You are on page 1of 69

ASUHAN KEPERAWATAN

PEMENUHAN OKSIGENASI

OLEH :
Ners I Made Sukarja, S.Kep.
Konsep Dasar Respirasi
• Bernafas merupakan pengelolaan pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara udara dan
darah.
• Respirasi meliputi 2 proses yaitu:
– External Respirasi
• Penyerapan oksigen dan pengeluaran CO2 dari tubuh.
– Internal Respirasi
• Pertukaran gas antara sel dan kapiler

Proses tersebut didukukng oleh sistem pernafasan dan


kardiovaskuler.
SISTEM KARDIOVASKULER

• Pompa miokard (kontarktilitas)


• Aliran darah miokard (Fungsi katup)
• Sirkulasi arteri koroner
• Sirkulasi sistemik
• Pengaturan aliran darah (curah jantung)
• Sistem konduksi
Sistem Pernafasan
• Kerja pernafasan
– Kompliansi paru, tahanan jalan nafas,
surfaktan, otot bantu nafas
• Volume paru
• Sirkulasi pulmoner
• Transportasi oksigen
– Kadar hemoglobin
PENAMPAKAN:

1. HIDUNG
2. SINUS PARANASALIS
3. TULANG TURBINASI (KONKA)
Hidung
• Bagian eksterna
– Nares anterior (lubang hidung)
• Bagian interna
– Rongga berlorong dipisahkan olh septum
– Masing2 rongga dibagi mjd 3 saluran oleh
konka
– Rongga hidung dilapisi olh mukosa (berbulu,
vaskuler, sel goblet dan gerakan silia)
– Terdapat reseptor olfaksi (penciuman)
Faring
• Faring menghubungkan hidung dan
rongga mulut dg laring
• Faring terdiri dari: nasal, oral dan laring
– Nasofaring : diposterior hidung
– Orofaring : diposterior mulut
– Laringofaring: memanjang dr tlg hiod ke
krikoid
– Adenoid = tonsil (jaringan limfoid)
Laring
• Laring = organ suara mrp struktur epitel kartilago
yg menghubungkan faring dg trakea.
• Berfungsi sbg vokalisasi, protektor obstruksi
benda asing
• Terdiri dari:
– Epiglotis = daun penutup ke arah laring saat menelan
– Glotis = ostium antara pita suara dan laring
– Kartilago tiroid = jakum = adam’s apple
– Kartilago krikoid = kartilago yg komplit
– Pita suara = ligamen yg melekat pd laring bergetar
Paru
• Struktur elastis
• Dilindungi oleh dinding thorak
• Dibungkus olh lapisan tipis, licin dan halus
(pleura: viseralis dan parietalis)
• Rongga thorak dibatasi olh mediastinum
• Paru kiri t.d 2 lobus dan kanan t.d 3 lobus
• Setiap lobus terdapat bronkus dan
bronkiolus
Percabangan bronkus
Bronkus

bronkus segmental

bronkiolus

Bronkiolus terminalis

Duktu alveolar

alveoli
alveoli
• Paru terbentuk dari 300 juta alveoli
• Terdapat 3 jenis:
– Alveolar tipe I: sel epitel membentuk dinding
– Alveolar tipe II: sel aktif mensekresi surfaktan (fospolifid
melapisi permukaan bg dalam alveoli agar tdk kolaps)
– Alveolar tipe III: makrofag
Fisiologi sistem pernafasan
• Mekanisme pernafasan
– Paru-paru dan dinding dada struktur elastis
– Tekanan ruang antara paru-dinding dada
berada dibawah tekanan atmosfir
– Paru-paru meregang (inspirasi)
– Paru berkerut/recoil (ekspirasi)
– Otot diafragma berkontraksi
– Muskulus interkkostalis bergerak
Gerakan udara keluar masuk
• Inspirasi
– Tekanan intrapleura 2,5 mmhg (tenang) dan
pd permulaan inspirasi -6 mmhg shg udara
masuk.
– Akhir inspirasi, paru berhenti bergerak ketika
tekanan dalam paru bersamaan mengelilingi
tekanan atmosfir.
Lanjutan
• Ekspirasi
– Permulaan ekspirasi kontraksi otot dinding
dada menahan kekuatan recoil.
– Tekanan alveolus meningkat mendorong
udara keluar paru.
Volume paru
• Volume tidal
– Volume udara yang diinspirasi dan ekspirasi pada setiap
pernafasan normal (500 ml)
• Volume cadangan inspirasi
– Volume tambahan yg dpt diinspirasi di atas tidal volume (3000
ml)
• Volume cadangan ekspirasi
– Volume tambahan setelah ekspirasi normal (1100 ml)
• Volume sisa
– Volume yg tersisa setelah ekspirasi kuat (1200 ml)
Kapasitas Paru
• Kapasitas inspirasi= VT+VCI
• Kapasitas residu fungsional= VCE + VR
• Kapasitas vital= VCI+VT+VCE
• Kapasitas paru total= VCI+VT+VCE+VR
Prinsip Fisika pertukaran gas
• Terjadi difusi (perbedaan tekanan)
• Gas adalah molekul sederhana bergerak
bebas sehingga memiliki tekanan dan
energi.
• Kelarutan gas dalam lemak
Tekanan parsial gas
GAS Atmosfer alveolar Darah veva Darah Arteri

