You are on page 1of 76

SHALAWAT

Definisi Shalawat

Definisi Shalawat
Sholawat dalam bahasa Arab adalah Ash Sholat ‫ الصالة‬yang artinya do’a atau permohonan
Adapun pengertian Sholat (Shalawat) atas Nabi menurut para ‘Ulama maksudnya adalah: “Sanjungan yang
baik dari Allah kepada Rasulullah r
Sebagaimana dikatakan Abu Ulyah
‫علَ ْي ِه ِع ْن َد ْال َمالَئِ َك ِة‬
َ ُ‫َّللا ثَنَا ُؤه‬
ِ ‫صالَة ُ ه‬
َ

“Shalawat Allah adalah pujian-Nya kepada beliau r di hadapan para malaikat.” (HR. Bukhari)
Dalil Shalawat

Dalil Shalawat

‫َ ِلِّ ُموا ت َ َْ ِليما‬ َ ‫صلُّوا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِِ ‫ي يَا أَيُّ ََها اله‬
َ ‫ين م َمنُوا‬ ِِّ ‫ب‬
ِ ‫ه‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ون‬
َ ُّ َ ُ‫َّللا َو َم َالئِ َكتَهُ ي‬
‫صل‬ َ ‫ِإ هن ه‬
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS. Al Ahzab: 56)
Sebagian ulama mengatakan bahwa makna shalawat dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah
istighfar (mohon ampunan) dan dari manusia adalah do’a.
Keutamaan Shalawat

1. Mendapat shalawat dari Allah

َ ‫علَ ْي ِه‬
‫ع ْشرا‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫اح َدة‬
ِ ‫ي َو‬ َ ‫صلهى‬
‫علَ ه‬ َ ‫َم ْن‬

“Barangsiapa memohonkan shalawat atasku sekali, Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.”
[HR Muslim, no. 408, dari Abu Hurairah].

Makna Allah bershalawat disini adalah bahwa Allah akan memberikan limpahan rahmat, ampunan, pujian,
kemuliaan dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya.
Keutamaan Shalawat

2. Digugurkan dosa dan ditinggikan derajatnya


Dari Anas bin Malikradhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah r bersabda,

‫ع ْش ُر‬
َ ‫ت عنه‬ َّ ‫ و ُح‬،‫صلَ َوات‬
ْ ‫ط‬ َ ‫ع ْش َر‬ َ ، ً ‫ي صالة ً واحدة‬
َ ‫صلى هللاُ عليه‬ َّ ‫عل‬ ‫ى‬َّ ‫َمن صل‬
‫ع ْش ُر دَ َر َجات‬ ْ َ‫ورفِع‬
َ ‫ت له‬ ُ ، ‫خَطيات‬
“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya
sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh
derajat/tingkatan (di surga kelak)
Keutamaan Shalawat

3. Mendapat syafaat di hari kiamat


Dari Abu Ad-Darda Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah r bersabda:

‫ع ِتي يَ ْو ََ ْال ِِيَا َم ِة‬ َ ُ‫ع ْشرا أ َ ْد َر َكتْه‬


َ ‫شََا‬ َ ‫ع ْشرا َو ِح‬
َ ‫ين يُ ْم َِي‬ َ ‫ص ِب ُح‬
ْ ُ‫ين ي‬
َ ‫ي ِح‬ َ ‫صلهى‬
‫علَ ه‬ َ ‫َم ْن‬

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka dia akan
mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. ath-Thabrani)
Keutamaan Shalawat

4. Doa akan dikabulkan


Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah r bersabda:

‫ي‬ َ ‫ص ِلِّي‬
ِِّ ‫علَى النه ِب‬ َ ُ‫وب َحتهى ي‬
ٌ ‫اء َم ْح ُج‬
ٍ ‫ع‬َ ‫ُك ُّل ُد‬

“Setiap doa tertutup (terhalang dari pengabulannya) hingga ia bershalawat kepada Nabi r.” (HR. ad-
Dailami)
Keutamaan Shalawat

5. Shalawat sampai ke nabi


Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ُ ‫ص َالت َ ُكَ ت َ ْبلُُُ ِني َحي‬


َْ ُ ‫ُْ ُك ْنت‬ َ ‫صلُّوا‬
‫عل َ ه‬
َ ‫ي ََِِ هن‬ َ ‫الَ ت َ ْجعَلُوا قَب ِْري ِعيْدا َوالَ ت َ ْجعَلُوا بُيُوت َ ُك َْ قُبُورا َو‬

“Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai (tempat) berhari raya dan jangan kalian jadikan rumah kalian
sebagai kuburan. Dan bershalawatlah kepadaku di mana pun kalian berada karena sesungguhnya shalawat
kalian (itu) sampai kepadaku.” (HR. Abu Dawud)
Keutamaan Shalawat

6. Dido’akan malaikat
Dari Shahabat ‘Abdurrahman bin ‘Auf, beliau berkata, “Rasulullah r keluar menuju ke tempat shadaqah,
lalu masuk kemudian menghadap Kiblat dan sujud dan memanjangkan sujudnya. Aku mengira bahwa Allah
telah mencabut nyawanya disaat sujud, maka aku mendekatinya dan duduk, maka tiba-tiba Rasulullah r
mengangkat kepalanya dan bertanya, “Siapa ini?”
Aku menjawab, “’Abdurrahmaan.”
Rasulullah r bertanya, “Apa urusanmu?”
Aku menjawab, “Ya Rasulullah, engkau sujud dengan sujud dimana aku takut Allah telah mencabut
nyawamu.”
Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku membawa berita gembira dan
berkata,“Sesungguhnya Allah berfirman, barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasmu, wahai
Muhammad, dan mengucapkan salam padamu, maka aku (Jibril) pun memberi shalawat dan salam untuk
orang itu. Maka aku sujud kepada Allah sebagai bagian dari syukurku kepada-Nya.”(HR.Ahmad)
Lafadz Shalawat dari Nabi r

Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil yang shahih adalah :

َ َْ ِّ‫َ ِل‬
‫علَى نَ ِب ِيِّنَا ُم َح هم ٍد‬ َ َ‫اَلله َُه ه‬
َ ‫ص ِِّل َو‬
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad .
[HR. At-Thabrani]
Lafadz Shalawat dari Nabi r

Bahwasanya Nabi r telah bersabda, “Orang yang bakhil (kikir/pelit) itu ialah orang yang apabila namaku
disebut disisinya, kemudian ia tidak bershalawat kepadaku (dengan )

َ‫صلى ا هلل عليه وَل‬


(shallallahu ‘alaihi wa sallam”").
[HR. AT Tirmidzi, Ahmad, An Nasa-i, Ibnu Hibban, Al Hakim, dan Ath Thabraniy ].
Lafadz Shalawat dari Nabi r

Dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,

‫ي‬ ‫م‬
ِّ ِ ُ ِِّ ‫ي األ‬ ِِّ ‫علَى ُم َح هم ٍد النه ِب‬ َ َ‫الله َُه ه‬
َ ‫ص ِِّل‬
“Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi”
Lafadz Shalawat dari Nabi r

‫ فكيف الصالة ؟ قال‬، ‫ أما السالم عليك فقد عرفناه‬، ‫يا رسول هللا‬
‫ كما صليت‬، ‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد‬: ‫ ( قولوا‬:
‫ اللهم بارك على محمد وعلى آل‬، ‫ إنك حميد مجيد‬، ‫على إبراهيم‬
) ‫ إنك حميد مجيد‬، ‫ كما باركت على إبراهيم‬، ‫محمد‬
“ Wahai Rasulullah, tata cara salam terhadapmu, kami sudah tahu. Namun bagaimana cara kami
bershalawat kepadamu? Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda: ‘Ucapkanlah: Allahumma Shalli
‘ala Muhammad Wa ‘ala Aali Muhammad, Kamaa Shallaita ‘ala Ibrahim Innaka Hamiidum Majid.
Allahumma Baarik ‘ala Muhammad Wa ‘ala Aali Muhammad, Kamaa Baarakta ‘ala Ibraahim, Innaka
Hamiidum Majid‘”. (HR. Bukhari)
Lafadz Shalawat dari Nabi r

