You are on page 1of 132

PERENCANAAN

TANAH DASAR
DAN
PONDASI AGREGAT
oleh :
Ir. Indra Miduk Hutabarat, MM.

Sjachril Matseman, Widyaiswara. 1


PUSDIKLAT, Dept PU
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. MERENCANAKAN PENYIAPAN TANAH

DASAR JALAN

2. MERENCANAKAN PONDASI JALAN

DENGAN BAHAN AGREGAT


POKOK BAHASAN
1. Pekerjaan tanah
2. Penyiapan tanah dasar
3. Konsep perencanaan pondasi jalan
4. Pondasi agregat
5. Pondasi tanpa penutup aspal
6. Soil cement
7. Beton semen pondasi bawah (CTSB)
8. Beton semen pondasi atas (CTB)
PEKERJAAN TANAH
• Tipikal penampang melintang jalan
• Klasifikasi tanah / subgrade
• Karakterisrik dan metoda pengujian tanah
• Pekerjaan galian dan timbunan
• Stabilitas lereng
• Pemadatan bahan
PENYIAPAN BADAN JALAN DAN PONDASI
JALAN

• CAKUPAN PEKERJAAN:

PENYIAPAN,PENGGARUKAN DAN PEMADATAN

DASAR PERKERASAN

• PERSYARATAN: STANDAR RUJUKAN, TOLERANSI,

BAHAN, METODA PELAKSANAAN, PERSIAPAN

KERJA, PEMADATAN, REKONDISI, DAN

MANAJEMEN LANTAS.
PENYIAPAN BADAN JALAN
• RUJUKAN: SNI pengujian , TATACARA
pelaksanaan ( pemadatana tanah, stabilisasi
kapur/semen, SPESIFIKASI bahan)
• TOLERANSI: elevasi 1cm gambar alignemen,
• BAHAN TIMBUNAN: sesuai spesifikasi dan
tatacara timbunan dan pemadatan dan tinggi
kritis tiapa tahapan. GALIAN DALAM: contoh
tanah tidak terganggu, stratigrafi batuan/tanah,
peta geologi regional, dan analisa stabilitas
lereng.
Tipikal penampang melintang jalan
Typikal pembentukan badan jalan
Badan jalan

Tipikal Bagian Galian Tipikal Bagian Timbunan


Batas Dasar jalan

Bahu Jalan Perkerasan Perkerasan Bahu Jalan


Kaku Lentur

Konstruksi perkerasan jalan kaku


Sempadan
Bahan Bahu Lapisan Lapisan-lapisan Bahan Bahu Bangunan
Jalan Permukaan Permukaan Jalan

Konstruksi Perkerasan
LPA Jalan Lentur
LPB LPB
LPB

Beton Tanah
Dasar

Master Pondasi
Master Dasar jalan Dasar jalan Timbunan

RUWASJA RUMAJA RUWASJA


RUMIJA

Tipikal Penampang Melintang Jalan Luar Kota


Trotoar Jalur lambat Median Jalur Cepat Median Jalur cepat Jalur Trotoar
(2 lajur) (3 lajur) (3 Lajur) campuran
(min 3,5 M)

Jalur
pemisah

Tipikal Penampang Jalan Arteri Sekunder


(dalam Kota)
Contoh Menurunkan muka air tanah
Klasifikasi tanah
Klasifikasi tanah subgrade
1. Klasifikasi Unified: prosentasi butir tanah yang
lolos saringan no 200, klasifikasi ditentukan nilai
PI dan LL.
a) Berbutir kasar: Kerikil(G) dan Pasir (S);sifat
gradasi baik (W) /buruk (P) serta keberadaan
lanau(M) dan lempung (C)
b) Berbutir halus:> 50% lolos #200,plastisitas dan
organikTanah lempung(C), lanau(M),organik(O)
kondisi LL- rendah(L)/tinggi(H)
2. Klasifikasi AASHO:berbasis prosentasi butir
tanah yang lolos saringan no 200:
a) berbutir kasar: A-1,A-2,A-3sangat baik untuk
subgrade
b) berbutir halus: A-4 & A-5  baik; A-6 dan A-7
buruk untuk subgrade
pengujian tanah:

