You are on page 1of 24

PENDAHULUAN

SEJARAH STRUKTUR BAJA


Sebelum tahun 1850, perencanaan struktur umumnya
merupakan seni yang tergantung pada intuisi dalam menentukan
ukuran dan tata letak elemen-elemen struktur. Struktur yang dibuat
manusia zaman dahulu hakekatnya selaras dengan yang dilihat dari
alam sekitarnya.
Struktur baja mulai di pakai pada saat pembangunan
jembatan di St. Louis Missouri dimulai pada tahun 1868 – 1874.
Baja yang di pakai untuk kontruksi adalah baja paduan terdiri dari
98% besi, 1 % karbon, silikon, mangan, sulfur, posphor, tembaga,
nikel.
TIPE-TIPE STRUKTUR BAJA

A. Rangka Baja Penahan Dinding


B. Jembatan
C. Bangunan Industri
D. Gedung
PROSEDUR DESAIN
Prosedur desain bisa dianggap terdiri atas dua bagian
perencanaan fungsional dan perencanaan kerangka struktural.
Perencanaan fungsional adalah perencanaan untuk mencapai
tujuan yang di kehendaki.
perencanaan kerangka struktural adalah pemilihan tata letak
dan ukuran elemen struktural sehingga beban kerja ( service
load ) dapat di pikul dengan aman.
KONSEP DESAIN
GARIS BESAR KONSEP DESAIN SEBAGAI BERIKUT :
1. Perancangan : Penetapan fungsi yang harus dipenuhi oleh
struktur.
2. Konfigurasi Struktur Perencana : Penataan letak agar sesuai
dengan fungsi dalam langkah 1.
3. Penentuan beban yang harus dipikul.
4. Pemilihan Batang Perencana : Pemilihan ukuran batang dilakukan
untuk memenuhi kriteria obyektif seperti berat atau biaya
terkecil.
5. Analisa : Analisa struktur untuk menentukan aman atau tidaknya
batang yang akan dipilih.
6. Penilaian : Suatu nilai untuk semua ketentuan apakah
dipenuhi dan hasilnya apa mencapai hasil optomum.
7. Perencanaan Ulang : Pengulangan suatu bagian dari langkah
1 sampai 6 yang dipandang perlu atau dikehendaki
berdasarkan penilaian diatas.
8. Keputusan Akhir : Penentuan optimum atau tidaknya
perencanaan yang telah dilakukan.
PEMBEBANAN
Perencanaan elastis, tegangan yang diizinkan adalah :
FK : Faktor Keamanan = 1,5
: Tegangan Leleh

Tegangan Leleh didefinisikan sebagai tegangan yang


menyebabkan regangan sebesar 0,2 %
Pada Perencanaan Plastis
Beban Batas = Beban Kerja dikalikan dengan Faktor Beban
Menurut PPBBI untuk menentukan besarnya faktor beban yaitu :
• Untuk Beban Mati : = 1,7
• Beban Sementara = 1,3

Faktor Beban Untuk Keadaan


Beban mati : = 1,7
Beban mati + hidup ( L ) + Beban atap (Lr) atau beban es (S) atau
Air hujan (R)
= 1,7 D + 1,6 L + 0,5 ( Lr atau S atau R )
Beban mati + Lr atau S atau R + L atau W
= 1,7 D + 1,6 ( Lr atau S atau R ) + ( 0,5 L atau 0,8 W )
Beban mati + angin (W) + L + Lr atau S atau R
= 1,7 D + 1,3 W + 0,5 L + 0,5 ( Lr atau S atau R )
Beban mati + Gempa (E) + Beban hidup + es
= 1,7 D + 1,5 E + ( 0,5 L atau 0,2 S )
Beban mati – beban angin ( W atau E )
= 0,9 D – ( 1,3 W atau 1,5 E )
MATERIAL BAJA
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BAJA
KEUNTUNGAN
• Mempunyai ketahanan terhadap tarik yang tinggi
• Disamping mempunyai ketahanan gaya tarik, juga tahan
terhadap gaya desak
• Berat Struktur secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan
beton
• Pondasi bangunan lebih ringan
• Dimensi lebih ramping
• Mudah didaur ulang
KERUGIAN
• Mudah karatan
• Membutuhkan biaya perawatan yang mahal dan menerus
selama umur struktur
• Tidak tahan terhadap panas tinggi (kebakaran)
• Bentuk tampang terbatas (sesuai pabrik)
• Penyambungan membutuhkan alat sambung dan
peralatanserta tenaga khusus.
SIFAT-SIFAT MEKANIS BAJA
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut
memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut.
Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan di dalam
memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:
• Kekuatan Baja.
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban,
maka baja akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk.
Perubahan bentuk ini akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar
terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat regangan tersebut,
didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar,... , dimana P = beban yang
membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja diberi beban,
maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal, dimana baja
belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan
regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula.
Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih
elastis. Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan
elastis disebut dengan Modulus Elastisitas/Modulus Young
• Keuletan Baja (ductility)
Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini
berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum
baja putus. Cara ujinya berupa uji tarik.
• Kekerasan Baja
adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus
permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell,
ultrasonic, dl
• Ketangguhan Baja (toughness)
Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat
diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang
diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuhdan makin kecil
ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan
mendadak (impact /pukul takik).
HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN BAJA
Tercatat sampai tahun 1960, sebagian besar bahan bangunan
utama (struktur) terbuat dari baja karbon (carbon steel )
dengan sebutan A7 menurut ASTM ( American Society of
Testing and Materials), dengan tegangan leleh minimum
sebesar 33 kip (kipsquare in) atau sama dengan 227,9 MPa
atau sama dengan2279 kg/cm2
Baja struktur jenis yang lain adalah seperti, baja paduan
(alloy ) rendah khusus tahan karat (A242) dan baja yang lebih
mudah dilas yaitu baja(A373)
Baja struktur yang dipakai di Indonesia, seperti diatur dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1729-2002): Tata cara
Perencanaan Struktur Baja Untuk Gedung yang dikeluarkan
oleh Badan Standarisasi Nasional(BSN).
Beberapa sifat mekanis baja struktur adalah seperti tabel
berikut (SNI 03-1729-2002:11)

