You are on page 1of 30

Vibrio sp

Vibrio cholerae
V. cholerae
Adalah bakteri anaerobik fakultatif dan memiliki
flagela pada satu kutub sel.
Berdasar penelitian Filippo Pacini pada 1854, yang
pertama kali diisolasi sebagai penyebab kolera.
V. Cholera termasuk dalam kelompok jasad renik
enterik gram negatif.
Vibrio cholerae merupakan gen patogenisitas kode
untuk protein langsung atau tidak langsung yang
terlibat dalam virulensi bakteri
Klasifikasi Vibrio sp
• Order : Vibrionales
• Family : Vibrionaceae
• Genus : Vibrio
• Species :
1. V. Cholerae (patogen pada manusia)
2. V. Fetus (patogen manusia dan ikan)
3. V. coli (patogen pada babi menyebabkan dysentri)
4. V Apiseium ( patogen pada ikan)
5. V. jejenu ( menyebabkan dysentri pd hewan)
6. V. Parahaemolyticus (menyebab gastritis pd manusia
karena makan ikan laut (Sea food)
Morfologi Vibrio sp
• Kuman batang bengkok seperti koma, sifat Negatif
Gram
• Memiliki flagell monotrik, bergerak aktif dgn bulu
cambuk.
• Berukuran 2-4 µm,
• Tidak membentuk spora.
• Pada biakan lama, dapat menjadi berbentuk batang
lurus
• Pertumbuhannya aerob fakultatif
• Suhu optimum 37ºC (18-37ºC)
• pH optimum 8,5 – 9,5. Tidak tahan asam.
• Bila dalam perbenihan terdapat karbohidrat yang dapat
diragikan, kuman dapat mati.
Toksin yang di hasilkan
V.cholera
1. Eksotoksin / Enterotoksin yang dihasilkan bersifat
tahan panas. (BM 90.000 atau 80.000).
3. Toksin ini dapat menyebabkan peningkatan
aktivitas adenil siklase usus kecil sehingga
menyebabkan diare masif dgn kehilangan cairan
20 lt/hari pd kasus berat.
Faeses yg keluar bersama air ini disebut “Rice
water stool”.
4. V. biotip El-tor menghasilkan ; soluble hemolysin
yg dpt melisiskan sel darah merah.
Ada 3 Struktur antigen
Bakteri Gram Negatif
1. Antigen O / Somatik (badan bakteri)
2. Antigen H (flagell bakteri)
3. Antigen K / Kapsul (simpai)
Struktur antigen
V.cholera
1. Antigen flagel H ;
a. Bersifat heat labile.
b. Antibodi terhadap Antigen H tidak bersifat
protektif.
c. Pada uji aglutinasi berbentuk awan.
2. Antigen somatik O ;
a. Terdiri dari lipopolisakarida.
b. Antibodi terhadap antigen O bersifat protektif.
c. Pada reaksi aglutinasi berbentuk seperti pasir.
d. Serogrup O tip (0 : 1) terdapat pada biotip cholerae
dan El Tor.
Pembagian antigen
Vibrio
Terdapat tiga faktor antigen: A, B dan C yang
membagi serogrup 0 : 1 menjadi serotip
a. Type Ogawa
b. Type Inaba dan
c. Type Mikojiwa (gabungan Ogawa dan Inaba)
Serotip Faktor
Ogawa AB
Inaba AC
Mikojiwa ABC
Dikutip dari Zinsser Microbiology, edisi 17, th 1980, hal 751
Patogenesis
V. cholera
• Kuman (V. cholera) Patogen pada manusia
• Menghasilkan toksin kholera (enterotoksin),
musinase dan endotoksin (Toksin kholera
diserap di permukaan Gangliosida sel epitel
dan merangsang hipersekresi air dan klorida
dan menghambat absorpsi Natrium).
• Dimana Gangliosida Gм₁ berfungsi sebagai