PO2 159 104 40 100

PCO2 0,15 40 45 40

PN2 597 569 569 569


Pengangkutan oksigen
• Tahap I: oksigen atmosfer masuk ke paru
• Tahap II: sirkulasi darah jantung-paru
• Tahap III: Oksigen larut dlm plasma dan
berikatan dg hemoglobin
• Tahap IV: Perpindahan oksigen dari darah ke
jaringan interstisiil.
• Tahap V: perpindahan dari interstisiil ke sel.
Pengaturan Pernafasan
• Pusat medula oblongata yg mengatur
pernafasan secara ritmik dg mengendalikan
neuron motorik frenikus kantralateral.
• Kortek serebri mengatur pernafasan volunter.
• Pons bagian bawah sbg pusat apneustik
mengatur kedalaman nafas, pons bagian atas
sbg pusat pneumotaksik mengatur pola
pernafasan.
• Pengaturan secara kimia tergantung pd
konsentrasi ion hidrogen dan karbondioksida.
Kemoreseptor perifer (biokimia)
• Terletak pd glomus aortik dan karotis.
• Dipengaruhi oleh konsentrasi dan tekanan
PaO2 dan selanjutnya PaCO2.
• 97% O2 berikatan dg hemoglobin, sisanya
terlarut dg air
Ventilasi mekanis
• Ventilasi mekanis dipengaruhi:
– Elastisitas paru dan dinding dada
– Komplain paru (kemampuan paru
mengembang)
– Tekanan gas
– Gravitasi
Dasar Mekanika Pernafasan
• Paru-paru
– Tekanan intra pleura 2,5-6 mmhg (tek atmosfer 76.
• Alveoli
– Tek hidrostatis 15 mmhg, tek osmotik 25 mmhg
• Saraf pernafasan
– Saraf vagus menyebabkan kontraksi
• Kontrol saraf respirasi
– Medula dan pons melepaskan muatan neuron
inspirasi dan ekspirasi.
• Neuron motorik
– Saraf frenikus menyebabkan mengembang
• Kemoreseptor Sentral dan perifer
– Konsentrasi hidrogen, Oksigen dan karbondioksida
Proses Pernafasan Meliputi
• Ventilasi
– Keluar masuknya udara
• Difusi
– Pertukaran O2 dan CO2 antara alveoli dan darah
• Transportasi
– Pengiriman O2 dari darah ke seluruh tubuh
• Perfusi
– Penggunaan O2 dan pengeluaran CO2 di sel tubuh.
Kecepatan Pernafasan
• Bayi 30 – 40 x/mnt
• Anak-anak 20 – 30 x/mnt.
• Dewasa 16 – 20 x/mnt

Faktor yang mempengaruhi pernafasan:


• Fisiologis: anemia, hipovolemia, metabolisme, hamil,
trauma.
• Perkembangan: umur
• Perilaku: status nutrisi, latihan, merokok
• Lingkungan: dataran tinggi,
• Cemas
Macam-macam Pola Pernafasan
• Eupnoe nafas normal
• Apnoe (henti nafas)
• Kusmaul adl nafas cepat dan dalam
• Biot adl nafas tidak teratur diselengi
anpnoe.
• Cheyne stoke adlh mula-mula kecil makin
lama makin besar diseleingi apnoe.
Perubahan Fungsi pernafasan

