You are on page 1of 70

PERAN PERAWAT

DALAM PENERAPAN
KEWASPADAAN ISOLASI
Costy Pandjaitan, CVRN., SKM.,MARS.,PhD

Disampaikan pada acara seminar


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Salatiga, 07 Oktober 2018
CURICULUM VITAE
My name : Costy Pandjaitan, CVRN,SKM,MARS.,PhD
My DOB : 15 Agustus 1957
My status : Married
Organisasi: Perdalin, HIPPII, ICAs, Pokja PPI Kemenkes, PERSI
Contact : 0815 100 78374, 081296327022, Email: costypandjaitan@gmailcom

Work Experiences:
Cardiac Emergency Unit RSCM , sebagai pelaksana keperawatan (1979 – 1984)
Cardiac Emergency Unit NCCH Harapan Kita , sebagai Karu (1984 – 1999)
Infection Prevention Control Practitioner (1999- 2006)
Head of Infection Prevention Control Practitioner (2006- 2012)
Kasub.Komite Keperawatan bidang mutu (2012-2013)
Education/Course : Tim Penyusun buku:
Basic Course Infection Control APSIC, Singapore (2001) 1.Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes
Advanced Course Infection Control APSIC , Singapore (2001) 2.Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
Advanced Course Infection Control Hong Kong, (2004) 3.Pedoman PPI di GILUT
MOT Course Infection Control , MOH (2006) 4.Pedoman PI HIV P2PL
MOT Course Infection Control WHO/CDC, Thailand (2008) 5.Environment ASEAN OF APSIC
Congress APSIC, Hong Kong ( 2003),Singapore (2005) NARA SUMBER PPI:
MALAYSYA (2007),MACAU (2009),Melbourne ( 2011), Shanghai (2013) 1. BUKR Kemenkes 6. Pelkesi
Congress Infection Prevention Control, Tokyo(2009) 2. Kopartemen PPI PERSI
Course Infection Prevention Control APSIC, Singapore (2010)3. Perdalin
Course Infection Prevention Control CDC/WHO, Hong Kong (2010) 4.HIPPII
Course Infection Prevention Control TB (2010) Vietnam Nov 2016 5. IHT Rumah Sakit
Congress APSIC Thailand (2017)
Experiences in abroad : Inisiator Kursus Dasar PPI PERDALIN
Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985) 2005
Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001) Inisiator Kursus Lanjut PPI Perdalin
Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006) 2006
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011) Pendiri HIPPII thn 2006
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine ( 2011) Inisiator pelatihan IPCN Persi 2008
Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012) Inisiatorpelatihan IPCN lanjut th 2012
Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012) Inisiator pelatihan IPCD TH 2017
PENDAHULUAN
Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
Memberikan layanan
kesehatanbermutu,akuntabel,
transparan ke masyarakat

Patient safety

Mengurangi resiko HAIs PPI


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)

Standar Pelayanan Kebijakan Dasar


Rumah Sakit Kemenkes Hukum

UU RI N0 36/2009
UU RI N0 44/2009

Setiap RS harus melaksanakan PPI

Setiap individu terlibat termasuk perawat


UU RI NO.38 TAHUN 2014
TENTANG KEPERAWATAN BAB I PASAL 2

Praktik Keperawatan berdasarkan:


a. Perikemanusiaan;
b. Nilai ilmiah;
c. Etika dan profesionalitas;
d. Manfaat;
e. Keadilan;
f. Perlindungan; dan
g. Kesehatan dan keselamatan klien

5
PELAYANAN KEPERAWATAN PROFESSIONAL
SEBAGAI SUBSISTEM PELAYANAN KESEHATAN:

 Memberikan asuhan keperawatan, dukungan dan


kenyamanan pada klien;
 Mengkaji dan memantau kebutuhan kesehatan, serta
respon klien terhadap intervensi;
 Memberikan advokasi, dan pendidikan pada sistem klien
(individu, keluarga, kelompok dan komunitas);
 Mengidentifikasi kesenjangan asuhan dan
mengembangkan respon yang tepat;
 Memberikan dan mengkordinasi pelayanan kesehatan
sepanjang spektrum asuhan
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
PROFESSIONAL
 Pemberi asuhan keperawatan
 Komunikator
 Pendidik
 Pembela/Advokat klien
 Konselor
 Pembawa perubahan
 Pemimpin
 Manager
 Peneliti
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA
APerawat dan Klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-
nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan
hidup beragama klien.
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA
APerawat dan Klien
3) Tanggung jawab utama perawat adalah
kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu
yang dikehendaki sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA
Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
PENGERTIAN HEALTHCARE
ASSOCIATED INFECTIONS

