You are on page 1of 54

Oleh :

Candra Nova Indria Wati 1110313016

Preseptor:
dr. Nice Rachmawati, Sp.A
PENDAHULUAN
T Riwayat kekakuan otot yang disebabkan oleh
neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium
E tetani.

T Masih menjadi permasalahan global walaupun


penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian
A vaksin.
N
WHO memasukkan tetanus ke dalam salah
U satu bagian dari Expanded Program of
Immunization (EPI) untuk mengeredikasi
S penyakit ini
Batasan • Laporan kasus ini membahas tentang salah satu
kasus tetanus yang ditemukan di RSUP Dr. M.
Masalah Djamil Padang.

Tujuan
• Mengetahui dan memahami definisi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana,
komplikasi, dan prognosis dari tetanus, serta
Penulisan membandingkan dengan kasus yang
ditemukan di lapangan.

Metode • Metode penulisan laporan kasus ini dengan


tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada
Penulisan berbagai literatur.
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit yang dutandai dengan kekakuan otot
yang disebabkan oleh neurotoksin yang
dihasilkan oleh C. tetani.

Gejala disebabkan oleh tetanospasmin yang


dihasilkan oleh bakteri penyebab pada sinaps
ganglion sambungan sumsum tulang belakang,
neuromuscular junction, dan saraf otonom.

Penegakkan diagnosis secara cepat dan diikuti


dengan tatalaksana yang adekuat dapat
memberikan prognosis yang baik.
Bentuk
• Obligat anaerob
• Mampu
• Clostridium • Basil Gram membentuk spora
tetani positif • Menghasilkan
eksotoksin yang
kuat
Mikroorganisme
Sifat
Penyebab
Terutama pada Pada anak tetanus
daerah panas yang juga tersebar di
Angka kejadian
padat penduduk, seluruh dunia,
pada anak laki-
kelembapan terutama pada
laki lebih tinggi
tinggi, dan tanah daerah dengan
dibandingkan
yang mengandung angka cakupan
anak perempuan
banyak bahan imunisasi yang
organik rendah
Luka tusuk, patah tulang akibat komplikasi
kecelakaan, gigitan binatang, luka bakar yang
luas

Luka operasi, luka yang tidak


Otitis media
dibersihkan dengan baik

Pemotongan
Karies gigi tali pusat yang Luka kronik
tidak steril
• Tanah yang mengandung
Reservoir
kotoran ternak, kuda, dan
utama
hewan lainnya

• Tahan terhadap kekeringan


dan bisa bertebaran dimana-
mana, seperti pada debu
Spora jalanan, lampu operasi, bubuk
antiseptik (dermatol), atau
pada alat suntik dan alat
operasi
Peningkatan tonus
Luka dan rigiditas otot
Spora C.
tetani
Aktivitas saraf
Kegagalan dalam
motorik tak menghambat refleks
Inkubasi terkendali motorik

Vegetatif Mencegah pelepasan


glisin dan GABA

Tetanospasmin Mengganggu
transmisi sinaps

Berikatan di
Transport secara Memecah
neuro muscular Saraf motorik
retrograd ke SSP VAMP II
junction
Tetanospasmin

Ganglion pra Otak Saraf otonom


sumsum tulang
belakang

Toksin menempel Saraf simpatis


Eksotoksin memblok
sianp jalur antagonis pada cerebral
gangliosides

Mengubah Keringat berlebihan,


keseimbangan dan hipertermia,
koordinasi impuls
Kekakuan dan hipotensi, hipertensi,
kejang yang khas aritmia, heart block
Tonus otot atau takikardia
meningkat dan otot
menjadi kaku
Tetanus general Tetanus Lokal Tetanus Cephalic

