You are on page 1of 18

KELOMPOK 3 :

Anah Nurhasanah
Ayu Lestari
Elsavira Nuramaliah
Nanda Agustin Pertiwi
Ristiyanah
Pengertian Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya.
• Indonesia termasuk negara penduduk lanjut usia yang telah mencapai di
atas 7% dari total penduduk. Keadaan ini berkaitan dengan adanya
perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat
• Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat
proses degeneratif (penuaan), sehingga penyakit tidak menular banyak
muncul pada lanjut usia. Selain itu proses degeneratif menurunkan daya
tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular.
Lanjut usia sehat berkualitas, mengacu pada konsep Active Ageing WHO
yaitu proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan jiwa sehingga
dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan berpartisipasi dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat.
Pelaksanaannya, di Indonesia pemberian pelayanan kesehatan kepada lanjut
usia dilakukan mengacu kepada hasil penapisan dan pengelompokan
berdasarkan status fungsional, dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) lanjut usia mandiri/ketergantungan ringan;
2) lanjut usia dengan ketergantungan sedang;
3) lanjut usia dengan ketergantungan berat dan total.
Dilaporkan bahwa disabilitas ringan yang diukur berdasarkan kemampuan
melakukan aktivitas hidup sehari-hari atau Activity of Daily Living (ADL) dialami
sekitar:

1. 51% lanjut usia,dengan distribusi prevalensi sekitar 51% pada usia 55-64 tahun
dan 62% pada usia 65 ke atas
2. disabilitas berat dialami sekitar 7 % pada usia 55-64 tahun, 10% pada usia 65–74
tahun, dan 22 % pada usia 75 tahun ke atas.
Mengingat penanganan pasien geriatri sangat kompleks, maka dibutuhkan Pelayanan
Kesehatan Geriatri Komprehensif dengan pendekatan holistik oleh tim terpadu :
1. Preventif
2. Promotif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
5. paliatif.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia di fasilitas kesehatan telah
diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 tahun 2014 tentang Pelayanan
Geriatri di Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lanjut Usia di puskesmas.
Penyakit terbanyak pada lanjut usia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 :
1. Hipertensi (47,6%)
2. artritis0,9%)
3. stroke (26,1%)
4. masalah gigi dan mulut (19,1%)
5. penyakit paru obstruktif menahun (8,6%) dan diabetes mellitus (4,8%).
penyakit yang diderita lanjut usia multidiagnosis (Sumber Riskesdas 2013):
1. Sekitar 34,6% lanjut usia menderita satu penyakit
2. sekitar 28% dengan 2 (dua) penyakit
3. sekitar 14,6% dengan 3 (tiga) penyakit
4. sekitar 6,2% dengan 4 (empat) penyakit
5. sekitar 2,3% dengan 5 (lima) penyakit, sekitar 0,8% dengan 6 (enam) penyakit,
dan sisanya dengan tujuh penyakit atau lebih.
Berdasarkan hasil Risfaskes 2011, diperoleh data bahwa jumlah Puskesmas yang
melaksanakan program pelayanan kesehatan komprehensif bervariasi antar provinsi,
dengan angka rata-rata nasional sekitar 42,3%, dan proporsi tertinggi ditemukan di
Provinsi DIY yaitu 71,9%. Khusus untuk pelayanan kesehatan pada lanjut usia, yang
dimaksud dengan pelayanan kesehatan komprehensif adalah pelayanan kesehatan secara
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yangdilaksanakan mulai dari tingkat keluarga
dan masyarakat (Poksila dan home care), sampai ke fasilitas kesehatan tingkat pertama
dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
Berdasarkan data Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar tahun 2015, jumlah
puskesmas yang telah melaksanakan pelayanan kesehatan santun lanjut usia adalah 824
puskesmas atau sekitar 10% dari jumlah puskesmas seluruhnya.
Pada tahun 2016, jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan yang
santun lansia sebesar 2.432 puskesmas atau sebesar 24,84 dari jumlah Puskesmas
seluruhnya. Capaian ini sudah memenuhi target Renstra Kemenkes sebesar 20%.
Pada tingkat pelayanan kesehatan rujukan, rumah sakit rujukan dengan Klinik
Geriatri Terpadu terdapat di 10 rumah sakit di 8 provinsi :
1. DKI Jakarta (RSCM), Jawa Barat (RS Hasan Sadikin-Bandung)
2. Jawa Tengah (RSUP Karyadi-Semarang dan RSUD Moewardi-Solo)
3. Yogyakarta (RSUD Sardjito)
4. Jawa Timur (RSUD Soetomo-Surabaya dan RSU Syaiful Anwar-Malang)
5. Bali (RSUP SanglahDenpasar)
6. Sulawesi Selatan (RSUP Wahidin-Makasar)
7. Sumatera Utara (RSUP Adam Malik-Medan
Perencanaan pelayanan kesehatan harus dirancang berdasarkan kondisi lanjut usia dan
pola pelayanan yang dibutuhkan, mengacu pada pilihan sarana pelayanan kesehatan yang
diakses lanjut usia dalam mencari pengobatan. Data lanjut usia dengan tempat berobat
menunjukkan bahwa proporsi terbesar
1. (33,71%) berobat ke tenaga kesehatan
2. diikuti dengan yang berobat ke praktek dokter 31,70%,
3. ke puskesmas/pustu 27,05%
4. ke rumah sakit pemerintah 7,83%
5. rumah sakit swasta 5,12% (Susenas 2014).
Salah satu upaya untuk memberdayakan lanjut usia di masyarakat maka diadakan program
:
1. Kelompok Lanjut Usia yang di beberapa daerah disebut dengan Kelompok Usia
Lanjut (Poksila)
2. Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia)
3. Pos Pembinaan Terpadu Lanjut Usia (Posbindu Lansia).
Pelaksanaan Kelompok Lanjut Usia ini, selain mendorong peran aktif masyarakat, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat, juga harus melibatkan lintas sektor terkait.
Kondisi kepemilikan
jaminan menurut
kelompok umur
memberikan
gambaran yang
bervariasi antar
kelompok bayi, balita,
anak, remaja, dewasa
dan lanjut usia.
sedangkan kelompok
umur diatas 55 tahun
kepemilikan jaminan
pada kisaran 46,6 persen
sampai 48,7 persen
memperlihatkan kecenderungan kepemilikan dan pemakaian alat bantu/koreksi penglihatan
jauh (kaca mata atau lensa kontak) meningkat sesuai pertambahan umur, prevalensi tertinggi pada:
1. kelompok umur 55-64 tahun,
2. tetapi menurun kembali pada kelompok penduduk lanjut usia (65 tahun keatas).
TERIMAKASIH 

You might also like