Professional Documents
Culture Documents
Preseptor:
dr. Nice Rachmawati, Sp.A
PENDAHULUAN
T Riwayat kekakuan otot yang disebabkan oleh
neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium
E tetani.
Tujuan
• Mengetahui dan memahami definisi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana,
komplikasi, dan prognosis dari tetanus, serta
Penulisan membandingkan dengan kasus yang
ditemukan di lapangan.
Pemotongan
Karies gigi tali pusat yang Luka kronik
tidak steril
• Tanah yang mengandung
Reservoir
kotoran ternak, kuda, dan
utama
hewan lainnya
Tetanospasmin Mengganggu
transmisi sinaps
Berikatan di
Transport secara Memecah
neuro muscular Saraf motorik
retrograd ke SSP VAMP II
junction
Tetanospasmin
• Hidrofobia
Rabies • Kesukaran menelan
• Riwayat digigit binatang
• Antibiotik Lini I
1. Metronidazol IV/oral
Dosis awal : 15 mg/kgBB
Dosis lanjutan : 30 mg/kgBB/hari dengan interval pemberian 6
jam selama 7-10 hari
2. Penisilin Prokain
Dosis : 50.000-100.000 IU/kgBB/hari selama 7-10 hari
Jika alergi dapat diberikan Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari (untuk
anak dengan usia >8 tahun
Mengurangi dan mengatasi spasme dan kejang
• Diazepam
Dosis yang direkomendasikan : 0,1-0,3 mg/kgBB dengan
interval pemberian 2-4 jam.
Dosis < 2tahun : 8 mg/kgBB/hari diberikan oral dalam dosis
2-3 mg per 3 jam
Kejang berhenti : berikan dosis rumatan dan jika klinis
membaik dosis dipertahankan selama 3-5 hari. Selanjutnya
pengurangan dosis dilakukan bertahap (sekitar 20% dari
dosis setiap dua hari)
Trombosis
Timbulnya vena, emboli
laserasi pada paru, ulkus
Aspirasi dan lambung
pnemunomia lidah dan bibir
akibat kejang dengan atau
tanpa
perdarahan,
ileus paralitik,
dan ulserasi
dari decubitus
Masa Semakin
pendek masa
Prognosis
semakin
inkubasi inkubasi buruk
Waktu Semakin
Prognosis
pendek waktu
munculnya munculnya
semakin
butuk
onset onset
TINJAUAN KASUS
Nama : An. OA
Nama ibu kandung : Ny. HS
Umur/ Tanggal Lahir : 4 tahun / 03 juni 2013
Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :-
Status perkawinan : -
Agama : Islam
Alamat : Gurun Laweh Lubeg
Tanggal masuk : 18 juni 2017
No. RM : 981563
Keluhan Utama :
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas atas RIC II, batas kanan LSD, batas
kiri 1 jari medial LMCS RIC V
Auskultasi : irama jantung regular, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi : ditensi abdomen (-)
Palpasi : opistotonus (+)
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+) normal
Masa inkubasi :3
Lokasi leher :4
Imunisasi : 10
Penyakit ringan :2
Total : 19
Hb : 11,9mg/dl
Leukosit : 10.250/ mm3
Hitung jenis : 0/0/2/65/29/4
Trombosit : 579.000/mm3
Ht : 37%
Kesan : trombositosis
Tetanus dalam pengobatan
Nutrisi Medikamentosa Edukasi
P/ terapi lanjut
S/ Kaku berkuranng. Trismus tidak ada. Demam tidak
ada. Sesak nafas tidak ada, batuk ada sekali-sekali,
batuk berdahak. Intake makanan baik. Anak sudah
mulai bisa berbicara dan makan seperi biasa.
Nyeri saat menelan tidak ada, sonde sudah lepas
O/ Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : sadar
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 98x/ menit
Nafas : 21x/menit
Suhu : 36,9
oC
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
Mulut : Trismus tidak ada.
