You are on page 1of 9

MODUL 3

PATOLOGI PERSALINAN
Skenario 3:Ny. Siti yang malang

Ny. Siti, 27 tahun, dibawa ke rumah sakit dalam keadaan perdarahan berat pasca persalinan. Enam jam yang
lalu Ny. Siti melahirkan secara spontan bayi pertamanya dengan berat badan 3000 gr dengan ditolong bidan. Ny. Siti
sudah mengalami pecah ketuban sejak 2 hari yang lalu. Setelah bayi lahir, plasenta tidak bisa dilahirkan dengan
spontan. Dari hasil pemeriksaan dijumpai kesadaran somnolen, TD 60/40 mmHg, nadi sangat lemah, RR: 30x/menit,
bibir sianosis, akral dingin dan pucat. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya plasenta akreta. Setelah
memperbaiki keadaan umumnya, terhadap Ny.Siti dilakukan histerektomi dan selanjutnya dirawat di ICU. hari ke-3
dirawat di ICU, Ny. Siti juga mengalami demam tinggi 40°C, luka bekas operasi bernanah, dan lokia (darah nifas)
berbau busuk.
Setelah seminggu dirawat di ICU, kondisi Ny.Siti pun membaik dan diperbolehkan pulang. Akan tetapi
beberapa hari kemudian Ny.Siti kembali ke rumah sakit dengan keluhan payudaranya membengkak dan nyeri karena
tidak mau menyusui anaknya. Keluarga yang mengantarnya ke rumah sakit juga mengeluhkan perubahan sikap dan
tingkah laku Ny. Siti pasca melahirkan. Ny.Siti sangat mudah tersinggung, marah, mengamuk dan menangis sendiri
serta tidak mau memperdulikan anaknya. Keluarganya sangat bingung dengan kondisi Ny.Siti tersebut.
Bagaimana anda menjelaskan kondisi Ny.Siti, dan dapatkah kondisi tersebut dicegah?
JUMP 1 TERMINOLOGI

1. Plasenta Akreta
Implantasi abnormal plasenta pada dinding uterus sehingga sulit terlepas

2. Histerektomi
Suatu prosedur pembedahan mengangkat rahim yang dilakukan oleh ahli kandungan.
JUMP 2 & 3 RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA

1. Mengapa ny.Siti mengalami perdarahan berat pasca persalinan?apakah berhubungan dengan usia,dan faktor
lainnya?
• Ny. Siti mengalami perdarahan post partum (PPP) primer, yaitu kehilangan darah (>500cc pada persalinan
pervaginam ataupun 1000 cc pada persalinan perabdominam) dalam 24 jam pertama (sekunder: setelah 24 jam
pertama sampai 6 minggu pasca persalinan). Jika massif/berat, perdarahan bisa mencapai >1000. PPP bukan suatu
diagnosis, harus dicari penyebabnya, seperti atonia uteri, robeknya jalan lahir, retensio plasenta, gangguan
pembekuan darah, dll.
• PPP yang dialami ny. Siti kemungkinan diakibatkan oleh retensio plasenta, karena plasentanya tidak lahir secara
spontan. Pada PPP akibat atonia uteri, lemahnya kontraksi uterus menyebabkan perdarahan dari tempat implantasi
plasenta tidak bisa tertutup→ kehilangan banyak darah.

2. Mengapa Ny. Siti sudah mengalami pecah ketuban sejak 2 hari yang lalu?
• Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum tanda-tanda persalinan mulai dan ditunggu satu
jam belum terjadi inpartu.
• Ketuban dapat pecah karena kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah
tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh sehingga pecah.
3. Mengapa Ny. Siti melahirkan bayinya secara spontan sementara plasenta tidak bisa dilahirkan dengan spontan?
• Plasenta tidak dilahirkan secara spontan mungkin karena terjadi retensioo plasenta, yaituplasenta yang tidak lahir
setelah 30 menit setelah janin lahir.
• Penyebab: Fungsional
> his kurang kuat→ plasenta tidak dapat terdorong keluar
> plasenta sukar lepas karena tempatnya (insersi disudut tuba) dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil)

4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik Ny. Siti?


