You are on page 1of 41

SWAMEDIKASI

ARIPIN, M.FARM., APT


APA ITU SWAMEDIKASI..??
SWAMEDIKASI = PENGGUNAAN OBAT SENDIRI

 SWAMEDIKASI ( The International Pharmaceutical Federation)

adalah penggunaan obat non resep oleh seseorang atas inisiatif sendiri.

 SWAMEDIKASI ( WHO)

adalah pemilihan dan penggunaan obat-obatan (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh
individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri

 SWAMEDIKASI ( Rahardja, 2010)

Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang
sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter.
MENGAPA SWAMEDIKASI ????
 Hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
2009

66 %  orang sakit di Indonesia melakukan


swamedikasi

34 %  Berobat ke dokter

 Di Amerika  73 % swamedikasi
MENGAPA SWAMEDIKASI ????

Perkembangan teknologi informasi via


internet

Mahalnya biaya berobat ke dokter

Tersedianya aneka produk suplemen dan obat


(bebas, bebas terbatas dan Obat Wajib Apotek)

Kemudahan mendapatkan obat


5 ( lima )komponen informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yang
tepat menggunakan obat modern (Anonim, 2010).

Efek
samping dosis indikasi

pengetahuan
tentang Kontra
kandungan
indikasi
aktif obat
RESIKO SWAMEDIKASI

 Tidak mengenali keseriusan gangguan. Disinilah peran Farmasi Apoteker


Keseriusan dapat dinilai salah satu atau untuk membimbing dan
mungkin tidak dikenali, sehingga pengobatan
memilihkan obat yang tepat.
sendiri bisa dilakukan terlalu lama.
Pasien dapat meminta informasi
 Gangguan bersangkutan dapat memperhebat kepada apoteker agar pemilihan
keluhan, sehingga dokter perlu menggunakan
obat lebih tepat.
obat-obat yang lebih keras.
Selain apoteker, tenaga farmasi
 Resiko yang lain adalah penggunaan obat lain seperti asisten apoteker
yang kurang tepat. Obat bisa digunakan secara
mempunyai peran penting dalam
salah, terlalu lama atau dalam takaran yang
menyampaikan informasi obat
terlalu besar.
kepada masyarakat.
TERAPI RASIONAL
 Menurut Siregar (2003) definisi penggunaan obat secara rasional adalah
mensyaratkan bahwa penderita menerima obat yang sesuai dengan
kebutuhan klinik, dalam dosis serta periode waktu yang memadai dan
harga terendah bagi komunitas mereka

 Pada pengobatan sendiri ( swamedikasi ) dibutuhkan penggunaan obat


yang tepat atau rasional. Penggunaan obat yang rasional adalah pasien
menerima obat yang tepat dengan keadaan kliniknya, dalam dosis yang
sesuai dengan keadaan individunya, pada waktu yang tepat dan dengan
harga terjangkau bagi dia dan komunitasnya.
terapi rasional meliputi kriteria (Maulana, 2010).
a. Tepat indikasi

Tepat indikasi adalah adanya kesesuaian antara diagnosis pasien dengan obat yang diberikan.

b. Tepat obat

Tepat obat adalah pemilihan obat dengan memperhatikan efektivitas, keamanan, rasionalitas dan

murah.

c. Tepat dosis regimen

Tepat dosis regimen adalah pemberian obat yang tepat dosis (takaran obat), tepat rute (cara

pemberian), tepat saat (waktu pemberian), tepat interval (frekuensi), dan tepat lama pemberian.

d. Tepat pasien

Tepat pasien adalah obat yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien. Kondisi pasien misalnya umur,

faktor genetik, kehamilan, alergi, dan penyakit lain.