1. analisa saringan
2. hidrometer
3. Kepadatan ringan dan kepadatan berat
4. CBR
5. Atterberg limit
6. Triaxial
7. Permeabilitas
8. Cassagrande
9. piezometer
Klasifikasi tanah -UNIFIED

60

50
CH

40 A LINE

30
PLASTISITAS

20

CL
10

CL - ML
MH&CH
INDEX

0 20 22 40 52 62 80 100

Liquid limit
Klasifikasi tanah suggrade- AASHTO
General classification Granular Materials Silt clays Materials
(36% or less passing No.200) (more then 55% passing No. 200)

Group classification A-1 A-S A-2 A-4 A-5 A-6 A-7

A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7 A-7-4


A-7-5

Sieva Analysis, % passing :


No. 10 50 max …… …… ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. …….
No.40 30 max 51 min 51 min ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. …….
No.200 15 max 25 max 10 max 35 max 35 max 35 max 35 max 35 min 35 min 35 min 35 min

Characteristic of fraction
passing No.10
Liquid Limit …… ….. 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 40 min
Plasticity Index Gmax N.P. 10 max 10 max 11 min 11 min 10 max 10 max 10 min 15 max

Usual Types of Significant Stone fragments Fine Sand Silty or clayey gravel and sand Silty soils Clayey soils
Conslitnent materials Gravel and sand

General rating as subgrade Excellent to good Fair to poor


Grafik liquid-limit dan platicy-index untuk tanah
subgrade A-5, A-6,A-7 (AASHTO)
100

90
Subgroup
80 A-7-5

70

60 Subgroup
Liquid Limit LL

A-7-5
50 A-7
A-5
40

30
A-4 A-6
20

10

0 10 20 30 40 50 60 70
Plasticity index PI
Klasifikasi tanah

Sistem USCS menggolongkan tiga


kategori tanah:

• berbutir kasar,

• berbutir halus: lunak, lempung/organik

• kadar organik tinggi: gambut


Klasifikasi tanah lempung inorganik,lempung organik dan gambut
Sistem Klasifikasi Tanah gambut

Klasifikasi gambut didasarkan atas:

(a) kadar serat,

(b) kadar abu,

(c) tingkat keasaman,

(d) tingkat penyerapan,

(e) komposisi tumbuhan (bila diperlukan),


sesuai dengan klasifikasi ASTM D 4427
Tabel 4-5 Klasifikasi Gambut berdasarkan Tingkat
Kebasahan atau Kandungan Air
Mempengaruhi perilaku lempung
1. Kadar organik ditandai BJ & volume: bila kadar organik
>27% berat atau >55% volume (Hobbs,87)
2. Gravitational compaction, proses keluarnya air pori,
tegangan efektif turun, konsolidasi
3. Perubahan angka pori, kurva kompresi sedimen
(Terzaghy,1941) bila over consolidasi teg-eff turun
4. Desikasi, proses evaporasi permukaan tanah karena air
kapiler u-neg , teg-eff naik
5. Pelapukan dan disintrigasi
6. Sementasi
7. pelindihan air tawar
Penyebaran dan ketebalan gambut (Euroconsult,1983)
KARAKTERISASI GAMBUT
Kedalaman > 2 m, terdalam di pulau pisau 7-8m; brengkel bekel
dan bengkulu 15m; BJ 1.5- 2.0; kadar air 200-900%; ph 3-5; k–
tinggi sifat isotropis, metoda mengukur Cu diperdebatkan (?)
Pekerjaan Galian
1. Standar Rujukan: AASHTO Division 200. Earthwork,
Section 203 Excavation And Embankment
2. Pengujian bahan:
• Galian lereng tanah harus dilakukan pemeriksaan: φ ; C ;
informasi sumber mata air dan ketinggian muka air
tanah.
• Galian batu, pemeriksaan tingkat pelapukan (slake
durability) dan informasi stratigrafi batuan yang meliputi
kekar, sesar, kemiringan (dip & strek).
• Galian struktur, galian lantai pondasi jembatan, tembok
beton penahan tanah dan struktur pemikul dll
Pekerjaan timbunan
• mencakup pengadaan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk
pembuatan timbunan, untuk penimbunan
kembali galian
• tiga jenis, yaitu: timbunan biasa, timbunan
pilihan dan timbunan pilihan di atas tanah
rawa.
CARA PELAKSANAAN PENIMBUNAN DAN PEMADATAN
YANG BERPOTENSI GAGAL
Arah Pemadatan yang salah

