You are on page 1of 28

HOSPITALISASI

DAN
TERAPI BERMAIN

STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA


STRESSOR DARI
HOSPITALISASI
 Perubahan status kesehatan dan
lingkungan (berbeda dari biasanya)
 Anak-anak blm mempunyai mekanisme
koping untuk menyelesaikan
stressornya
 Stressor yg umum : perpisahan,
kehilangan kontrol, perlukaan di tubuh,
dan nyeri
 Reaksi anak : tumbang anak,
pengalaman sakit, perpisahan dan
hospitalisasi, kemampuan koping,
diagnosis penyakit, dan support sistem
Early Childhood
(todler-pra sekolah)
 menolak makan
 kesulitan tidur
 menangis kuat mencari orng tuanya
 menanyakan kapan orang tuanya akan
datang
 Toddler: OTONOMY
 Pra sekolah : prelogical thingking,
magical thingking,
USIA SEKOLAH - REMAJA

 Cemas berpisah dengan orang tuanya


 Cemas terpisah dengan kelompoknya
 Usia sekolah: Marah, perasaan bosan,
frustasi, dan tidak tertarik dengan
kegiatan di RS
 Remaja : Body image, privacy, malu
mengungkapkan rasa nyeri
SAKIT DAN NYERI
 Konsep sakit dan nyeri pada tiap
tahapan tumbang :
- Preoperasional Thougth (2-7 tahun)
Fenomena, Penularan
Nyata, magic, hukuman, org lain yg brtgg jwb thd
nyerinya
- Concrete operational thought (7-10+ th)
Kontaminasi, Internalisasi
Paham skt fisik,nyeri psikologis, takut fisik rusak, hukuman
- Formal operational thought (>13 tahun)
Fisiologis, Psikofisiologis
M’beri alasan, nyeri psikologis >, < pengalaman u koping
nyeri, tkt kehilangan kontrol
Perkembangan Karakteristik
Respon Anak Thd Nyeri
Young Infant : kekakuan, menangis
keras, ekspresi wajah
Older Infant : Melokalisasi (menarik
tbh), Menangis keras, Ekspresi wjh
nyeri/marah, pertahanan fisik
Young Children: Menangis keras,
menjerit, Ekspresi verbal, merangkul
tangan/kaki, berusaha mengusir stimulus
sbl mengenainya, tdk kooperatif,
meminta prosedur dihentikan,
b’pegangan erat pd ortu/prwt, meminta
support emosional, sulit tidur dan iritabel
Older Children/usia Sklh: Dpt terlihat semua perilaku
di young children selama prosedur, perilaku menunda,
kekakuan otot2

Remaja: protes berkurang, aktivitas motorik berkurang,


ekspresi verbal lbh banyak, ketegangan otot n’ kontrol tbh
menurun.

EFEK HOSPITALISASI
 Anak
 Orang tua
 Sibling
INTERVENSI
 Kaji orang tua
 informasikan kondisi penyakit anaknya dan
rencana pengobatannya (tertulis dan verbal)
 Orientasikan orang tua dengan RS
 Jelaskan semua prosedur
 Rujuk orang tua jika perlu kepada pemberi
pelayanan sosial
 Dengarkan apa yang menjadi perhatian orang
tua dan klarifikasi informasi yang telah didapat
 Melibatkan orang tua dalam perawatan anak
 Sediakan untuk Rooming in
 Berikan penguatan atas tindakan orang tua yang
positif
SIBLING
 Berikan penjelasan pada sibling
tentang si sakit dan
perkembangannya
 Ajak sibling untuk menjenguk
saudarannya
 Anjurkan sibling untuk menyiapkan
gambar, membuat kartu atau
menelepon
 Ajak sibling yang lebih tua untuk ikut
merawat anak yang sakit, jika mereka
merasa nyaman melakukannya
Perilaku Anak Setelah
Hospitalisasi:
 Young Children
- Menjauhkan diri dari orangtua, selama beberapa
menit sampai beberapa hari
- Perilaku ketergantungan
- Perilaku negatif : mimpi buruk, menolak / takut
tidur, menarik diri, hiperaktif, pemarah.

  Older Children
Perilaku negatif yang mungkin muncul adalah :
- ketergantungan pada orang tua
- marah pada orang tua
- iri hati kepada saudara kandung / sibling
 Mencegah dan memperkecil perpisahan
 Memperkecil kehilangan kendali
 Memperkecil cidera
 Pengkajian dan menejemen nyeri
 Bermain di RS
 Memperbesar keuntungan hospitalisasi
 Dukungan anggota keluarga
TERAPI BERMAIN
 Deklarasi hak-hak seorang anak
(1979):
 “Seorang anak mpy hak untuk
dilahirkan, menerima kasih
sayang dan pengertian,
mendapatkan gizi yang cukup dan
pelayanan kesehatan yang
memadai, menikmati pendidikan
serta memperoleh kesempatan
bermain dan berekreasi.
Mempunyai nama dan …”
 Bukan sekedar pengisi waktu
tetapi kebutuhan dasar anak, agar
mengalami tumbang yang optimal
13
 Dapat menstimulasi pertumbuhan
fisik, emosi, mental, intelektual,
kreativitas dan sosial
 Kesempatan bermain bagi anak
seharusnya didapatkan dimana saja
anak berada.
TEORI BERMAIN

