Professional Documents
Culture Documents
Monica Pramana
405150106
ANATOMI SST
Peripheral Nervous System
Peripheral Nervous System
Serabut saraf didukung dan dilindungi oleh tiga penutup
jaringan ikat:
SIMPATIS
• Presinaps terdapat di kolom sel intermediolateral (IML) dari
sumsum tulang belakang
Postsinaps berada di :
• Ganglia paravertebral = ganglion paravertebral superior
terletak di bagian basal kranium.
• Ganglia prevertebral = berada di pleksus yang mengelilingi
cabang utama aorta abdomen
Badan sel saraf parasimpatis presinaptik terletak di dua
tempat di dalam SSP, dan seratnya keluar melalui dua
rute:
• Nosiseptor → mengeluarkan:
– Substansi P → interneuron di dorsal horn spinal cord → aktivasi
jalur asendens
• Korteks → lokalisasi nyeri
• Talamus → persepsi nyeri
• Formasio retikularis → hipotalamus & limbik → memori → me↑
kewaspadaan
– Glutamat:
• Ikatan dg reseptor AMPA → perubahan permeabilitas → pembentukan
potensial aksi di dorsal horn
• Ikatan dg reseptor NMDA → influks Ca2+ ke dorsal horn → sel dorsal horn
lebih peka
Sherwood, L. Human physiology: from cells to systems. 8th ed.
Analgesik endogen
• Opiat endogen:
– Endorfin
– Enkefalin
– Dinorfin
• Jalur analgesik endogen:
Substansia grisea periakuaduktus → medula &
formasio retikularis → melepaskan enkefalin →
ikatan dg reseptor opiat μ → inhibisi pelepasan
subs P
Sherwood, L. Human physiology: from cells to systems. 8th ed.
Sherwood, L. Human physiology: from cells to systems. 8th ed.
Fisiologi sistem saraf tepi
(eferen)
• Neurotransmitter:
– Asetilkolin (ACh)
– Norepinefrin
• Respon:
– Autonomik
– Motorik
1. Serabut saraf
• Serabut saraf terdiri atas akson yang dibungkus selubung khusus yang
berasal dari crista neuralis embrional.
• Pada serabut saraf perifer, akson diselubungi oleh sel Schwann, yang juga
disebut neurolemmosit (Gambir
• 9-10e). Selubung dapat atau tidak dapat membentuk mielin disekitar
akson bergantung pada diameternya.
• Akson berdiameter kecil umumnya adalah serabut saraf tak bermielin
(Gambar 9-22 dan 9,25).
• Akson yang lebih tebal umumnya diselubungi oleh lebih banyak lapisan
konsentris sel penyelubung yang membentuk selubung mielin. Serabut-
serabut ini dikenal sebagai serabut saraf bermielin
2. Saraf
• Pada sistem saraf perifer, serabut-serabut saraf berkelompok menjadi berkas untuk membentuk
saraf. Kecuali beberapa saraf yang sangat tipis yang terdiri atas serabut tak bermielin
• saraf memiliki tampilan yang mengilap, dan keputihan karena kandungan mielin dan kolagennya.
• Di luar terdapat lapisan fibrosa iregular yang disebut epineurium, yang berlanjut lebih dalam dan
juga mengisi rongga di antara berkas-berkas serabut saraf.
• Setiap berkas tersebut atau fasciculus dikelilingi oleh perineurium, yaitu selapis jaringan ikat khusus
yang terdiri atas lapisan sel-sel gepeng mirip-epitel. Sel-sel ini berfungsi penting unfuk melindungi
serabut saraf dan membantu mempertahankan lingkungan mikro.
• Di dalam selubung perineurium, terdapat akson-akson berselubung sel Schwann dan jaringan ikat
pembungkusnya, yaitu endoneurium (Gambar 9-27).
• Saraf memungkinkan komunikasi antara pusat-pusat di otak dan medula spinalis dan organ sensorik
serta efektor (otot, kelenjar, dan lain-lain).
• Saraf memiliki serabut-serabut aferen dan eferen.
• Serabut aferen membawa informasi yang diperoleh dari bagian dalam tubuh dan lingkungan ke
susunan saraf pusat.
• Serabut-serabut eferen membawa impuls dari susunan saraf pusat ke organ
efektor yang dipengaruhi pusat-pusat saraf tersebut.
• Saraf yang hanya memiliki serabut sensorik disebut saraf sensorik; saraf yang
hanya terdiri atas serabut yang membawa impuls ke efektor disebut saraf motorik.
• Kebanyakan saraf memiliki serabut sensorik dan motorik, dan disebut saraf
campuran yang biasanya memiliki akson bermielin dan tak bermielin (Gamb ar 9-
27b).
3. Ganglia
• Ganglia biasanya merupakan struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron
dan sel glia yang ditunjang oleh jaringan ikat.
