You are on page 1of 42

Presentasi Kasus

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

dr. Anik O
RSUD BALANGAN
22 SEPTEMBER 2018
Nama : Tn. AR
Usia : 64 tahun
Ruang
Melati Identitas Alamat : Batu Merah,
Kalsel
Pekerjaan : Petani
No.RM : 0720 XX
Tgl masuk : 3Juli 2018

Keluhan Utama:
Buang air kecil tidak
lancar

Keluhan tambahan :
Merasa tidak tuntas
buang air kecil dan sering
terbangun malam hari
Anamnesis ANAMNESIS
RPS

• Pasien datang ke RSUD Balangan dengan keluhan


buang air kecil tidak lancar sejak 6bulan SMRS.
Pasien sering mengedan saat pertama akan buang
air kecil, tetapi air kencing yang keluar tidak lancar
dan pancaran air kencing yang lemah. Pasien
harus menunggu untuk memulai kencing. Setelah
buang air kecil pasien sering merasa tidak
terpuaskan dan pancaran air kencing saat akhir
MRS menetes. Pasien sering terbangun saat malam hari
untuk buang air kecil, hingga 3-4 kali dalam
semalam. Pasien juga kadang mengeluhkan nyeri
pada saat buang air kecil. Riwayat demam, kencing
bercampur darah, nyeri di pinggang disangkal oleh
pasien.
RPD dan RPK

RPD: RPK :
• Sakit serupa (-)
• Riwayat
• Riwayat ISK (-) penyakit serupa
• Riwayat DM (-) (-)
• Riwayat Ginjal (-) • Hipertensi (-)
• Penyakit jantung (-) • Riwayat DM (-)
• Hipertensi (-) • Penyakit
• Riw keganasan (-) jantung(-)
Riwayat Riwayat Alergi
pengobatan
Riwayat alergi
Belum pernah melakukan terhadap obat-
pengobatan obatan, cuaca,
makanan (-)
PEMERIKSAAN
Anamnesis FISIK

• Keadaan umum : Tampak kesakitan,sedang


• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital :
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 82 x/menit
3 Juli 2018 • Respirasi : 22 x/menit
• Suhu : 36,7°
• SpO2 : 99%
Anamnesis
• Bentuk kepala : Mesochepal, simetris
• Rambut : Warna hitam, rontok(-),mudah dicabut
(-), distribusi merata
• Mata : CA(-/-),SI(-/-), reflek pupil(+/+),edema
palpebra(-/-),ptosis (-/-)
• Telinga : Otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-
/-)
• Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-
PEMERIKSAAN ), rinore (-/-)
KEPALA • Mulut & faring: Bibir sianosis (-), tepi hiperemis (-), bibir
kering (-), lidah kotor (-), tremor (-),
ikterik (-), hiperemis (-)
• Trakea : Trakea sentral (+)
• Kelenjar tiroid: Tidak membesar
PEMERIKSAAN • Kelenjar lnn : Tidak membesar, nyeri (-)
LEHER • JVP : Tidak meningkat
Pulmo
Kanan Kiri
Depan Belakang Depan Belakang
Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
-
Sikatrik (-) - Sikatrik (-) - Sikatrik (-) - Sikatrik (-)
-
Simetris - Simetris - Simetris - Simetris
-
Ketinggalan gerak (-) - Ketinggalan gerak (-) - Ketinggalan gerak (-) - Ketinggalan gerak (-)
-
Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-)

Palpasi Palpasi Palpasi Palpasi


Apex: VF ka = ki Apex:VF ka = ki Apex: V F ki =ka Apex:VF ki = ka
Perkusi Perkusi Perkusi Perkusi
-
Apeks :Sonor - Apeks : Sonor - Apeks : sonor - Apeks : Sonor
-
Medial :Sonor - Medial : Sonor - Medial : Sonor - Medial : Sonor
-
Basal :Sonor - Basal : Sonor - Basal : Sonor - Basal : Sonor
Batas paru-hepar SIC IV LMC dextra
Auskultasi Auskultasi Auskultasi Auskultasi
-
Vesikuler - vesikuler - vesikuler - vesikuler
-
Suara Tambahan (-) - Suara Tambahan (-) - Suara Tambahan (-) - Suara Tambahan (-)
Ronki basah (-) Ronki basah (-) Ronki basah(-) Ronki basah (-)
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
• Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba
• Perkusi : Batas Cor
• Atas SIC III
Pemeriksaan • Bawah SIC V
jantung • Kiri SIC V LMC Sinistra
• Auskultasi : S1/S2, ireguler, bising jantung (-), ST (-)
• Inspeksi : Distensi abdomen (-), jaringan parut (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) , normal
Pemeriksaan • Perkusi : Timpani pada 4 kuadran abdomen
abdomen • Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)