Infeksi yang terjadi pada pasien selama


perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, dimana pada
saat masuk tidak ada infeksi atau tidak masa
inkubasi ,termasuk infeksi didapat di rumah
sakit tapi muncul setelah pulang juga infeksi
pada petugas karena pekerjaannya
PENGERTIAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Suatu upaya kegiatan untuk mencegah,


meminimalkan kejadian infeksi pada
pasien , petugas, pengunjung dan
masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya yang meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
TUJUAN PPI

Menurunkan atau meminimalkan


insiden rate infeksi terkait
dengan pelayanan kesehatan
pada pasien , petugas dan
pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
PROGRAM PENCEGAHAN DAN HH

PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


APD
Limbah

HAIs Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN
Audit
IPCN
ICRA
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN
KEWASPADAAN ISOLASI

Praktisi
 Melaksanakan penerapan kewaspadaan
standar dengan kepatuhan > 85 %
 Melaksanakan penerapan kewaspadaan
berdasarkan transmisi dengan kepatuhan >
85 %
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN
KEWASPADAAN ISOLASI
Komunikator
Mengkomunikasikan pengetahuan PPI secara
umum kepada pasien dan keluarganya yaitu
Kebersihan tangan
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Pengendalain lingkungan
Pengendalian limbah
Kebersihan pernapasan/ etika batuk
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN
KEWASPADAAN ISOLASI
Pendidik
Mendidik pasien dan keluarga tentang
prinsip-prinsip PPI dalam asuhan
keperawatan pasien yaitu
Kebersihan tangan
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Pengendalain lingkungan
Pengendalian limbah
Kebersihan pernapasan/ etika batuk
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN
KEWASPADAAN ISOLASI
Advokator
 Mengingatkan setiap individu bila
melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi
 Melindungi pasien dari risiko terjadinya
infeksi pada pasien dan keluarganya
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan kebersihan tangan 5 moment dan
indikasi lainnya sesuai kebiijakan dan SOP
TANGAN

Media transmisi kuman

“Tangan bagaikan pistol ,


dan kuman pelurunya ,
jika tidak melakukan
kebersihan tangan maka
kita menjadi pembunuh
darah dingin”
costy
Kuntjoro,PERSI
Kuntjoro,PERSI
AREAS MOST FREQUENTLY
MISSED

HAHS © 1999
EFFICACY OF HAND HYGIENE
PREPARATIONS IN KILLING
BACTERIA

Good Better Best

Plain Soap Antimicrobial Alcohol-based


soap handrub
Patients will be angry if they notice I
forget to cleanse my hands
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan penggunaan APD sesuai indikasi dan SOP

Jika melakukan tindakan terpapar atau


kemungkinan terpapar darah, cairan
tubuh, sekresi,ekskresi , kecuali
keringat, segera lepas jika selesai
tindakan
Memandikan pakai sarung tangan dapat
memindahkan mikroorganisme
No Jenis APD Tindakan
1 Topi Operasi, Insersi CVL,Persalinan, intubasi trahea, pengisapan lendir massive,
membersihkan peralatan kesehatan

2 Pelindung mata/wajah Operasi, Insersi CVL,Persalinan, intubasi trahea, pengisapan lendir massive,
membersihkan peralatan kesehatan

3 Masker Bedah Operasi, Insersi CVL,Persalinan, intubasi trahea, pengisapan lendir, merawat
pasien dengan transmisi droplet
Masker N95, dipakai jika melakukan tindakan yang menghasilkan aerosol,
membersihkan peralatan kesehatan, merawat luka