• Trismus >> • Spasme otot yang • Bentuk jarang dari


• Gejala awal : sakit nyeri di daerah luka tetanus lokal
kepala, mudah lelah, dan bisa • Melibatkan otot
iritabilitas berkembang bulbar akibat adanya
• Risus sardonicus menjadi tetanus luka atau benda
general. asing di kepala,
• Opistotonus
wajah, dan leher.
• Obstruksi jalan nafas
dan asfiksia • Ditandai dengan
retraksi alis mata,
• Anak tetap sadar
pandangan yang
• Kejang yang tiba-tiba deviasi, trismus,
yang baisanya risus, sardonikus,
didahului oleh dan paralisis spastik
rangsangan cahaya pada lidah dan otot
dan suara. faring
Ditemukannya
Pemeriksaan
agen penyebab
laboratorium
Berdasarkan dari kultur swab
dan cairan
gejala klinis dan luka tidak dapat
serebrospinal
pemeriksaan memastikan
biasanya
fisik diagnosis
normal dan
ataupun
tidak khas
sebaliknya
• Tidak ditemukan adanya trismus, risus
Meningitis, sardonikus
meningoensefalitis, • Gangguan kesadaran
ensefalitis • Kelainan dari cairan serebrospinal.

• Hidrofobia
Rabies • Kesukaran menelan
• Riwayat digigit binatang

Trismus karena • Trismus biasanya bersifat asimetris


proses lokal
Netralisasi Toksin

• Human Tetanus Immunoglobulin (TIG)

Berikan segera mungkin jika tersedia untuk mencegah penyebaran


toksin ke otot-otot lain.
Dosis yang diberikan : 500 U IM
Dosis total sebanyak 3.000-6.000 U juga direkomendasikan.
Kontraindikasi TIG adalah riwayat hipersensitivitas terhadap
immunoglobulin atau komponen human immunoglobulin
sebelumnya, trombositopenia berat atau keadaan koagulasi lain
yang dapat merupakan kontraindikasi pemberian intra muskular.
• Anti Tetanus Serum (ATS)

Diberikan jika TIG tidak tidak tersedia.


Dosis yang dianjurkan : 100.000 IU : 50.000 IU
intramuskular dan 50.000 IU intravena.
Pemberian hati-hati karena dapat terjadi
reaksi anafilaksis
Eradikasi C. tetani

• Antibiotik Lini I
1. Metronidazol IV/oral
Dosis awal : 15 mg/kgBB
Dosis lanjutan : 30 mg/kgBB/hari dengan interval pemberian 6
jam selama 7-10 hari
2. Penisilin Prokain
Dosis : 50.000-100.000 IU/kgBB/hari selama 7-10 hari
Jika alergi dapat diberikan Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari (untuk
anak dengan usia >8 tahun
Mengurangi dan mengatasi spasme dan kejang

• Diazepam
Dosis yang direkomendasikan : 0,1-0,3 mg/kgBB dengan
interval pemberian 2-4 jam.
Dosis < 2tahun : 8 mg/kgBB/hari diberikan oral dalam dosis
2-3 mg per 3 jam
Kejang berhenti : berikan dosis rumatan dan jika klinis
membaik dosis dipertahankan selama 3-5 hari. Selanjutnya
pengurangan dosis dilakukan bertahap (sekitar 20% dari
dosis setiap dua hari)
Trombosis
Timbulnya vena, emboli
laserasi pada paru, ulkus
Aspirasi dan lambung
pnemunomia lidah dan bibir
akibat kejang dengan atau
tanpa
perdarahan,
ileus paralitik,
dan ulserasi
dari decubitus
Masa Semakin
pendek masa
Prognosis
semakin
inkubasi inkubasi buruk

Waktu Semakin
Prognosis
pendek waktu
munculnya munculnya
semakin
butuk
onset onset
TINJAUAN KASUS
Nama : An. OA
Nama ibu kandung : Ny. HS
Umur/ Tanggal Lahir : 4 tahun / 03 juni 2013
Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan :-
Status perkawinan : -
Agama : Islam
Alamat : Gurun Laweh Lubeg
Tanggal masuk : 18 juni 2017
No. RM : 981563
 Keluhan Utama :