Pemeriksaan • Superior : Hangat (+/+),Wpk <2’, oedem (-/-),


ekstremitas Ikterik (-/-)
• Inferior : Hangat (+/+), Wpk <2’,oedem (-/-),
Ikterik (-/-)
• Regio Costovetebralis
Anamnesis• Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda
radang (-), hematom (-), massa tumor (-)
• Palpasi : Massa tumor (-), ballotemen ginjal (-), nyeri
tekan costovetebral (-)
• Perkusi : Nyeri ketok (-)

• Regio Suprapubic
• Inspeksi : Kesan datar, tidak tampak massa tumor
• Palpasi : Nyeri tekan (-)

• Regio Genitalis Eksterna


Status Urologi • Penis
• Inspeksi : Warna lebih gelap dari sekitarnya, telah di
sirkumsisi (+), OUE di ujung penis
• Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-)
• Scrotum
• Inspeksi : Warna lebih gelap dari sekitarnya, udema (-),
massa (-)
• Palpasi : Tampak dua buah testis, kesan normal, nyeri
tekan (-)
Anamnesis

• Spincter ani baik, Mukosa rectum licin, Rectum


tidak kolaps, Massa pada recti (-)

• Pemeriksaan prostat :
Rectal • Teraba masa arah jam 11 sampai 2, pole atas tidak
Toucher teraba, sulcus prostat tidak teraba, Permukaan rata,
konsistensi padat kenyal, ukuran ±2x1 cm ,nyeri
tekan (-). Sarung tangan : Tidak ada darah/lendir
yang menempel pada jari.
Darah Hasil Satuan Nilai Normal
Rutin
• Pemeriksaan
Laboratorium
HB g/dl 14-18  Darah rutin
11.1

AE Juta/mm3 4.5-6.2
3.60

AL mm3 4000-10000
27200

HCT % 42-54
29.9

AT mm3 150-450ribu
194.000
 Laki-laki 64 tahun,
Resume mengeluh buang air
kecil tidak lancar sejak
6 bulan SMRS

gejala obstruksi berupa gejala iritatif berupa


 mengedan saat awal  kadang disertai nyeri saat
buang air kecil bak
 rasa tidak puas saat buang  sering terbangun dimalam
air kecil hari
 menetes saat akhir bak  lebih sering bak
 pancaran melemah  tidak dapat menahan bak
Pemeriksaan prostat :

Teraba masa arah jam 11


sampai 2, pole atas tidak teraba,
Rectal sulcus prostat tidak teraba,
Toucher
Permukaan rata, konsistensi
padat kenyal, ukuran ±2x1 cm,
nyeri tekan (-). Sarung tangan :
Tidak ada darah/lendir yang
menempel pada jari
DIAGNOSIS
KERJA Benign Prostat Hyperplasia

DIAGNOSIS Kanker prostat


BANDING Prostatitis
ANALISA KASUS
SKOR INTERNATIONAL GEJALA PROSTAT (I -PSS)

1 BULAN TERAKHIR

Tidak lampias Hampir selalu 5

Ingin BAK kembali < 2 jam Lebih dari setengah 4

BAK terputus-putus Hampir selalu 5

Sulit menahan BAK Lebih dari setengah 4

Pancaran BAK lemah Hampir selalu 5

Mengedan untuk memulai BAK Hampir selalu 5

Pada malam hari terbangun untuk Hampir selalu 5


BAK

Total 33

Operasi Prostatektomi

Kualitas hidup Tidak bahagia 5


Pre op
 Pro open prostatektomi
e.c BPH
 Informed concent
 Konsul anestesi
Terapi  Puasakan
 IVFD RL 20tpm
 Injeksi premediaksi pycin
3x750mg

Post op
 IVFD RL 20tpm
 Infus Paracetamol 3x1gr
 Injeksi pycin 3x750mg
 Atur irigasi agar lancar
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

3/7/2018 S : os mengeluh nyeri post operasi (+) - IVFD NS 20 tpm


O : KU : CM -Infus Paracetamol 3x1gram
TD : 120/70 -Inj. Pycine 3x 750mg
N : 88x/m
R : 22x/m
T : 36,2
SpO2 : 98%
drain 150cc, urin 1500ml
A : Post prostatectomy BPH
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