4 Sarung tangan Operasi, Insersi CVL,Persalinan, intubasi trahea, pengisapan lendir,memandikan


pasien diatas tempat tidur jika kulit tidak utuh, memasang infus, mengambil
darah vena maupun arteri, merawat pasien dengan transmisi kontak,
memberikan suntikan intra vena, merawat luka, kebersihan mulut
Sarung tangn rumah tangga membersihkan peralatan kesehatan

5 Gaun Operasi, Insersi CVL,Persalinan, intubasi trahea, pengisapan lendir massive,


merawat pasien dengan transmisi kontak, membersihkan peraalatan kesehatan,
merawat luka massive

6 Sepatu Operasi, Insersi CVL,Persalinan, saat bertugas


MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan pemrosesan alat kesehatan sesuai klasifikasi
Spaulding (kritikal,semi kritikal,non kritikal) dan sesuai SOP
• Segera proses alat kesehatan yang sudah dipakai melalui
proses pre-cleaning – cleaning – disinfeksi –sterilisasi sesuai
klasifikasi alat
• Simpan peralatan yang sudah diproses sesuai kebijakan dan
SOP
• Tidak menempatkan peralatan kesehatan sembarang
tempat
• Tidak menggunakan peralatan kesehatan sebelum diproses
setelah dipakai sebelumnya
ALUR PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN
PASIEN
PRE CLEANING CLEANING
(Rendam dengan (Dalam wadah
enzymatik/detergen dan air mengalir) DRYING
)

Sterilisasi

Peralatan
Kritikal
Minimal
DTT
Simpan
Peralatan semi
Kritikal Peralatan non Kritikal
GAMBARAN YANG TIDAK SESUAI PRINSIP PPI
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan penanganan linen sesuai kebijakan dan SOP
• Ganti linen setiap satu atau dua hari atau jika kotor dan
sesuai dengan kebijakan rumah sakit
• Tempatkan linen bersih pada lemari tertutup, dan tidak
bercampur dengan peralatan lainnya
• Pisahkan linen kotor ternoda darah dan cairan tubuh dengan
linen kotor tanpa noda darah dan cairan tubuh
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan pengendalian lingkungan sesuai dengan
kebijakan dan SOP
• Pertahankan ventilasi udara ruangan bersih dan baik
• Pertahankan mutu air di bersih
• Pertahankan permukaan lingkungan ruangan senantiasa
dalam kondisi bersih
• Tempatkan peralatan ruangan sedemikianrupa sehigga
mudah untuk dibersihkan
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan pengendalian limbah sesuai dengan
kebijakan dan SOP
• Segera buang limbah yang dihasilkan ke tempat pembuangan
limbah sesuai kebijakan dan SOP
• Pertahankan limbah tidak mencapai 34 penuh sudah dibuang
• Perahankan kebersihan kontainer sampah senantiasa bersih
Infeksius (hazard) 10 %

Patho Kontaminasi darah &


logical cairan tubuh

Penanganan Sharp Jarum suntik


Limbah ,scapel,lancet

General (non hazard) 85 %


Tidak
Pembungkus jarum,
kontaminasi
cairan,pempers,topi,mas
3R darah
&cairan
ker,sarung tangan,
plabot,tubing set
tubuh
REUSE
RE DUCE Chemical radioactive 5 %
RECYCLE Gas anaesthesi,limbah
chemotherapi,air raksa
General defnition and
classifcation
Major sources (hospitals and medical centres)
Tipe Chemical,
Infectious and
pharmaceutical Non-hazardous
Sumber Sharps pathological
and or general waste
waste
cytotoxic waste

Hypodermic Dressings, bandages, Packaging, food


needles, gauze and cotton Broken thermometers scraps, paper, flowers,
Medical intravenous set contaminated with
blood or body fluids;
and blood
pressure gauges, spilt
empty saline bottles,
non-bloody diapers,
ward needles, broken gloves and masks medicines, non-bloody
vials contaminated with spent disinfectants intravenous tubing
blood or body fluids and bags
and ampoules

