlapis gepeng, berkeratin. Dibawahnya tampak proliferasi sel
difus diantara stroma jaringan ikat (HE 4x obj), B. Tampak sel-sel dengan inti besar,
pleomorfik, sebagian hiperkromatik, sebagian vesikular, kromatin kasar, anak inti nyata,
mitosis atipik dapat ditemukan (HE 40x obj).
Histokimia

• Giemsa : identifikasi gambaran plasmasitoid


• PAS : musin dan glikogen, DD/ dengan Ewing sarcoma, se
minoma
• Reticulin : arsitektur
• Methyl-green pyronin : cytoplasmic RNA
Imunohistokimia : kegunaan

• Diagnostik
– lymphoid vs non lymphoid
– reactive vs neoplastic
– subtyping
• Targeted therapy
– CD 20
– CD 52
• Prognostic
– ALK in ALCL
– Ki67 in MCL
– ABC, GCB and type 3 in DLBCL
Valid IHC

• Good specimen : not fragmented


• Good handling :
– appropriate fixation : NBF10%
– standard processing : no aceton
– thin sectioning : one cell layer
– no folding
IHC panel

• Basic : Dx B-cell lymphoma, tidak bi


sa membedakan aggressive dan ind
olent
• Limited “ Dx dan classify B-cell lym
phoma, marker prognostik (-)
• Enhanced : Molecular assay (-)
• Maximum : molecular assay (+) sep
erti PCR, ISH
Frozen section
Not recommended
THANK YOU

You might also like