You are on page 1of 47

Tutorial Klinik Kasus

Mati
FK UGM Grup B :

Lydia Loi Fang Jean 15379


Adijaya Dita Pratama 15043
Lailatul Rizkah 14906
Gabriella Pratini 15131
Daniel Sukmadja 15146
Febianti Rukmana 14979
Wisnu Tyas Ningrum 13845
Kronologis kejadian

• Pada hari Sabtu, 26 Maret 2016 pukul 09.00,


pengunjung pantai menemukan jenazah di sebelah
selatan pacu landas Ganthole Depok, Parangtritis.
Dari laporan keluarga dan olah TKP, korban sudah
hilang sejak Jumat, 18 maret 2016. Jenazah sebagian
besar sudah tinggal tulang belulang. Jenazah
memakai pakaian berwarna coklat berbahan katun
dan celana jeans berwarna hitam berbahan jeans.
Jenazah menggunakan celana dalam berwarna
merah dan pembalut.
Identitas

• Nama : SM

• Jenis kelamin : Perempuan

• Usia : 22 tahun

• Pekerjaan : Pelajar
Pemeriksaan Luar

Tidak ditemukan kaku jenazah dan bercak jenazah


karena telah terjadi pembusukan dan jenazah tinggal
tulang belulang dengan sedikit daging pada bagian
pantat.
Pemeriksaan luar
• Pada rahang atas ditemukan behel pada gigi seri 2 kanan, gigi
taring kanan, gigi geraham depan 2 kanan dan gigi seri 2 kiri.
Terdapat ring di gigi geraham kiri. Bentuk palatum parabola.
Bentuk gigi seri seperti sekop. Gigi seri 1 kanan, gigi taring
kanan dan gigi geraham depan kanan hilang pasca kematian.
Gigi geraham depan kanan hilang sebelum kematian. Gigi
geraham tiga kiri sudah muncul dan gigi geraham tiga kanan
hilang pasca kematian
• Pada rahang bawah, ditemukan behel dari gigi geraham depan 1
kanan hingga gigi geraham depan 2 kiri. Memakai behel bentuk
vertikal seperti tabung warna merah dan dua buah ring pada
gigi geraham 1 kanan dan gigi geraham 2 kiri. Gigi geraham 3
kanan belum muncul sedangkan gigi geraham 3 kiri muncul
sebagian. Gigi geraham 1 kiri tidak ada sebelum kematian.
Sudut radang bawah <135 derajat dengan bentuk rahang bawah
U.
Pemeriksaan Luar

• Karakteristik Cranium:
-Brachiocephal asimetris belakang
-Bentuk orbita bulat
-supraorbita bulat
-processus mastoideus kecil
-zygomeatal di depan Meatus acusticus externus
-protuberantia ocipitalis eksterna menonjol
-sutura belum menyatu sempurna
-apertura nasalis besarnya medium
-os.zygomaticus menonjol
-tulang dahi rata
Pemeriksaan Dalam

Tidak terdapat organ apapun selain uterus dengan


ukuran 9cmx4cm dengan berat 38 gram. Uterus
berwarna kemerahan dengan mulut rahim berbentuk
bulat menganga.
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan parasitologi ( belatung)

• Pemeriksaan patologi anatomi dari uterus

• Pemeriksaan gigi molar 3

• DNA dari sternum dan costae

• Pemeriksaan diatom
Kesimpulan

• Jenazah manusia ras mongoloid wanita perkiraan


usia 18-24 tahun

• Sebab kematian menunggu hasil pemeriksaan


penunjang

• Saat kematian menunggu hasil pemeriksaan


penunjang
Permasalahan

1. Apakah tujuan visum et repertum pada kasus mati?


2. Bagaimana proses medikolegal pada kasus ini?
3. Bagaimana cara menentukan saat dan sebab
kematian dan analisisnya dalam kasus ini?
4. Apa tujuan identifikasi kerangka dan bagaimana
cara mengidentifikasinya?
5. Apa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan di
kasus ini dan kepentingannya?
DISKUSI
1. Apakah tujuan visum et repertum
pada kasus mati?
Definisi

• keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang
mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati
ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuaannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan keadilan.