Blood and other body


fluids; suction
canisters; gowns,
Needles,
gloves, masks, gauze Packaging;
Operating intravenous and Spent disinfectants uncontaminated
sets, scalpels, other waste Waste anaesthetic gowns, gloves,
theatre blades, contaminated with
blood and
gases masks, hats and shoe
covers
saws body fluids; tissues,
organs, fetuses, body
parts
Major sources (hospitals and medical centres)
Chemical,
Infectious and
pharmaceutical Non-hazardous
Sharps pathological
Tipe and or general waste
waste
Sumber cytotoxic waste

Blood and body fluids,


Fixatives; formalin;
Needles, broken microbiological
xylene, toluene,
glass, cultures and stocks,
methanol, methylene
Petri dishes, slides tissue, infected Packaging, paper,
Laboratory and animal carcasses,
chloride
and other solvents;
plastic containers
cover slips, broken tubes and containers
broken lab
pipettes contaminated with
thermometers
blood or body fluids

Packaging,
Pharmacy Expired drugs,
paper, empty
store spilt drugs
containers
Silver, fxing and
developing
Packaging,
Radiology solutions; acetic
paper
acid;
glutaraldehyde
Major sources (hospitals and medical centres)

Chemical,
Infectious and
pharmaceutical Non-hazardous
Tipe Sharps pathological
and or general waste
Sumber waste
cytotoxic waste

Bulk
chemotherapeutic
waste;
vials, gloves and
Chemothera Needles and other material Packaging,
contaminated with
py syringes cytotoxic
paper
agents; contaminated
excreta and
urine

Bulk vaccine
Vaccination Needles and
campaigns syringes
waste, vials, Packaging
gloves
Packaging, flowers,
Disinfectants
Environment (glutaraldehyde,
newspapers,
magazines,
al Broken glass phenols, etc.),
cardboard, plastic and
cleaners, spilt
services mercury, pesticides
glass containers, yard
and plant waste
Major sources (hospitals and medical centres)
Tipe Infectious and
pathological waste Chemical,
pharmaceutical Non-hazardous or
Sharps
Sumber and general waste
cytotoxic waste

Cleaning
solvents, oils,
lubricants, Packaging,
thinners, construction or
Engineering asbestos, demolition
broken waste,
mercury wood, metal
devices,
batteries
Food scraps;
plastic, metal
Food
and glass
services containers;
packaging
Major sources (hospitals and medical centres)
Sumber/Tipe Chemical,
Infectious and Non-hazardous
pharmaceutical
Sharps pathological or general
and
waste waste
cytotoxic waste
Needles and Cotton, gauze, Broken Packaging, ofce
dressings, gloves, thermometers and
syringes, paper, newspapers,
Physicians’ masks
blood magazines,
broken and other materials
pressure gauges, uncontaminated
ofces ampoules and
contaminated with
gloves and
blood or other body expired drugs,
masks
vials fluids spent disinfectants

Cotton, gauze,
Needles and Packaging, ofce
gloves, masks and
Dental paper, newspapers,
syringes, other
magazines,
Dental ofces materials amalgam, spent uncontaminated
broken contaminated with
disinfectants gloves and
ampoules blood and
masks
other body fluids

Lancets and Bandages and other


Home health insulin material
contaminated with
Broken
Domestic waste
care injection blood or other body thermometers
needles fluids
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan perlindungan kesehatan karyawan sesuai
kebijakan dan SOP
• Pertahankan kondisi kesehatan prima saat bekerja
• Pertahankan tidak menggunakan asesoris di tangan saat
bekerja
• Pertahankn menggunakan pakaian seragam dalam kondisi
bersih
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan penempatan pasien sesuai dengan kebijakan
dan SOP
• Tempatkan pasien dengan jarak minimal satu meter
• Pisahkan pasien jika tdk bisa menjaga kebersihan
lingkungannya
• Tempatkan pasien sesuai dengan transmisi
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan penggunaan jarum suntik yang aman sesuai
kebijakan dan SOP
• Pertahankan senantiasa menggunakan jarum suntik sekali
pakai
• Segera buang jarum suntik yang sudah dipakai ke tempat
benda tajam tahan tusuk dan tahan air
• Tdk menempatkan jarum suntik habis pakai di sembarang
tempat
• Tidak pernah menutup kembali jarum suntik yang telah
digunakan
GAMBARAN YANG TIDAK SESUAI
PRINSIP PPI
MELAKSANAKAN PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR
Melaksanakan kebersihan pernapasan /etika batuk sesuai
dengan SOP
• Pertahankan senantiasa melaksanakan kebersihan
pernapasan/etika batuk sesuai kebijakan dan SOP
• Tidak mengupil saat bertugas
Etika
batuk/bersin
PENERAPAN
KEWASPADAAN
BERDASARKAN TRANSMISI