JENIS BAJA Tegangan Putus Tegangan leleh Peregangan


Minimum Fu (MPa) Minimum,fy(MPa) Minimum (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Dari Tabel di atas terlihat bahwa semakin besar nilai yang


dibelakang notasi BJ …….., maka berarti mutu bajanya
semakin kuat atau tegangan lelehnya semakin besar, tetapi
peregangannya semakin kecil, ini berarti semakin tinggi
mutu baja sifatnya semakin GETAS.
BATANG TARIK
( TENSION MEMBERS)
PERKENALAN BATANG TARIK
• Didalam menentukan luas tampang batang yang mengalami
tarikan harus diperhitungkan berkurangnya luas tampang
akibat adanya alat-alat sambung. Untuk itu dalam hitungan
selalu digunakan luas tampang netto (A netto).
• BENTUK – BENTUK BATANG TARIK
KEKUATAN RENCANA BATANG TARIK
• Perencanaan batang tarik merupakan salah satu masalah
teknik struktur yang paling sederhana dan bersifat langsung.
• Prosedur perencanaan yang umum sebenarnya bersadasarkan
kekuatan batas. Batang tarik tanpa lubang akan mencapai
kekuatan batas bila semua serat penampang lintang batang
meleleh, dengan kata lain distribusi tegangan tarik bersifat
merata pada kekuatan batas.
Kekuatan bisa dinyatakan sebagai berikut :

N
Dimana :
N = Gaya Tarik yang Bekerja
A bruto = Luas Penampang Bruto
σ tarik = Tegangan dasar
Batang Tarik Dengan Perlemahan Akibat Lubang
σ max
Distribusi tegangan sekitar lubag.
Pada pinggir lubang tegangan max nya
kira-kira 3 kali tegangan rata²
N PPBI membatasi harga teg tarik rata² :

σ rata²
LUAS NETTO
• Luas Penampang Netto Dalam Satu baris
t

N b

A netto = A bruto (b.t) – 3 Alubang


Dimana :
Alubang = d.t
d = diameter lubang
t = tebal plat
• Luas Penampang Netto Tidak sebaris

N 1 3 5 u
2 4

s s s s
• Kita tinjau beberapa potongan dan luas penampang netto
untuk setiap potongan dan diambil nilai yang terkecil.
• Tinjau potongan yang melalui no. 1
A netto = A bruto – 1 Alubang
• Tinjau potongan yang melalui lubang 1, 2
Jarak Horisontal Lubang 1 dan 2 dinamakan s
Jarak Vertikal Lubang 1 dan 2 dinamkan u
Bandingkan dengan sarat PPBI
Anetto = 85% . Abruto
Dari ketiga nilai Anetto tersebut yang dipilih adalah nilai Anetto
yang terkecil.

PERHITUNGAN JIKA DENGAN PLAT SIKU

1 1
2 2 u1
gb u2
3 t 3
ga
Dimana :
u2 = gb + ga – t
Tinjau Potongan 1,3
Anetto = Aprofil -2 Alubang
Tinjau Potongan 1,2,3

LUAS NETTO EFEKTIF


• Pada batang tarik dimana elemen-elemen tariknya tidak
sebidang.
• Gaya N (tarik) disalurkan dari plat ke profil melalui sarana
penyambung.
• Harga N yang diizinkan lebih kecil daripada
Anetto . σ rata-rata
Jadi ada harga luas nettoefektif ( Ae )
Untuk menentukan besarnya reduksi untuk luas netto efektif
sebagai berikut :
Ae = Ct . An
Dimana :
Ae = Luas netto efektif
Ct = Faktor Reduksi
An = Luas Netto
Catatan :
• Faktor Reduksi untuk profil M, W, S dimana jumlah baut arah
gaya ( dalam 1 baris ) minimum 3 buah, harga Ct = 0,90
• Faktor Reduksi untuk semua bentuk penampang “ Built Up”,
dimana jumlah baut 3 buah dan 1 baris searah gaya minimum,
harga Ct = 0,85
• Faktor Reduksi untuk batang jumlah baut 2 buah dan 1 baris
searah gaya minimum, harga Ct = 0,75.
PEMILIHAN PROFIL
Jika sudah diketahui besarnya gaya tarik ( normal ),
pertanyaannya adalah bagaimana menentukan profilnya ?
Maka langkah-langkahnya :
1. Berdasarkan mutu baja, tentukan σ tarik = 0,75 σ
2. A netto =

3. A bruto =

4. Cek apakah ≤ 240, iika Ya maka pilih profil

5. Lalu cek thd


Jika lebih besar maka profil harus di rubah lagi.
BLOCK SHEAR ( Efek Panjang Batang )
PPBI maupun AISC membatasi kelangsingan batang tarik sebagai
berikut :

Untuk batang utama = 240 ( kontruksi utama )

Untuk batang penyokong dan kotruksi sekunder = 300

You might also like