6/7/2018 S : os mengeluh nyeri post operasi - IVFD NS 20 tpm


(+), pusing (-) -Infus Paracetamol 3x1gram
O : KU : CM -Inj. Pycine 3x 750mg
TD : 110/80 -Inj. Kalnex 3x500mg
N : 82x/m -Inj. Vit K 3x1
R : 20x/m
T : 36,5
SpO2 : 98%
drain 20cc, urin 100ml
A : Post prostatectomy BPH
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
 BPH merupakan pembesaran kelenjar
prostat yang bersifat jinak yang hanya
timbul pada laki-laki yang biasanya pada
usia pertengahan atau lanjut.
anatomi

WEBMD, MEN’S HEALTH, HUMAN ANATOMY SECTION, TOPIC OF PROSTATE GLAND, SUBJECT OF PROSTATE
PICTURE, DEFINITION, FUNCTION, CONDITION, TEST, AND TREATMENT. LAST REVIEWED ON APRIL 28TH 2010 BY
WEBMD, DOWNLOADED FROM HTTP://MEN.WEBMD.COM/PICTURE-OF-THE-PROSTATE. ON APRIL 2TH 2011.
Anterior
Zona Sentral, fribromuskular
25% gland stroma
prostat

Zona perifer,
79% gland Zona transisional
prostat
Merupakan bagian
terkecil dari prostat,
yaitu kurang lebih 5%
Epidemiologi

BPH merupakan tumor jinak yang paling sering


pada laki-laki dan insidennya berdasarkan dari
umur.
 20% Pada Laki-laki usia 41-50 tahun

 50% Pada laki-laki usia 51-60 tahun

 > 90% Pada laki-laki usia > 80 tahun

Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16 th edition. USA : Lange Medical
Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
Etiologi
Terdapat 2 faktor yang erat kaitannya dengan BPH
yaitu;
 Peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT)
 Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya hiperplasia prostat adalah :
1) Adanya ketidakseimbangan antara estrogen dan
testosteron,
2) Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat,
3) Teori stem sel

Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16th edition. USA : Lange Medical
Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Obstruksi Iritasi
 Hesitansi : Harus menunggu pada  Frekuensi : Bertambahnya
permulaan miksi frekwensi miksi
 Poor stream : Pancaran Miksi Lemah  Nokturia : Miksi pada malam hari
 Intermitensi : Kencing tiba-tiba  Urgensi : Miksi sulit ditahan
berhenti dan lancar kembali (miksi  Disuria : Nyeri pada waktu miksi
terputus)
 Terminal dribbling : Menetes pada
akhir miksi
 Sensation of incomplete bladder
emplyying : Rasa belum puas
setelah miksi
Skor WHO-IPSS International prostatic symptoms score
Pertanyaan Jawaban Dan Skor
Keluhan Pada 1 Tidak <1 Kurang Kada Lebih Hampir
Perna Dalam Dari ½ ng Dari ½ Selalu
Bulan Terakhir 5 Kali
h Kada
ng
Pengosongan 0 1 2 3 4 5
tidak sempurna
Seberapa sering 0 1 2 3 4 5
kencing lagi
setelah 2 jam
Kencing terputus 0 1 2 3 4 5
Kesulitan 0 1 2 3 4 5
menahan
kencing
Pertanyaan Jawaban Dan Skor
Keluhan Pada 1 Tidak <1 Kurang Kada Lebih Hampir
Perna Dalam Dari ½ ng Dari ½ Selalu
Bulan Terakhir 5 Kali
h Kada
ng
Pancaran 0 1 2 3 4 5
melemah
Mengejan 0 1 2 3 4 5
nokturia 0 1 2 3 4 5

 Interpretasi
 0-7 : derajat ringan dapat dilakukan watchfull
waiting
 8-19 : derajat sedang indikasi medika mentosa
 20-35 : derajat berat indikasi untuk operatif
Pemeriksaan klinis
 Pemeriksaan Colok Dubur / Digital Rectal
Examination (DRE)
 Pada perabaan prostat harus diperhatikan:
 Konsistensi pada pembesaran prostat kenyal
 Adakah asimetri
 Adakah nodul pada prostat
 Apakah batas atas dapat diraba dan apabila batas atas masih
dapat diraba biasanya besar prostat diperkirakan < 60 gr.
 Derajat berat obstruksi
 Derajat berat obstruksi dapat diukur dengan menentukan
jumlah sisa urin setelah miksi spontan.
Pemeriksaan colok dubur