Leher tampak kaku sejak 3 hari yang lalu


sebelum masuk rumah sakit
 Gigi anak kehitaman sejak usia dua tahun. Dan
semakin banyak sejak usia 3 tahun.
 9 hari yang lalu liang telinga anak keluar cairan,
warna kuning pekat, berbau, anak dibawa
berobat ke poliklinik umum saat hari ke 3 keluar
cairan dari telinga, setelah diobati 2 hari cairan
ditelinga mengering. Riwayat telinga kanan
berair 1 tahun yang lalu tidak diobati
 Batuk berdahak sejak 7 hari yang lalu , disertai
pilek
 Leher kaku dan sukar digerakkan sejak 5 hari
yang lalu, anak cenderung melihat ke kanan
 Mulut sukar dibuka sejak 5 hari yang lalu,
anak masih bisa minum menggunakan
sedotan, sedikit demi sedikit tetapi anak
tidak bisa makan sejak 5 hari yang lalu,
sekarang anak makan dibantu oleh NGT (MC
8x150cc).
 Wajah menyeringai sejak 3 hari yang lalu
 Riwayat kejang sejak 3 hari yang lalu ,
seluruh tubuh, frekuensi ± 3x, lama kejang
10-20 detik, anak sadar setelah kejang dan
menangis. Kejang timbul apabila ada
rangsangan cahaya dan suara. Ketika kejang
badan membentuk busur.
 Riwayat luka tidak ada.
 Riwayat tergigit binatang tidak ada.
 Riwayat terkena luka tusuk tidak ada.
 Anak tidak pernah diberikan imunisasi
 Riwayat sesak nafas tidak ada.
 Demam tidak ada , muntah tidak ada,
mual tidak ada, perdarahan tidak ada
 Buang air kecil jumlah dan warna biasa.
 Buang air besar jumlah dan konsistensi
biasa.
 Anak merupakan rujukan RS Swasta di
kota Padang dengan keterangan suspek
tetanus. Telah diberikan terapi binasal 1
lt/mnt dan IVFD RL 10 tpm dan telah
dilakukan pemeriksaan darah dengan
hasil GDS 107 g.dl, Hb 12,8 g/dl Ht 39%
lekosit 8800 / mm3 trombosit 620.000/
mm3
 Setelah sampai di IGD RSUP Mdjamil
Padang anak telah dikonsulkan kebagian
THT dengan hasil tidak ditemukan tanda-
tanda OMSK ADS
 Tidak ada riwayat kejang demam sebelumnya.
 Anak telah dibawa ke klinik umum saat hari
ketiga keluar cairan dari telinga, cairan
mengering setelah 2 hari pengobatan

 Tidak ada keluarga memiliki riwayat tetanus


 Tidak ada anggota keluarga yang menderita
kejang dengan atau tanpa demam.
 Pasien anak ke 2 dari 3 bersaudara dengan :

• Mustafa/laki-laki/7 tahun/lahir normal/BBL 3200


gr/PB 42 cm/langsung menangis/cukup
bulan/bidan/ sehat/ASI ekslusif/tidak imunisasi
• Othman/laki-laki/4 tahun/lahir normal/BBL 3800
gr/PB 40 cm/langsung menangis/cukup
bulan/bidan/sakit/ASI ekslusif/tidak imunisasi
• Akbar/laki-laki/1,5 tahun/lahir normal/BBL 4000
gr/ PB 48 cm/langsung menangis/cukup
bulan/bidan/sehat/ASI ekslusif/ tidak imunisasi
 Rumah tempat tinggal permanen, sumber
air minum sumur bor, buang air besar di
WC dalam rumah, pekarangan ada
(cukup luas), dan sampah dibuang ke
tempat pembuangan sampah
 Kesan : higien dan sanitasi baik
 Status Generalis
 Keadaan umum : sakit sedang  Anemia : tidak ada
 Kesadaran : sadar  Sianosis : tidak ada
 Tekanan darah : 105/70 mmHg  BB : 14 kg
 Tinggi badan: 99 cm
 Nadi : 84x/menit
 BB/U : 87,5%
 Nafas : 16x /menit  TB/U : 97%
 Suhu : 36,5 derajat C  BB/TB : 93,3%
 Edema : tidak ada  Status Gizi : Gizi Baik
 Ikterus : tidak ada
 Kulit : teraba hangat
 KGB : tidak ada pembesaran KGB
 Kepala :simetris, normocephali, wajah
risus sardonicus (+)
 Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