• bekerja sebagai stasiun relay untuk menghantarkan impuls saraf, satu saraf masuk
dan saraf yang lain keluar dari setiap ganglion.
• Arah impuls saraf menentukan apakah suatu ganglion menjadi ganglion sensorik
atau otonom.
• Ganglia sensorik menerima impuls aferen yang menuju SSP.Ganglia sensorik
berhubungan dengan saraf kranial (ganglia kranial) dan radiks dorsal saraf spinal
(ganglia spinalis).
• Ganglia sensorik disangga oleh simpai dan kerangka
jaringan ikat khusus. Neuron ganglia ini merupakan neuron
pseudounipolar dan meneruskan informasi dari ujung saraf
ganglion ke substansia grisea medula spinalis melalui sinaps
dengan neuron setempat.
• Saraf otonom memengaruhi efek aktivitas otot polos,
sekresi sejumlah kelenjar,memodulasi irama jantung dan
aktivitas involuntar lainnya sehingga tubuh dapat
mempertahankan lingkungan internal
• ganglia otonom merupakan pelebaran berbentuk bulbus
pada saraf otonom. Simpai ganglia ini memiliki batas yang
kurang tegas. Selapis sel satelit sering membungkus neuron
ganglia otonom
GUILLAIN BARRE SYNDROME
Definisi
• Polineuropati akut yang disebabkan oleh reaksi autoimun terhadap
saraf perifer (UI)
• Polineuropati akut atau subakut yang dapat mengikuti penyakit
infeksi ringan, inokulasi, atau prosedur bedah atau dapat terjadi
tanpa adanya presipitasi yang jelas (Clinical Neurology)
Epidemiologi
• Berhubungan dengan infeksi Campylobacter jejuni
• Laki-laki> perempuan
• AIDP: amerika utara, arab, eropa
• AMAN: amerika tengah, amerika selatan, bangladesh, jepang,
meksiko
Patofisiologi
• 2/3 kasus dimulai dengan infeksi (antecendent infection) pd
sal naps atau GI
• 31% kasus SGB ditemukan Campylobacter jejuni pada
analisis fesesnya
– Haemopillus influenza, Mycoplasma oneumonia,CMV,EBV,VZV
reaksi silang antibodi thd gangliosida
– Transfer gangliosida parenteral, pascavaksinasi influenza H1N1,
adanya kelainan autoimun lain yang diderita sebelumnya,
penggunaan obat-obatan imunosupresan, pascapembedahan
• Infeksi antesenden proses antibodi mimikri kemiripan
struktur antigen patogen dengan dinding sel tubuh
antibodi dibentuk tubuh dapat melemahkan untuk
melemahkan patogen tsb dapat berikatan dengan jar tubuh
itu sendiri
Varian klinis sindrom Guillain Barre
dan antibodi terkait
Subtipe dan varian Antibodi IgG
Sindrom Guillain Barre
Acute Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy Belum ditemukan
(AIDP)
Varian: Facial diplegia and paresthesia, bifacial GM1, GD1a
weakness with paresthesia GM1, GD1a
Acute Motor Axonal Neuropathy (AMAN) GM1, GD1a
1. Acute motor-sensory axonal neuropathy (AMSAN) GT1a>GQ1b>>GD1a
2. Acute motor-conduction black neuropathy GM1, GD1a
3. Pharyngeal –cervival-brachial weakness
4. Varian lain: SGB hiper-refleks, SGB paresis GQ1b,GT1a
Sindrom Miller Fisher GQ1b,GT1a
1. Acute ophtalmoparesis/ptosis/mydriasis (without GQ1b,GT1a
ataxia)
2. Acute ataxic neuropathy (without ophtalmoplegia)
3. Bickerstaff’s barin-stem encephalitis
4. Acute ataxic hypersomnolencea
Diagnosis
• Kriteria diagnostik menurut NINCDS:
Tanda minimum Tanda memperkuat Tanda meragukan
https://id.pinterest.com/pin/27106047130290
0937/?lp=true
Tanda dan gejala
• Kesemutan, rasa terbakar, atau sensasi mirip
dengan sengatan listrik
• Mati rasa
• Nyeri (including shooting pain)
Gejala-gejalanya biasanya dirasakan di bagian
dalam pergelangan kaki dan / atau di atas bagian
bawah kaki
kadang gejalamuncul tiba-tiba. Sering diperburuk
dengan terlalu sering berdiri dalam waktu yang
lama, berjalan, berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
• Nyeri
• Rasa baal
• Tinel test Perkusi dari saraf bagian distal dengan
manifestasi berupa parestesia.
nyeri yang menyebar dan parestesi sepanjang perjalanan
dari saraf. dapat timbul pada bagian posterior dari
maleolus medial.