Dalam riwayat yang lain lafadz shalawat sebagai berikut,

‫علَى آ ِل‬ َ ‫يم َو‬


َ ‫ه‬
ِ ‫ا‬‫ْر‬
َ ‫ب‬‫إ‬
ِ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ْت‬
َ ‫ي‬َّ ‫ل‬‫ص‬َ ‫ا‬ ‫م‬
َ َ
‫ك‬ ، ‫د‬‫م‬َّ ‫ح‬
َ ‫م‬
ُ ‫ل‬
ِ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫و‬َ ، ‫د‬‫م‬ َّ ‫ح‬
َ ‫م‬
ُ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ِّ
‫ل‬ ِ ‫ص‬
َ ‫م‬َّ ‫ه‬
ُ َّ ‫الل‬
‫ َك َما‬، ‫علَى آ ِل ُم َح َّمد‬ َ ‫ َو‬، ‫علَى ُم َح َّمد‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫ اللَّ ُه َّم ب‬، ٌ ‫ ِإنَّ َك َح ِميد ٌ َم ِجيد‬، ‫يم‬ َ ‫ِإب َْرا ِه‬
َ ‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِه‬
ٌ‫ ِإنَّ َك َح ِميدٌ َم ِجيد‬، ‫يم‬ َ ‫علَى ِإب َْرا ِه‬
َ ‫ َو‬، ‫يم‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫ب‬
“Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada
Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan
kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia”
Waktu Bershalawat

Secara umum, shalawat untuk Nabi r ada dua,

Pertama, shalawat mutlak


Itulah shalawat yang dikerjakan di setiap kesempatan, tanpa batas waktu dan tempat tertentu. Kita
dianjurkan untuk banyak membaca shalawat kepada Nabi r.
Semakin banyak shalawat yang kita lantunkan, sebakin besar peluang untuk mendapat keistimewaan di sisi
Nabi r. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda,

‫ي صالة‬
‫أكثرهَ عل ه‬
ُ ‫الناس ِب ْي يوَ الِيامة‬
ِ ‫أولَى‬
“Orang yang paling dekat dariku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.”
(HR. At-Tirmidzi)
Waktu Bershalawat

Kedua, shalawat muqayyad

Shalawat yang dikerjakan pada kesempatan khusus, baik dikerjakan pada waktu tertentu atau ketika
melakukan amal tertentu. Ada sekitar 11 keadaan, dimana kita dianjurkan untuk membaca shalawat.
Waktu Bershalawat

1. Ketika selesai adzan


Berdasarkan hadits Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash bahwa Nabi r bersabda:
َ ُ‫صلَّى هللا‬
‫علَ ْي ِه‬ َ ً ‫ص َالة‬َ ‫ي‬ َ ‫صلَّى‬
َّ َ‫عل‬ َ ‫ي فَإِنَّهُ َم ْن‬ َّ َ‫عل‬َ ‫صلُّوا‬َ ‫ ث ُ َّم‬،‫س ِم ْعت ُ ُم ال ِنِّدَا َء فَقُولُوا ِمثْ َل َما يَقُو ُل‬َ ‫ِإذَا‬
‫سلُوا هللاِ ِلي ْال َو ِسيلَةَ فَإِنَّ َها َم ْن ِزلَةٌ فِي ْال َجنَّ ِة الَ ت َ ْنبَ ِغي ِإالَّ ِلعَبْد ِم ْن ِعبَا ِد هللاِ َوأ َ ْر ُجو‬
َ ‫ ث ُ َّم‬،‫ع ْش ًرا‬ َ ‫ِب َها‬
ُ ‫عة‬َ ‫شفَا‬ َّ ‫ت لَهُ ال‬ْ َّ‫سأ َ َل ِلي ْال َو ِسيلَةَ َحل‬
َ ‫ فَ َم ْن‬،‫أ َ ْن أ َ ُكونَ أَنَا ُه َو‬
“Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan lalu bershalawatlah
kalian kepadaku. Karena sesungguhnya barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan
bershalawat kepadanya 10 kali. Lalu mintalah wasilah untukku karena (wasilah) itu adalah satu kedudukan
(yang tertinggi, red.) dalam jannah (surga) yang tidak sepantasnya (dimiliki) kecuali bagi seorang hamba di
antara hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala. Dan aku berharap (hamba) itu adalah aku. Maka siapa
yang memintakan wasilah tersebut untukku, maka halal baginya syafaat.”
(HR. Muslim)
Waktu Bershalawat

2. Ketika tasyahud awal atau akhir


Dari Ka’ab bin Ujrah, bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Nabi r tentang tata cara shalawat
ketika shalat. Beliau r menjawab, ‘Ucapkanlah:

َ ‫اللَّ ُّهم ص ِِّل على محمد وعلى آل محمد كما صلَّي‬


‫ْت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك‬
‫باركت على إبراهيم وعلى آل‬
َ ‫بار ْك على محمد وعلى آل محمد كما‬ِ ‫ اللَّ ُّهم‬،‫حميد مجيد‬
‫إبراهيم إنك حميدٌ مجيد‬

“Ya Allah, bershalawatlah kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah bershalawat
kepada Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Luas, Ya Allah, berkahilah
Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkahi ibrahim dan keluarganya,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Luas.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Waktu Bershalawat

3. Ketika hari jumat


Sejak malam hari jumat, sampai selesai siang hari jumat, kita dianjurkan memperbanyak membaca
shalawat.
Dari Aus bin Aus, Nabi r bersabda,

‫ فَأ َ ْكثِ ُروا‬.… ‫س َال ُم‬ َ ‫ فِي ِه ُخ ِلقَ آدَ ُم‬،‫َّام ُك ْم يَ ْو َم ْال ُج ُمعَ ِة‬
َّ ‫علَ ْي ِه ال‬ ِ ‫ض ِل أَي‬
َ ‫ِإ َّن ِم ْن أ َ ْف‬
‫ي‬
َّ َ ‫ل‬‫ع‬َ ٌ َ ‫ص َالت َ ُك ْم َم ْع ُرو‬
‫ضة‬ َ ‫ فَإِ َّن‬،‫ص َال ِة‬ َّ ‫ي ِم َن ال‬ َّ َ‫عل‬
َ
“Sesungguhnya hari yang paling mulia adalah hari jumat. Pada hari ini, Adam diciptakan… karena itu,
perbanyaklah membaca shalawat untukku. Karena shalawat kalian ditunjukkan kepadaku.” (HR. Nasa’I,
Abu Daud, Ibn Majah)
Waktu Bershalawat

4. Setiap pagi dan sore


Setiap pagi dan sore, kita dianjurkan membaca shalawat minimal 10 kali.
Dari Abu Darda’ radliallahu ‘anhu, Nabi r bersabda:

‫ أدركته‬، ‫عشرا‬
ً ‫عشرا و حين يمسي‬
ً ‫من صلى على حين يصبح‬
‫شفاعتي يوم القيامة‬
“Barangsiapa yang memberikan shalawat kepadaku ketika subuh 10 kali dan ketika sore 10 kali maka dia
akan mendapat syafaatku pada hari qiyamat.” (HR. At Thabrani)
Waktu Bershalawat