 Teori Rekreasi (Schaller,1841)


Permainan adalah suatu
kesibukan untuk menenangkan
pikiran dan atau beristirahat
 Teori Kelebihan Tenaga/teori
pelepasan (Herbert
Spencer,1968)
Kegiatan bermain anak ada karena
ada kelebihan tenaga
 Teori Atavistis (Stanley Hall,1970)
Di dalam permainan akan timbul bentuk-ben
tuk perilaku seperti bentuk kehidupan
yang pernah dialami oleh nenek moyang
 Teori Biologis (Karl Gross ’05 dan dr
. Maria Montessori ‘07)
Permainan mempunyai tugas-tugas biologis
untuk melatih bermacam-macam fungsi ja
smani dan rohani
Fungsi
bermain
1.Membantu perkembangan sensorik dan
motorik
2.Membantu perkembangan kognitif
3.Meningkatkan kreativitas
4.Meningkatkan sosialisasi anak
5.Meningkatkan kesadaran diri
6.Mempunyai nilai terapeutik
7.Mempunyai nilai moral pada anak
PERSYARATAN
ALAT
PERMAINAN

 Aman: tdk terlalu kecil, runcing,


tajam, mudah pecah
 Ukuran dan Berat alat permainan
harus sesuai dengan usia anak
 Disaignnya harus jelas
 Kegunaan / fungsi alat permainan :
mpy fungsi mengembangkan aspek
motorik, bahasa, kecerdasan dan
sosialisasi
 Daya tahan alat permainan : tdk
mudah rusak, mudah diperbaiki,
bahan mudah didapat, harga
terjangkau
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERMAINAN
ANAK

 Kesehatan
 Intelegensia
 Jenis kelamin
 Lingkungan
 Status Sosial Ekonomi
Ciri-ciri serta jenis alat
permaian

a. 0 – 12 bulan
Tujuan :
 Melatih anak menggenggam, menghisap.
 Melatih kerjasama mata dan tangan, mata dan
telinga
 Melatih mengenal sumber asal suara
 Melatih kepekaan perabaan dan ketrampilan

Alat permainan yang dianjurkan


:
 Benda yang aman
 lunak seperti boneka
 dapat digoyangkan dan keluar suara
b. Usia 12-24 bulan
 Tujuan
 Mencari dan mengenal sumber suara
 Melatih gerakan mendorong dan
menarik
 Melatih imajinasi
 Anak dapat melakukan kegiatan
sehari-hari
 Alat permainan
 Genderang, bola
 Alat permainan yang dapat didorong
dan ditarik
 Alat permaianan: jenis alat permainan
rumahtangga ( sendok , cangkir, botol
plastik), balok-balok besar, kardus-kadus
besar, buku gambar
c. Usia 25-36 bulan
 Tujuan
 Menyalurkan emosi/ perasaan anak
 Mengembangkan ketampilan berbahasa
 Melatih motorik halus dan kasar
 Mengembangkan kecerdasan ( memasangkan,
menghitung mengenal warna )
 Melatih kerjasama mata dan tangan
 Melatih daya imajinasi
 Kemampuan membedakan permukaan dan
warna benda
 Alat permainan
 Lilin yang dapat dibentuk
 Alat-alat untuk menggambar
 Puzzle sederhana
 Bola
BERMAIN DI RUMAH
SAKIT

 PENYEBAB
 Penyebab rasa takut dan cemas :
Keadaan dan beratnya penyakit,
lingkungan RS, sikap tenaga
kesehatan, sikap orang tua &
keluarga, konsep anak arti dirawat
di RS, umur dan jenis kelamin
anak, kepribadian anak,hubungan
dgn keluarganya dan lamanya
anak dirawat. (Robyn, 1991)
MANFAAT

 Melanjutkan tumbang anak selama dirawat


 Anak mampu mengembangkan
kreativitasnya
 Anak mampu beradaptasi dgn lingkunan RS
 Meminimalkan dampak hospitalisasi
 Mengelola rasa takut dan cemas
 Membantu anak terbiasa dgn asuhan
keperawatan
 Mengilangkan konflik internal dalam diri
anak
 Media komunikasi perawat-anak-keluarga
 Meningkatkan koping yang efektif untuk
mempercepat penyembuhan
PRINSIP BERMAIN DI RS

 Energi yang dikeluarkan anak


harus seminimal mungkin
 Waktunya singkat
 Sederhana
 Tidak boleh bertentangan dengan
pengobatan yang diberikan pada
anak
 Menjaga keamanan
 Mempertimbangkan kemungkinan
terjadi infeksi silang
RUANG BERMAIN DI RS

 Ruang khusus untuk bermain


 Bebas dari situasi yang tidak
menyenangkan
 Berkesan informal
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PERAWAT

 Pengelompokan anak sesuai umur


 Alat permainan sesuai dengan usia
 Bermain di RS memerlukan
supervisor/staf keperawatan/tokoh
bermain (perencana program
bermain)
 Tokoh bermain hendaknya sudah
pernah mendapat
pendidikan/pelatihan yang
berhubungan dengan tumbang,
stimulasi dini dan pendidikan
kesehatan pada keluarga
THANK’S A LOT ….

MUST STUDY!!!!!!!

You might also like