You are on page 1of 45

TUTORIAL

TRAKTUS
URINARIUS
FAZA FAISHAL ISKANDAR
MONICA DEA ROSANA
NIA NURHAYATI ZAKIAH
PUTRI LATHIFA ANNAAFI
ANATOMI
UROLOGI
Pemeriksaan Radiologi
4

1. BNO
2. IVP
3. Ultrasonografi
4. Uretrosistografi
5. RPG (Retrograde Pyelografi)
6. CT scan
7. Arteriografi
BUIK NIER OVERZICHT= BNO
INTRA VENOUS PYELOGRAFI =
IVP
 BNO-IVP adalah ilmu yang mempelajari prosedur
atau tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan buli-
buli menggunakan sinar-x dengan melakukan
injeksi media kontras melalui vena.

 Padasaat media kontras diinjeksikan melalui


pembuluh darah dan dikumpulkan dalam ginjal
dan saluran kemih, sehingga ginjal dan saluran
kemih menjadi berwarna putih
 Indikasi Pemeriksaan :
 nephrolithiasis (batu
ginjal)
 vesicolithiasis (batu
vesica urinari)
 nefritis (radang ginjal)
 cystitis (radang vesica  Kontraindikasi :
urinari)
 Alergi terhadap media
 ureterolithiasis (batu kontras
ureter)
 Pasien yang mempunyai
 Tumor kelainan atau penyakit
 hipertrofi prostat. jantung
 Pasien dengan riwayat
atau dalam serangan
jantung
 Pasien yang sedang
dalam keadaan kolik
 Ureum kreatinin pasien
normal
Persiapan :
Selama 1 hari Os diet makanan lunak, jangan makan makanan yang
mengandung serat dan makan terakhir jam 19.00 WIB
Jam 21.00 WIB minum obat
Dulcolax 4 tablet
Garam inggris (sulfas magnesicus) sebanyak 30 gram, dilarutkan
dengan ½ gelas air hangat diminum sekaligus
Setelah minum obat boleh minum sampai pukul 22.00 WIB
Sesudah pukul 22.00 WIB Os puasa sampai pagi atau sampai selesai
pemeriksaan (07.00 WIB)
Pukul 05.00 WIB pasien dimasukkan dulcolax suppositoria dan BAB
Pukul 07.00 WIB dilakukan foto BNO kemudian dilanjutkan dengan
memasukkan kontras untuk foto IVP
Bahan kontras
disuntikan pd v.
Fossa cubiti
Bahan kontras :
Vena capilaris,
 Iopamiro ® iopamidol dosis 30cc vena subclavia
dan vena cava
superior
 Ultravist-300 ® iopromide dosis 30 cc

Masuk ke atrium
kanan jantung->
ventrikel kanan,
arteri pulmonalis

Mengalir ke
atrium kiri ,
ventrikel kiri
dan aorta

Aorta acendens-
> aorta
abdominalis ->
arterirenalis ->
korteks ginjal
Plain foto BNO AP (sebelum injeksi)

●Pasien supine diatas meja


pemeriksaan dengan garis
tengah tubuh sejajar
dengan garis tengah meja
pemeriksaan, kedua tungkai
kaki diatur lurus, dan kedua
tangan lurus disamping
tubuh.
Foto 5 menit post injeksi
Foto 15 menit post injeksi

• Densitas baik
• Tidak ada bagian Nefron yang terpotong
• Kontras mengisi ginjal/ Calyx sampai ureter  Kontras media memperlihatkan nefron ,
proximal
Pelvis renalis dan ureter proksimal terisi
• Opasitas mampu menampilkan organ
maksimal
Fase dimana kontras media memperlihatkan
 ( Fungsi Ekskresi Ginjal yang terbendung )
nefron pada ginjal (terisi minimal)
Foto 30 menit post injeksi

Foto post mixi

• Densitas baik
• Tidak ada bagian ginjal yang
o Densitas baik
terpotong
o Tidak ada bagian Ginjal hingga VU yang
• Kontras mengisi ginjal Calyx
terpotong
sampai ureter distal dan sedikit o Kontras Keluar dari kandung kemih
mengisi kandung kemih hingga VU dapat terlihat kosong
• Opasitas mampu menampilkan o Opasitas mampu menampilkan organ

organ Tractus Urinarius o vesica urinaria terisi penuh kontras media


Kelebihan IVP : Kekurangan IVP :
1. IVP memberikan 1. Bersifat invasif
gambaran dan 2. Selalu ada
informasi yang jelas, kemungkinan
sehingga dokter dapat terjadinya kanker
mendiagnosa dan akibat paparan radiasi
memberikan yang diperoleh.
pengobatan yang 3. Dosis efektif
tepat mulai dari pemeriksaan IVP
adanya batu ginjal sama dengan rata-rata
hingga kanker tanpa radiasi yang diterima
harus melakukan dari alam dalam satu
pembedahan tahun.
2. Diagnosa kelainan 4. Penggunaan media
tentang kerusakan dan kontras dalam IVP
adanya batu pada dapat menyebabkan
ginjal dapat efek alergi pada
dilakukan. pasien, yang
3. Radiasi relative menyebabkan pasien
rendah harus mendapatkan
4. relative aman pengobatan lanjut.
5. Tidak dapat dilakukan
pada wanita hamil.
USG 13