 Mata : konjungtiva anemis -/- sklera


ikterik -/-
 Telinga : AD : liang telinga lapang, hiperemis (-),
membrane timpani utuh, sekret (-)
AS :liang telinga lapang,hiperemis (-),
membrane timpani utuh, sekret (-)
 Hidung : nafas cuping hidung tidak ada
 Tenggorok : tonsil dan faring sulit dinilai
 Gigi dan mulut : trismus (+), gangren radix
incicivus (+)
 Leher : kaku kuduk (+), JVP sulit dinilai
 Thorak : normochest, retraksi
dinding dada (-)
 Paru :
Inspeksi : simetris kiri kanan
Palpasi : fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rh -/-, wh -/-

Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas atas RIC II, batas kanan LSD, batas
kiri 1 jari medial LMCS RIC V
Auskultasi : irama jantung regular, bising (-)
 Abdomen :
Inspeksi : ditensi abdomen (-)
Palpasi : opistotonus (+)
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+) normal

 Punggung : tampak kaku


 Genitalia : tidak ditemukan kelainan
 Anggota gerak : akral teraba hangat, CRT < 2 detik,
refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-, tanda
rangsang meningeal -/-
Philips score

Masa inkubasi :3
Lokasi leher :4
Imunisasi : 10
Penyakit ringan :2
Total : 19
 Hb : 11,9mg/dl
 Leukosit : 10.250/ mm3
 Hitung jenis : 0/0/2/65/29/4
 Trombosit : 579.000/mm3
 Ht : 37%

Kesan : trombositosis
 Tetanus dalam pengobatan
Nutrisi Medikamentosa Edukasi

• MC 8x150 • Menjelaskan kepada


keluarga mengenai
cc/NGT • Metronidazol 4x100 penyebab penyakit,
• KaEN 1B 8 tpm mg iv tatalaksana, dan
• Diazepam 6x1,5 mg prognosis penyakit anak.
(makro) • Hindari anak dari
iv
rangsangan cahaya dan
• Tetagam 3000 iu IM suara yang berlebihan.
• Jika ada luka terbuka
segera dibersihkan,
obati, dan tutup luka.
• Jika ada keluhan pada
telinga dan gigi segera
obati.
• Hindari bermain tanpa
menggunakan alas kaki
S/ Kaku masih ada, namun sudah berkurang.
Trismus (+). Opistotonus ada. Demam
tidak ada. Sesak nafas tidak ada, batuk ada
sekali-sekali, batuk berdahak.
O/ Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : sadar
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 96x/ menit
Nafas : 26x/menit
Suhu : 36,8o C
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
Mulut : Trismus (+) 0,3 cm
Thorak : retraksi dinding dada tidak ada,
paru dan jantung dalam batas
normal
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A/ Tetanus dalam pengobatan

P/ KaEn 1B 8 tpm (makro)


Metronidazole 4x100 mg IV
Diazepam 6x1,5 mg IV
S/ Kaku masih ada. Trismus (+) 0,3 cm.
Demam tidak ada. Sesak nafas tidak ada,
batuk ada sekali-sekali, batuk berdahak.
Intake makanan melalui sonde, nyeri saat
menelan
O/ Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : sadar
Nadi : 106x/ menit
Nafas : 26x/menit
Suhu : 37,2o C
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
Mulut : Trismus (+)
Thorak : retraksi dinding dada tidak ada,
paru dan jantung dalam batas
normal
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A/ Tetanus

