You are on page 1of 40

REFERAT

PERDARAHAN UTERUS
ABNORMAL
PENDAHULUAN
Epidemiologi Pasien PUA

Perimenopause
Remaja
Usia Reproduktif
Gangguan haid /Perdarahan uterus abnormal
(PUA) merupakan masalah yang umum
terjadi pada perempuan usia reproduksi, yang
dapat menyebabkan penurunan kualitas
hidup.

Manajemen dasar PUA adalah perbaiki


keadaan umum, menghentikan perdarahan
dan mengembalikan siklus haid menjadi
normal.
TINJAUAN PUSTAKA
POLA SIKLUS MENSTRUASI

1. Durasi Durasi fase folikuler:


2. Frekuensi 10,3 - 16,3 hari
3. Variasi siklus Durasi fase luteal:
4. Volume 14,13 hari (± 1,41 hari)
Tabel 1. Batas “normal“ yang dianjurkan untuk parameter
perdarahan menstruasi pada usia reproduktif
Pola Perdarahan Uterus Abnormal

Perdarahan akut dan banyak

Perdarahan ireguler meliputi metroragia, menometroragia,


oligomenore, perdarahan haid yang lama (> 12 hari),
perdarahan antara 2 siklus haid dan pola perdarahan lain yang
ireguler
Tabel 2. Definisi Terminologi Dari Perdarahan Uterus
DEFINISI PUA

The Society of
Obstetricians • Variasi siklus menstruasi normal,
termasuk perubahan keteraturan
and dan frekuensi menstruasi, durasi
Gynaecologist atau jumlah kehilangan darah
of Canada

The American
College of • Perdarahan dari korpus uterus yang
tidak normal pada keteraturannya,
Obstetricians volume, frekuensi, atau durasi dan
and terjadi saat tidak hamil
Gynecologists
KLASIFIKASI PUA

PUA akut

PUA kronik (> 3


bulan)

Perdarahan
tengah
(intermenstrual
bleeding)
EPIDEMIOLOGI

FU Qureshi, AW Yusuf. 2013. Distribution of causes of abnormal uterine


bleeding using the FIGO classification system. JPMA 63:973
Usual Causes of AUB Throughout
the Life Cycle
Birth 10 20 30 40 60
50
1 4 6
Estrogen withdrawal Anovulation Atrophic vaginitis
Central, intermediate, gonadal Carcinoma (uterine, ovarian)
Functional Estrogen replacement
Blood dyscrasia, hypothyroidism, luteal dysfunction
2 Iatrogenic
Foreign body Anticoagulation, contraception (hormonal
Infection intrauterine), hemodialysis
Sarcoma botryoides Pregnancy
Ovarian tumor Abortion, ectopic, placental polyp, retained
products, trophoblastic disease
Trauma
Uterine
Infection, structural (fibroids, hyperplasia, neoplasia,
polyps)

3 5
Blood dyscrasia
Carcinoma (cervical,
Hypothalamic immaturity
uterine) Climacteric
Inadequate luteal function Polyps
Psychogenic (including anorexia and bulimia)

Shwayder JM. Obstet Gynecol Clin North Am. 2000;27(2):219-234.


AUB

Anovulatory
Organic uterine Bleeding
(“dysfunctional”)

Systemic Disease Anatomic Causes PCOS


Von Willebrand’s Accidents of Obesity
ITP Pregnancy Fibroids Perimenopause
Sepsis Polyps Medications
Cirrhosis Cancer
Thyroid Disease Infection
ETIOLOGI

PALM COEIN
Polyp Coagulopathy

Ovulatory
Adenomyosis
dysfunction

Leiomyoma Endometrial

Malignancy and
Iatrogenic
hyperplasia

Not yet classified


Polip (PUA-P)
Definisi Gejala Diagnostik

• Pertumbuhan lesi • Asimptomatik • USG


lunak pada lapisan • PUA • Histeroskopi
endometrium • Lesi umumnya • Histopatologi
uterus jinak, namun
• Bertangkai sebagian kecil
ataupun tidak atipik atau ganas.
• Pertumbuhan
berlebih stroma
dan kelenjar
endometrium dan
dilapisi oleh epitel
endometrium.
Adenomiosis (PUA-A)
Definisi Gejala Diagnostik

• Jaringan stroma • Nyeri haid • USG


dan kelenjar • Nyeri saat • MRI
endometrium senggama • Histopatologi
ektopik pada • Nyeri menjelang
lapisan atau sesudah haid
miometrium
• Nyeri saat buang
air besar
• Nyeri pelvik
kronik
• PUA
Leiomioma (PUA-L)

Definisi Gejala Diagnostik


• Pertumbuhan • Asimtomatik • Ultrasonografi
jinak otot polos (biasanya bukan • MRI
uterus pada penyebab tunggal • Histo PA
lapisan PUA) hingga
miometrium PUA yang banyak
dan nyeri
Malignancy and hyperplasia (PUA-M)