Keuntungan Swamedikasi
 Menurut Rahardja (2010) keuntungan swamedikasi adalah obat untuk ganguan-ganguan
tersebut sering kali memang sudah tersedia di rumah.
 Keuntungan yang lainnya yaitu aman apabila digunakan sesuai dengan petunjuk (efek
samping dapat diperkirakan), efektif untuk menghilangkan keluhan karena 80% sakit
bersifat self limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan.
 biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat
waktu karena tidak perlu menggunakan fasilitas atau profesi kesehatan, kepuasan karena
ikut berperan serta dalam sistem pelayanan kesehatan.
 menghindari rasa malu atau stres apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu di
hadapan tenaga kesehatan, dan membantu pemerintah untuk mengatasi keterbatasan
jumlah tenaga kesehatan pada masyarakat (Supardi dkk, 2005)
 Menurut Anief (1997), keuntungan yang lain yaitu lebih mudah, cepat, tidak membebani
sistem pelayanan kesahatan dan dapat dilakukan oleh diri sendiri. Bagi konsumen obat,
pengobatan sendiri dapat memberi keuntungan yaitu bila ia dapat
 1) Menghemat biaya ke dokter
 2) Menghemat waktu ke dokter
 3) Segera dapat beraktifitas kembali
Kerugian
Swamedikasi
Kekurangan, obat dapat membahayakan kesehatan apabila tidak
digunakan sesuai dengan aturan, pemborosan biaya dan waktu
apabila salah menggunakan obat, kemungkinan kecil dapat timbul
reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya sensitifitas, efek samping
atau resistensi, penggunaan obat yang salah akibat salah diagnosis
dan pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan
obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Supardi dkk, 2005).
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI
Sesuai Permenkes no 919/MenKes/Per/X/1993, tentang kriteria obat
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter adalah:

 Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan wanita hamil, anak di


bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun

 Tidak memberikan resiko berkelanjutan

 Penggunaanya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus


dilakukan oleh tenaga kesehatan

 Pengunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di


Indonesia

 Memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan


INFORMASI UMUM OBAT
 Penggolongan Obat
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusinya. Penggolongan obat
menurut Permenkes No. 917/1993 adalah :
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai
dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat
bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : CTM
lanjutan
3. Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi
berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Contoh : Diazepam, Phenobarbital

4. Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan.

Contoh : Morfin, Petidin


TANDA PERINGATAN
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,
berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima)
centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna
putih sebagai berikut :
Jenis Penyakit apa sajakah
yang boleh swamedikasi ????/
Pengobatan sendiri ini dibatasi untuk penyakit ringan
seperti :
1. Batuk 10. Ketombe
2. Flu (influenza) 11. Kutil
3. Demam dan Nyeri 12. Luka bakar
4. Sakit maag 13. Luka iris
5. kecacingan 14. Luka serut
6. Diare
7. Biang keringat
8. Jerawat
9. Kadas/kurap
BATUK
Hal yang dapat dilakukan

1. Minum yang banyak untuk


membersihkan tenggorokan
2. Menghentikan kebiasaan merokok
3. Hindari makanan yang
merangsang tenggorokan spt :
Makanan dingin dan berminyak Obat yang dapat digunakan
4. Mengkonsumsi madu dan tablet
hisap pelega tenggorokan untuk 1. Obat Batuk berdahak
meringankan iritasi tenggorokan (ekspektoran) :
5. Menghirup uap air panas untuk Guaiacol, bromheksin,
mencairkan sekresi dahak yang OBH,ambroxol
kental supaya mudah dikeluarkan
6. Minum obat batuk yang sesuai 2. Obat batuk kering (anti
7. Bila batuk lebih dari 3 hari sebelum tusif) : Dekstrometorfan HBr,
sembuh segera ke dokter codein, clobutinol, dll
8. Bila terjadi sesak napas pada bayi
dan balita segera dibawa ke
dokter
CONTOH OBAT DI PASARAN
FLU
Hal yang dapat dilakukan

1. Istirahat yang cukup


Obat yang dapat digunakan
2. Meningkatkan gizi makanan
1. Anti histamin / anti alergi
dengan protein dan kalori mengurangi bersin-bersin dan
meler : CTM, diphenhidramin
yang tinggi
HCL
3. Minum air yang banyak dan 2. Dekongestan/pelega hidung
tersumbat :
makan buah segar yang
fenilpropanolamin, fenilefrin,
banyak mengandung pseudoefedrin, oxymetazolin
3. Obat batuk :
vitamin
dekstrometorfan, ambroxol,
4. Minum obat flu untuk bromhexin
4. Antipiretik(penurun demam)
mengurangi gejala/keluhan
dan analgetik (penghilang
5. Bila gejala menetap lebih nyeri) : parasetamol,
ibuprofen, asetosal
CONTOH OBAT DI PASARAN
DEMAM
Hal yang dapat dilakukan

