Fauzia Dwi Yanti Florentina Wiwit VS Galang Kharisma P KEJANG DEMAM
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38oC) akibat suatu proses ekstra kranial Manifestasi klinis Umumnya kejang demam berlangsung singkat, berupa serangan kejang klonik atau tonik klonik bilateral. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang demam diikuti hemiparesis sementara (Hemeparesis Tood) yang berlangsung beberapa jam sampai hari. Kejang unilateral yang lama dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama. Kejang berulang dalam 24 jam ditemukan pada 16% pasien. Kejang yang terkait dengan kenaikan suhu yang cepat dan biasanya berkembang bila suhu tubuh (dalam) mencapai 39°C atau lebih. Kejang khas yang menyeluruh, tonik-klonik beberapa detik sampai 10 menit, diikuti dengan periode mengantuk singkat pasca-kejang. Kejang demam yang menetap lebih lama dari 15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik yang memerlukan pengamatan menyeluruh. Faktor Risiko Yang berperan menyebabkan kejang demam antara lain adalah demam, demam setelah imunisasi DPT dan morbili, efek toksin dari mikroorganisme, respon alergik atau keadaan imun yang abnormal akibat infeksi, perubahan keseimbangan caira dan elektrolit. Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah : riwayat kejang demam dalam keluarga. usia kurang dari 18 bulan. temperatur tubuh saat kejang. lamanya demam Adapun faktor risiko terjadinya epilepsi di kemudian hari adalah : adanya gangguan perkembangan neurologis. kejang demam kompleks riwayat epilepsi dalam keluarga lamanya demam Etiologi Hingga kini belum diketahui dengan pasti, demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kadang-kadang demam tidak terlalu begitu tinggi dapat menyebabkan kejang Lanjutan.... Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure) Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini: Kejang lama > 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang demam. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. KLASIFIKASI Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure) Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 me- nit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam. Diagnosa Anamnesis Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya kejang demam berulang adalah: usia< 15 bulan saat kejang demam pertama riwayat kejang demam dalam keluarga kejang segera setelah demam atau saat suhu sudah relatif normal, riwayat demam yang sering, kejang demam pertama berupa kejang demam akomlpeks. Gambaran Klinis, yang dapat dijumpai pada pasien kejang demam adalah: Suhu tubuh mencapai 39°C. Anak sering kehilangan kesadaran saat kejang.
Kepala anak sering terlempar keatas, mata mendelik,
tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh anak menjadi berguncang. Gejala kejang tergantung pada jenis kejang. Kulit pucat dan mungkin menjadi biru.
Serangan terjadi beberapa menit setelah anak itu sadar
Pemeriksaan fisik dan laboratorium Pada kejang demam sederhana, tidak dijumpai kelainan fisik neurologi maupun laboratorium. Pada kejang demam kompleks, dijumpai kelainan fisik neurologi berupa hemiplegi. Pada pemeriksaan EEG didapatkan gelombang abnormal berupa gelombang-gelombang lambat fokal bervoltase tinggi, kenaikan aktivitas delta, relatif dengan gelombang tajam. Perlambatan aktivitas EEG kurang mempunyai nilai prognostik, walaupun penderita kejang demam kompleks lebih sering menunjukkan gambaran EEG abnormal. EEG juga tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari. Tatalaksana Pengobatan fase akut Mencari dan Mengobati Penyebab : Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Pemeriksaan laboratorium lain perlu dilakukan utuk mencari penyebab Pengobatan Profilaksis Ada 3 upaya yang dapat dilakukan: 1. Profilaksis intermitten, pada waktu demam. Lanjutan.... Dapat digunakan diazepam intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg untuk pasien dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk pasien dengan berat badan lebih dari 10 kg, setiap pasien menunjukkan suhu 38,5°C atau lebih. Efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia. 2. Profilaksis terus-menerus, dengan obat antikonvulsan tiap hari Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg BB/hari. Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tetapi tidak dapat mencegah terjandinya epilepsi di kemudian hari Komplikasi · Epilepsi · Retardasi mental · Hemiparese · Gagal pernapasan · Kematian Prognosis Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis. Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal Edukasi Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang , hindarilah rasa panik dan lakukanlah langkah-langkah pertolongan sebagai berikut: Telungkupkan dan palingkan wajah ke samping Ganjal perut dengan bantal agar tidak tersedak Lepaskan seluruh pakaian dan basahi tubuhnya dengan air dingin. Langkah ini diperlukan untuk membantu menurunkan suhu badanya. Lanjutan..... Bila anak balita muntah, bersihkan mulutnya dengan jari. Walupun anak telah pulih kondisinya, sebaiknya tetap dibawa ke dokter agar dapat ditangani lebih lanjut. TERIMAKASIH