You are on page 1of 10

Aristoteles Tentang Kemalasan:

Dampak Negatif dari Sifat Malas


• Sepenggal kisah dibawah ini akan bercerita tentang Dampak Negatif
dari Sifat Malas.
• Di antara murid-murid yang belajar pada Aristoteles (filsuf Yunani)
terdapat seorang yang sangat malas. Ketika diperingatkan oleh
gurunya, dia menjawab mengemukakan alasannya,
• “Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak memiliki ketekunan untuk
membaca, dan tidak mempunyai kesabaran terhadap kelelahan
serta kejenuhan belajar”.
• Apa jawaban Aristoteles?
• Aristoles lalu berkata kepada muridnya yang malas itu, “Kalau
demikian tidak ada jalan lain bagimu kelak, kecuali harus sabar
menghadapi KESENGSARAAN dan KEBODOHAN”.
• [Abdulaziz Salim Basyarahil, Hikmah dalam
humor kisah dan pepatah, jilid 3.] Thanks to
Latiief Rachman yang telah mengirimkan kutipan
ini.
• Tahukah Anda kalau Rasulullah SAW selalu
berlindung dari sifat malas?
• “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa
lemah dan malas, dari rasa takut, tua, dan bakhil.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur
dan fitnah hidup dan kematian.” (HR Abu Dawud
4/353)
Dampak Negatif dari Sifat Malas Bagi
Hidup Anda
• Ada banyak hal yang bisa kita dapatkan jika kita bertindak. Kadang ada yang
membutuhkan kerja keras. Ada juga yang membutuhkan ketekunan dalam
bertindak. Anda akan mendapatkan sebanding dengan kualitas dan kuantitas
tindakan Anda.
• Pertanyaanya, mengapa tidak bertindak?
• Kalaulah bertindak, mereka memilih tindakan yang bisa dan biasa mereka lakukan.
Tidak mau melakukan sesuatu yang berbeda, lebih baik, lebih berkualitas, dan
belum pernah dilakukan.
• Padahal tidak akan ada peningkatkan jika tidak ada perbaikan dari apa yang kita
lakukan.
• Pertanyaanya, mengapa tidak mau memperbaiki diri?
• Membaca buku, malas. Tidak sedikit orang yang jelas-jelas mengaku malas
membaca buku. Padahal buku gudangnya ilmu. Malas juga membaca ebook,
mendengar audio, melakukan percobaan, dan sebagainya.
• Berlatih, malas. Padahal hanya dengan berlatih kemampuan kita akan meningkat.
Tidak ada yang bisa menggantikan latihan untuk meraih keterampilan tertentu.
• Jika belajar dan berlatih malas, maka Anda tidak akan bisa melakukan hal baru
yang lebih baik dan berkualitas.
• Setiap pencapaian selalu ada pengorbanan. Kita akan
mendapatkan jika kita sudah memberikan sesuatu. Dalam hal apa
pun, termasuk bisnis, karir, termasuk kehidupan sosial. Selalu ada
yang harus kita berikan untuk mendapatkan sesuatu.
• Adalah sangat mudah bagi Allah SWT untuk memberikan sesuatu
kepada kita setelah kita berdo’a, termasuk do’a kita saat ingin kaya.
Namun sudah sunatullah untuk mendapatkan sesuatu harus ada
sesuatu yang kita berikan yaitu usaha dan pengorbanan.
• Jika Anda malas untuk berusaha dan berkorban, mengapa
berharap sesuatu? Toh tidak ada yang Anda berikan, mengapa
harus menerima? Jika Anda malas untuk meningkatkan kualitas diri,
mengapa harus berharap peningkatan pencapaian? Jika malas
mencoba, mengapa harus berharap hasil?
• Tindakan dan pengorbanan tetap diperlukan, apapun strategi dan
ilmu pengembangan diri atau bisnis yang Anda miliki. Ilmu,
teknologi, atau strategi hanya berfungsi agar tindakan Anda lebih
efektif dan tepat sasaran. Bukan berarti setelah Anda
mengaplikasikan Law of Attraction Anda tinggal menunggu hasil,
tidak, Anda harus mau menjemput apa yang Anda tarik.Dengan
kerja, eh, dengan kerja keras.
Ciri Orang Yang Malas, Apakah Ada
pada Diri Anda?
• Ada teman setiap yang selalu menemani orang malas. Apakah “dia” ada bersama
Anda saat ini?
• Teman orang malas itu adalah: berdalih.
• Berdalih adalah beralasan untuk tidak melakukan sesuatu. Yang kadang mereka
bisa berdalih dengan hal-hal yang bagus. Namun sayangnya digunakan untuk
menutupi kemalasannya.
• Contoh-contoh berdalih yang mungkin sering kita dengar. (Atau Anda pernah