Arah Pemadatan yang salah

± 80cm (tanah lembek)

Seharusnya

Arah Pemadatan yang benar


Dimulai dari bawah ,dari pinggir ke tengah
Pemadatan lapis demi lapis

Sebelum ditimbun, buat penanggaan tanah


± 80cm tanah lembek
buang,ganti dengan selected
material,padatkan lapis demi lapis
GALIAN TANAH &
STABILITAS LERENG
TIPE LONGSORAN

PENGELOMPOKAN
BERDASARKAN GERAKANNYA

1. RUNTUHAN ( FALL )
2. JUNGKIRAN ( TOPPLES )
3. ROTASI ( ROTATION )
4. TRANSLASI ( TRANSLATION )
5. GERAKAN LATERAL ( LATERAL
SPREADING )
6. ALIRAN ( FLOW )
7. MAJEMUK ( COMPLEX )
PENYEBAB LONGSORAN
1. INTERNAL
- TEKANAN AIR PORI
f  c'(  u )tg '
2. EXTERNAL
- PERBUATAN MANUSIA
- EROSI SUNGAI
- GEMPA
3. KONDISI GEOLOGI
FAKTOR EKSTERNAL
(PERBUATAN MANUSIA)

o
FAKTOR EKSTERNAL
(EROSI SUNGAI PADA BAGIAN
KAKI LERENG)

FAKTOR EKSTERNAL
(GEMPA)
2. 3 LETAK LONGSORAN

1. 2.

3. 4.
PENYELIDIKAN LONGSORAN

TAHAPAN PENYELIDIKAN

1. PERSIAPAN
2. PENDAHULUAN
3. PENYELIDIKAN DETAIL
MULAI
MULAI
FLOWCHART PENYELIDIKAN &
PENANGGULANGAN LONGSORAN

PERSIAPAN

TAFSIRAN UMUM

SURVAI PENDAHULUAN
SURVAI .PEND

PERIAN UMUM

PERLU
TIDAK
PENYELIDIKAN
RINCI
RESMI

YA

SUSUNAN PROGRAM PENYELIDIKAN RINCI

TIDAK
PROGRAM PENYELIDIKAN RINCI

PENYELIDIKAN RINCI

TIDAK EVALUASI DAN


ANALISIS

YA
PEMILIHAN TIPE PENANGGULANGAN
PERIAN UMUM

PELAKSANAAN

TIDAK

PEMANTAUAN

PENANGGULANGAN
BERHASIL

YA

INVENTARISASI

SELESAI
Intrumen pemantau bidang gelincir

PVC 2"
5 - 10cm

PVC 2"

20-25cm

DETAIL A

A
Tabel 2.1 Jenis/Macam Pengujian di Laboratorium

Tanah
Jenis/macam
Batuan Status / No.Standar Kegunaan/aplikasi
Pengujian Non
Kohesif Kohesif

Sifat fisik

1.Berat isi () X X X - SNI 03-3637-1994 Perhitungan Tekanan

2.Kadar air X X X - SNI 03-1965-1990 Klasifikasi dan


(w) Konsistensi

3.Atterberg X - - - SNI 03-1966-1990 Klasifikasi dan


limit - SNI 03-1967-1990 korelasi sifat sifat
tanah
4.Batas susut X - - - SNI 03-3422-1994 Potensi mengembang

5.Kepadatan - X - - Pemadatan
relatif

6.Analisa X X - - SNI 03-3423-1994 Klasifikasi,taksiran


butir kelulusan disain filter

7.Mineralogi X - X - SNI 15-0449-1989 Identifikasi

8.Kelekanga - - - SNI 03-3406-1994 Identifikasi


Sifat Teknis

1.Geser X X X - SNI 03-2813-1992 Analisis


langsung Kemantapan lereng

2.Triaxial X X X - SNI 03-2455-1991 Sda


- SNI 03-2815-1992

3.Kuat X - X - SNI 03-3638-1994 Sda


tekan bebas

4.Permeabil X X - - SNI 03-2435-1991 Analisis drainase


ity penentuan lapisan
pembawa air.