1. Istirahat yang cukup


2. Makan dan minum banyak
3. Memeriksa suhu tubuh
Obat yang dapat digunakan
setiap 4 jam
4. Mengompres dengan air
hangat 1. Antipiretika (penurun
demam) : Parasetamol,
5. Bila suhu sangat tinggi
asetosal, ibuprofen
terutama pada anak-anak
segera ke dokter
Nb:
suhu demam : lebih dari 37 0 C
NYERI
Hal yang dapat dilakukan

1. Mengompres hangat
bagian yang nyeri
2. Menggunakan obat anti
nyeri Obat yang dapat digunakan
3. Bila nyeri berlanjut hubungi
1. Antipiretik(penurun demam)
dokter dan analgetik (penghilang
nyeri) : parasetamol,
ibuprofen, asetosal
CONTOH OBAT DI PASARAN
SAKIT MAAG
Hal yang dapat dilakukan

1. Hindari makanan dan


minuman yang merangsang
asam lambung seperti
makanan pedas, asam,
kopi, alkohol Obat yang dapat digunakan
2. Hindari stress baik fisik atau 1. Antihiperasiditas : Senyawa
mental aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida
3. Hindari Obat-obatan yang 2. Kombinasi obat
digunakan dalam jangka antihiperasiditas dan
penghambat reseptor H2 :
waktu lama (obat rematik aluminium hidroksida dan
dan anti inflamasi(obat magnesium hidroksida dan
famotidin
peradangan)
CONTOH OBAT DI PASARAN
Kecacingan
Hal yang dapat dilakukan

1. Menjaga kebersihan diri


(memotong kuku, cuci tangan
pakai sabun sebelum makan,
setelah buang air besar )
2. Menghindari makanan yang
telah dihinggapi lalat
3. Cuci bersih bahan makanan Obat yang dapat digunakan
4. Menggunakan karbol ditempat
mandi
1. Obat anthelmentika : Pirantel
5. Menggunakan alas kaki untuk pamoat, mebendazol,
menghindari sentuhan langsung piperazin
dengan tanah saat bekerja
dihalaman, perkebunan,
pertanian)
CONTOH OBAT DI PASARAN
DIARE
Hal yang dapat dilakukan

1. Minum banyak cairan, bila bayi


maka ASI diteruskan
2. Menghindari makanan padat,
sebaiknya mengkonsumsi
makanan : bubur, roti, pisang
3. Minum cairan rehidrasi
oralit/larutan gula garam Hal yang dapat dilakukan
4. Mencuci tangan sebelum 7. Menggunakan air bersih untuk
makan atau menyiapkan memasak dan memasak
makanan dan minuman
makanan 8. Menjaga kebersihan lingkungan
5. Menutup makanan untuk 9. Bila diare berlanjut untuk
mencegah dehidrasi sebaiknya
menghindari lalat ke dokter.
6. Menyimpan secara terpisah
makanan mentah dengan
APAKAH BAHAYA DIARE ?
Obat yang dapat digunakan
pada
1. Mencegah dehidrasi diare oralit, pada
: menggunakan
anak-anak dan bayi dehidrasi dapat
menyebabkan kematian !!!!
Oralit harus diberikan dalam 3 jam pertama

Umur Oralit yang harus diberikan


< 1 tahun 300 ml ( 1,5 gelas)
1 – 4 tahun 600 ml ( 3 gelas )
> 5 tahun 1200 ml ( 6 gelas)
Dewasa 2400 ml ( 12 gelas)
Lanjutan pengobatan diare
Oralit yang harus diberikan setiap habis BAB
.....
Umur Oralit yang harus diberikan
< 1 tahun 50 – 100 ml (1/4 – ½ gelas)
1 – 4 tahun 100 – 200 ml (1/2 – 1 gelas)
> 5 tahun 200 – 300 ml ( 1 – 1 ½ gelas)
Dewasa 300 – 400 ml (1 ½ gelas – 2 gelas)

