You are on page 1of 24

FRAKTUR KEPALA

DAN LEHER
TUGAS UJIAN IGD 1
dr. Rizka Rinintia Sari
FRAKTUR KEPALA
Fraktur linear
• Fraktur linear, adalah fraktur yang paling tersering ditemukan,
terjadi retakan pada fraktur linear tetapi tidak terjadi
displacement, dan umumnya tidak terlalu memerlukan
perawatan.
Fraktur Diastase
• Fraktur yang terjadi pada sutura sehingga terjadi pemisahan
sutura kranial. Fraktur ini biasa terjadi pada anak usia di
bawah 3 tahun.
Fraktur Comminuted

• Fraktur dengan dua atau lebih fragmen fraktur.


Fraktur Tengkorak Depresi
• Fraktur depresi apabila fragmen tulang tertekan, dengan atau
tanpa robekan pada kulit kepala. Fraktur Depresi bisa saja
memerlukan perawatan pembedahan untuk mengoreksi
kelainannya.
Fraktur Basilar Tulang
Tengkorak
• Fraktur basilar adalah fraktur linear meliputi dasar
pertengahan pada tulang tengkorak. Fraktur ini biasanya
berhubungan dengan dural. Sebagian besar fraktur basilar
berlangsung pada 2 lokasi spesifik seperti regio temporal dan
regio kondilar oksipital
Fraktur Le Fort
• Garis Fraktur berjalan dari sepanjang maksila bagian bawah sampai

Le Fort I dengan bawah rongga hidung. Kerusakan yang mungkin Prosesus


arteroralis, bagian dari sinus maksilaris, palatum durum, bagian bawah
lamina pterigoid.

• Garis Fraktur melalui sutura nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid

Le fort II junction melalui fissure orbitalis superior melintang kea rah dinding lateral
ke orbita, sutura zigomatikum frontal dan sutura temporo-zigomatikum.
Disebut juga sebaga “cranio-facial disjunction”. Merupakan fraktur yang
memisahkan secara lengkap sutura tulang dan tulang cranial.

• Garis Fraktur melalui sutura nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid

Le Fort III junction melalui fissure orbitalis superior melintang kea rah dinding lateral
ke orbita, sutura zigomatikum frontal dan sutura temporo-zigomatikum.
Disebut juga sebaga “cranio-facial disjunction”. Merupakan fraktur yang
memisahkan secara lengkap sutura tulang dan tulang cranial.
Fraktur L e Fort
Fraktur Nasoorbitoethmoid
• Klasifikasi yang digunakan pada fraktur NOE adalah klasifikasi
MarkowitzManson. Klasifikasi Markowitz-Manson terdiri dari
tiga tipe yaitu (Aktop, 2013):
• MCT menempel pada sebuah fragmen sentral yang

1. Tipe I besar.

• MCT menempel pada fragmen sentral yang telah pecah

2. Tipe II namun dapat diatasi atau MCT menempel pada


fragmen yang cukup besar untuk memungkinkan
osteosynthesis.

• MCT menempel pada sentral fragmen yang pecah dan

3. Tipe III tidak dapat diatasi atau fragmen terlalu kecil untuk
memungkinkan terjadinya osteosynthesis atau telah
terlepas total.
Fraktur Nasoorbitoethmoid
Fraktur Zygomatikomaksila
• Klasifikasi pada fraktur ZMC yang sering digunakan adalah
klasifikasi Knight dan North. Klasifikasi ini turut mencakup
tentang penanganan terhadap fraktur ZMC. Klasifikasi
tersebut dibagi menjadi enam yaitu (Dadas, 2007):

Kelompok 1 • Fraktur tanpa pergeseran signifikan yang dibuktikan secara klinis dan
radiologi

Kelompok 2 • Fraktur yang hanya melibatkan arkus yang disebabkan oleh gaya
langsung yang menekuk malar eminence ke dalam

Kelompok 3 • Fraktur yang tidak berotasi

Kelompok 4 • Fraktur yang berotasi ke medial

Kelompok 5 • Fraktur yang berotasi ke lateral

Kelompok 6 • Fraktur kompleks yaitu adanya garis fraktur tambahan sepanjang


fragmen utama.
Fraktur Zygomatikomaksila
Fraktur Nasal
• Klasifikasi fraktur tulang nasal terbagi menjadi lima yaitu
(Ondik, 2009):

Tipe I • Fraktur unilateral ataupun bilateral tanpa adanya deviasi garis tengah

Tipe II • Fraktur unilateral atau bilateral dengan deviasi garis tengah

Tipe III • Pecahnya tulang nasal bilateral dan septum yang bengkok dengan
penopang septal yang utuh 9

• Fraktur unilateral atau bilateral dengan deviasi berat atau rusaknya garis
Tipe IV tengah hidung, sekunder terhadap fraktur septum berat atau dislokasi
septum

Tipe V • Cedera berat meliputi laserasi dan trauma dari jaringan lunak, saddling
dari hidung, cedera terbuka, dan robeknya jaringan.
Fraktur Nasal
Fraktur Mandibula
• Fraktur mandibula diklasifikasikan sesuai dengan lokasinya dan
terdiri dari simfisis, badan, angle, ramus, kondilar, dan
subkondilar (Stewart, 2008).
FRAKTUR CERVICAL
Fraktur Jefferson
• Merupakan fraktur cincin atlas, biasanya tulang patah pada du
a lokasi yaitu anterior dan yang lain lateral. Hal ini terjadi
karena pukulan pada kepala didaerah verteks.
Fraktur Prosesus 0dontoid

Fraktur tipe I
• Garis fraktur pada bagian
atas odontoiddekat perletakan ligamentum alaris, sering disebut sebagai
suatu fraktur avulsi.

Fraktur tipe II
• Terjadi pada leher odontoid dengandens menempel pada korpus C2

Fraktur tipe III


• paling sering, paling tidak stabil dan kerap mengalami non union.
Fraktur Prosesus 0dontoid
Fraktur Hangman

Tipe I • Merupakan fraktur yang stabil! dimana pergeseran


atau angulasi disini hanya minimal saja.

Tipe II • Menunjukkan angulasi dan translasi yang bermakna.

Tipe III
• Fraktur yang menimbulkan dislokasi faset C2 bilateral
dan sangat tidak stabil sehingga untuk kasus ini perlu
dioperasi untuk stabilisasi.
Fraktur Hangman
Fraktur Teardrop
• Suatu fragmen kecil yang mengalai avulsi dari badan vertebra
anterior bagian bawah (cedera fleksi dengan kompresi
anterior).

You might also like