5.Pemadata X X - - SNI 03-1742-1989


n - SNI 03-1743-1989 Kontrol
pemadatan,analisis
kemantapan lereng

Keterangan : X = perlu diuji ; - = tidak perlu diuji.


ANALISIS STABILITAS LERENG
Tabel 2.3 Cara-cara analisis kemantapan lereng dalam penyelidikan longsoran
Bidang
No. Analisis Cara Longso- Tanah Batuan Keterangan
ran.*) **) **)

1. Berdasarkan Membanding L,P,B 1 Kurang te-


pengamatan kan kestabi - liti.
visual. lan lereng yang O O 2.Tergantung
ada. pengalaman
seseorang.
3.Disarankan
dipakai jika tidak ada
resiko.

2. Menggunakan - Fellenius L O -
Komputasi - Bishop L,P,B O O
- Janbu dll L,P,B

3. Menggunakan - Cousins L O - - Mat.Homogen.


Grafik
- Janbu L O O - Umumnya
Strukturseder
hana.
- Duncan P O O
-Hock&Bray P,B - O

Keterangan : *) L = Lingkaran ; P = Planar ; B = Baji. **) O=Dipakai ; - = tidak digunakan


PENANGGULANGAN LONGSORAN

2.7.1 PENANGGULANGAN DARURAT/SEMENTARA


- MEMBUAT SALURAN PERMUKAAN
PENGAMAN DAERAH LONGSORAN
- MENUTUP RETAKAN DENGAN
MATERIAL LOKAL
2.7.2 PENANGGULANGAN PERMANEN
- MENGUBAH GEOMETRI LERENG
- MEMBUAT TIMBUNAN PADA TEPI
LERENG
- MEMBUAT KONSTRUKSI TEMBOK
PENAHAN
PEMOTONGAN
STABILISASI
TANAH DASAR
• Pengertian: adalah lapisan tanah setebal
>30 cm dipermukaan badan jln yang
dipersiapkan untuk menempatkan struktur
perkerasan jalan
• Syarat: CBR> 6%, PI< 6% dg kadar
lempung<1.25; m.a.t- minimum 30 cm
dibawah elevasi subgrade; sistem drenase
jalan efektip; dipenuhi persyaratan
toleransi geometris & elevasi
METODA PELAKSANAAN DAN HARGA SATUAN
• metoda pelaksanaan: rencana bahan timbunan dan
tatacara pemadatan atau rencana galian ( disertai data
pendukung) harus telah mendapat persetujuan tertulis
direksi pekerjaan; semua sistem drenase harus berfungsi
efektip.
• Persiapan lapangan memasang bench mark dan stake
out telah disetujui, berikut peralatan dan bahan
• Kepadatan timbunan lapangan: tanah pilihan min 30 cm-
100%-yd; timbunan batuan max# 7.5 cm, contoh diambil
tiap 1000M3 bahan atau sumber bahan (baru)
• Lalulintas harus berjalan normal, pemeliharaan/rekondisi
kerusakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa, bila
diperlukan disediakan detour
• perkiraan biaya: dalam M2, kompensasi penuh seluruh
cakupan pekerjaan (termasuk uraian dan syarat
tambahan aanwijzing).
TIMBUNAN DIATAS
TANAH LUNAK
Petunjuk awal adanya tanah lunak
• Penilaian awal route jalan/aliyemen jalan dengan

menggunakan peta topografi dan peta geologi kwarter

(download dari www.ermapper.com )