• Kesadaran somnolen: penurunan kesadaran karena mengalami syok hipovolemik akibat perdarahan berat pasca
persalinan→ penurunan perfusi dan oksigenasi ke otak→ penurunan kesadaran.
• TD 60/40 mmHg: karena terjadi penurunan aliran darah balik ke jantung sehingga menyebabkan penurunan cardiac
output→ hipotensi
• Nadi sangat lemah: karena curah jantung menurun secara signifikan sehingga menyebabkan nadi perifer melemah
• RR: 30x/menit: kompensasi tubuh untuk mencukupi intake oksigen ke organ vital
• Bibir sianosis, akral dingin dan pucat: penurunan pengisian kapiler yang berkaitan dengan penurunan perfusi
jaringan akibat perdarahan (syok hipovolemik) yang terjadi.
5. Apa indikasi dan kontraindikasi dari histerektomi?
Indikasi:
a. Ruptur uteri
b. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol dengan cara-cara yang ada, misalnya pada :
1)Atonia uteri
c. Infeksi intrapartal berat.
d. Uterus miomatosus yang besar.
e. Kematian janin dalam rahim dan missed abortion dengan kelainan darah.
f. Kanker leher rahim.

Kontra Indikasi
a. Atelektasis
b. Luka infeksi
c. Infeksi saluran kencing
d. Tromoflebitis
e. Embolisme paru-paru.
f. Riwayat Laparotomy sebelumnya
6. Bagaimana cara mendiagnosa Plasenta Akreta?
USG Alat skrining yang baik untuk mendeteksi Plasenta Akreta

7. Mengapa Ny. Siti mengalami demam tinggi 40°C, luka bekas operasi bernanah, dan lokia berbau busuk?
Demam 40°C: merupakan manifestasi dari komplikasi tindakan histerektomi yaitu infeksi post operatif. Komplikasi
post operatif yang paling sering adalah demam yang terjadi sekitar 10%-20% wanita. Hal ini terjadi dikarenakan
berbagai alasan : 1) infeksi pada area operasi,
2) infeksi dari tempat yang jauh dari area operasi,
3) penyebab yang tidak diketahui. Demam yang tidak hilang dengan tanda dan simptom dan
adanya temuan laboatorium dengan sangkaan berasal dari area operasi, membutuhkan
antibiotik.

8. Bagaimana Komplikasi dari perdarahan yang dialami Ny.Siti?


- Anemia - Kematian postpartum depression
- Iskemia
9. Mengapa payudara Ny. Siti membengkak dan nyeri karena tidak mau menyusui anaknya?
• Payudara bengkak: Ketika ASI secara normal dihasilkan maka payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat
fisiologis dan dengan pengisapan yang efektif serta pengeluaran ASI oleh bayi maka rasa penuh tersebut pulih
dengan cepat. Namun, dapat menjadi stasis (sumbatan/bendungan). Pada stasis ASI, payudara terisi sangat penuh
dengan ASI dan cairan jaringan → tersumbatnya aliran vena dan limfatik→ payudara bengkak dan edem
• Nyeri: mengindikasikan telah terjadi proses infeksi pada saluran payudara. Bisa saja disebabkan oleh infeksi
candida, tetapi akhir-akhir ini Staphylococcus Aureus telah diidentifikasi sebagai pathogen penyebab sensasi nyeri
tersebut.

10. Mengapa ny. Siti mengalami perubahan sikap dan tingkah laku pasca bersalin?
Ny. Siti mengalami post partum blues → disebut juga maternity blues atau baby blues merupakan suatu sindroma
gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan. Tanda dan gejala-gejala Post
Partum Blues diantaranya adalah reaksi depresi, atau sedih, disforia, menangis, mudah tersinggung
(iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan gangguan nafsu
makan.
JUMP 4 SKEMA
Patologi Persalinan

Saat Persalinan Masa Nifas

Ketuban Pecah Perdarahan Infeksi Laktasi Psikologi


Dini Post Partum

Etiologi,Epidemiologi,
Faktor Risiko

Tatalaksana Rujukan

Komplikasi &
Prognosis
JUMP 5 LEARNING OBJECTIVE
1. Kelainan pada Persalinan
a. KPD (Ketuban Pecah Dini)
b. PPP (Perdarahan Post Partum)
2. Kelainan masa Nifas
a. Infeksi
b. Laktasi
c. Psikologi

You might also like