Professional Documents
Culture Documents
PADA MATA
FK UNIMUS 2010
PENDAHULUAN
Salah satu
penyebab
kebutaan yang
sering terjadi
terutama anak &
dewasa
Merupakan
kasus butuh
penanganan dan
pengelolaan
awal yang cepat
& tepat
Sumber: American Society of Ocular
GP/PELAYANA Trauma/United States Eye Injury Registry
N PRIMER !!!! (USEIR), 2006
(Italia Selatan)
(italia Selatan)
DOKTER UMUM DIHARAPKAN:
MACAM TRAUMA
I. ANAMNESIS
Penting asuransi/visum/cacat/buta
Apa saja yang perlu:
a. Peristiwa/kejadiannya
- Onset kejadian
- Benda? (macam, jumlah, ukuran,
bentuk, berkarat/tidak)
- Arah datang
- Kecepatan datang
b. Cairan yang dikeluarkan (darah?)
c. Pingsan?
d. Tindakan/terapi yg sudah dilakukan
- sendiri/masy/p.alternatif/medik?
II. PEMERIKSAAN FISIK
a. Visus harus selalu ada di CM
b. Gerakan otot-otot mata:
- gerakan kelopak mata
- membuka m. levator
palpebra (N. III)
- menutup m. orbicularis oculi
(N. VII)
- gerakan bola mata
c. Keadaan orbita & adneksa mata
d. segmen anterior (kornea, BMD, iris, pupil,
lensa)
e. Keadaan segmen posterior (badan kaca,
saraf optik, retina, koroid
TRAUMA TUMPUL
A. KELUHAN
Visus sentral/perifer N/menurun
Nyeri
Keluar cairan
B. PEMERIKSAAN
- rima orbita: patahan/retak
- palpebra: hematom palpebra, spasme, ptosis (N.III,
edema palp, hematom palp)
lagoftalmos (N. VII)
- bulbus okuli:
- eksoftalmos (karena perdarahan dalam orbita)
- enoftalmos
- gangguan gerak (karena kerusakan otot,
otot/jaringan terjepit)
- konjungtiva:
subkonjungtival bleeding (ekimosis), edema
(kemosis), laserasi
- kornea: erosi, laserasi
- bmd : kedalaman (sama/tak sama/dlm/dangkal),
hifema
- iris : iridodialisis
- pupil : RP lambat/N, midriasis/miosis, bentuk?
- lensa: subluksasi/luksasi
- badan kaca: herniasi ke anterior
- kelainan retina: edema retina, edema makula
(Berlin’s edema), robekan, perdarahan,
ablasio retina
- kelainan saraf optik: atrofi
- perubahan TIO
KELAINAN ORBITA
Manifestasi klinik:
– Gangguan gerak mata
– Eksoftalmos
– Enoftalmos
– Perabaan fraktur tak rata, krepitasi
– Emfisema
– Kelainan visus
Pengelolaan:
- rawat luka
- radiologi
- rujuk
KELAINAN KELOPAK MATA
MANIFESTASI KLINIS
Hematom
Edema
Ekskoriasi
Lacerasi
Benda asing
PENGELOLAAN
Rawat luka hanya betadin. Tidak boleh alkohol dll
Dekongestan
Antibiotik
Laserasi : jahit
KELAINAN KONJUNGTIVA
MANIFESTASI KLINIS:
- Edema
- Perdarahan subkonjungtiva batas tegas,
tidak menghilang saat penekanan
- Laserasi
PENGELOLAAN
- Rawat luka
- Edema dekongestan
- Perdarahan observasi, hilang sendiri
dalam 2-3 minggu (R/ vasacon)
- Laserasi jahit (cepat sembuh)
Video eversi palpebra atas
Benda asing di konjungtiva
palpebra
Video memeriksa konjungtiva
palpebra inferior
in
Injeksi
konjungtiva Injeksi ciliar
Subkonjungtival
bleeding
After adequate anesthesia, the next objective is
wound cleansing and decontamination.
– Excessive tissue irrigation can cause lid edema.
Wound irrigation with normal saline or bacitracin soak
with a 10 mL-syringe sans needle or a bulb syringe is
preferred.