• Identifikasi awal keberadaan tanah lunak atau tanah

organik tinggi harus mengikuti prosedur Panduan: Manual

Pemantauan Instrumentasi tanah lunak


Penilaian awal lokasi tanah lunak

Menggunakan peta topografi dan peta geologi,


type umum:
• Areal dataran rendah terbentuk pada dataran banjir dan daerah
pantai dengan kemiringan lereng kurang dari 8%.
• Bentuk/tipe umum: dataran banjir/aluvial; tanggul alami;lembah
anak sungai; rawa hulu(back march); delta; dataran pantai;
gosong pasir
Contoh peta geologi kwarter
Studi lokasi karakterisasi tanah lunak
• Kemiripan Formasi lempung sepanjang Pantai
Utara Jawa dan Sumatra Timur Laut, Seluruh
pantai berada di hulu gunung-gunung vulkanik,
beberapa perbedaan mineralogi, mineral utama
tetapi proses pelapukannya sama.
• Dilakukan (Pusat Litbang Prasarana
Transportasi, 1998) dan Marrison dkk. (1994)
berisi data dari:
Pelabuhan Tanjung Priok ( sekitar 1060 53’E
dan 6007’S); lokasi Km. 24+500 di Jalan Tol
Prof.DR. Sediyatmo, Jakarta (106° 7’E 6° 7’S).
Pantai Utara Jawa dan Pantai Timur Sumatra
Panduan timbunan jalan diatas
tanah lunak

• Permasalahan Kepala jembatan dan jalan


pendekat
• Timbunan diatas tanah lunak: penurunan,
keruntuhan pondasi, keruntuhan talud
• Langkah-langkah perencanaan dan
pelaksanaan
• Penggunaan geosintethic
POLA KERUNTUHAN
TIMBUNAN
Teknik timbunan diatas tanah lunak
Meningkatkan Mengurangi
Metode solusi stabilitas penurunan pasca
konstr

Penggantian material  
Bahu beban kontra 

Penambahan beban 

Konstruksi bertahap 

Penggunaan material  
ringan
Daya dukung stabilitas tanah
1.Tekanan tanah lateral daya layan dihitung
berdasarkan harga nominal dari:
- Berat volume air
- Kohesi tanah
- Sudut geser dalam untuk tanah.

2. Tekanan tanah lateral ultimate: harga nominal


: Berat volume air dan harga rencana kohesi
tanah dan sudut geser tanah.
Persamaan daya dukung tanah dasar adalah :
Taylor: qult = c.Nc + .D ; qult.net = c.Nc, (undrained)=cu

Persamaan Daya Dukung Batas

Prandtl (1921) 5,14 c +  D

Fellenius (1921) 5,50 c +  D

Skempton (1943) 5c(1+0,2D/B)(1+0,2B/L)+D

Peck, Hansen & Thomburn (1953) 5,7c(1+0,3B/L)+D


Timbunan oprit jembatan
1. Jalan pendekat dan oprit jembatan: penurunan,
pergeseran, gesekan negatif TP, konsolidasi plastis,
heaving
2. Stabilitas lereng timbunan dan tebing sungai
3. Tekanan lateral dibelakang struktur abutmen
4. Angle of respose, Cu min sehubungan waktu
konsolidasi
5. Stabilitas tembok penahan dan tatasalir
6. Timbunan H>Hcr: keruntuhan tanahdasar, sequeezing
7. Tekanan lateral pada Tiang pancang: metoda De
beer& Wallays, pendekatan tchebotoriof
8. Pengaruh waktu, konsolidasi penuh Pe-min turun
sedang Py naik-max
• Teknik penanganan Kepala Jembatan akibat beban
lateral
1. Pembuangan seluruh atau sebagian tanah lunak (3-
4m) dan meggantinya dengan material pilihan. oprit
jembatan Krembangan-Gresik. Tanah lunak diganti
pasir sedalam 3,0 m
2. Pra-pembebanan. Pembebanan dilakukan sebelum
dilakukan pemancangan tiang, Waktu konsolidasi
dipcrcepat menggunakan vertikal drain;dicoba pada
jembatan Mahakam
3. Pemindahan beban, beban yang bersebelahan
ditransfer atau dipindahkan kelapisan yang lebih
kokoh dengan tiang beton, cerucuk, material
berbutir. Oprit jembatan Kapuas, beban timbunan
dipindahkan kelapisan bawah kedalaman 12,0
dengan kelompok sheet pile
5. Perpanjang bentang (bridge extensin),
telah biasa dilakukan
6. Spill through abutment, memperkecil gaya
horizontal tanah lembek dipaksa supaya
merocot (sauezed) diantara sela tiang.
Abutment jembatan Bayunglincir mempunyai
susunan tiang "spill through" dibawah
abutment
7.Lokasi tiang miring sebaiknya dimodifikasi
atau direlokasi supaya terlindung dibawah
abutment.
Material timbunan ringan
No Material Berat Isi (t/m3) Keterangan
1. EPS 0,02 – 0,04