5. Ketika di Majlis
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi r bersabda,

‫ان‬ َ ‫صلُّوا‬
َ ‫ ِإ َّال َك‬،‫علَى نَ ِب ِيِّ ِه ْم‬ َّ ‫سا لَ ْم يَ ْذ ُك ُروا‬
َ ُ‫ َولَ ْم ي‬،‫َّللاَ فِي ِه‬ َ َ‫َما َجل‬
ً ‫س قَ ْو ٌم َم ْج ِل‬
َ ‫عذَّبَ ُه ْم َو ِإ ْن شَا َء‬
‫غفَ َر لَ ُه ْم‬ َ ‫ فَإِ ْن شَا َء‬،ً‫علَ ْي ِه ْم ِت َرة‬
َ
“Jika ada sekelompok kaum yang duduk bersama dan tidak mengingat Allah serta tidak memberi shalawat
kepada nabi mereka maka itu akan menjadi bahan penyesalan baginya. Jika Allah berkehendak, Allah akan
menghukum mereka, dan jika Allah berkehendak, Dia akan mengampuni mereka.” (HR. Ahmad, Turmudzi)
Waktu Bershalawat

6. Ketika menyebut Nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Ketika menyebut nama Nabi r, atau mendengar nama atau gelar beliau disebut, kita dianjurkan untuk
membaca shalawat. Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi r bersabda,

‫عل َ ه‬
‫ي‬ َ ُ‫ت ِع ْن َدهُ ََلَ َْ ي‬
َ ‫ص ِِّل‬ ُ ‫َر ِغ ََ أ َ ْن‬
ُ ‫ف َر ُج ٍل ُِ ِك ْر‬
“Celakalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bershalawat untukku.” (HR. turmudzi)
Waktu Bershalawat

6. Ketika menyebut Nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Ketika menyebut nama Nabi r, atau mendengar nama atau gelar beliau disebut, kita dianjurkan untuk
membaca shalawat. Dari Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma, Nabi r bersabda,

‫ي‬
َّ َ ‫ل‬‫ع‬َ ِّ
‫ل‬ ‫ص‬ ُ ‫ي‬
ِ َ ْ َّ‫م‬َ ‫ل‬ ‫م‬ُ ‫ث‬ ،ُ ‫ه‬َ ‫د‬ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
ِ ُ
‫ت‬ ‫ر‬
ْ ‫ك‬
ِ ُ ‫ذ‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ ُ
‫ل‬ ‫ي‬ ‫خ‬
ِ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬
“Orang yang bakhil adalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bersjalawat untukku.” (HR. Ahmad)
Waktu Bershalawat

7. Ketika berdoa
Mulailah doa anda dengan memuji Allah dan bershalawat untuk Nabi r. Dengan harapan, doa anda bisa
mustajab.
Umar bin Khattab mengatakan,

‫علَى‬
َ ‫ي‬
َ ِّ ‫ل‬
ِ ‫ص‬
َ ُ ‫ت‬ ‫ى‬َّ ‫ت‬‫ح‬َ ‫ء‬
ٌ ‫ي‬
ْ ‫ش‬
َ ُ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ ‫د‬َ ‫ع‬ ‫ص‬
ْ َ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫ض‬
ِ ‫ر‬
ْ َ ‫أل‬‫ا‬‫و‬َ ‫اء‬
ِ ‫م‬
َ ‫س‬
َّ ‫ال‬ ‫ْن‬
َ ‫ي‬َ ‫ب‬ ‫وف‬
ٌ ُ ‫عا َء َم ْوق‬َ ُّ‫ِإ َّن الد‬
‫سلَّم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫نَ ِب ِيِّ َك‬
“Sesungguhnya doa itu terkatung-katung antara langit dan bumi, dan tidak bisa naik, sampai dibacakan
shalawat untuk Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Turmudzi)
Waktu Bershalawat

8. Ketika masuk dan keluar masjid

Doa ini dibaca bersamaan dengan doa masuk masjid.


Dari Abu Usaid radhiyallahu ‘anhu, Nabi r bersabda,

‫ اللَّ ُه َّم‬:‫ ث ُ َّم ِليَقُ ْل‬،‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ي‬
ِّ ‫علَى النَّ ِب‬ َ ُ‫ِإذَا دَ َخ َل أ َ َحدُ ُك ُم ْال َم ْس ِجدَ فَ ْلي‬
َ ‫س ِلِّ ْم‬
ْ َ‫ اللَّ ُه َّم ِإ ِنِّي أ َ ْسأَلُ َك ِم ْن ف‬:‫ فَإِذَا خ ََر َج فَ ْليَقُ ْل‬، ‫اب َر ْح َم ِت َك‬
‫ض ِل َك‬ َ ‫ا ْفت َ ْح ِلي أَب َْو‬
“Apabila kalian masuk masjid maka berilah salam untuk Nabi r, kemudian baca: Allahummaf-tahlii
abwaaba rahmatik. Dan ketika dia keluar, hendaknya dia membaca: Allahumma inni as-aluka min fadhlik.”
(HR. Abu Daud)
Waktu Bershalawat

9. Takbir kedua ketika shalat jenazah

Shalawat disyariatkan untuk dibaca ketka takbir kedua shalat jenazah. Imam As-Sya’bi mengatakan,

‫أول تكبيرة من الصالة على الجنازة ثناء على هللا عز وجل والثانية صالة على النبي‬
َ‫صلى هللا عليه وَلَ والثالثة دعاء للميت والرابعة الَال‬

“Takbir pertama shalat jenazah adalah memuji Allah. Takbir kedua bershalawat untuk Nabi r. takbir ketiga
doa untuk jenazah, dan takbir keempat salam.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf).
Waktu Bershalawat

10. Ketika berada di Makam Nabi r

Abdullah bin Dinar mengatakan,

‫رأيت عبدهللا بن عمر يِف على قبر النبي صلى هللا عليه وَلَ ويصلي على النبي‬
‫صلى هللا عليه وَلَ وأبي بكر وعمر رضي هللا عنَهما‬
“Saya melihat Abdullah bin Umar berdiri di dekat kuburan Nabi r, kemudian beliau bershalawat untuk
Nabi r, mendoakan Abu Bakr, dan Umar.” (HR. Malik dalam Al-Muwattha’ dan Baihaqi dalam As-Sunan Al-
Kubro).
Waktu Bershalawat

11. Ketika setelah usai membaca qunut, disyariatkan diakhiri dengan membaca shalawat.

Dari Abdullah bin Harits, beliau mengatakan,

‫أن أبا حليمة معاِ بن الحارُ كان يصلي على النبي صلى هللا عليه وَلَ َي الِنوت‬

“Bahwa Abu Halimah, Muadz bin Harits, membaca shalawat untuk Nabi r ketika qunut.” (Fadhl As-Shalah
‘ala An-Nabi, Ismail bin Ishaq).
Waktu Bershalawat

12. Ketika khutbah Jum’at

َ ‫ان ت َ ْح‬
‫ت‬ َ ‫ع ْنهُ َو َك‬ َ ُ‫ضي هللا‬ ِ ‫ي ِ َر‬ ِّ ‫ل‬
ِ ‫ع‬
َ ‫ط‬ِ ‫ر‬ َ ُ
‫ش‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ي‬ ‫ب‬
ِ َ ‫أ‬ ‫ان‬َ َ
‫ك‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ َ ‫ة‬ َ ‫ف‬ ‫ي‬
ْ ‫ح‬
َ ‫ج‬
ُ ‫ي‬ ‫ب‬ َ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫ع ْو ِن ب ِْن أ‬ َ
‫ع ْنهُ فَ َح ِمدَ هللاُ تَعَالَـى‬ َ ُ‫ضي هللا‬ ِ ‫ع ِليًّا َر‬ َ ‫ص ِعدَ ْال ِم ْنبَ َر يَ ْعنِي‬ َ ُ‫ْال ِـم ْنبَ ِر فَ َحدَّثَنِي أ َ ِبي أَنَّه‬
َ‫سلَّ َم َوقَا َل َخي ُْر َه ِذ ِه اْأل ُ َّم ِة بَ ْعد‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫ي‬ ِّ ‫علَى النَّ ِب‬ َ ‫صلَّى‬ َ ‫َوأَثءنَى‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
ُ ‫ع ْنهُ َوقَا َل يَ ْجعَ ُل هللاُ تَعَالَى ْال َخي َْر َحي‬
‫ْث‬ َ ُ‫ضي هللا‬ ِ ‫ع َم ُر َر‬ ُ ‫نَ ِب ِيِّ َها أَبُو بَ ْكر َوالثَّا ِني‬
‫ب‬َّ ‫أ َ َح‬
“Dari Aun bin Abi Juhaifah, dia berkata, ‘Dahulu bapakku termasuk pegawai Ali radhiallahu ‘anhu, dan berada di
bawah mimbar. Bapakku bercerita kepadaku, bahwa Ali radhiallahu ‘anhu naik mimbar, lalu memuji Allah Ta’ala dan
menyanjung-Nya, dan bershalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berkata, ‘Sebaik-baik umat ini setelah
Nabinya, ialah Abu Bakar, yang kedua ialah Umar radhiallahu ‘anhu,’ Ali radhiallahu ‘anhu juga berkata, ‘Allah
menjadikan kebaikan di mana Dia cintai’.” (Riwayat Ahmad di dalam Musnad-nya, I/107 dan dishahihkan oleh Syaikh
Ahmad Syakir).
ADAB BERDO’A
1. Membaca Basmalah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah r bersabda,