penerima selaput lendir B, yg mempermudah
pemasukan A ke dalam sel.
Lanjutan
• Subsatuan A atau protein eksoenterotoksin yang
merangsang adenil siklase dan mengakibatkan
hipersekresi air dan elektrolit di dlm sel-sel lendir
usus.
• Menyebabkan naiknya adenosin monofosfat siklik
(cyclic adenine monophosphate atau cAMP) yg
menyebabkan sekresi elektrolit ke dalam rongga
usus. (dasar2 mikrobiologi 2 hal 725)
• Mengakibatkan kehilangan banyak cairan dan
elektrolit, terjadi dehidrasi, asidosis, syok dan
mati.
• Kuman V.cholera tidak pernah masuk dalam
sirkulasi darah, tetapi menetap/terkolisasi dalam
usus
Gejala Klinis
Gejala Infeksi seperti ;
1. Gejala: mual, muntah, diare dan kejang perut.
2. Diare timbul dengan tiba-tiba dan sangat cair,
tanpa darah dan mukus.
3. Buang air seperti cucian beras (Ricewater stools)
tanpa sakit perut, disertai muntah dan mual di
awal timbulnya penyakit, kuman vibrio dalam
jumlah besar.
4. Masa inkubasi 1-4 hari
5. Pada kasus-kasus yang tidak diobati dengan
cepat dan tepat dapat terjadi dehidrasi dan
elektrolit, asidosis, kolaps sirkulasi, hipoglikemi
pada anak serta gagal ginjal dan anuria
Gejala klinis
Infeksi tanpa gejala biasanya lebih sering terjadi
dari pada infeksi dengan gejala, terutama
infeksi oleh biotipe El Tor; Gejala ringan hanya
diare, umumnya terjadi terutama dikalangan
anak-anak.
Pada kasus berat yang tidak diobati (kolera
gravis), kematian bisa terjadi dalam beberapa
jam, dan CFR-nya bisa mencapai 50 %. Dengan
pengobatan tepat, angka ini kurang dari 1 %.
Resistensi
• Pada suhu kamar mati setelah beberapa jam
• Pada suhu 55 – 60⁰C cepat mati.
• Pd keadaan kering sinar materi cepat mati.
• Desinfektan yg digunakan fenol dan alkohol
• Pd sayur-sayuran dan buah-buahan dalam
keadaan lembab dpt bertahan sampai 4 – 7
hari.
• Di dalam air dpt bertahan sampai 3 minggu
Penyebaran Vibrio sp (1)
1. (ABK) Kapal laut, migrasi, perdagangan dan
pengungsi
2. Habitat utama Vibrio cholerae adalah orang-
orang yang berada di dekat sumber-sumber
air seperti air payau dan muara, seringkali
berkaitan dengan copepoda atau
zooplankton lainnya, kerang, dan tanaman
air.
Cara penularan atau
infeksi Vibrio sp (2)
1. Melalui air, makanan, (vektor) lalat dan
hubungan manusia-manusia.
2. Sayuran dan buah-buahan yang dicuci dan
dibasahi dengan air limbah yang tidak diolah,
juga menjadi media penularan.
3. Mengkonsumsi seafood mentah atau
setengah matang
Lanjutan
4. Infeksi kolera yang paling sering ditemukan pada
air minum (terkontaminasi) di mana Vibrio
cholerae ditemukan secara alami atau dari tinja
orang yang terinfeksi.
5. Hospes lainnya termasuk ikan yang terkonta-
minasi dan kerang yang memproduksi, biji-bijian
sisa dimasak yang belum dipanaskan dengan
benar.
6. Penularan dari orang ke orang, bahkan pada
petugas kesehatan selama epidemi, jarang
didokumentasikan.
Pencegahan Vibrio sp