Gejala-gejala tersebut umumnya akan berkurang saat
beristirahat, meskipun tidak semua gejala tersebut hilang
seluruhnya.
• Phalen test , yaitu kompresi saraf selama 30 detik.
Pemeriksaan Penunjang
• MRI massa jaringan lunak dan lesi yang
menempati ruang lain di terowongan tarsal
• X ray mengevaluasi struktur kaki( patah
tulang, massa tulang, osteofit, dan koalisi
subtalar joint)
• Elektromyographic (EMG) dan nerve
conduction Velocity (NCV) mengevaluasi
penyebab dari tarsal tunnel syndrome dan
untuk memastikan adanya neuropathy.
Tatalaksana
• Terapi konservatif
obat-obatan antiinflamasi, imobilisasi, dan
steroid injeksi.
• Terapi bedah
diindikasikan ketika pengobatan konservatif
gagal, gejala klinis bertahan ≥6 bulan dan saat
pemeriksaan fisik menunjukkan saraf terjebak .
Space-occupaying masses harusnya dihilangkan.
• Farmako
– Sama dengan CTS
• Pembedahan
– Jika terapi konservatif tidak
berhasil
– Saat pembedahan kaki dalam
posisi supine atau lateral
– tujuannya dekompresi pada
bagian nervus tibialis
– Setelah operasi, kaki harus
diimobilisasi dahulu dengan
posisi sedikit inversi dengan
balut selama 3 minggu
TTS
• Olahhraga stretching untuk
meningkatkan fleksibilitas otot
gastrocnemius
• Pada pasien dengan flat foot
dilakukan foot orthosis atau insole
khusus untuk mengurangi tekanan
di nervus tibialis
• Membalut dengan posisi plantar
flexi pada pasien dengan valgus
foot
Daftar Pustaka
• American College of Foot and Ankle Surgeon
http://www.affc.com/ACFAS/Volume_3/English/
TarsalTunnelSyndrome.pdf
• Tarsal Tunnel Syndrome in a Patient on Long-
Term Peritoneal Dialysis: Case Report(journal)
http://turkishneurosurgery.org.tr/pdf/pdf_JTN_
540.pdf
• Medscape
MIASTENIA GRAVIS
• Myasthenia gravis disebabkan oleh terblokirnya transmisi
neuromuskular yang terkait dengan immune-mediated
penurunan jumlah reseptor nikotin asetilkolin.
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Epidemiologi
• Kerusakan pada N. peroneal communis merupakan
penyebab tersering mononeuropati pada ekstremitas
bawah
• Kelemahan dorsofleksi kaki (foot-drop) ditemukan
pada 116 kasus common peroneal neuropathy
dilaporkan oleh Katirji & Wilbourn
• Mati rasa pada dorsum pedis juga dilaporkan pada
banyak kasus
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
Etiologi
Lesi pada saraf peroneal trauma atau kompresi pada caput fibula
Penyebab lesi pada N. peroneal communis :
• Tekanan selama operasi atau tidur atau dari tight plaster cast
• Kebiasaan menyilangkan kaki saat duduk dalam waktu yang lama
• Tight knee boots
• Penurunan berat badan pada pasien kanker atau AIDS
meningkatkan insidensi cedera kompresif
• Neuropati diabetikum
• Fraktur pada ujung atas fibula
• Kista Baker sinovium yang meradang meluas sampai ruang
retropopliteal dapat mengompresi saraf
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
Tanda & Gejala
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Pemeriksaan Fisik
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Tatalaksana
• Murni suportif, harus dilindungi dari
kerusakan atau kompresi lebih jauh.
• Drop-foot perlu brace sampai sembuh.
• Pemulihannya berlangsung spontan
seiring waktu & biasanya komplit kecuali
pada kerusakan berat yang dapat
menyebabkan degenerasi aksonal.
• Pasien harus menahan diri untuk tidak
menyilangkan kaki, berjongkok (squatting)
dalam waktu lama, atau duduk meringkuk
pada permukaan kursi yang keras.
• Surgical treatment end-to-end
anastomosis pada laserasi akut
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
Prognosis
• Prognosis biasanya baik pada paralisis parsial
• Sama seperti mononeuropati yang lain,
prognosis tergantung pada derajat dan
lamanya kerusakan aksonal, yang dapat
ditelusuri melalui riwayat penyakit, gejala
klinis dan data elektrofisiologis.
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
POLIMIOSITIS
• Polimiositis: immune mediated inflammatory
myopathies, dgn karakterisktik destruksi serat otot &
infiltrasi inflammatorik otot.
• Pada polimiosistis, serat otot yang mengekspresikan
antigen MHC kelas I di invasi oleh sel T sitotoksik CD8+
sehingga terjadi nekrosis. Infiltrat paling sering pada
intrafasikular