‫الر ِحي َِْ ََ َُه َو أ َ ْبت َ ُر‬


‫من ه‬ِ ‫ح‬
ْ ‫ر‬
‫ه‬ ‫ال‬ ِ
‫هللا‬ ََْ ‫ب‬
ِ ِ ِ : ‫ـ‬‫ب‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ
ِ ُ ْ ِِ ‫ُك ُّل أ َ ْم ٍر‬
‫ي بَا ٍل الَ يُ ْب َدأ‬
“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus
berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam
tabaqathnya)
2. Menghadap kiblat

Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan:

َ‫ش ْيبَةَ ب ِْن َر ِبيعَة‬ َ ‫علَى نَََ ٍر ِم ْن قُ َري ٍْش‬


َ ‫علَى‬ َ ‫عا‬ َ ‫َله ََ ْال َك ْعبَةَ ََ َد‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ا َْت َ ِْبَ َل النه ِب‬
َ‫عتْبَةَ َوأ َ ِبي َج َْه ِل ب ِْن ِهش ٍَا‬ ُ ‫عتْبَةَ ب ِْن َر ِبيعَةَ َو ْال َو ِلي ِد ب ِْن‬ ُ ‫َو‬

Nabi r menghadap kiblat, lalu berdoa agar Allah membinasakan beberapa pemuka Quraisy iaitu Shaibah
bin Rabi’ah, Uthbah bin Rabi’ah, Walid bin `Utbah dan Abu Jahal bin Hisyam.•
[HR Bukhari]
3. Mengangkat tangan

Nabi r bersabda:

ِ ‫الر ُج ُل ِإلَ ْي ِه يَ َد ْي ِه أ َ ْن يَ ُر هد ُه َما‬


‫ص َْرا خَائِبَتَي ِْن‬ ‫ي َك ِري ٌَ يَ َْت َ ْح ِيي ِإَِا َرََ َع ه‬ َ ‫ِإ هن ه‬
ٌّ ‫َّللا َح ِي‬
“Sesungguhnya Allah itu sangat pemalu dan Maha Pemurah. Ia malu jika seorang lelaki mengangkat kedua
tangannya untuk berdoa kepada-Nya, lalu Ia mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa” (HR.
Abu Daud 1488, At Tirmidzi 3556)
3. Mengangkat tangan

Tata cara mengangkat tangan


Ibnu ‘Abbas Radhiallahu’anhuma :

‫المَألة أن ترَع يديك حِو منكبيك أو نحوهما واالَتَُار أن تشير بأصبع واحدة‬
‫واالبتَهال أن تمد يديك جميعا‬

“Al Mas’alah adalah dengan mengangkat kedua tanganmu sebatas pundak atau sekitar itu. Al Istighfar
adalah dengan satu jari yang menunjuk. Al Ibtihal adalah dengan menengadahkan kedua tanganmu
bersamaan” (HR. Abu Daud )
3. Mengangkat tangan

1. Al Mas’alah
Merupakan jenis yang umumnya dilakukan dalam berdoa. Bentuk ini juga yang digunakan ketika membaca
doa qunut, istisqa dan pada beberapa rangkaian ibadah haji. Yaitu dengan membuka kedua telapak tangan
dan mengangkatnya sebatas pundak, sebagaimana digambarkan oleh Ibnu ‘Abbas. Juga berdasarkan
hadits:

‫ور َها‬ ُ ‫ون أ َ ُك َِِّ ُك َْ َوالَ ت َ َْأَلُوهُ ِب‬


ِ ‫ظ َُه‬ ِ ‫ط‬ ‫َأ َ ْلت ُ َُ َ َه‬
ُ ُ‫َّللا ََا َْأَلُوهُ ِبب‬ َ ‫ِإَِا‬

“Jika engkau meminta kepada Allah, mintalah dengan telapak tanganmu, jangan dengan punggung
tanganmu” (HR. Abu Daud)
3. Mengangkat tangan

2. Al Istighfar
Yaitu dengan mengangkat tangan kanan dan jari telunjuk menunjuk ke atas.

:‫ فَقَا َل‬،‫علَى ْال ِم ْنبَ ِر َرافِعًا يَدَ ْي ِه‬ َ ‫ َرأَى ِب ْش َر ب َْن َم ْر َو‬:‫ قَا َل‬،َ‫ارة َ ب ِْن ُر َؤ ْيبَة‬
َ ‫ان‬ ُ ‫ع ْن‬
َ ‫ع َم‬ َ
‫علَى‬َ ُ‫سلَّ َم َما يَ ِزيد‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو َل هللا‬ ُ ‫ْت َر‬ ُ ‫ لَقَ ْد َرأَي‬،‫«قَبَّ َح هللاُ َهاتَي ِْن ْاليَدَي ِْن‬
َ ‫صبَ ِع ِه ْال ُم‬
»‫س ِبِّ َح ِة‬ َ ‫ َوأَش‬،‫أ َ ْن يَقُو َل ِبيَ ِد ِه َه َكذَا‬
ْ ِ‫َار ِبإ‬
“Dari ‘Umarah bin Ru’aybah, ia berkata bahwa ia melihat Bisyr bin Marwan mengangkat kedua tangannya (ketika
menjadi khatib) di atas mimbar. ‘Umarah lalu berkata kepadanya: ‘Semoga Allah memburukkan kedua tanganmu ini,
karena aku telah melihat Rasulullah r ketika menjadi khatib tidak menambah lebih dari yang seperti ini: (Umarah
lalu mengacungkan jari telunjuknya)‘” (HR. Muslim, 847)
3. Mengangkat tangan

3. Al Ibtihal
Yaitu dengan bersungguh-sungguh mengangkat kedua tangan ke atas dengan sangat tinggi hingga terlihat
warna ketiak. Boleh juga hingga punggung tangan menghadap ke langit dan telapaknya menghadap ke
bumi. Jenis ini dilakukan ketika keadaan benar-benar sulit, mendapat musibah yang sangat berat, sedang
sangat-sangat mengharapkan sesuatu, atau berdoa dalam keadaan sangat berduka, atau ketika istisqa
(memohon hujan). Diantara dalil dari jenis ini adalah hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu :

‫كان النبي صلى هللا عليه وسلم ال يرفع يديه في شيء من دعائه إال‬
‫ وإنه يرفع حتى يرى بياض إبطيه‬، ‫في االستسقاء‬
“Biasanya Nabi r tidak mengangkat kedua tangannya ketika berdoa, kecuali ketika istisqa. Beliau
mengangkat kedua tangannya hingga terlihat ketiaknya yang putih” (HR. Bukhari no.1031, Muslim no.895)
4. Memulai dengan pujian kepada Allah dan shalawat atas Nabi