Transmisi Transmisi Droplet Transmisi Airborne


Tempatkan pasien
Contact; Tempatkan tersendiri bila
Tempatkan pasien tersendiri memungkinkan,
pasien tersendiri bila atau
kohorting,pakai
bila memungkinkan, APD masker
memungkinkan, atau N95,jika
atau kohorting,pakai melakukan
tindakan yang
kohorting,pakai APD masker menghasilkan
APD Sarung bedah aerosol, pasien
tangan &gaun pakai masker
bedah ,jjika masih
batuk
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TRANSMISI KONTAK
Laksanakan kewaspadaan standar/lapis pertama
Tempatkan pasien di ruangan tersendiri, jika tidak
memungkinkan lakukan kohorting
• Pasien senantiasa berada di ruangan, kecuali jika ada
tindakan/terapi keluar ruangan lain
Pembersihan ruangan dua kali sehari dan bila perlu ,tidak
perlu melakukan fogging dan UV
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TRANSMISI KONTAK
Gunakan Alat Pelindung Diri;
• Sarung tangan dipakai jika kontak dengan pasien atau
permukaan ruangan pasien
• Gaun,
• jika diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg pasien,
permukaan lingkungan atau peralatan pasien (diare, inkontinensia,
kolonostomi, slang drainase).
• lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan dan pastikan pakaian tidak
menyentuh lagi permukaan tercemar dlm ruangan
• Masker atau pelindung wajah,jika tindakan kemungkinan ada percikan atau
cipratan
• Peralatan kesehatan, tensi meter,stetoscope,termometer dipakai
tersendiri,segera didisineksi atau dibuang setelah dipakai
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TRANSMISI DROPLET
Laksanakan kewaspadaan standar/lapis pertama
Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh terbuka
Pembersihan ruangan dua kali sehari dan bila perlu ,tidak perlu
melakukan fogging dan UV
Tempatkan pasien di ruangan tersendiri, jika tidak
memungkinkan lakukan kohorting, tidak memungkin ber jarak
minimal satu meter
• Pasien senantiasa berada di ruangan, kecuali jika ada
tindakan/terapi keluar ruangan lain, pasien menggunakan
masker bedah
Gunakan Alat Pelindung Diri
• Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien (2
m pada pasien flu burung)
• Sarung tangan dan gaun
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TRANSMISI DROPLET
Pemindahan pasien :
• Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan
masker pada pasien saat proses pemindahan
Penanganan Limbah
• Limbah terkontaminasi darah dan cairan tubuh dimasukkan
dalam kantong kuning
• Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh
dimasukkan dalam kantong hitam
• Limbah terkontaminasi darah dan cairan tubuh dimasukkan
dalam kantong kuning
• Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh
dimasukkan dalam kantong hitam
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TRANSMISI AIRBORNE
Laksanakan kewaspadaan standar/lapis pertama
Ventilasi udara, pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 kali /jam
Ruangan tekanan negatif, termonitor, pintu harus selalu tertutup rapat
Tidak menggunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter HEPA (high efficiency
particulate air) yang menyaring udara ruangan yang dibuang keluar.
Pencegahan dan pengendalian
infeksi transmisi airborne
PENGENDALIAN LINGKUNGAN UDARA:
 Penggunaan Sistem Ventilasi:
- Alamiah
- Mekanik
- Campuran