2. Potongan ban bekas 0,4 – 0,6 Edil dan Bosscher


3. Kayu ( Korduroy ) 0,7 30 % Rongga, Tidak jenuh

4. Pelet Lempung 0,8 Jenuh ( Moretti,1989 )


5. Batu Apung 1,09

6. Pembentuk Rongga 0,5-1,5

7. Ampas Gergaji 1 ( Perkiraan ) Jenuh


8. Bal Gambut 1 ( Perkiraan ) Jenuh
9. Tanah Kohesif 1,6 – 1,9

10. Pasir 1,8 – 2,2


4. Material ringan, seperti abu sekam, abu sekam
campur kapur, serbuk gergaji dan batu apung
Material B.J CBR qu L.A.abrasi Crushing value
(%) t/m2 (%) (%)

Abu sekam padi - 1,08 4 - -

ASP + 6% kapur - 1,05 - 12,8 - -

Batu Apung
0,88 1,09 20 - 50-60 70-80
Pemadatan badan jalan
tanah urug pilihan
Spreading timbunan tanah pilihan
Pemadatan tanah dasar
• Pengertian: usaha mekanis untuk meminimalkan
void bertujuan meningkatkan daya dukung dan
menurunkan permeability
• Prosedur: percobaan proctor AASHTO T99 dan
T180; mecoba 5 variasi kadar air diperoleh kadar
air optimum, dan memplot zero air void line
• Kepadatan relatif, untuk memperoleh range kadar
air untuk pelaksanaan pemadatan di lapangan
PERALATAN UTAMA PEKERJAAN TANAH
DASAR
KESESUAIAN PENGGUNAAN ALAT BESAR
KONSEP STRESS-STRAIN (BURMISTER, 1953)
Karakteristik bahan akibat beban repetitip
PONDASI AGREGAT
Struktur Perkerasan Lentur

Seal coat
Bahan pondasi jalan:
Lapis permukaan
•Lapis permukaan : Polimer modified bitumen, Tack coat
tahan UV, titik lembek tinggi > 54o; Lapis binder
Gradasi senjang tipis, BFT > 10u Prime coat
•Tack Coat : Rubberized emultion, daya rekat tinggi
•Binder : Polimer modified bitumen, Lapis pondasi atas
gradasi menerus, tebal sekitar 5-6 cm
•Lapis membran : Elastoseal ditambah Chip
•Lapis pondasi Atas : Batu pecah atau ATB
•Pondasi Bawah : Sirtu, pitran, CSTB, soil cement, Lapis pondasi bawah
gravel, dll
•Subgrade : Dipadatkan OMC, CBR>6%,
bahan pilihan (Sandy clay + semen,
Silty Clay + emulit, gambut + Pitsolid) subgrade

Elevasi tanah asli gali/timbun


Fungsi perkerasan
- Lapis yang melindungi tanah dasar, membentuk
permukaan : rata, kesat, melayani Lantas selama UR.
- Lapis permukaan : Lentur, Kasar, Tahan UV, Kedap air,
Tahan Deformasi, Tahan gaya
- Lapis Binder : Tahan gaya, tahan deformasi, Mudah
dipelihara, kedap air
- Lapis Pondasi atas : tahan gaya, kedap air
- Lapis Pondasi bawah : Tidak berubah bentuk, PI < 6%,
menyerap/mengevakuasi air terperangkap
- Lapis Subgrade : Mendukung badan jalan, impermeabel,
menghindari kontaminasi tanah asli, dan mendukung
peralatan selama pelaksanaan
PONDASI JALAN
MACAM BAHAN PONDASI JALAN LENTUR:

1.LAPIS PONDASI AGREGAT

2.SEMEN TANAH

3.CEMENT TREATED SUB-BASE (CTSB)

4.CEMENT TREATED BASE (CSB)


PONDASI AGREGAT
Tiga kelas Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A, Kelas
B dan Kelas C.
• Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A atau Kelas B,
• Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas C.