Pada hiperplasia prostat :


Teraba sebagai prostat yang membesar, konsistensi
kenyal, permukaan rata, asimetri dan menonjol ke dalam
rektum.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
 Sedimen urine  mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada
saluran kemih
 Faal ginjal  memantau kadar kreatinin serum untuk mengetahui komplikasi ke ginjal
 PSA
Kadar PSA tinggi menggambarkan pertumbuhan volume prostat yang cepat

 Kadar normal PSA :

40-49 th :0-2,5 ng/ml;

50-59 th: 0-3,5 ng/ml;

60-69 th: 0-4,5 ng/ml;

70-79th 0-6,5 ng/ml

 Pencitraan
 Imaging  pemeriksaan imaging ginjal dilakukan apabila dicurigai ada komplikasi
lebih lanjut dari BPH, riwayat batu sebelumnya, dan riwayat operasi saluran kemih
 USG prostat
USG prostat bertujuan untuk menilai bentuk, besar, dan kemungkinan keganasan
Diagnosis Banding

Neurogenic
Striktur uretra Vesicolithiasis Ca. Prostat Prostatitis
bladder

Ggn.
Epidemiologi Gejala iritatif RT : nodul (+), Sensibilitas
Gejala sistemik
usia lebih muda lebih dominan keras, terfiksir daerah
sakroperineal

Riw. Trauma
perineum, Riw. Batu PSA ↑ Trans sphincter
RT : nyeri (+)
pemasangan keluar saat BAK melemah / BCR
kateter
Terapi
Alpha blockers
• Pada prostat terdapat alpha-1
adrenoreceptor yang menghambat
kontraktilitas otot polos prostat
• Terdapat jenis alpha blocker non selektif
dan selektif (terhadap alpha-1 reseptor)
• Selektif  efek samping lebih rendah
(Hipotensi orthostatik, dizziness, sakit
kepala)
Alpha reductase inhibitor
• Menghambat enzim 5 alpha reductase 
menghambat perubahan testosteron 
DHT
• Efek samping: penurunan libido,
impotensi, dan penurunan volume
ejakulat

Smith’s General Urology, 2008


Operasi
Open Prostatektomi

 Digunakan pada: BPH yang cukup besar (< 80-100 cm3 atau berat
>60 gr ) disertai dengan batu buli-buli multipel, divertikula yang
besar. Perbaikan klinis yang terjadi sebesar 85-95%

 Komplikasi: striktur uretra, inkontinensia urin


2. Transurethral resection of the prostate (TURP)
 Indikasi metode TURP adalah gejala sumbatan yang
menetap, progresif akibat pembesaran prostat, atau tidak
dapat diobati dengan terapi obat lagi

Refluks vesico ureter

Hidroureter

Hidronefrosis
Komplikasi
Infeksi Saluran Kemih

Urosepsis

Hernia / Hemorrhoid
Referensi
 M. Hanno, Phillips. Malkowicz, Bruce S. Wein, Alan J. Clinical Manual of Urology
Third Edition. McGraw Hill International Edition. 2001.
 Potts, J.M. Essential Urology: A Guide to Clinical Practice. Humana Press Inc.,
Totowa, NJ. Pg 191
 Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16th edition.
USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
 Schwartz.Manual of Surgery,in Urology, Benign Prostatic Hyperplasia.Mc Graw Hills
Companies. 2006. Pg. 1061
 Snell, Richard S. Clinical Anatomy For Medical Students 6th edition in cavitas Pelvis
Part II.Lippincot William & Wilkins Inc. 2006. USA. Pg.350-352.
 UNSW Embriology, Categories of Genital, Prostate, Subject of Prostate development
Overview. Last modified on October 28th 2010 by Dr Mark Hill, downloaded from
http://php.med.unsw.edu.au./embryology/index.php/title=prostate_development on
March 17th 2015
 WebMD, Men’s Health, Human Anatomy section, topic of Prostate Gland, Subject of
Prostate Picture, Definition, Function, Condition, Test, and Treatment. Last reviewed
on April 28th 2010 by WebMD, downloaded from http://men.webmd.com/picture-of-
the-prostate. on 17th March 2015.
TERIMA KASIH

You might also like