• Dasar Hukum: Pasal 133 KUHAP

1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban


baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupkan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli
lainnya.

2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat
Peranan dan fungsi VeR

• Salah satu alat bukti yang sah


• Berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana
terhadap kesehatan dan jiwa manusia
• Menguraikan segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan
medik yang terluang di dalam bagian Pemberitaan
• Memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil
pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian
Kesimpulan
• Menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum
• Dasar hukum: Pasal 184 (1) KUHAP
• Alat bukti yang sah adalah:
• Keterangan saksi
• Keterangan ahli  Peranan VeR
• Surat
• Petunjuk
• Keterangan terdakwa
Jenis VeR
• VeR pada orang hidup
• - VeR pada perlukaan
• - VeR pada korban kejahatan
• - VeR psikiatrik
• VeR pada jenazah
• - Pemeriksaan luar
• - Pemeriksaan luar dan dalam
VeR pada jenazah

• Harus diberi label yang memuat identitas mayat, di-lak


dengan diberi cap jabatan, yang diikatkan pada ibu jari kaki
atau bagian tubuh lainnya.
• Harus jelas tertulis jenis pemeriksaan yang diminta
• Pemeriksaan luar:
• - menyebutkan jenis luka atau kelainan yang ditemukan dan
jenis kekerasan penyebabnya
• - sebab matinya tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan bedah jenazah
• - perkiraan saat kematian dapat dicantumkan dalam
kesimpulan
• Pemeriksaan dalam
• - membuka rongga tengkorak, leher, dada, perut dan panggul
• - pemeriksaan penunjang yang diperlukan: pemeriksaan
histopatologik, toksikologik, serologik

• Kesimpulan
• - Sebab kematian korban (Pemeriksaan dalam)
• - Jenis luka atau kelainan
• - Jenis kekerasan penyebabnya
• - Saat kematian
polisi jenazah -
keluarga
IC
? dikenal
+

2x 24 jam otopsi

anatomis
?
klinis
Surat permintaan Forensik
2. Bagaimana proses medikolegal
pada kasus ini?
Persyaratan Administratif

Sebelum dilakukannya otopsi perlu diperiksa kelengkapan


dan kebenaran data korban secara administratif. Secara
umum persyaratannya yaitu :

• Surat Permintaan Otopsi dari penyidik, dilampiri surat


persetujuan keluarga ber materai

• Surat penyerahan jenazah dari penyidik dengan surat


tanda bukti serah terima barang bukti jenazah forensik

• Berita Acara Pemeriksaan perkara atas Tempat Kejadian


Perkara (TKP), saksi dan terdakwa
Lanjutan..

• Berita Acara penyegelan Barang Bukti oleh penyidik

• Bukti pembayaran biaya pemeriksaan

• Rekam Medis bila sebelumnya korban mendapatkan


perawatan

Pada kasus ini, proses administratif telah dipenuhi


dengan baik
3. Bagaimana cara menentukan
saat dan sebab kematian dan
penerapannya dalam kasus ini?
Faktor untuk menentukan saat
kematian
• Lebam jenazah
• kemerahan warna ungu di beberapa area tubuh akibat akumulasi darah di vena
dan venula pada daerah terbawah tubuh akibat gravitasi, kecuali pada bagian
tubuh yang tertekan alas keras.
• Mulai tampak: 20-30 menit pasca mati dan menetap (tidak hilang dengan
penekanan): 8-12 jam

• Kaku jenazah
• kaku tubuh setelah kematian karena hilangnya cadangan glikogen dari otot.
• Muncul 1-2 jam pasca kematian, lengkap pada 12 jam, lalu perlahan hilang

