Professional Documents
Culture Documents
Kusta
Sri Linuwih Menaldi
Divisi Infeksi
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FKUI RSCM
Gambar MH PB
Gambar MH MB
Introduksi (1)
• Prinsip tata laksana kusta, terdiri atas:
– Tata laksana medikamentosa
disesuaikan dengan tipe kusta Pausibasiler
(PB) dan Multibasiler (MB)
Efek samping:
▪ pewarnaan kulit, rambut, kornea, konjungtiva, keringat, air
mata, sputum, feses, dan urin yang bersifat reversibel
▪ Gejala gastrointestinal: nyeri, mual, muntah, dan diare
Minosiklin (1)
• Grup: agen antimikroba
• Informasi umum:
– Tetrasiklin semisintetik
– Bersifat bakterisidal: menghambat sintesis
protein.
– Absorbsi terutama pada lambung dan usus halus
– Diekskresikan melalui urin dan feses
Minosiklin (2)
Informasi klinis
Kegunaan: kusta PB lesi tunggal, tata laksana pada
pasien kusta MB yang tidak dapat mengonsumsi
rifampisin atau klofazimin
Informasi umum:
Merupakan fluorokuinolon sintesis yang bekerja sebagai
inhibitor DNA gyrase bakteri
Diabsorbsi secara cepat pada gastrointestinal
Informasi klinis:
Kegunaan: kusta PB dengan lesi tunggal, tata laksana pasien
kusta MB yang tidak dapat mengonsumsi rifampisin atau
menolak mengonsumsi klofazimin
Ofloksasin (2)
– Kontraindikasi: hipersensitivitas
Dapson Rifampisin
Dewasa 100 mg per hari 600 mg per bulan
(berat badan 50-70 dengan supervisi
kg)
* Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil atau anak usia kurang dari 5 tahun
* Tidak dianjurkan untuk pengobatan rutin
MDT Multibasiler
Kombinasi Dapson, Rifampisin, dan Klofazimin selama 12-18
bulan
Dapson Rifampisin Klofazimin
Dewasa 100 mg 600 mg per 50 mg DAN 300 mg
(berat badan per hari bulan per per bulan
50-70 kg) dengan hari dengan
supervisi supervisi
Catatan:
1 tablet prednison (5 mg) setara dengan 1 tablet metilprednisolon (4 mg)
Indikasi merujuk: PPK 2 dan 3
1. BTA ≥ 3+ saat selesai pengobatan
2. Indeks morfologi tidak mencapai 0%
3. Reaksi reversal maupun ENL berat
4. Relaps, reinfeksi, resisten
5. Neuritis akut dan berat
6. Alergi obat
7. Ulkus plantar yang kronik
8. Komplikasi dengan penyakit lain
9. Rencana tindakan operasi
10. Rehabilitasi medik/fisik khusus
11. Lain-lain, termasuk masalah sosial dan psikologik
• Bila ada komplikasi pada organ tubuh lain, maka
tata laksana harus diintegrasikan dengan bidang
ilmu terkait, seperti saraf, mata, bedah ortopedi,
bedah vaskular, penyakit dalam, rehabilitasi
medik.
TATA LAKSANA
NON MEDIKAMENTOSA
Tata laksana non medikamentosa
• Edukasi mengenai penyakit, pengobatan, dan efek
samping pengobatan.
• Edukasi perawatan kulit, kaki, dan tangan yang
mati rasa.
• Edukasi perawatan luka.
• Edukasi untuk deteksi gangguan mata.
Kesimpulan
Kusta
PPK 1
Penyulit
Rujuk -1
PPK 2
Penyulit
Rujuk -2
PPK 3
• PPK 1 :
– Kusta tipe PB dan MB tanpa komplikasi
– Reaksi tipe 1 dan 2 ringan
• PPK 2:
– Kusta tipe PB dan MB dengan komplikasi
– Reaksi tipe 1 dan 2 sedang – berat
– Melibatkan disiplin ilmu lain terkait (Neurologi, Bedah,
Mata, Rehabilitasi Medik, dan lain-lain)
• PPK 3:
– Bila diperlukan tata laksana khusus dengan sarana lebih
lengkap. Contoh: tindakan bedah vaskular, rekonstruksi,
flap, dan lain-lain
Terima kasih
Referensi
• World Health Organization. WHO Model Prescribing Information:
Drug Used in Leprosy. Geneva:WHO. 1998.
• Bryceson A dan Pfaltzgraff. Leprosy Third Edition. Singapore:
Longman Singapore Publisher Ltd.1990.
• Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Nasional
Pemberantasan Penyakit Kusta. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.2014.
• World Health Organization [internet]. MDT Regiments; (4 Agustus
2015). Diunduh dari:
http://www.who.int/lep/mdt/MDT_Regimens.pdf.
• Indian Association of Leprologist. First Edition. Jaypee Brothers
Medical Publishers. Ltd. 2010.