• Fraksi Agregat Kasar: max tertahan # 4,75 mm, keras


dan awet.
• Agregat kasar Kelas A batu kali harus 100 % dua
bidang pecah.
• Agregat kasar Kelas B, batu kali harus 65 % satu
bidang pecah.
• Agregat kasar Kelas C berasal dari kerikil.

• Fraksi Agregat Halus: lolos ayakan 4,75 mm, pasir


atau batu pecah halus
Rujukan Sandar Nasional Indonesia
SNI 03-1744-1989
1. Rujukan :
• Metode Pengujian CBR Laboratorium.SNI 03-1966-1990
• Metode Pengujian Batas Plastis.SNI 03-1967-1990 :
• Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
Cassagrande.SNI 03-2417-1991 :
• Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles.
2. Pekerjaan Berkaitan: a)Penyiapan Badan Jalan,
b)Pelebaran Perkerasan, c)Bahu Jalan, d)Pemeliharaan
Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase,Perlengkapan
Jalan dan Jembatan, dan e)Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
Acuan: Standar Nasional Indonesia (SNI)

• SNI 03-1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis.


• SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair Dengan Alat Cassagrande.
• SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar.
SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang Mengandung
Butir Kasar.
• SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Aggregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
• SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir.
• SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
• SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Terhadap Larutan
Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
• SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-Butir Mudah Pecah
dalam Agregat.
• SNI 03-6388-2000 : Spesifikasi Agregat Lapis Pondasi Bawah, Lapis Pondasi Atas dan Lapis
Permukaan.
• SNI 03-6412-2000 : Metode Pengujian Kadar Semen dalam Campuran Segar Semen-Tanah.
• SNI 19-6413-2000 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Isi Tanah di Lapangan dengan Balon
Karet.
• SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder dengan Cetakan Silinderdi
dalam Tempat Cetakan.
• SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk Digunakan dalam Beton.
• SNI 03-6886-2002 : Metode Pengujian Hubungan Antara Kadar Air dan Kepadatan pada
Campuran Tanah-Semen.
LAPIS PONDASI AGREGAT
• PERSYARATAN: SNI-metoda pengujian: kepadatan, CBR, PI/LL, keausan,
gumpalan lempung
• pondasi atas agregat klasA/klas B, pondasi bawah klas C, perkerasan tanpa penutup
aspal Klas D: sifat dan gradasi tbl 5.1.2.2-1 spec BM 2005
• Toletansi dimensi: elevasi 1cm, tebal lapisan rencana/min 1cm; camber-rata
• metoda pelaksanaan: pencampuran bahan dan air terpusat, pengamparan paver,
pemadatan awal rodabesi bergetar, antara roda karet, akhir triwhell(tanpa
penggetar).
• persyaratan kerja: perbaikan jalan rusak atau penggarukan jalan lama dan panjang
amparan 100m, dipadatkam pada Wopt ; t< 20 cm.
• rekondisi terhadap penggarukan&penghamparan kembali karena ketidak sesuaian
W, kerusakan permukaaan dan kesalahan lokasi amparan.
• perkiraan harga satuan M3: kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, pengujian, pemeliharaan permukaan, dan biaya lain
penyelesaian akhir.
Persyaratan Agregat lapis pondasi harus bebas dari bahan organik dan gumpalan
lempung memenuhi persyaratan tabel 5.1.2-1 dan tabel 5.1.2-2
LAPIS PONDASI TANPA PENUTUP ASPAL
DIKENAL 2 MACAM: LAPIS AGREGAT KLAS D;
WATERBOUD MC.ADAM
• AGREGAT KLAS D: Bahan kerikil atau batu
pecah, syarat gradasi dan sifat bahan tabel
5.2.2-1 dan 5.2.2-2