َ‫ اَللِّ َُه ه‬:‫صلهى َََِا َل‬ َ ََ ‫َله ََ قَا ِعدا ِإ ِْ َد َخ َل َر ُج ٌل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلهى هللا‬ َ ‫هللا‬ِ ‫َ ْو ُل‬ ُ ‫ضالَةَ ب ِْن‬
ُ ‫ بَ ْينَا َر‬:‫عبَ ْي ٍد قَا َل‬ َ ََ ‫ع ْن‬ َ
‫ت‬ َ ‫ْت َََِعَ ْد‬َ ‫صلهي‬ َ ‫ت أَيُّ ََها ْال ُم‬
َ ‫ص ِلِّ ْي ِإ َِا‬ َ ‫ع ِج ْل‬
َ ََ ‫َله‬ َ ُ‫صلهى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ ِ ُُ ‫َ ْو َل‬ ُ ‫ َََِا َل َر‬،‫ار َح ْمنِ ْي‬ ْ ‫ا ْغ َِ ْر ِل ْي َو‬
‫علَى‬ َ ‫صلهى‬ َ ‫صلهى َر ُج ٌل مخ َُر بَ ْع َد َِ ِل َك ََ َح ِم َد‬
َ ‫هللا َو‬ َ َ‫عهُ قَا َل ث ُ ه‬ُ ‫ي ث ُ هَ ا ْد‬‫علَ ه‬ َ ‫هللا ِب َما ُه َو أ َ ْهلُهُ َو‬
َ ‫ص ِِّل‬ َ ‫اح َم ِد‬ْ ََ
. ْ‫ُ ت ُ َجب‬ َ ‫َله ََ أَيُّ ََها ْال ُم‬
ُ ‫ص ِلِّي ا ْد‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلهى هللا‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫ َََِا َل النه ِب‬، ََ ‫َله‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلهى هللا‬ َ ‫ي‬ ِِّ ‫النه ِب‬
Dari Fadhalah bin ‘Ubad Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Ketika Rasulullah r dalam keadaan duduk-duduk,
masuklah seorang laki-laki. Orang itu kemudian melaksanakan shalat dan berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan
berikanlah rahmat-Mu kepadaku.’ Maka, Rasulullah r bersabda, ‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang
tengah berdo’a. Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau duduk berdo’a, maka (terlebih dahulu)
pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo’alah.’ Kemudian
datang orang lain, setelah melakukan shalat dia berdo’a dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian dan
bershalawat kepada Rasulullah r, maka Rasulullah r berkata kepadanya, ‘Wahai orang yang tengah berdo’a,
berdo’alah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan do’amu.(HR Tirmidzi, Abu Daud)
5. Husnuzhzhan kepada Allah dan bersungguh-sungguh

Rasulullah r bersabda,
‫ادعوا هللا وأنتَ موقنون باإلجابة واعلموا أن هللا ال يَتجيب دعاء من قلب غاَل اله‬

“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak
mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah (dengan doanya).” (HR Tirmidzi)

‫كره له‬
ِ ‫ال يِل أحدكَ إِا دعا اللَهَ اغَر لي إن شئت اللَهَ ارحمني إن شئت ليعزَ المَألة َِنه ال ُم‬

“Janganlah kalian ketika berdoa dengan mengatakan: Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau mau. Ya Allah,
rahmatilah aku, jika Engkau mau. Hendaknya dia mantapkan keinginannya, karena tidak ada yang
memaksa Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)
6. Dengan suara lirih

َ ‫ب ْال ُم ْعت َ ِد‬


‫ين‬ ُّ ‫ض ُّرعا َو ُخ َْيَة ِإنههُ َال يُ ِح‬
َ َ ‫عوا َربه ُك َْ ت‬
ُ ُْ ‫اد‬
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)
Dari Abu Musa radhiallahu’anhu bahwa suatu ketika para sahabat pernah berdzikir dengan teriak-teriak. Kemudian
Nabi r mengingatkan,

‫ص َّم‬
َ َ ‫أ‬ ‫ون‬
َ ‫ع‬ُ ْ
‫د‬ َ ‫ت‬ َ ‫ال‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َّ ‫ن‬ِ ‫إ‬ َ ‫ف‬ ، ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ ‫س‬
ِ ُ ‫ف‬‫ن‬ْ َ ‫أ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫وا‬ ُ ‫ع‬ َ ‫ب‬ ‫ار‬
ْ ، ‫اس‬ُ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ َ
َ ‫يَا أ‬
ُّ ‫ي‬
ٌ ‫س ِمي ٌع قَ ِر‬
‫يب‬ َ ُ‫ ِإنَّه‬، ‫ ِإنَّهُ َمعَ ُك ْم‬، ‫َوالَ غَائِبًا‬
“Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada,
sesungguhnya Allah bersama kalian, Dia Maha mendengar lagi Maha dekat.” (HR. Bukhari)
7. Berdo’a dengan mengulanginya sebanyak tiga kali

َ ‫ان ِإَِا َد‬


‫عا‬ َ ‫علَ ْي َِه َْ َو َك‬
َ ‫عا‬َ ‫ص ْوتَهُ ث ُ هَ َد‬
َ ‫صالَت َهُ َرََ َع‬ َ ََ ‫َله‬ َ ُ‫صلهى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ َ َ‫ََلَ هما ق‬
ُّ ‫ضى النه ِب‬
َ َ‫ اللِّ َُه ه‬،‫علَي َْك ِبُِ َر ْي ٍش‬
‫علَي َْك‬ َ َ‫ اللِّ َُه ه‬،‫علَي َْك ِبُِ َري ٍْش‬
َ َ‫ اَللِّ َُه ه‬:‫َأ َ َل ثَالَثا ث ُ هَ قَا َل‬
َ ‫َأ َ َل‬
َ ‫عا ثَالَثا َو ِإَِا‬ َ ‫َد‬
.‫ِبُِ َري ٍْش‬

‘Setelah Rasulullah r selesai dari shalatnya, beliau mengeraskan suaranya, kemudian mendo’akan
kejelekan bagi mereka dan apabila Rasulullah r berdo’a, beliau ulang sebanyak tiga kali dan apabila
beliau r memohon, diulanginya sebanyak tiga kali kemudian beliau r berdo’a: ‘Ya Allah, atas-Mu
kuserahkan kaum Quraisy, Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy, Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum
Quraisy.’”(HR Bukhari Muslim)
8. Hindari Mendoakan Keburukan, Baik Untuk Diri Sendiri, Anak,
Maupun Keluarga

Dari Jabir radhiallahu’anhu, Nabi r bersabda,

‫ وال‬،‫ وال تدعوا على خدمكم‬،‫ وال تدعوا على أوالدكم‬،‫ال تدعوا على أنفسكم‬
‫ ال توافق من هللا ساعة يسأل فيها عطاء فيستجاب لكم‬،‫تدعوا على أموالكم‬
“Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan mendoakan keburukan untuk anak
kalian, jangan mendoakan keburukan untuk pembantu kalian, jangan mendoakan keburukan untuk harta
kalian. Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu mustajab, pasti
Allah kabulkan.” (HR. Abu Daud)
8. Hindari Mendoakan Keburukan, Baik Untuk Diri Sendiri, Anak,
Maupun Keluarga

Imam Muslim rahimahullah (Shahih Muslim no. 2688) terlah meriwayatkan, pernah terjadi peristiwa,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengunjungi seseorang yang sedang sakit. Kondisi orang yang sakit
ini sudah sangat mengenaskan. Beliau pun menanyakan asal-muasal kejadian: “Apakah engkau berdoa
atau meminta sesuatu kepada Allah (sebelumnya)?”

Lelaki itu menjawab: “Ya. Sebelumnya aku berkata, ‘Ya Allah, hukuman yang akan engkau timpakan
kepadaku di akhirat, segerakanlah atas diriku di dunia ini,” maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam
berkata: “Subhanallah, engkau tidak akan sanggup memikulnya. Mengapa engkau tidak berdoa:

َ َِ‫ع‬
ِ ‫اب النه‬
‫ار‬ َ ‫َنَة َو ِقنَا‬ َ ‫الله َُه هَ َربهنَا م ِتنَا َِي ال ُّد ْنيَا َح‬
َ ‫َنَة َو َِي ْاْل ِخ َر ِة َح‬
9. Mengucapkan Aamiin

Ada beberapa kata yang mirip untuk kata “Aamiin“.