• Hiperventilasi:ventilasi yg berlebihan bertujuan


mengeliminasi Co2: ansietas, infeksi,
obat/racun.
• Hipoventilasi: penurunan ventilasi akibat
atelektasis/kolaps alveoli.
• Hipoksia: oksigen dalam jaringan tidak adekuat:
anemia, penurunan konsentrasi oksigen,
keracunan sianida, syok.
Proses Keperawatan Kebutuhan
Oksigen
• Pengkajian
A. Wawancara
– Keluhan batuk (berdahak atau kering)
– Riwayat merokok
– Penyakit kronis
– Kesulitan bernafas/sesak/dispneu
– Keletihan
– Nafas bersuara
B. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
– Gerakan dada
• Frekwensi nafas
• Sifat nafas
• Ritme (kusmaul, biot, cheyne stoke)

– Bentuk dada
• Pigion chest
• Funnel chest
• Barrel chest
• Kyposis
• Scoliosis
• Lordosis
Amati:
• Warna kulit, mukosa, kuku: biru
• Retraksi interkostal
• Pernafasan cuping hidung
• Clubbing of finger
• Ortopnue
Palpasi
• Fremitus
– Mengeras: infiltrat, cavitas
– Melemah: empysema
Perkusi
Sonor: normal
Redup (padat > udara):pneumonia
Pekak (padat):tumor
hypersonor (udara > padat
Auskultasi
• Bunyi pokok
– Vesikuler (halus, nada rendah
– Bronkhial (kasar, tinggi,
– Bronkovesikuler (sedang,
• Bunyi tambahan
– Ronchi (nada rendah dan kasar):akumulasi cairan.
– Wheesing (nyaring): menyempit
– Rales (halus-kasar) : eksudat lengket
– Pleural Friction Rub: kering karena gesekan.
Pemeriksaan Diagnostik
• AGD
• Oksimetri (saturasi oksigen)
• Thoraks foto
• Bronkoskopi
• Kultur tenggorok
• Spesimen sputum
• EKG
Diagnosa Keperawatan
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang
berhubungan dengan:
– Batuk tak efektif
– Nyeri insisi
– Penurunan tingkat kesadaran
Gangguan pertukaran gas yang
berhubungan dengan:

• Penurunan ekspansi paru


• Adanya sekresi paru
• Pemasukan oksigen tidak adekuat
Ketidakefektifan pola nafas yang
berhubungan dengan:
• Imobilisasi
• Depresi ventilasi akibat penggunaan
narkotik
• Kerusakan neuromuskuler
• Obstruksi jalan nafas
Penurunan curah jantung yg
berhungan dengan:
• Irama jantung tak teratur
• Denyut jantung yg cepat
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas
• Merupakan ancaman nyata maupun
potensial pd status pernafasan krn
ketidakmampuan batuk secara efektif.
• Karaktersistik mayor:
– Batuk takefektif, sekret tdk keluar.
• Karakterisitik minor:
– Bunyi nafas abnormal, irama dan frekwensi.
Intervensi

• Lakukan fisioterapi nafas/dada.