TR.URINARIUS

 Mudah dilakukan
 Pasien disuruh tahan kencing
 Mudah melihat urolithiasis
batu ureter tidak bisa dilihat
langsungyang terlihat
akibatnya (bendungan)
pelebaran ureter (Hidroureter)
dan pelebaran sistem
pelviokaliseal ( Hidronefrosis)
 Tumor Ginjal, Kista Ginjal, Tumor
V.U(tumor disekitar VU) dan
Hipertrofi prostat.
URETROSISTOGRAFI
14

Biasanya dilakukan pada kasus-kasus


gangguan miksi misalnya post trauma
atau radang yang menyebabkan
ruptur atau striktur pada uretra.
Kontras media dimaksukkan dari
bawah, lalu dibuat foto.
RETROGRADE
 Dilakukan bila :
PYELOGRAFI(RPG)
1.Dengan USG,CT tdk dapat
dilakukan
1.Non visualisasi satu/dua ginjal
setelah IVP
2.Melihat gambaran kaliks
sec.terperinci
yang tidak terlihat pada IVP.
3. Melihat lokasi obstruksi setelah
IVP.
4.Kalsifikasi di ureter yang tidak
terlihat IVP
5.Alergi terhadap kontras.
■ Kontras masuk via kateter yang
terpasang melalui sistoskopi..
CT-SCAN

 Ginjaltampak
tranversal oval
pada kedua
kutub dan
bayangan
bulan sabit di
daerah hilus.
 Densitas
parenkim 10 – 30
HU (Hounsfield)
bergantung
pada stadium
dehidrasi.
ARTERIOGRAFI
17

RENALIS

 Dilakukan untuk melihat tumor ganas


ginjal sebagai persiapan operasi
 Untuk keperluan transplantasi ginjal,
dilakukan arteriografi renalis untuk donor
dan arteriografi iliakal untuk resepien
 Untuk melihat ada tidaknya stenosis arteri
renalis pada kasus yang diduga hipertensi
renovaskuler, dan selanjutnya bisa
dilakukan tindakan radiologi intervensi :
Ballooning dan/ Stenting
18
Definisi
 Ureterolithiasis
merupakan penyumbatan
saluran ureter oleh batu karena
pengendapan garam urat, oksalat, atau
kalsium.

 Batu tersebut dapat terbentuk pada


ginjal yang kemudian batu yang kecil di
pielum dapat turun ke ureter.
insidensi
 Jenis BSK terbanyak adalah jenis
kalsium oksalat seperti di Semarang
53,3%, Jakarta 72%. Herring di Amerika
Serikat melaporkan batu kalsium oksalat
72%, Kalsium fosfat 8%, Struvit 9%, Urat
7,6% dan sisanya batu campuran.
 Angka kekambuhan batu saluran kemih
dalam satu tahun 15-17%, 4-5 tahun 50%,
10 tahun 75% dan 95-100% dalam 20-25
tahun..
Komposisi Batu

• Komposisi batu yang dapat ditemukan adalah dari jenis :


 Asam urat
 Batu kalsium : kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran
keduanya
 Sistin
 Xantin
 Magnesium Ammonium Phosfat (MAP)
Gejala Klinis
 Tanda dan gejala batu saluran kemih ditentukan oleh letak,
besar, morfologinya dan penyulit yang telah terjadi. Gejala
umumnya adalah hematuria.
 Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik mungkin didapatkan :
 Nyeri sudut kostovertebra
 Satu atau kedua sisi.
 progresif
 Kuat sampai kolik
 Mungkin menyebar atau bergerak ke pinggul bawah,
pelvis, selangkangan genital.
 Nausea, vomitus
 Urinary frequency/urgency yang meningkat
 Hematuria atau warna urin tidak normal
 Nyeri perut
 Nyeri saat berkemih
 Rasa tidak nyaman saat berkemih
 Nyeri testis
 Demam
 Menggigil
Teori pembentukan batu
 Teori nukleasi
Batu terbentuk didalam urin karena adanya inti batu
(nucleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan
yang kelewat jenuh akan mengendap dalam nucleus
itu sehingga akhirnya terbentuk batu. Inti batu dapat
berupa kristal atau benda asing.
 Teori matriks
Matriks organik terdiri dari serum/protein urin (albumin,
globulin, dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat
diendapkannya kristal-kristal batu.
 Penghambat kristalisasi yang kurang
Pada urin orang normal mengandung zat penghambat
pembentuk kristal antara lain : Magnesium, sitrat,
pirofosfat, mukoprotein, dan beberapa peptide. Jika
salah satu atau beberapa zat ini berkurang maka akan
mempermudah terjadinya batu.
PATOFISIOLOGI
Kristal/ inti batu ini
Kristal-kristal yg tersusun
metastable mengalami
oleh bhn-bhn organik&non
dalam urin agregasi+bahan2 lain
organik