• Algor mortis
• Hipotalamus berhenti berfungsi, suhu tubuh menyesuaikan suhu lingkungan
(pemindahan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, radiasi)
Faktor untuk menentukan saat
kematian
• Dekomposisi
• Degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja
bakteri.
• Muncul 24 jam pasca kematian
• 36-48 jam: ada larva lalat, rambut kuku mudah dicabut, wajah
ungu kehijauan.
• Setelah kematian
• 24-72 jam: organ dalam mulai membusuk
• 3-5 hari: tubuh membengkak. busa darah mulai bocor dari mulut dan
hidung.
• 8-10 hari: dekomposisi organ di abdomen, akumulasi gas CO2, tubuh
berubah dari hijau ke merah karena dekomposisi darah.
• Beberapa minggu: gigi dan kuku mulai lepas
• 1 bulan: tubuh mulai menjadi cairan
Analisis pada kasus ini

• Saat dilakukan pemeriksaan, jenazah sudah mengalami


pembusukan lanjut, sehingga saat kematian diperkirakan
sekitar 14-30 hari sebelumnya.
• Hal ini tidak sesuai dengan laporan keluarga, jenazah
menghilang sekitar 8 hari sebelum jenazah ditemukan.
• Pembusukan yang lebih cepat bisa disebabkan oleh
faktor-faktor, seperti suhu lingkungan optimal,
kelembapan cukup, banyak bakteri pembusuk, dan
kondisi tempat jenazah ditemukan adalah semak semak
(kemungkinan dirusak oleh hewan pengerat)
• Perlu pemeriksaan penunjang  parasitologi
Sebab Kematian

Dari pemeriksaan luar, lebam mayat dapat digunakan


untuk memperkirakan sebab kematian misalnya lebam
berwarna merah terang pada keracunan CO atau CN,
warna kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat,
sulfonal. Namun pada kasus ini jenazah ditemukan
dalam kondisi pembusukan lanjut (hanya tulang
belulang) sehingga sulit menentukan sebab kematian
melalui pemeriksaan luar.
Sebab Kematian

Pada pemeriksaan dalam juga tidak ditemukan adanya


trauma pada tulang. Hampir semua organ membusuk
namun uterus masih berada pada kondisi cukup baik.
Korban berusia 22 tahun namun bentuk mulut rahim
tidak beraturan sehingga dilakukan pemeriksaan PA
untuk mengetahui apakah hal tersebut berkaitan
dengan adanya kekerasan seksual.
4. Apa tujuan identifikasi
kerangka dan bagaimana cara
mengidentifikasinya?
Identifikasi

• Identifikasi digunakan untuk menemukan identitas dan


memastikan identitas dari kerangka, potongan tubuh , atau sisa
hayat manusia yang tidak diketahui identitasnya.

• Identifikasi dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder.

• Identifikasi primer meliputi DNA, fingerprint, dan data gigi.

• Identifikasi sekunder meliputi tanda pada tubuh ( luka, tanda


lahir, scar, deformitas, tindik, sirkumsisi dan lain lain), dan
properti seperti pakaian, perhiasan.

• Dikatakan teridentifikasi jika ada data 1 primer, atau 2


sekunder.
• Sebelum mulai identifikasi kerangka, kita perlu
memperhatikan hal - hal berikut :
1. Apakah benar – benar tulang?
2. Apakah tulang manusia?
3. Ada berapa individu di sana?
4. Apakah jenis kelaminnya?
5. Bagaimana perkiraan umurnya?
6. Berapakah tinggi bandannya?
7. Apakah ras nya?
8. Apakah ada ciri khusus?
• Membedakan tulang manusia atau hewan :

Manusia Hewan
Foramen magnum ke inferior Foramen magnum ke posterior
Punya dagu Tidak punya dagu
Radius ulna terpisah Radius ulna bergabungn
Sacrum terdiri dri 3 – 4 vertebrae
Sacrum terdiri 5 vertebrae bergabung
bergabung
Tibia dan fibula terpisah Tibia dan fibula bergabung

Telapak kaki panjang dan sempit ,


Telapak kaki lebar, beban tertumpu
penahan beban tertumpu pada tumit
pada jempol
dan jempol