• Ajarkan batuk efektif.
• Pertahankan hidrasi yg adekuat
• Berikan penyuluhan
• Rencanakan periode istirahat
• Lakukan section
Kerusakan Pertukaran Gas
• Penurunan jalan gas antara alveoli
dan sistem vaskuler.
• Karaktersistik Mayor:
– Dispnoe saat melakukan latihan
• Karakteristik minor:
– Agitasi,posisi 3 titik, bernafas dg bibir,
letargi, peningkatan CO2 dan
penurunan O2.
Intervensi
• Berikan oksigen
– Kanula
– Masker
– Kateter orofaring
Disfungsi Respon Penyapihan
Ventilator
• Individu tdk dapat menyesuaikan terhdp
tingkat terendah dukungan ventilator
mekanik.
• Karakterisitik mayor:
– Gelisah, frkewensi nafas meningkat
• Karakterisitik minor:
Intervensi
• Perpanjang ventilator
• Berikan penyuluhan
• Latihan bertahap untuk penyapihan
TERAPI MODALITAS
GANGGUAN RESPIRASI
PENGATURAN POSISI
• Adalah memberikan posisi/sikap utk
memudahkan pasien bernafas.
• Tindakan:
– Posisi semi fowler
– Dengan pengaturan TT
– Memberikan bantal
• Rasionalisasi
– Paru dpt lebih berkembang
– Penggunaan otot bantu
LATIHAN NAFAS DALAM
• Dasar pemikiran
– Untuk mengkompensasi kurangnya kemampuan
pernafasan dan menghemat energi mll peningkatan
efisiensi pernafasan.
• Tujuan
– Relaksasi otot –otot
– Mengurangi kecemasan
– Mengurangi aktivitas otot pernafasan yg tidak
terkoordinir
– Melambatkan frekuensi nafas
– Menurunkan kelelahan dalam bernafas
Teknik
Dilakukan 3x setiap 3 jam
• Pernafasan diafragma
– Digunakan utk menguatkan otot diafragma
– Membantu dlm menurunkan penggunaan otot
bantu
• Pernafasan pursed lips breathing
– Memperlambat frekuensi nafas
– Membantu pengeluaran CO2
Batuk efektif
• Batuk ad reflek tubuh utk megeluarkan kotoran
pd saluran nafas.
• Batuk efektif ad batuk yg sengaja utk
mengeluarkan kotoran pd saluran nafas tanpa
melelahkan pasein.
• Mekanisme batuk
– Rangsangan pd saluran nafas
– Penarikan nafas dalam
– Penutupan alat suara
– Pemendekan otot ernafasan
– Tekanan ke atas sekat dada dan perut
Teknik Batuk efketif
• Posisi semi/fowler
• Minum secukupnya
• Menarik dan menahan nafas dalam
• Pd akhir pernafasan diikuti dg batuk yg
kuat
• Pd pasien yg tidak sanggup batuk, dpt
dilakukan rangsangan dg tangan pd
batang tenggorokan.
Perkusi dan vibrasi
• Perkusi ad tepukan pd dinding dada dlm irama
teratur dg menggunakan tagan yg dibentuk spt
mangkuk.
• Vibrasi ad teknik kompresi manual dan getaran
pd dinding dada selama fase ekspirasi.
• Dilakukan 2 jam setelah mkan
• Tujuan:
– Melepaskan bronkus dari mukus
– Mengalirkan sekret
Indikasi
• Bronkitis kronis
• Empisema
• Bronkiektasis
Kontra indikasi
Abses paru, tumor paru,pneumothorak, TB paru,
perdarahan, fraktur iga.
Tindakan dihindari pd:
Jaringan lunak, di atas tulang belakang,
didaerah nyeri,
Postural drainage
• Memberikan posisi sedemikian rupa shg
gaya gravitasi dpt digunakan utk menarik
sekret dari segmen tertentu di paru-paru.
• Indikasi
– Sekret yg berlebihan
– Spasme bronkus atau sputum yg kental
– Keabnormalan bentuk dada dan tulang
belakang
Pemberian Oksigen
• Tujuan
– Memenuhi kebutuhan O2
– Membantu kelancaran metabolisme
– Sebagai tidakan therapi
– Mencegah hypoksia
• Indikasi
– Hyposia
– Px kelumpuhan alat nafas
– General anastesi
– Trauma berat pd thorak
– Shock, apneu, sianosis
– Sekarat
• Cara pemberian
– Kanula
– Masker
– Kateter orofaring
Keuntungan dan kerugian
Teknik Keuntungan Kerugian

Kanula nasal Toleransi px baik Prosentasi oksigen tak


dpt dipercaya
Kanula mudah lepas

Masker Cocok diberikan dg Tolerasni px jelek


volume tinggi Risiko tjd aspirasi
Pemberian lama dpt
menyebabkan nokrosis
muka
Kateter oro Prosentasi dapat Tolerasni px jelek
dipercaya
faring Kateter tak mudah lepas
Komplikasi pemberian oksigen
• Risiko infeksi saluran nafas
• Pengeringan mukosa akibat pelembaban
yg tidak baik
• Keracunan oksigen
• Atelektasis paru
• Depresi pernafasan
• Henti nafas
Nebuleser-mini
• Penggunaan alat yg menyemburkan
medikasi atau agens pelembab:
bronkodilator/mukolitik mjd partikel
mikroskopik dan mengirimkan ke dalam
paru.
• Indikasi:
– PPOM
Pengisapan lendir
• Tujuan
– Mempertahankan kepatenan jalan nafas dg menjaga
kelancaran dan membebaskan jalan nafas dari sekret
yg menumpuk
• Kontra indikasi
– Edema laring
– Perdarahan
– Varises esofagus
– Infark miokard
Terima kasih

You might also like