1. ( ‫ أ َ ِمي ٌْن‬a:pendek, min:panjang), artinya ‘orang yang amanah atau terpercaya’.
2. ( ‫ ٰأ ِم ْن‬a:panjang, min:pendek), artinya ‘berimanlah’ atau ‘berilah jaminan keamanan’.
Ketika shalat, kita tidak boleh membaca “Amin” dengan dua cara baca di atas.
3. ( َ‫ م ِ ِّميْن‬a:panjang 5 harakat, mim:bertasydid, dan min: panjang), artinya ‘orang yang bermaksud menuju
suatu tempat’.
Ada sebagian ulama yang memperbolehkan membaca “Amin” dalam shalat dengan bentuk bacaan
semacam ini. Demikian keterangan Al-Wahidi.
4. ( َ‫ ٰأ ِميْن‬a:panjang 2 harakat karena mengikuti mad badal, min:panjang 4–6 harakat karena mengikuti
mad ‘aridh lis sukun, dan nun dibaca mati), artinya ‘kabulkanlah’. Inilah bacaan “Amin” yang benar.
WAKTU WAKTU MUSTAJAB
1. Malam (lailatul) Qadar

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah r :


“Wahai Rasulullah, apa petunjukmu bila aku mendapati malam (laitul) Qadar itu, apa yang harus aku
ucapkan?” Beliau r menjawab: “Ucapkanlah (doa):

« .» ‫ع ِنِّي‬ ُ ‫ب ْالعَ َْ َو ََا ْع‬


َ ‫ف‬ َ ‫الله َُه هَ ِإنه َك‬
ُّ ‫عَُ ٌّو ت ُ ِح‬

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai perbuatan memberi maaf, maka maafkanlah
aku.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan An-Nasa`i dalam Al-Kubra)
2. Di sepertiga malam yang akhir dan di waktu sahur

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyatakan bahwa Rasulullah r pernah bersabda:

« ‫ُ الله ْي ِل‬ ُ ُ‫ين يَ ْبَِى ثُل‬


َ ‫اء ال ُّد ْنيَا ِح‬ ‫ار َك َوتَعَالَى ُك هل لَ ْيلَ ٍة ِإلَى ال ه‬
ِ ‫َ َم‬ َ َ‫يَ ْن ِز ُل َربُّنَا تَب‬
‫يب لَهُ َم ْن يَ َْأَلُ ِني ََأ ُ ْع ِطيَهُ َم ْن يَ َْت َ ُْ َِ ُر ِني ََأ َ ْغ َِ َر‬
َ ‫عو ِني ََأ َ َْت َ ِج‬ ُ ‫اْلخ ُر يَُِو ُل َم ْن يَ ْد‬ِ
. » ُ‫لَه‬
“Rabb kita Yang Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang akhir
seraya berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku mengabulkan doanya. Siapa yang meminta
kepada-Ku niscaya Aku berikan apa yang dimintanya. Siapa yang minta ampun kepada-Ku maka aku akan
mengampuninya’.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
3. Di akhir shalat fardhu

Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullah r :
“Wahai Rasulullah, doa apakah yang didengarkan (dikabulkan)?” Beliau r menjawab:

ِ ‫ت ْال َم ْكتُوبَا‬
«» ‫ت‬ ِ ‫صلَ َوا‬ ِ ‫ف الله ْي ِل‬
‫اْلخ ُر َو ُدبُ َر ال ه‬ ُ ‫َج ْو‬

“Doa yang dipanjatkan di tengah malam yang akhir dan di akhir shalat wajib.” (HR. At-Tirmidzi dan An-
Nasa`i dalam Al-Kubra)
4. Di waktu tasyahud

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب ْالَِب ِْر َوَِتْنَ ِة‬ِ ‫عَِا‬ َ ‫ب َج ََهنه ََ َو‬ ِ ‫عَِا‬ ِ ‫ش هَه َد أ َ َح ُد ُك َْ ََ ْليَتَعَ هو ِْ ِب ه‬
َ ‫اَّلل ِم ْن أ َ ْربَعٍ ِم ْن‬ َ َ ‫ِإَِا ت‬
ُ ‫ت َو ِم ْن ش ِ َِّر ْال َم َِيحِ ال هد هجا ِل ث ُ هَ يَ ْد‬
ُ‫عو ِلنَ َْ َِ ِه ِب َما بَ َدا لَه‬ ِ ‫ْال َم ْحيَا َو ْال َم َما‬
“Jika salah seorang di antara kalian bertasyahud, maka mintalah perlindungan pada Allah dari empat
perkara yaitu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari kejelekan Al Masih
Ad Dajjal, kemudian hendaklah ia berdoa untuk dirinya sendiri dengan doa apa saja yang ia inginkan.” (HR.
An Nasai)
4. Di waktu tasyahud

Dari Abu Hurairah, Rasulullah r bersabda,

‫ب ْالَِ ْب ِر‬
ِ ‫عَِا‬ ِ ‫عَِا‬
َ ‫ب َج ََهنه ََ َو ِم ْن‬ ِ ‫اْلخ ِر ََ ْليَتَعَ هو ِْ ِب ه‬
َ ‫اَّلل ِم ْن أ َ ْربَ ٍع ِم ْن‬ َ ‫غ أ َ َح ُد ُك َْ ِم َن الت ه‬
ِ ‫ش َُّه ِد‬ َ ‫ِإَِا ََ َر‬
‫يح ال هد هجا ِل‬
ِ َ ِ ‫م‬
َ ْ
‫ال‬ ‫َر‬ِّ ِ ‫ش‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫و‬
َ ‫ت‬
ِ ‫ا‬‫م‬َ ‫م‬
َ ْ
‫ال‬‫و‬َ ‫ا‬َ ‫ي‬‫ح‬ْ ‫م‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ة‬ِ َ ‫ن‬ْ ‫َو ِم ْن َِت‬

“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah perlindungan pada
Allah dari empat hal: (1) siksa neraka jahannam, (2) siksa kubur, (3) penyimpangan ketika hidup dan mati,
(4) kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim).
4. Di waktu tasyahud

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah r pernah memegang tangannya lalu berkata,
‫َّللا ِإ ِنِّى أل ُ ِحب َُّك‬
ِ ‫َّللا ِإ ِنِّى أل ُ ِحب َُّك َو ه‬
ِ ‫يَا ُمعَاُِ َو ه‬
“Wahai Mu’adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu, sungguh aku mencintaimu.”
Rasulullah r selanjutnya bersabda,
‫ش ْك ِر َك َو ُح َْ ِن ِعبَا َدتِ َك‬ َ ‫صالَةٍ تَُِو ُل الله َُه هَ أ َ ِع ِنِّى‬
ُ ‫علَى ِِ ْك ِر َك َو‬ َ ‫يك يَا ُمعَاُِ الَ ت َ َد‬
َ ‫ع هن َِى ُدبُ ِر ُك ِِّل‬ ِ ُ‫أ‬
َ ‫وص‬
“Aku memberikanmu nasehat, wahai mu’adz. Janganlah engkau tinggalkan saat di penghujung shalat
bacaan doa: Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik (Ya Allah, tolonglah aku dalam
berdzikir, bersyukur dan beribadah yang baik pada-Mu).”
(HR. Abu Daud dan An Nasai).
4. Di waktu tasyahud