Thorak : retraksi dinding dada tidak ada,
paru dan jantung dalam batas
normal
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A/ tetanus
P/ terapi lanjut
DISKUSI
Keluhan Utama Leher tampak kaku sejak 3 hari yang
lalu sebelum masuk rumah sakit
Anamnesis dan Temuan Klinis Teori
leher kaku dan sukar digerakkan Tetanus ditandai dengan kekakuan
sejak 3 hari yang lalu otot (spasme) tanpa disertai adanya
gangguan kesadaran. Kekakuan pada
otot disebabkan dampak dari toksin
C. tetani (tetanospasmin) pada
ganglion pra sumsum tulang
belakang.
Tubuh tampak melengkung seperti Kekakuan pada tetanus sangat khas,
busur. yaitu fleksi kedua lengan dan
ekstensi pda kedua tungkai, dan
fleksi pada telapak kaki, dan tubuh
kaku melengkung seperti busur
(opistotonus)
Anamnesis dan Temuan Klinis Teori
Keluhan sukar membuka mulut, Kekakuan pada tetanus dimulai pada
sehingga anak susah untuk menelan otot setempat (trismus) yang kemudian
dan menguap menjalar ke seluruh tubuh. Trismus
merupakan kekakuan dari otot
masseter sehingga menimbulkan
gejala sukar membuka mulut
riwayat kejang sejak 3 hari yang lalu , Pada tetanus dapat terjad kejang
seluruh tubuh, frekuensi ± 3x, lama umum apabila kekakuan yang terjadi
kejang 10-20 detik, anak sadar setelah semakin berat. Awalnya, kejang terjadi
kejang dan menangis. Kejang timbul setelah diberikan suatu rangsangan
apabila ada rangsangan cahaya dan seperti dicubit, digerakkan secara
suara. kasar, atau terkena cahaya dan adanya
suara.
Tidak pernah mendapatkan imunisasi, Secara teori, seorang anak akan
termasuk imunisasi tetanus. dicurigai menderita tetanus jika tidak
mendapatkan imunisasi
Anamnesis dan Temuan Klinis Teori
Riwayat mengalami luka tusuk, digigit Tetanus tidak ditularkan dari manusia
oleh binatang, riwayat keluar cairan ke manusia. Akan tetapi, infeksi terjadi
dari telinga , riwayat terluka tidak ada. apabila spora C. tetani masuk melalui
luka atau trauma, proses operasi atau
injeksi, atau dari lesi kulit yang bersifat
kronik. Pada beberapa kasus, port
d’entre dari kuman ini memang tidak
dapat diketahui dengan pasti
pasien ditemukan gigi kehitaman dapat dipikirkan sebagai salah satu
dirasakan sejak usia 2 tahun dan tempat masuknya spora dari bakteri
semakin banyakt sejak usia 3 tahun. penyebab tetanus ini. Berdasarkan
teori, tetanus pada anak sering
berhubungan dengan adanya caries
gigi dan luka kronis.
Tanda klinis lain seperti wajah risus Ricus sardonicus terjadi akibat
sardonikus, opistotonus, spasme otot kekakuan otot mimik, sehingga tampak
dinding perut ada ditemukan. dahi mengekrut mata agak
tertutup,sudut mulut tertarik kebawah
dan keluar. Otot dinding perut kaku
sehingga dinding perut seperti papan.
Pemeriksaan Laboratorium Teori
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Pada tetanus, pemeriksaan
hasil normal dan terjadi sedikit laboratorium tidak khas dan biasanya
peningkatan pada trombosit. ditemukan hasil yang normal.
Penatalaksanaan Teori
IVFD KaEn 1B 4 tpm (makro) Pemberian cairan intravena perlu
diberikan pada hari pertama untuk
mencukupi kebutuhan cairan dan
nutrisi, serta membantu dalam
memberikan obat-obatan
Metronidazol 4x100 mg IV Antibiotik lini pertama yang mampu
mengurangi jumlah C. tetani dalam
bentuk vegetatif adalah metronidazole
iv/oral dengan dosis awal 15 mg/kgBB
dan dilanjutkan dengan dosis 30
mg/kgBB/hari dengan interval
pemberian 6 jam selama 7-10 hari..
Diazepam 6x1,5mg IV Diazepam efektif untuk mengatasi
spasme dan hipertonisitas tanpa
menekan pusat kortikal.
TERIMAKASIH