Definisi Gejala Diagnostik


• Pertumbuhan • PUA • USG
hiperplastik atau • Keluhan sistemik • Histo PA
pertumbuhan (penurunan berat
ganas dari badan,
lapisan pembesaran
endometrium KGB)
Coagulopathy Ovulatory
(PUA-C) dysfunction (PUA-O)
• Etiologi: Gangguan • Etiologi: PCOS,
hemostatis sistemik hiperprolaktinemia,
• Gejala: PUA, riwayat hipotiroid, obesitas,
gangguan penurunan BB,
pembekuan darah anoreksia ,olahraga
• Dx: Pemeriksaan berat yang berlebihan
laboratorium (faktor • Klinis: amenorea,
pembekuan darah, perdarahan ringan
trombosit, vitamin K) dan jarang, hingga
perdarahan haid
banyak
Endometrial (PUA- Not yet classified
Iatrogenik (PUA-I)
E) (PUA-N)
• Etiologi: gangguan • Etiologi: intervensi • Penyebab lain yang
hemostatis lokal medis seperti jarang atau sulit
endometrium, penggunaan dimasukkan dalam
peningkatan estrogen, klasifikasi lainnya
aktivitas progestin, AKDR, • Endometritis
fibrinolitik penggunaan obat kronik atau
(antikoagulan), malformasi arteri-
• Gejala: perdarahan rifampisin vena
tengah atau
perdarahan yang
berlanjut akibat
gangguan
hemostasis lokal
endometrium
Tabel 3. Klasifikasi Mioma Uteri
Gambar 1. Sistem penulisan PUA
berdasarkan klasifikasi FIGO
EVALUASI DIAGNOSTIK
Jumlah,
frekuensi,
dan
keteraturan
perdarahan

Riwayat Perdarahan
pasca-coital
keluarga,
atau
konsumsi intermenstrual,
obat dan dismenorea

ANAMNESIS

Gejala
Riwayat
sistemik dan
seksual dan
gejala terkait
reproduksi
lannya
Tabel 3. Diagnosis banding berdasarkan keluhan yang
ditemukan pada PUA
Tabel 5. Pemeriksaan Fisik pada PUA
Tabel 6. Pemeriksaan laboratorium
untuk evaluasi pasien PUA akut
• Pemeriksaan radiologis
• ultrasonografi, MRI dan histeroskopi

• Pemeriksaan radiologis pada kasus PUA


diindikasikan apabila:
• pemeriksaan menunjukkan adanya etiologi struktural dari
perdarahan
• terapi konservatif gagal
• terdapat risiko keganasan
Evaluasi Awal Untuk Diagnosis PUA Kronis
Evaluasi Uterus
TATALAKSANA

• Terapi Farmakologis
• Terapi non-hormonal (Asam Traneksamat,
OAINS, desmopresin)
• Terapi hormonal (Kombinasi kontrasepsi
hormonal, Progestin oral/injeksi, danazol,
GnRH agonist)
• Terapi Pembedahan
Tabel 7. Dosis Asam Traneksamat dan
terapi hormonal
Tabel 8. Ringkasan terapi farmakologis untuk PUA
Terapi Pembedahan

• Dilation and uterine curettage


• Polipektomi histeroskopik

Pilihan : •

Ablasi endometrium
Miomektomi
• Histerektomi.

• Gagal respon terhadap terapi farmakologis


• Tidak bisa menggunakan terapi farmakologis (efek
samping, kontraindikasi)

Indikasi: • Anemia yang signifikan


• Dampak pada kualitas hidup
• Patologi uterus bersamaan (fibroid uterus yang
besar, hiperplasia endometrium)
Algoritma
Tatalaksana
Perdarahan
Uterus Abnormal
Akut dan Banyak
DAFTAR PUSTAKA
1. Wheler TL, Murphy M, Rogers RG, et al. Clinical Practice Guideline for
Abnormal Uterine Bleeding: Hysterectomy versus Alternative Therapy. Journal
of Minimally Invasive Gynecology, Vol 19, No 1, January/February 2012. 81-88.

2. Rifki M, Loho M, Wagey FMM. Profil perdarahan uterus abnormal di RSUP


Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014.
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016. 1-6.

3. Bradley LD, Gueye NA. (2015). The Medical Management of Abnormal Uterine
Bleeding In Reproductive Age Women. American Journal of Obstetrics and
Gynecology. 3-27.

4. Fraser IS, et al. (2011). The FIGO Recommendations on Terminologies and


Definitions for Normal and Abnormal Uterine Bleeding. Seminars In
Reproductive Medicine. 29(5): 383-90.

5. Rowe T, Senikas V, Fairbanks J, et al. (2013). Abnormal Uterine Bleeding in Pre-


Menopausal Women. JOGC. 35(5):S5-S20.

6. Baziad A, Hestiantoro A, Wiweko B. (2011) Panduan Tatalaksana Perdarahan


Uterus Abnormal. Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas
Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
7. Munro MG, Critchley HO, Broder MS, et al. FIGO classification system
(PALM-COEIN) for causes of abnormal uterine bleeding in nongravid
women of reproductive age. Int J Gynaecol Obstet 2011; 113:3.
8. Hendarto H. Gangguan Haid/Perdarahan Uterus Abnormal. In:
Mochammad Anwar, Ali Baziad, R. Prajitno Prabowo, editors. Ilmu
Kandungan (3rd ed). Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2011; p. 162-9.
9. Lotha L, Borah A. (2016). Clinicopathological evaluation of abnormal
uterine bleeding in perimenopausal women. Int J Reprod Contracept
Obstet Gynecol. 5(9):3072-3074.
10. Hestiantoro A dan Wiweko B. Panduan Tata Laksana Perdarahan Uterus
Disfungsional. 2007. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
11. James AH, Kouides PA, Abdul-Kadir R et al. (2011) Evaluation and
management of acute menorrhagia in women with and without
underlying bleeding disorders: consensus from an international expert
panel European Journal 128 of Obstetrics & Gynecology and
Reproductive Biology 158 124–134.
12. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Committee
Opinion: Management of Acute Abnormal Uterine Bleesing in Non
pregnant Reproductive-Aged Woman. 2013; 557. 1-6.
TERIMAKASIH

You might also like