kristal yg >besar
dan brsifat rapuh

Biasanya batu
menempel pd epitel
sal.kemih

Penyumbatan Mengendap dan Membentuk


saluran kemih mebentuk batu Retensi kristal
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa :
 Sedimen urin : menunjukkan lekosituria, hematuria, dan
dijumpainya kristal pembentuk batu
 Kultur urin : untuk menunjukkan adanya kuman
pemecah urea
 Faal ginjal : untuk mencari kemungkinan terjadinya
penurunan fungsi ginjal dan mempersiapkan pasien
menjalani pemeriksaan IVP.
 Foto polos abdomen untuk melihat adanya batu
radioopaque.
 Batu kalsium : Opaque
 Batu MAP : Semi opaque
 Batu Urat/ Sistin : Non opaque/ luscent
Pemeriksaan penunjang
 Intra Venous Pielografi (IVP) untuk menilai :
 Keadaan anatomi ginjal
 Fungsi ginjal
 Batu yang terlihat oleh foto polos abdomen
Pasien disuntikkan kontras radioaktif dan
kemudian difoto roentgen.
 Pielografi retrograde
Dilakukan apabila IVP tidak dapat dilakukan
karena ada penurunan fungsi ginjal
Pemeriksaan penunjang
 USG
Dilakukan pada pasien yang tidak
mungkin menjalani pemeriksaan IVP
maupun pielografi retrograde yaitu
keadaan-keadaan alergi terhadap
bahan kontras, wanita hamil. Penilaian ini
dapat melihat adanya batu di ginjal atau
di buli-buli, hidronefrosis, pionefrosis, atau
pengerutan ginjal.
TRAUMA GINJAL DEFINISI

Trauma ginjal merupakan trauma


terbanyak pada sistem urogenitalia.

Sekitar 10 % dari trauma abdomen


mencederai ginjal.
ETIOLOGI

Trauma Tumpul
• Jatuh dari tempat yang tinggi
• Kecelakaan lalu lintas
• Benturan benda keras pada ginjal
• Pukulan

Trauma Tajam
• Luka tembak

Cedera Iatrogenik akibat tindakan dokter


TRAUMA GINJAL

Trauma langsung Jatuh duduk


DERAJAT TRAUMA GINJAL

DERAJAT JENIS KERUSAKAN

I Kontusio ginjal/hematoma ginjal

II Laserasi ginjal terbatas pada korteks

III Laserasi ginjal sampai pada medula ginjal, mungkin


terdapat trombosis arteri segmentalis

IV Laserasi sampai mengenai sistem kaliks ginjal

V - Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis


arteri renalis
- Ginjal terbelah (shatered)
DERAJAT TRAUMA GINJAL
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

 Gambaran yang terlihat


 Pembengkakan pada ginjal
 Kontras yang ekstravasasinya keluar
 Massa perdarahan
 Kelainan ekskresi jika dibandingkan dengan ginjal
sebelahnya.
 Dugaan terjadi kebocoran urin  IVP dapat
menemukan letak kelainan dan memperkirakan
jumlah kehilangan cairan tersebut.
FOTO KONVENSIONAL

 IVPmemberikan ekspos radiasi yang


cukup tinggi  pertimbangkan pada
anak-anak.

 IVP juga harus diperhatikan


pemakaiannya pada
 Orang dengan gangguan fungsi ginjal
 Nefropati akibat induksi kontras
 Alergi yang mungkinakan sangat berbahaya jika
menerima ekspos radiasi.
Ekstravasasi Bekuan di Tidak ada filling pada
kontras dari sistem pool atas ginjal
ginjal kanan pelviokalises kanan
Nephrolithiasis, adalah
Massa keras seperti batu
yang berada di ginjal dan
salurannya, yang dapat
menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan
aliran kemih, atau infeksi.
etiologi

Gangguan
Idiopatik aliran urin

Gangguan
Dehidrasi
metabolik

Infeksi
saluran
kemih
BATU BATU BATU
KALSIUM STRUVIT ASAM
URAT
Gambaran klinis
 Nyeri
pinggang (kolik atau non kolik)
 Hematuria mikroskopis
 Demam
 muntah
Pemeriksaan radiologi

FOTO POLOS ABDOMEN (BNO)


INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP)
ULTRASONOGRAFI (USG)
Pada USG
Terlihat hyperechoic (putih/tanda panah)
yang diikuti bayangan hitam dibawahnya
(shadowing)

Gambaran BNO-IVP
normal

Pada Foto Abdomen


Terlihat gambaran
opak di ginjal kiri
Terima Kasih

You might also like