P/ terapi lanjut
S/ Kaku berkuranng. Trismus tidak ada. Demam tidak
ada. Sesak nafas tidak ada, batuk ada sekali-sekali,
batuk berdahak. Intake makanan baik. Anak sudah
mulai bisa berbicara dan makan seperi biasa.
Nyeri saat menelan tidak ada, sonde sudah lepas
O/ Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : sadar
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 98x/ menit
Nafas : 21x/menit
Suhu : 36,9
oC
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
Mulut : Trismus tidak ada.
Thorak : retraksi dinding dada tidak ada,
paru dan jantung dalam batas
normal
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A/ tetanus
P/ terapi lanjut
DISKUSI
Keluhan Utama Leher tampak kaku sejak 3 hari yang
lalu sebelum masuk rumah sakit
Anamnesis dan Temuan Klinis Teori
leher kaku dan sukar digerakkan Tetanus ditandai dengan kekakuan
sejak 3 hari yang lalu otot (spasme) tanpa disertai adanya
gangguan kesadaran. Kekakuan pada
otot disebabkan dampak dari toksin
C. tetani (tetanospasmin) pada
ganglion pra sumsum tulang
belakang.
Tubuh tampak melengkung seperti Kekakuan pada tetanus sangat khas,
busur. yaitu fleksi kedua lengan dan
ekstensi pda kedua tungkai, dan
fleksi pada telapak kaki, dan tubuh
kaku melengkung seperti busur
(opistotonus)
Anamnesis dan Temuan Klinis Teori
Keluhan sukar membuka mulut, Kekakuan pada tetanus dimulai pada
sehingga anak susah untuk menelan otot setempat (trismus) yang kemudian
dan menguap menjalar ke seluruh tubuh. Trismus
merupakan kekakuan dari otot
masseter sehingga menimbulkan
gejala sukar membuka mulut
riwayat kejang sejak 3 hari yang lalu , Pada tetanus dapat terjad kejang
seluruh tubuh, frekuensi ± 3x, lama umum apabila kekakuan yang terjadi
kejang 10-20 detik, anak sadar setelah semakin berat. Awalnya, kejang terjadi
kejang dan menangis. Kejang timbul setelah diberikan suatu rangsangan
apabila ada rangsangan cahaya dan seperti dicubit, digerakkan secara
suara. kasar, atau terkena cahaya dan adanya
suara.
Tidak pernah mendapatkan imunisasi, Secara teori, seorang anak akan
termasuk imunisasi tetanus. dicurigai menderita tetanus jika tidak
mendapatkan imunisasi
Anamnesis dan Temuan Klinis Teori
Riwayat mengalami luka tusuk, digigit Tetanus tidak ditularkan dari manusia
oleh binatang, riwayat keluar cairan ke manusia. Akan tetapi, infeksi terjadi
dari telinga , riwayat terluka tidak ada. apabila spora C. tetani masuk melalui
luka atau trauma, proses operasi atau
injeksi, atau dari lesi kulit yang bersifat
kronik. Pada beberapa kasus, port
d’entre dari kuman ini memang tidak
dapat diketahui dengan pasti
pasien ditemukan gigi kehitaman dapat dipikirkan sebagai salah satu
dirasakan sejak usia 2 tahun dan tempat masuknya spora dari bakteri
semakin banyakt sejak usia 3 tahun. penyebab tetanus ini. Berdasarkan
teori, tetanus pada anak sering
berhubungan dengan adanya caries
gigi dan luka kronis.
Tanda klinis lain seperti wajah risus Ricus sardonicus terjadi akibat
sardonikus, opistotonus, spasme otot kekakuan otot mimik, sehingga tampak
dinding perut ada ditemukan. dahi mengekrut mata agak
tertutup,sudut mulut tertarik kebawah
dan keluar. Otot dinding perut kaku
sehingga dinding perut seperti papan.
Pemeriksaan Laboratorium Teori
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Pada tetanus, pemeriksaan
hasil normal dan terjadi sedikit laboratorium tidak khas dan biasanya
peningkatan pada trombosit. ditemukan hasil yang normal.
Penatalaksanaan Teori
IVFD KaEn 1B 4 tpm (makro) Pemberian cairan intravena perlu
diberikan pada hari pertama untuk
mencukupi kebutuhan cairan dan
nutrisi, serta membantu dalam
memberikan obat-obatan
Metronidazol 4x100 mg IV Antibiotik lini pertama yang mampu
mengurangi jumlah C. tetani dalam
bentuk vegetatif adalah metronidazole
iv/oral dengan dosis awal 15 mg/kgBB
dan dilanjutkan dengan dosis 30
mg/kgBB/hari dengan interval
pemberian 6 jam selama 7-10 hari..
Diazepam 6x1,5mg IV Diazepam efektif untuk mengatasi
spasme dan hipertonisitas tanpa
menekan pusat kortikal.
TERIMAKASIH

You might also like