‫علَ ْي ِه‬ ‫صلهى ه‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ ِِّ ‫ب‬
ِ ‫ه‬ ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ُ
‫ت‬ ْ
‫َل‬‫خ‬ ‫د‬
َ ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫ه‬
ِ ِّ
‫د‬ ِ ‫ج‬
َ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫ه‬
ِ ‫ي‬‫ب‬
ِ َ ‫أ‬ ‫ن‬ْ ‫ع‬
َ ‫ي‬
ُّ ‫م‬ِ ‫ر‬
ْ ‫ج‬
َ ْ
‫ال‬ ٍ ‫اص َُ ب ُْن ُكلَ ْي‬
‫ب‬ ِ ‫ع‬َ
‫ض َع يَ َدهُ ْاليُ ْمنَى‬َ ‫علَى ََ ِخ ِِ ِه ْاليُ َْ َرى َو َو‬ َ ‫ض َع يَ َدهُ ْاليُ َْ َرى‬ َ ‫ص ِلِّي َوقَ ْد َو‬َ ُ‫َله ََ َو ُه َو ي‬
َ ‫َو‬
ِ ‫ب ا ْلُِلُو‬
ْ ‫ب ث َ ِب‬
‫ِّت‬ َ ِّ‫َبهابَةَ َو ُه َو يَُِو ُل يَا ُمَِ ِل‬ ‫ط ال ه‬ َ َ
َ َ‫صا ِبعَهُ َوب‬َ َ‫ض أ‬ َ َ‫علَى ََ ِخ ِِ ِه ْاليُ ْمنَى َوقَب‬ َ
‫علَى ِدينِ َك‬ َ ‫قَ ْل ِبي‬
‘Ashim bin Kulaib Al Jarmi dari ayahnya dari kakeknya dia berkata; “Aku menemui Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ketika beliau sedang mengerjakan shalat. (saat itu) beliau meletakkan tangan kirinya di
atas paha kirinya dan meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya seraya menggenggam jari
jemarinya dan membentangkan jari telunjuknya sambil mengucapkan; “YAA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT
QALBII ‘ALAA DIINIK (Wahai Dzat yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
(HR. At Tirmidzi)
5. Antara adzan dan iqamah

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah r bersabda:

« .» ‫اإلقَا َم ِة‬ ِ ََِ‫عا ُء بَي َْن األ‬


ِ ‫ان َو‬ َ ‫الَ يُ َر ُّد ال ُّد‬
“Tidak tertolak doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah.” (HR. Abu Dawud)
6. Ketika terbangun di waktu malam

Rasulullah r bersabda:
“Barangsiapa yang terbangun di waktu malam lalu mengucapkan:
‫ش ْىء‬َ ‫علَى ُك ِِّل‬ َ ‫ َو ُه َو‬، ُ‫ َولَهُ ْال َح ْمد‬، ‫ لَهُ ْال ُم ْل ُك‬، ُ‫يك لَه‬َ ‫َّللاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِر‬ َّ َّ‫الَ ِإلَهَ ِإال‬
َ ‫ َوالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوة‬، ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر‬ َّ َّ‫ َوالَ ِإلَهَ ِإال‬، ِ‫َّللا‬
َّ ‫ َو‬، ُ‫َّللا‬ َّ ‫ان‬ ُ ‫ َو‬، ِ‫ ْال َح ْمد ُ ِ َّّلِل‬. ‫ير‬
َ ‫س ْب َح‬ ٌ ‫قَ ِد‬
َّ ‫ِإالَّ ِب‬
ِ‫اّلِل‬
Kemudian mengucapkan:
‫الله َُه هَ ا ْغ َِ ْر ِلي‬

Atau berdoa, maka dikabulkan (doanya). Dan jika berwudhu’ kemudian melaksanakan shalat maka
shalatnya diterima.” (HR. Al-Bukhari)
7. Ketika sujud

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah r bersabda:

َ ‫اج ٌد ََأ َ ْكثِ ُروا ال ُّد‬


« .» ‫عا َء‬ ِ ََ ‫ون ْالعَ ْب ُد ِم ْن َر ِبِّ ِه َو ُه َو‬ ُ ‫أ َ ْق َر‬
ُ ‫ب َما يَ ُك‬

“Paling dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang sujud maka perbanyaklah oleh
kalian doa ketika sedang sujud.” (HR. Muslim)
8. Doa pada hari Arafah

Rasulullah r bersabda:

« .» َ‫ع َرََة‬ َ ‫اء ُد‬


َ َِ ‫عا ُء يَ ْو‬ ِ ‫ع‬َ ‫َخي ُْر ال ُّد‬
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Baihaqy)
9. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa

Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah r bersabda.

ْ َِ ‫صائِ َِ ِع ْن َد‬
‫ط ِر ِه َد ْع َوة ٌ الَ ت ُ َر ُد‬ ‫أ َ هن ِلل ه‬
“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. [Sunan Ibnu
Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da’watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422.
Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17]
10. Pada Saat Perang Berkecamuk

Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah r bersabda.

ُ ‫عا ُء ِع ْن َد ال ِنِّ َد ِاء َو ِع ْن َد ْالبَأ ْ ِس ِحي َْن يَ ْلت َ ِح َُ بَ ْع‬


‫ض َُه َْ بَ ْعضا‬ ِ ‫ان أ َ ْوقَله َما ت ُ َر هد‬
َ ‫ان ال ُّد‬ ِ ‫ان الَ ت ُ َر هد‬
ِ َ ‫ثِ ْنت‬

“Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala peang
berkecamuk”. [Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa’ 3/360.
Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani
dalam Ta’liq Alal Misykat 1/212 No. 672].
11. Pada Saat Sedang Kehujanan

Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah r bersabda.

َ ‫ت ا ْل َم‬
‫ط ِر‬ ِ ‫عا ُء ِع ْن َد ال ِنِّ َد‬
َ ‫اء َو ت َ ْح‬ ِ ‫ان َمات ُ َر هد‬
َ ‫ان ال ُّد‬ ِ َ ‫ثِ ْنت‬
“Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. [Mustadrak
Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ No.
3078].
12. Saat memejamkan mata orang yang meninggal.

Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau
mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda.

‫علَى أ َ ْنَُ َِ ُك َْ ِإاله‬ ُ ‫َاس ِم ْن أ َ ْه ِل ِه َََِا َل الَ ت َ ْد‬


َ ‫ع ْوا‬ ٌ ‫ض هج ن‬ َ َ‫ض ت َ ِبعَهُ ْالب‬
َ ََ ‫ص ُر‬ َ َ‫الر ْو َح ِإَِا ٌَُب‬ ُّ ‫أ َ ْن‬
َ ‫َخيْرا ََِِ هن ْال َمالَ ِئ َكةَ يُ َؤ ِمنُّ ْو َن‬
‫علَى َما تَُِ ْولُ ْو َن‬

“Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga histeris.
Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat
mengamini apa yang kamu ucapkan”. [Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38]
13. Ketika berbuka puasa

Rasulullah r bersabda

َ‫ثالُ ال ترد دعوتَهَ الصائَ حتى يَطر واإلماَ العادل و المظلو‬

”‘Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang
adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, )
14. Ketika hari Jum’at

Rasulullah r bersabda

،ُ‫شيْئا ِإاله متَاهُ ِإيهاه‬ َ ‫ع ْب ٌد ُم َْ ِل ٌَ يَ َْأ َ ُل ه‬


َ ‫َّللا‬ َ ‫ الَ يُو َج ُد َِي ََها‬،‫عة‬َ ‫َا‬َ َ ‫ع ْش َرة‬ َ ‫يَ ْو َُ ْال ُج ُمعَ ِة اثْنَتَا‬
ْ َ‫ع ٍة بَ ْع َد ْالع‬
‫ص ِر‬ َ ‫َا‬
َ ‫مخ َر‬ ِ ‫َو َها‬ ُ ‫ََ ْالت َ ِم‬
”‘ “Hari Jum’at itu dua belas saat, tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah
(pada salah satu saat) kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya, maka carilah (waktu pengabulan
itu) di akhir saat setelah Ashar.” [HR. An-Nasaai dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Shahihut
Targhib: 703]
15. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:


،‫ ويوَ األربعاء‬،‫ ويوَ الثالثاء‬،‫أن النبي صلى هللا عليه وَلَ دعا َي مَجد الَتح ثالثا يوَ االثنين‬
‫ف ال ِب ْش ُر َي وجَهه‬َ ‫َاَتُجيب له يوَ األربعاء بين الصالتين َعُ ِر‬
‫ْت تلك الَاعة َأدعو َيَها َأعرف اإلجابة‬ ُ ‫ َلَ ينزل بي أمر مَه ٌَّ غليظ ِإالِّ تو هخي‬:‫قال جابر‬
“Nabi r berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan,
yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara
penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa
saya‘”
Dalam riwayat lain:
‫َاَتجيب له يوَ األربعاء بين الصالتين الظَهر والعصر‬
“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami
dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah)
16. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah r bersabda:

‫ماء زمزَ لما شرب له‬


“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018.)
17. Saat safar.

