You are on page 1of 12

KORUPSI SEBAGAI SALAH SATU

BENTUK PENYELEWENGAN DAN


PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN

KELOMPOK IV
KELOMPOK :
• Ratih 2131210001
• Shindi Yunia Purwanto 2131210011
• Ledisia Hedo Ramadani 2131210023
• Rosha Damayanti Aulia 2131210033
• Nurfitria Imani Darusman 2131210046
• Nenny Hariyanto 2131210047
• Afrizal Dwi Cahyo 2131210051
• Faris Ilham Maulana 2131210056
• Makmun Nawil Liem Sahal 2131210065
• Syarofis Si’ayah 2131210081
PENGERTIAN
• Korupsi ( bahasa latin: courruptio dari kata kerja
corrumpere, yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok).
• Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat
publik, baik politikus/politisi maupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri atau memperkaya mereka yang
dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka.
Dampak dan Tindakan Korupsi
1.Kesejahteraan umum Negara menjadi
tergganggu

Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah


sering menguntungkan pemberi sogok,
bukannya rakyat luas.
2.Demokrasi

• Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit


demokrasi dan tata pemerintahan yang baik
(good governance) dengan cara
menghancurkan proses formal.
3. Menghambat investasi dan
pertumbuhan ekonomi.
• Menurut Chetwynd et al (2003), korupsi akan
menghambat pertumbuhan investasi. Baik
investasi domestik maupun asing.
4. Korupsi melemahkan kapasitas dan
kemampuan pemerintah dalam
menjalankan program pembangunan.
• Pada institusi pemerintahan yang memiliki
angka korupsi rendah, layanan publik
cenderung lebih baik dan lebih murah. Terkait
dengan hal tersebut, Gupta, Davoodi, dan
Tiongson (2000) menyimpulkan bahwa
tingginya angka korupsi ternyata akan
memperburuk layanan kesehatan dan
pendidikan.
5. Korupsi berdampak pada
penurunan kualitas moral dan akhlak.
• . Rasa saling percaya yang merupakan salah
satu modal sosial yang utama akan hilang.
Akibatnya, muncul fenomena distrust society,
yaitu masyarakat yang kehilangan rasa
percaya, baik antar sesama individu, maupun
terhadap institusi negara.
6. Mempersulit Pembangunan
Ekonomi

• Korupsi juga mempersulit pembangunan


ekonomi dengan membuat distorsi dan
ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor
privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga
karena kerugian dari pembayaran ilegal,
ongkos manajemen dalam negosiasi dengan
pejabat korup, dan risiko pembatalan
perjanjian atau karena penyelidikan.
Kebijakan pemerintah dan peran
masyarakat dalam pemberantasan
korupsi
• Kebijakan Pemerintah
Presiden Susilo Bambang Budhiyono telah mengeluarkan
istruksi presiden nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, yang menginstruksikan secara khusus
kepada Jaksa Agung dan Kapolri untuk mengoptimalkan upaya –
upaya penyidikan/penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
untuk menghukum pelaku dan menyelamatkan uang Negara,
Mencegah dan memberikan sanksi tegas terhadap
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh jaksa
(penuntut umum)/ anggota Polri dalam rangka penegakan
hukum, serta meningkatkan kerjasama antara kejaksaan dengan
kepolisian Negara RI dan institusi Negara yang terkait dengan
upaya penegakan hukum dan pengembalian kerugian keuangan
akibat tindak pidana korupsi.
Peran Serta Masyarakat
Bentuk – bentuk peran serta masyarakat dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi menurut UU no. 31 tahun
1999 antara lain :
• Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya
dugaan tindak pidana korupsi
• Hak untuk memperoleh layanan dalam mencari, memperoleh, dan
memberikan informasi adanya dugaan telah tindak pidana korupsi
kepada penegak hukum
• Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab
kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana
korupsi
• Hak memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yang
diberikan kepada penegak hukum dengan waktu paling lama 30 hari
• Hak untuk memperoleh perlindungan hukum
• Penghargaan pemerintah kepada masyarakat

You might also like