melakukannya).
• Saya tidak kuat membaca buku, suka mengantuk dan pusing. Memangnya orang
lain tidak? Banyak yang seperti itu, tetapi mereka tetap membaca buku.
• Saya capek kalau harus berlatih terus. Memangnya orang lain tidak capek? Sama
bro!
• Saya mudah bosan kalau melakukan hal sama terus menerus, jadi nggak bisa
tekun. Sama saja, kadang saya juga bosan nulis artikel setiap hari. Tapi saya terus
melakukannya.
• Ah, saya milih yang sudah pasti saja. Memangnya ada yang sudah pasti? Apa pun
yang Anda lakukan saat ini, tidak ada kepastian akan terus bertahan. Siapa yang
menjamin? Anda punya surat jaminan dari Allah?
• Bahkan tidak sedikit orang mengatakan kalau
dia optimis dan bersyukur. Optimis harus.
Bersyukur memang wajib. Yang salah saat
dijadikan dalih kemalasan mereka. Coba baca
disini: Malas Yang Menyamar Optimisme dan
Syukur.
• “Saya sudah berusaha maksimal, takdir bicara lain.”
• Serius? Hati-hati Anda malah berdalih dengan takdir. Memang benar, apa pun yang
terjadi adalah takdir. Tapi coba kita lihat kata-kata sebelumnya. Apakah benar
sudah berusaha maksimal? Atau cuma mengaku-ngaku berusaha maksimal?
• Coba baca ini: Jangan Ngaku Sudah Berusaha Maksimal Sebalum Baca Ini
• Ingat ya, bukan optimis, syukur, dan takdir yang salah. Yang salah adalah Anda
berdalih menggunakan hal-hal positif. Padahal hanya dalih menutup kemalasan
Anda.
• “Tapi, alasan saya benar lho.”
• Mungkin iya. Saat seseorang tidak mau berdagang bakso karena tidak punya
gerobak bakso, mungkin dia benar. Tidak bohong dan fakta berbicara dia tidak
punya gerobak bakso.
• Sampai disini dia benar. Lalu salahnya dimana?
• Dia salah saat dia tidak berusaha untuk mendapatkan gerobak bakso.
• “Tapi, saya tidak tahu bagaimana cara mendapatkan gerobak bakso.”
• Mungkin benar, dia tidak mengetahui caranya. Salahnya, kenapa dia tidak belajar,
tidak bertanya, tidak mencari tahu kepada orang lain, teman-temannya.
• Kenapa dia tidak menjadi penjual bakso orang lain dulu untuk mengumpulkan
uang agar bisa membeli gerobak bakso?
• “Tapi ….”
• Ngomong-ngomong, pemalas itu sebenarnya rajin. Mereka rajin mengatakan TAPI.
• Kadang kalau ada orang yang konsultasi, saya “baca” kata-kata yang sering dia
keluarkan. Jika mereka sering mengatakan tapi, saya menyarankan dia jangan
berkata tapi. Cobalah Anda tidak mengatakan tapi (yang menghentikan Anda).
• Penyebab Orang Malas
• Dalam setiap saat, kita akan berhadapan dengan 2 pilihan:
• Tetap melakukan apa yang dilakukan saat ini yang sudah bisa, biasa,
dan nyaman. (Zona Nyaman)
• Melakukan sesuatu yang baru, yang capek, menyakitkan, susah,
pusing dan membutuhkan pengorbanan.
• Orang malas akan memilih yang pertama (zona nyaman), meski pun
tidak akan mendapatkan sesuatu. Padahal, jika ingin mendapatkan
sesuatu, Anda harus melakukan pilihan ke 2. Pilihan kedua adalah
jembatan dari Zona Nyaman menuju Zona Sukses.
• Penyebab mengapa orang memilih Zona Nyaman dan tidak mau
bersusah payah melalui jembatan menuju Zona Sukses, karena dia
kurang memiliki keinginan untuk meraihnya.
• Saya suka mendengar, komentar orang tua terhadap orang malas:
“Tidak punya kemauan.” Lebih tepatnya, kemauannya kurang kuat,
kalau oleh kemauan tetap berada di zona nyaman.
• Agar Anda bisa menghindari Dampak Negatif dari Sifat
Malas Anda harus memiliki motivasi yang kuat
sehingga mampu mengalahkan motivasi untuk berada
di Zona Nyaman Anda. Caranya dengan:
• Tetapkan tujuan yang kuat, memotivasi, dan
menginspirasi.
• Hapus hambatan-hambatan yang ada dalam pikiran
kita (pikiran negatif dan rendah diri).
• Tingkatkan motivasi dalam diri.
• Ya, agar Anda bisa melakukan ketiga hal ini, Anda harus
belajar, salah satunya KLIK DISINI. Kalau Anda malas
belajar cara mengatasi malas, maka Anda akan malas
selamanya. Belajarlah menghilangkah rasa malas jika
Anda mau menghindari Dampak Negatif dari Sifat
Malas.

You might also like