Adanya diafisis trabekular Tidak ada diafisis trabekular

• Menghitung jumlah individu dengan lateralitas. Misal menemukan


tulang sepasang berarti dihitung satu individu, jika hanya 3 tulang
kanan saja maka dianggap 3 individu
Perbedaan jenis kelamin
Berdasarkan cranium
Kriteria Pria Wanita
Ujung atas orbita tumpul tajam
Bentuk orbita persegi membulat
Processus Menonjol dibalik Tidak menonjo ldibalik
zygomaticum MEA MEA
Nuchal Crest kasar halus
Protuberantia Occipital Umumnya ada Umumnya tidak ada
Eksterna
frontal landai Bulat, globular
Bentuk mandibula U-shaped V-shaped
Processus mastoideus besar kecil
• Membedakan jenis kelamin berdasarkan pelvis

Karakter pelvis Pria Wanita


Pelvic inlet Bentuk jantung Bentuk oval
Hips Sempit Lebar
Ukuran mediolateral Sempit Lebar

Incisura ischiadica Sempit Lebar


Illium Sempit Lebar
Angulus subpubicum lancip Tumpul

Acetabulum Diameter kecil Diameter besar


Foramen obturatorium Membentuk sudut Membulat

sacrum besar Kecil


Sulcus preauricularis Tidak ada Ada pada yang sudah
parous
• Membedakan jenis kelamin berdasarkan femur

Karakter femur Pria Wanita


Fovea Lebih dalam Lebih dangkal
Caput femoris Besar dan lebar Kecil dan sempit
Linea aspera Tajam halus

• Membedakan usia antara lain dengan gigi, penyatuan epifisis dan


diafisis, jadwal penutupan sutura kranialis dan bentuk simfisis pubis.
• Membedakan usia dengan gigi
Gigi desidui
 Gigi incisivus medial rahang bawah 71,81 : 6 – 10 bulan
 Gigi incisivus medial rahang atas 51,61 : 8- 13 bulan
 Gigi incisivus lateral rahang bawah dan atas : 10 – 16 bulan
 Gigi caninus rahang atas dan bawah 53,63,73,83 : 16 – 23 bulan
 Gigi molar 1 ( 54,64,74,84) : 13 – 19 bulan
 Gigi molar 2 ( 55,65,75,85) : 23 – 33 bulan

Gigi permanen
 Gigi incisivus medial rahang bawah dan atas (11,21,31,41), gigi
molar 1 ( 16,26,36,46) : 6 – 8 tahun
 Gigi incisivus lateral rahang atas dan bawah (12,22,32,42) : 7 – 9
tahun
 Gigi caninus rahang atas dan bawah ( 13,23,33,43) , premolar 1 dan
2 rahang atas dan bawah ( 14,15,24,25,34,35,44,45) : 9 – 12 tahun
 Gigi molar 2 ( 17,27,37,47) : 11 – 13 tahun
 Gigi molar 3 ( 18,28,38,48) :17 – 21 tahun
• Membedakan usia dengan penyatuan diafisis dan epifisis ekstrimitas

Kriteria femur Perempuan Laki laki

Caput femur 12 – 16 tahun 14 – 19 tahun

Trochanter mayor 14 – 16 tahun 16 – 18 tahun

Trochanter minor 16 – 17 tahun 16 - 17 tahun

Epfisis distal 14 – 18 tahun 16 – 20 tahun

Kriteria humerus

Epifisis distal 11-15 tahun 12 – 17 tahun

Epikondilus medial 13-15 tahun 12 – 17 tahun

Epikondilus 13- 17 tahun 16 – 20 tahun


proksimal
• Membedakan usia dengan bentuk simfisis pubis

Fase 1 15 – 23 tahun Rigi rigi di


permukaan lengkap
Fase 2 19 – 35 tahun Ada osifikasi nodul

Fase 3 22 – 43 tahun Muncul ventral


rampart
Fase 4 23 – 59 tahun Garis luar sudah
berbentuk oval
Fase 5 28 – 78 tahun Muncul symphysial
rim
• Membedakan ras berdasarkan palatum gigi

