You are on page 1of 17

HIV/AIDS

KELOMPOK
POKOK BAHASAN

TINJAUAN KASUS

WOC

TINJAUAN ASKEP

VIDEO
Pengertian

 Acquired : Didapat, Bukan penyakit keturunan


 Immune : Sistem kekebalan tubuh
 Deficiency : Kekurangan
 Syndrome : Kumpulan gejala – gejala penyakit
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya
system kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV yang ditandai
dengan menurunnya system kekebalan tubuh sehingga pasien
AIDS mudah diserang oleh infeksi opurtinistik dan kanker (Djauzi
dan Djoerban,2003)
Etiologi

Golongan virus retro yang disebut Human


Immunodeficiency Virus (HIV)
Tipe HIV
a. Hiv-1
b. Hiv-2
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima
fase yaitu :

1. Periode jendela
2. Fase infeksi HIV primer akut
3. Infeksi asimtomatik
4. Supresi imun simtomatik
5. AIDS
Patofisiologi

Virus masuk ke dalam sel limposit (T4 helper) dan mengikat


membrane sel T4 helper. Dengan enzim reverse transcriptase, HIV
akan melakukan pemograman ulang materi genetic dari sel T4 yang
terinfeksi untuk membuat double standed DNA dan disatukan
kedalam nucleus sel T4 sebagai provirus kemudian terjadi infeksi yang
permanent.
Didalam sel virus berkembang biak dan pada akhirnya
menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru, virus
yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya dengan menempel pada limfosit yang memiliki
suatu reseptor protein disebut CD4 yang terdapat diselaput bagian
luar
Manisfestasi Klinis

a. Manifestasi Respiratori
b. Manifestasi Gastrointestinal
c. Manifestasi Kanker
d. Manifestasi Neurologik
e. Manifestasi dermatologic
f. Manifestasi Sistem Sensorik
Pemeriksaan Penunjang
(Diagnostik)
A. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
ELISA
Western blot
P24 antigen test
Kultur HIV
B. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
Hematokrit
LED
CD4 limfosit
Rasio CD4/CD limfosit
Serum mikroglobulin B2
Hemoglobulin
Penatalaksanaan
Medis

Pengobatan suportif
Pengobatan simptomatik
Pencegahan infeksi oportunistik dapat
digunakan antibiotic kotrimoksazol
Pemberrian ARV(Antriretroviral)
WOC
Pengkajian

Aktivitas / Istirahat Keamanan Seksualitas


Sirkulasi Interaksi sosial
Integritas dan Ego Penyuluhan/Pembelajaran
Eliminasi
Makanan / Cairan
Hygiene
Neurosensori
Nyeri / Kenyamanan
Pernafasan
Diagnosis
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
peningkatan produksi mucus ditandai dengan perubahan bunyi
napas, adanya sputum dan pasien mengatakan sesak pada dada dan
batuk
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi endotrakeal
ditandai dengan takipnea, napas pendek progresif dan pasien
mengatakan sesak pada dada
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan
karbondioksida ditandai dengan PCO2 meningkat dan PO2 menurun
dan pasien mengatakan sakit kepala
4. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan
adanya peningkatan suhu tubuh dan pasien merasa demam berulang
5. Diare berhubungan dengan infeksi pada gastrointestinal ditandai
dengan feses cair, diare pekat dan sering dan pasien merasa lemas
6. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare kronis ditandai
dengan turgor kulit buruk, diare intermitten dan pasien merasa mual
dan muntah
Lanjutan
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan diare dan manifestasi HIV
ditandai dengan turgor kulit buruk dan lesi pada rongga mulut, rectal,
perianal dan pasien merasakan rasa terbakar pada area – area lesi
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan masukan moral ditandai dengan kelemahan otot,
menurunnya massa otot dan pasien merasa mual, muntah dan tidak nafsu
makan
9. Nyeri berhubungan dengan efek sekunder terhadap batuk atau retraksi
otot dada, lesi pada mulut dan kulit, neurofati perifer ditandai dengan
nyeri tekan abdominal, lesi atas abses rectal, perianal dan pasien
mengatakan pusing, sakit kepala, nyeri panggul, nyeri dada, rasa
terbakar saat miksi
10. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun sekunder
terhadap gangguan pernafasan ditandai dengan batuk dan pasien
mengatakan sulit tidur dan sering terbangun
11. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan produksi energi,
kelemahan ditandai dengan kelemahan otot, tidak dapat menyelesaikan
AKS dan pasien mengatakan mudah lelah
Lanjutan

12.PK Anemia
13.Ansietas berhubungan dengan perubahan status sosial ditandai dengan
perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak normal dan
pasien mengingkari, cemas, depresi, takut, marah
14.Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai
dengan adanya perubahan interaksi dan pasien merasa kesepian
15.Perubahan proses pikir berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif,
prilaku, motorik ditandai dengan penurunan fungsi kognitif dan pasien
mengalami gangguan daya ingat dan kebingungan
16.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan dampak infeksi oportunitis
ditandai dengan penurunan berat badan dan pasien merasa dirinya
semakin kurus
17.Resiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi sensoris dan
ensefalopati
18.Resiko penularan berhubungan dengan kontak langsung dengan cairan
tubuh pasien
VIDEO PROSES INFEKSI HIV
TERIMAKASIH

You might also like