Administering topical anesthetic drops and topical
lidocaine gel followed by placing a corneal protector,
when possible, is one preferred method
Klinis:
– Fotofobia/silau
– Nyeri
– Mata merah
– Visus N/berkurang
– Injeksi siliar atau campuran
– lesi kornea test fluorescein, uji fistel
– Benda asing
– BMD dangkal (kebocoran) / normal
– Discharge humor aquos, badan kaca
Ekstraksi benda asing di kornea (dikerjakan oleh
dokter sp mata)
Pengelolaan
– Bersihkan dari debris/kotoran dengan irigasi,
– Bila ada yang menancap rujuk
– Tetes mata antibiotika broad spektrum 4-6
kali/hari
– Tutup mata tapi jangan di bebat
– Segera rujuk untuk penanganan lebih lanjut
C. CONTOH
- Blow out fracture
- Subkonjungtival bleeding
- Abrasi kornea (= erosi/lecet kornea)
- Hifema
BLOW OUT FRACTURE
Definisi
fraktur pada dasar orbita tanpa atau
disertai fraktur dinding medial orbita
akibat trauma
Contoh:
trauma akibat bola tenis
Gejala:
Gangguan visus pasca trauma
kabur, menurun, diplopia (ganda)
Tanda:
Hematoma palpebra
Nerocos
Gangguan gerak bola mata ke atas/ke
bawah
Enoftalmos ringan/berat
Palpasi krepitasi bawah kulit palpebra inf
Lain2: subkonjungtival bleeding, Hifema,
Dialisis iris, RP lambat, miosis, midriasis
tergantung berat ringan trauma
Pengelolaan:
Rujuk ke tk pelayanan tersier:
- pemeriksaan sinar-X (rontgen)
- CT scan
- Pembedahan
Topikal:
Anestesi topikal
Vasokonstriktor
Kompres
Sistemik:
Analgetik
Dekompresan
Anti perdarahan
ABRASI KORNEA
Sering kejadiannya
Abrasi kornea = erosi kornea = lecet
kornea adalah terkelupasnya lapisan epitel
kornea dan tidak mencapai lapisan
Bowman
Tidak menyebabkan jaringan sikatrik
selama tidak berkembang dan melibatkan
lapisan lebih profundal
Gejala
- Fotofobi
- Nerocos
- Ngganjel/ seperti ada benda asing
- Ngeres/ rasa seperti ada pasirnya
- Nyeri
Tanda:
- Injeksi siliar / circumcorneal injection
- Lap. superfisial (epitel) terkelupas:
tes fluoresein: tercat hijau cemerlang
- Kasus berat : edema kornea
- Kelainan penyerta
Terapi:
a. lesi kecil (< 3 mm)
Pemberian anestesi topikal
(pantocain 0,5% ED)
penghilang nyeri:
4x/hari max 2 minggu
Observasi dengan edukasi
meningkatnya td2 radang/infeksi
Antibiotika spektrum luas untuk
cegah infeksi:
- oxytetrasiklin EO
4-6x/hari
- chloramphenicol EO / ED
4-6x/hari
- gol fluoroquinolon:
a. ofloxacin ED :
- adult 4-6x/ hari
- < 1 th: tidak disarankan
- > 1 th: tiap 1-2 jam (2 har I) lalu
4x sehari untuk berikutnya
selama 5 hari
b. ciprofloxacin ED
- ancaman ulkus: 1 gtt 4x/hari slm 7 hr
1-2 gtt/jam (24 j) 4x/hari for 7 hari
- gol aminoglikosida:
gentamicin ED/EO 3-6x/hari
- polymyxin ED, erythromycin EO/ED,
bacitracin ointment,
bacitracin/polymyxin EO
b. Lesi luas (> 3mm), sentral, edema/tidak
- idem, dengan pemberian yang
frekuen
- rujuk
Rujuk bila:
1. Lesi sentral
2. Lesi kecil tapi dalam
3. Lesi luas
FOLLOW UP
Minor abrasions should heal within 24-48 hours and do
not require follow-up if the patient is completely
asymptomatic at 48 hours.
1. Ulkus kornea
2. Erosi berulang
PROGNOSIS
Tingkat/derajatberatnya hifema:
1. Kurang 1/3isi BMD
2. Antara 1/3 sampai ½ isi BMD
3. Lebih dari ½ BMD
Penyulit/komplikasi hifema:
1. Glaukoma
2. Uveitis
3. Imbibisi kornea
4. Perubahan warna pada iris
PENGELOLAAN
- berbaring setengah duduk / bantal tinggi
- tetes steroid / vasokonstriktor
- tetes sikloplegik kontroversi
- observasi monitoring penyulit:
- re-bleeding dalam 2 – 5 hari kmd (16-
20%)
- TIO meningkat glaukoma anti
glaokoma (timolol maleat 0,25%
atau 0,5% 1-2 x 1 tetes
- kekeruhan kornea
- Tindakan bedah parasintesis
bila :
- TIO 35 mmHg selama 7 hari
- TIO 50 mmHg dalam 5 hari
TRAUMA TEMBUS
DEFINISI
Adalah suatu trauma dimana sebagian atau
seluruh lapisan kornea dan/atau sklera rusak
ANAMNESIS
Idem tr tumpul
KELUHAN
Nyeri
Gangguan penglihatan
Keluar masa/cairan dari dalam
mata/orbita
TANDA:
1. Visus pada umumnya turun
2. Tampak laserasi
3. Tampak masa keluar dari lesi
4. Bilik mata depan biasanya dangkal
5. Hifema
6. Bola mata lembek
7. Kelopak mata menutup
BENDA YANG MENEMBUS
- Inert nonreaktif
- Reaktif
Tembaga, seng, timah hitam, besi
PENATALAKSANAAN:
- Analgetik topikal dan oral
- Antibiotika spektrum luas oral dan
topikal
- Segera rujuk ke tk pely sek/tersier
EMERGENCY CASE
ANAMNESIS:
1. Onset kejadian
2. Jenis dan konsentrasi bahan kimia
3. Lama terpapar
4. Tindakan / penanganan yang sudah
dilakukan
KELUHAN:
– Nyeri, pedih
– Mata merah
– Gangguan melihat
KLINIS:
Klasifikasi Hughes
I. Limbus tidak iskemi/iskemi ringan (pucat)
II. Iskemia kurang dari 2 kwadran
III. Iskemia > 3 kw
IV. Iskemia seluruh limbus dan konjungtiva
PENYEBAB
KLASIFIKASI
1. KLASIFIKASI RALPH
2. KLASIFIKASI HUGHE’S
3. KLASIFIKASI THOFT
Bahan kimia bersifat basa cepat
menembus mata dan tetap menimbulkan
kerusakan meski cedera berhenti perlu
pemantauan pH lebih lama
Kacamata
- lensa polikarbonat
- rangka poliamida, tepi penahannya di
posterior
- bingkai padat wraparound (tak berengsel)