Variabel Mongoloid caucasoid negroid


Lebar palatum Lebar sempit Intermediet
Barisan gigi Elips Parabolic Hyperbolic
Gigi invisius Bentuk sekop Bentuk tajam Bentuk tajam
pertama atas
Sutura palatina Lurus Agak bengkok Tidak lurus
Gigi molar Bulat dan lebih besar Panjang dan lebih Segiempat dan kecil
pertama bawah tappered
Cusp Simple , 4 di maxillary Cusp di molar 4 cusp di maxillary
molar pertama atas molar
Susunan gigi Tidak berjejal Berjejal Tidak berjejal
Akar distal dan Permukaan lingual Premolar pertama
aksesoris di perukaan yang rata pada bawah ada 2 – 3
medio buccal gigi incisivus lingual cusp
molar pertama bawah
Email gigi seperti Biasanya tidak ada Akar premolar
butiran mutiara molar 3 membelah atau 3 akar
• Membedakan ras berdasarkan cranium

Variabel Mongoloid caucasoid negroid


Zygomaticum Tegap Kecil Kecil
Profile prognatism Orthognatic Prognatic
Sutura cranialis Komplek Simple Simple
Apertura Medium Sempit Lebar
nasalis
Nasal spine Medium Besar dan panjang Kecil atau tidak ada
Chin Tumpul Menonjol ke Ke belakang
depan
Cranium Rendah dan landai Tinggi Rendah dengan
postbregmatic
depression
Bentuk rambut lurus Bergelombang keriting
Analisis
• Pada kasus ini diduga korban berusia 17 – 21 tahun
karena korban dalam masa pertumbuhan gigi molar 3.
Gigi molar 3 kanan bawah belum muncul, sedangkan gigi
molar 3 kiri bawah sudah muncul sebagian. Selain itu
sutura cranialis yang belum menutup sempurna
menunjukkan korban berusia kurang dari 30 tahun.

• Korban berjenis kelamin perempuan karena pada


kerangka masih ditemukan uterus korban dan ketika
jaringan dibersihkan, pada pelvis ditemukan foramen
obturatorium yang membulat, acetabulum yang kecil dan
dangkal, dan angubulus subpubicum yang membulat.
Analisis

• Korban adalah ras mongoloid karena berdasarkan


ciri ciri di palatum korban memiliki palatum yang
lebar, barisan gigi yang elips, gigi incisivus pertama
korban berbentuk sekop, dan sutura palatina yang
lurus. Sedangkan berdasarkan ciri – ciri di cranium
juga menunjukkan ras mongoloid karena korban
memiliki apertura nasalis dengan ukuran medium,
zygomaticum yang tegap dan menonjol, dan profil
yang alveolar prognatism
5. Apa pemeriksaan
penunjang yang bisa
dilakukan di kasus ini dan
kepentingannya
• Pada kasus dengan no visum 032/2016 telah dilakukan
beberapa pemeriksaan penunjang antara lain :
• Pemeriksaan Parasitologi Foresik
Sampel : Larva yang terdapat pada jenazah
Tujuan : Untuk menentukan berapa lamanya kematian
jenazah tersebut, dengan mengidentifikasi larva atau telur
yang ada pada jenazah sesuai dengan siklus hidup atau fase-
fase yang mempunyai waktu tertentu pada serangga tersebut.
• Pemeriksaan Patologi Anatomi Uterus
Sample : Uterus
Tujuan : untuk mengetahui apakah jenazah penah atau belum
pernah melahirkan dengan dilihat perforasinya secara
mikroskopis.
•Pemeriksaan Odontologi Forensik
Sample : Gigi Molar 3
Tujuan : Pada pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan
perkiraan usia dari jenazah berdasarkan pertumbuhan
pada gigi molar 3.
•Pemeriksaan DNA
Sample : gigi molar 3
Tujuan : Pada pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan
identitas jenazah
•Pemeriksaan Diatom
Sample : Sternum dan costae
Tujuan : Untuk mengetahui apakah korban meninggal karena
tenggelam atau bukan.
Referensi

• Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia. (1997). Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik FKUI.
• Di Maio, V. and Di Maio, D. (2001). Forensic pathology. Boca
Raton: CRC Press.
• Gennard, D. (2007). Forensic entomology. Chichester, England:
John Wiley & Sons.
• Lecture Forensic Antrhopology in DVI, Rusyad Adi Suriyanto
,S.Sos, 2014.
• James et al, 2011. “Simpson’s Forensic Medicine”, ed 13 th,
Hodder & Stoughton, London.

You might also like