 Penggunaan Radiasi Ultraviolet


pada Aliran Udara Atas
Pencegahan dan pengendalian
infeksi transmisi airborne
Ventilasi Alami
 Membuat jendela dan pintu agar
terjadi pergerakan udara masuk dan
keluar
 Menciptakan penataan ruang tunggu,
ruang pemeriksaan, dan ruang
perawatan yang benar
 Terbaik dan yang sangat
dianjurkan
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TRANSMISI AIRBORNE
Pembersihan ruangan dua kali sehari dan bila perlu ,tidak perlu
melakukan fogging dan UV
Tempatkan pasien di ruangan tersendiri, jika tidak memungkinkan
lakukan kohorting,jika tidak memungkin beri jarak minimal dua
meter
• Pasien senantiasa berada di ruangan, kecuali jika ada
tindakan/terapi keluar ruangan lain, pasien menggunakan masker
bedah
Gunakan Alat Pelindung Diri
• Gunakan masker bedah untuk pasien, masker N95 untuk petugas
jika melakukan tindakan yang menghasilkan aerosol
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TRANSMISI AIRBORNE

Pemindahan pasien :
• Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien saat proses
pemindahan
• Edukasi etika batuk,
Penanganan Limbah
• Limbah terkontaminasi darah dan cairan tubuh dimasukkan dalam
kantong kuning
• Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh
dimasukkan dalam kantong hitam
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI
RUANGAN ISOLASI PROTEKTIF
Untuk Rumah Sakit yang melakukan transplantasi organ

Diperlukan tekanan udara positif terhadap koridor

Hepafilter dengan 6-12 ACH

Mis: transplantasi stemcellhati hati terhadap spora jamur,


pasien immunosupressive
CONTOH PERHITUNGAN ACH
- Luas jendela terbuka :
tinggi 0.5 m x lebar 0.5m = 0.25m2
- Kecepatan udara lewat jendela : 0.5 m/detik
- Volume ruangan :
Panjang 3 m x lebar 5 m x tinggi 3 m = 45 m

Perhitungan ACH :
= Luas jendela X kecepatan udara lewat jendela X
3600detik/jam
Volume ruangan
= 0.25m 2 x 0.5m/detik x 3600 detik/jam = 10 ACH
45m3
ACH pada ventilasi natural
Kondisi ruangan ACH
Jendela dibuka penuh+pintu dibuka 29,3 – 93,2

Jendela dibuka penuh+pintu 15,1 -31,4


ditutup
Jendela dibuka separuh+pintu 10,5 - 24
ditutup
Jendela ditutup+pintu dibuka 8,8
Qian ,Seto WH,Li Y,University of Hongkong and Queen Mary
Hospital,observed inan experimentIn China,Hongkong during SAR
PERSY
ARA
A
T N SISTEM VENTILASI
MEKANIK
 Mengalirkan udara bersih dan
menggantikan udara di dalam ruangan
 Menyaring (dengan pemasangan filter)
partikel yang infeksius dari udara yang di
resirkulasi
 Ditambahkan lampu UVGI untuk
mendesinfeksi udara yang di resirkulasi
PRINSIP DASAR PELAYANAN

HEAD KNOWLEDGE

HARD SKILL

3H HEART ATTITUDE

SOFT SKILL

HAND SKILL
RANGKUMAN
• Rumah Sakit dan Fasyankes harus memberikan
pelayanan yang aman dan nyaman ke masyarakat
melalui penerapan patient safety
• Salah satu goal dari patient safety adalah mengurangi
resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan yang disebut
dengan HAIs
• HAIs dapat dicegah /diminimalkan melalui program PPI
• Penerapan PPI melibatkan dan komitment semua
individu yang berada di RS dan Fasyankes, termasuk
perawat
• Dengan melaksanakan program PPI diharapkan dapat
mengurangi HAIs, sehingga mutu layanan kesehatan
dapat ditingkatkan
VENTILASI CAMPURAN
Apa yang dibutuhkan untuk
mengukur ACH?
1. A tape measure
2. Vaneometer
3. Smoke tube
4. Calculator
5. Note pad
RUANG TEKANAN
NEGATIF

Tampak dari luar Bagian dalam


costypandjaitan@gmail.com

You might also like