Vaksinasi dapat melindungi orang-orang yang


kontak langsung dengan penderita.
Beberapa lama efek proteksinya belum
diketahui.
Untuk mengatasi epidemi, efeknya belum jelas.
Yang penting adalah efek psikologisnya.
Pengobatan Vibrio sp
Prinsip:
• Rehidrasi dengan cairan dan elektrolit
Antibiotika :
Tetrasiklin dapat mempersingkat masa
pemberian cairan/rehidrasi.
Kekebalan Vibrio sp

1.Asam lambung dapat membunuh kuman yang


masuk dalam jumlah kecil
2. Antibodi yang terbentuk: IgA (copro Ab) dan
IgG yang hanya ada dalam waktu yang relatif
singkat.
VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS
VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS

• Morfologi dan sifat


Sifat-sifat, struktur dan pewarnaan serupa
dengan spesies Vibrio lainnya.
Metabolisme: fermentasi dan respirasi, tanpa
menghasilkan gas.
Fisiologi
Sifat biakan
• pH optimum 7,6 – 9,0
• seperti spesies Vibrio lainnya, membutuhkan
perbenihan selektif.
• Halofik (salt loving): membutuhkan minimal 2% NaCl.
Biotip alginolyticus tahan sampai 11% NaCl; penting
untuk membedakan dari biotip parahaemolyticus.
• Pada agar TCBS membentuk koloni besar, smooth
berwarna hijau (bedakan dari koloni V. Cholerae yang
berwarna kuning).
• Generation time: 9-15 menit. Ini penting untuk
epidemiologi gastroenteritis.
Struktur antigen

• Antigen O dan K penting untuk type secara


serologis
• Terdapat 11 tip O dan 57 tip K
Gejala klinis
• Dapat berupa gastroeteritis yang self limitting
sampai yang berat seperti pada kolera.
• Diare timbul dengan tiba-tiba dan sangat cair,
tanpa darah dan mukus.
• Kadang-kadang disertai sakit kepala dan panas
• Gejala berlangsung sampai 10 hari, rata-rata 72
jam. Pada kasus yang berat parlu perawatan
• Terdapat infiltrasi lemak dan cloudy swelling pada
hati.
Patogenesis
• Gejala dan tanda klinis serupa dengan yang disebabkan
oleh V. cholerae
• Belum pernah dapat diisolasi enterotoksin V.
parahemolyticus
• 95% isolat menunjukkan tes hemolisis Kanagawa
positif.
• Tes ini mendeteksi hemolisis yang heat stable, yang
melisiskan eritrosit manusia dan kelinci tetapi tidak
melisiskan eritrosit kuda.
• Hubungan yang tepat antara hemolisis dengan
enteropatogenik belum jelas. Hemolisin yang diberikan
ke dalam usus kelinci menyebabkan kolera dan
didapatkan adanya dilatasi dan degenerasi usus.
Diagnosis laboratorium
• Bahan pemeriksaan: tinja dan usap dubur
(Rectal Swab).
• Harus segera dlakukan pembiakan atau
dimasukkan ke dalam medium transpor (Cary
Blair atau Amies)
• Perbenihan: TCBS dan kaldu alkalipepton
dengan penambahan 3% NaCl.
Penyebaran Vibrio
Selama infeksi, Vibrio cholerae mengeluarkan
toksin kolera, sebuah protein yang
menyebabkan berlimpah, diare berair.
Kolonisasi usus kecil juga memerlukan toksin
pilus coregulated (TCP), tipis, fleksibel, embel-
embel filamen pada permukaan sel bakteri.
Identifikasi
Diagnosis V.cholera
1. Sampel /bahan pemeriksaan ;
tinja atau muntahan
2. Perbenihan
a. agar pepton / alkali pepton
b. agar darah dengan pH 9,0
c. TCBS
3. Uji fermentasi / Uji biokimia
a. gula – gula
b. test biokimia.
4. Test antisera V. cholera
Identifikasi / Pemeriksaan
V.cholera
Sampel/bahan

Alkali pepton
Suspensi kuman

Gram Negatif Gram positif

Media MC Media TCBS Test antisera

1. Fermentasi 1. Test ogawa


2. Uji biokimia 2. Inaba
3. Mikojiwa

You might also like