‫ “ثالُ دعوات ال شك َيَهن دعوة المَاَر‬: َ‫قال النبي صلى هللا عليه وَل‬
.”‫والمظلوَ ودعوة الوالد على ولده‬
Telah bersabda Nabi r : “Ada tiga doa yang tidak diragukan lagi padanya (untuk dikabulkan) : doa seorang
musafir, doa orang yang teraniaya/terdhalimi, dan doa orang tua kepada anaknya”.[Diriwayatkan oleh
Ahmad 2/258 & 434, Ath-Thayalisiy no. 2517, Ibnu Abi Syaibah 1/429, Ibnu Majah no. 3862]
18. Saat mendengar ayam jantan berkokok

‫ “إِا َمعتَ صياح الديكة من الليل َاَألوا هللا‬: َ‫قال النبي صلى هللا عليه وَل‬
‫من َضله َِنَها رأت ملكا وإِا َمعتَ نَهيق الحمار من الليل َتعوِوا باهلل من‬
.”‫الشيطان َِنه رأى شيطانا‬

Telah bersabda Nabi r bersabda : “Apabila kalian mendengar ayam jantan berkokok di waktu malam,
maka mintalah anugrah kepada Allah, karena sesungguhnya ia melihat malaikat. Namun apabila engkau
mendengar keledai meringkik di waktu malam, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan
syaithan, karena sesungguhnya ia telah melihat syaithan”.[Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy dalam Shahih-nya
no. 3303 dan Al-Adabul-Mufrad no. 1236 serta Muslim no. 2729.]
DO’A PARA NABI u DALAM AL QUR’AN
Doa Nabi Adam u

َ ‫تر َح ْمنَا لَنَ ُكون هَن ِم َن ْالخَا َِ ِر‬


﴾٢٣﴿ ‫ين‬ ْ ‫َنَا َو ِإن له َْ ت َ ُْ َِ ْر لَنَا َو‬
َ َُ‫ظلَ ْمنَا أَن‬
َ ‫قَاالَ َربهنَا‬

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami
termasuk orang-orang yang merugi".(QS Al A’raf : 23)
Doa Nabi Nuh u

‫ْس ِلي ِب ِه ِع ْل ٌَ َو ِإاله ت َ ُْ َِ ْر ِلي َوت َ ْر َح ْم ِني‬


َ ‫ي‬َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫ك‬
َ َ ‫ل‬َ ‫أ‬ َ
ْ َ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ك‬
َ ‫ب‬
ِ ُ ِ‫و‬ ‫ع‬
ُ َ ‫ب ِإ ِنِّي أ‬
ِ ِّ ‫قَا َل َر‬
﴾٤٧﴿ ‫ين‬ َ ‫أ َ ُكن ِ ِّم َن ْالخَا َِ ِر‬
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada
Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi
ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk
orang-orang yang merugi."(QS Hud : 47)
Doa Nabi Ibrahim u

﴾٨٣﴿ ‫ين‬ ‫ب ِلي ُح ْكما َوأ َ ْل ِح ِْنِي ِبال ه‬


َ ‫صا ِل ِح‬ ْ ‫ب َه‬
ِ ِّ ‫َر‬
َ ‫ق َِي ْاْل ِخ ِر‬
﴾٨٤﴿ ‫ين‬ ٍ ‫ص ْد‬
ِ ‫ان‬
َ ََ ‫اجعَل ِلِّي ِل‬
ْ ‫َو‬

(Ibrahim berdo`a): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam
golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang
(yang datang) kemudian,
(QS As Syuara : 83-84)
Doa Nabi Musa u

َ ‫ب ا ْش َر ْح ِلي‬
‫ص ْد ِري‬ ِ ِّ ‫قَا َل َر‬
َ
﴾٢٦﴿ ‫َ ْر ِلي أ ْم ِري‬﴾ ٢٥ ﴿
ِّ ِ َ‫َوي‬
َ ِّ‫ع ِْ َدة ِ ِّمن ِل‬
﴾٢٧﴿ ‫َا ِني‬ ُ ‫احلُ ْل‬
ْ ‫َو‬
﴾٢٨﴿ ‫يَ ََِْ َُهوا قَ ْو ِلي‬
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,
(QS Thahaa : 25-28)
Doa Nabi Sulaiman u

‫ت‬ َ ‫ب أ َ ْو ِز ْعنِي أ َ ْن أ َ ْش ُك َر نِ ْع َمت َ َك الهتِي أ َ ْنعَ ْم‬


ِ ِّ ‫احكا ِ ِّمن قَ ْو ِل ََها َوقَا َل َر‬ ِ ‫ض‬َ ََ َ ‫ََتَبَ ه‬
‫ضاهُ َوأ َ ْد ِخ ْل ِني ِب َر ْح َم ِت َك َِي ِعبَا ِد َك‬ َ ‫صا ِلحا ت َ ْر‬ َ ‫ل‬ َ ‫م‬
َ ‫ع‬
ْ َ ‫أ‬ ‫ن‬ْ َ ‫ي َوأ‬‫علَى َوا ِل َد ه‬َ ‫ي َو‬ ‫علَ ه‬
َ
﴾١٩﴿ ‫ين‬ َ ‫صا ِل ِح‬ ‫ال ه‬

Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdo`a: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni`mat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".(QS An Naml : 19)
Doa Nabi Syuaib u

َ ‫نت َخي ُْر ْالََا ِت ِح‬


﴾٨٩﴿ ‫ين‬ ِِّ ‫َربهنَا ا َْت َ ْح بَ ْينَنَا َوبَي َْن قَ ْو ِمنَا ِب ْال َح‬
َ َ ‫ق َوأ‬

Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah
Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.".(QS Al A’raf : 89)
Doa Nabi Zakariya u

َ ‫َ ِمي ُع ال ُّد‬
‫عاء‬ َ ‫ب ِلي ِمن له ُد ْن َك ُِ ِ ِّريهة‬
َ ‫ط ِيِّبَة ِإنه َك‬ ِ ِّ ‫عا زَ َك ِريها َربههُ قَا َل َر‬
ْ ‫ب َه‬ َ ‫ُهنَا ِل َك َد‬
﴾٣٨﴿
Di sanalah Zakaria mendo`a kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi
Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do`a".
(QS Al Imran : 38)
Doa Nabi Muhammad r

‫ار‬ َ َِ‫ع‬
ِ ‫اب النه‬ َ ‫َنَة َو ِقنَا‬
َ ‫اْلخ َر ِة َح‬ َ ‫ِو ِم ْن َُهَ همن يَُِو ُل َربهنَا م ِتنَا َِي ال ُّد ْنيَا َح‬
ِ ‫َنَة َو َِي‬
﴾٢٠١﴿
Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".(QS Al Baqarah : 201)
‫وصلى هللا وَلَ وبارك على نبينا محمد ومله وصحبه‬
‫أجمعين‪ ،‬ومخر دعوانا أن الحمد هلل رب العالمين‬

‫‪Wassalamu ‘alaikum‬‬

You might also like