2. Membentuk feces menjadi lebih padat : kaolin,pektin, bismuth


3. Mengurangi penyerapan air di usus : tanin (dalam teh, daun
jambu biji, buah salak)
4. Mengurangi gerakan usus : codein, loperamid
5. Suplemen zinc juga direkomendasikan oleh WHO untuk
mengatasi diare pada anak.
CONTOH OBAT DI PASARAN
BIANG KERINGAT
Hal yang dapat dilakukan

1. Mengenakan pakaian yang


nyaman dan tidak sempit
2. Mandi dua kali sehari
3. Mengeringkan tubuh
sesudah mandi dengan
benar terutama daerah
lipatan kulit
4. Mengoleskan cairan kalamin Obat yang dapat digunakan

atau krim anti gatal lainnya 1. Bedak salicil dan sediaan


yang mengandung kalamin
5. Tidak menggaruk daerah baik dalam bedak maupun
yang gatal untuk mencegah lotion

infeksi dan luka pada kuliT


CONTOH OBAT DI PASARAN
LUKA BAKAR

Adalah cedera pada jaringan kulit yang disebabkan


oleh api (panas kering) ataupun oleh cairan panas
(panas basah).
Penyebab luka bakar, antara lain:
1. Luka bakar kering disebabkan oleh api, gas panas
(menghisap asap sehingga tenggorokan dan paru-paru
terbakar, benda panas, gesekan, senyawa kimia, listrik
termasuk petir atau radiasi
2. Luka bakar basah disebabkan oleh cairan panas dan
uap panas
Lanjutan luka bakar
 Gejala-gejala yang timbul tergantung pada derajat
kegawatan luka bakar, antara lain:
1. Luka bakar permukaan: kemerahan dan sangat kesakitan
2. Luka bakar sedang: kulit melepuh, terkeliupas, bengkak dan
sangat kesakitan
3. Luka bakar dalam: kulit berwarna putih dan seperti lilin/ hitam
dan hangus serta tidak terasa sakit
4. Komplikasi: terjadi renjatan/shock akibat gagalnya system
peredaran darah dan infeksi bateri
LUKA BAKAR
Hal yang dapat dilakukan
Hal yang dapat dilakukan
1. Segera mencelupkan luka
5. Segera pergi ke UGD bila :
bakar dalam air dingin atau
dibawah aliran air selama 15 - Luka bakar pada
menit atau sampai kering muka,jari,sendi atau alat
sesering mungkin kelamin
2. Luka bakar tidak perlu dibalut - Luka bakar sedang yang
dan jangan mengolesinya luasnya lebih besar dari
dengan berbagai macam
telapak tangan
bahan seperti mentega, kecap,
- Semua jenis luka bakar
pasta gigi
dalam
3. Kulit yang melepuh jangan
dipecahkan untuk mencegah - Renjatan/shock
infeksi bakteri (pucat,keringan dingin,kulit
4. Bila terjadi demam, lembab,napas dan nadi
LUKA BAKAR
Obat yang dapat digunakan

1. Obat yang mengandung perak sulfadiazine dalam bentuk krim


atau salep digunakan 2 x sehari atau sesering mungkin bila
diperlukan dan ditutup dengan perban.
Perhatian : tidak boleh digunakan pada bayi prematur, bayi
yang baru lahir dan ibu yang sedang hamil

2. Obat yang mengandung minyak ikan ( oleum iecoris aselli)


dalam bentuk salep 10 %  untuk membantu penyembuhan
luka bakar 2 – 3 x sehari, tetapi tidak boleh digunakan pada luka
bakar yang sudah mengalami infeksi
CONTOH OBAT DI PASARAN
 Hal-hal yang harus diketahui sebelum melakukan
pengobatan sendiri :

1. Apakah masalah kesehatan anda memerlukan


pemeriksaan dokter
2. Apakah anda memerlukan obat
3. Konsultasikan dengan apoteker tentang obat
yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, untuk
mengatasi masalah kesehatan anda
PERHATIAN !!!!!!!!

“ LAKUKANSWAMEDIKASI YANG BERTANGGUNG


JAWAB AGAR ANDA TERHINDAR DARI
PENGGUNAAN OBAT YANG SALAH / TIDAK
RASIONAL, EFEK SAMPING OBAT DAN PENYAKIT
YANG MENJADI BERAT”

You might also like