• Waterbound Mc.adam:
Agregat kasar dan agregat halus Mc.adam:
syarat gradasi tabel 5.2.2-3; bahan plastis:
non organik, #gumpalan<4.75Mm
Pondasi jalan agregat klas D
Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal : kerikil pecah, batu
pecah atau kerikil alam bulat yang memenuhi Spesifikasi Gradasi,
dengan # 200 antara 8 -12%.
•Metoda pelaksanaan: amparan pada kadar air Wopt ,
pemadatan awal radabesi/karet bergetar, dilanjutkan dengan
roda besi, camber 5% -rata; bila diperlukan bahan pengisi
ditambahkan seperlunya.
•REKONDISI: Pembongkaran karena kesalahan ampar atau
pemadatan kembali karena kadar air tidak tepat serta perbaikan
akibat lalulintas
•PERKIRAAN HARGA SATUAN M3 Penampang melintang
disetujui: kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, pengujian, cut-off layer dan bahan
lain penyelesaian akhir.
Gradasi untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa
Penutup Aspal ( agr. Kelas D)
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang
ASTM (mm) Lolos
¾” 19 100
No.4 4,75 51 - 74
No.40 0,425 18 - 36
No.200 0,075 10 - 22
Sifat-sifat Nilai
Batas Cair (SNI 03-1967-1990) Maks.40
Indeks Plastisitas (SNI 03-1966-1990) Min.6
Maks.20
Abrasi Agregat Kasar (SNI 03-2417-1991) Maks.50
CBR (SNI 03-1744-1989) Min 30%
Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal
Waterbound Macadam

• Agregat kasar dan halus dan bahan pengikat

• Harus memenuhi ketentuan gradasi, dan ukuran


agregat kasar sesuai dengan tebal yang
tercantum dalam Gambar Rencana serta
persyaratan spesifikasi.
Ketentuan Gradasi untuk Waterbound Macadam
Jenis Agregat Ukuran Ayakan Tebal Lapisan Padat
ASTM (mm) (10-15 cm)
Persen Berat Yang Lolos
Agregat Pokok 3” 75 100
2 ½” 63 95 - 100
2” 50 35 - 70
1 ½” 37,5 0 - 15
1” 25 0-5
¾” 19 -
Agregat Halus 3/8” 9,5 100
No.4 4,75 70 – 95
No.8 2,0 45 – 65
No.20 1,0 33 – 60
No.40 0,425 22 – 45
Pengikat plastis N0.200 0,075 10 – 28
Karakteristik bahan macadam
• Agregat kasar juga harus memenuhi ketentuan
berikut
Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles
(SNI : Maks. 40 03-2417-1991)
• Agregat halus juga harus memenuhi ketentuan
berikut
Indeks Plastisitas (SNI 03-1966-1990) : Min.4
dan Maks.12
• Batas Cair (SNI 03-1967-1990) : Maks.35
• Lolos #200 : Maks 12%
CAMPURAN BAHAN PLASTIS
• Pencampuran bahan plastis tidak boleh dilaksanakan
bila bahan aslinya telah memenuhi ketentuan plastisitas
maksimum.
• Bahan plastis untuk pencampur tidak boleh mengandung
bahan organik.
• Bahan plastis tidak boleh mengandung butiran atau
gumpalan yang berukuran lebih dari 4,75 mm.
• Kadar air bahan plastis dan semua fraksi lainnya harus
sedemikian rupa sehingga bahan
• plastis itu tetap gembur sebelum dan selama proses
pencampuran.
KENDALI MUTU
Pengujian dilakukan:
a) minimum tiga contoh yang mewakili setiap sumber
bahan
b) setiap 1000 meter kubik bahan diproduksi paling
sedikit harus diuji: lima (5) pengujian indeks
plastisitas, lima (5) pengujian gradasi partikel, dan
satu (1) uji penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 03-1743-1989, metode D.
c) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan
harus secara rutin diperiksa(SNI 03-2828-1992).
Pengujian harus seluruh kedalaman lapis tersebut,
tidak lebih 200 m pekerjaan agregat.
d) Alat pemadat roda besi dengan penggetar
(pemadatan awal) atau pemadat roda karet,
pemadatanan keadaan kadar air optimum.
LAPISAN PONDASI
TANAH SEMEN
LAPIS PONDASI TANAH SEMEN
Tanah distabilisasi semen diletakan diatas subgrade
berfungsi sebagai pondasi bawah jalan.
• persyaratan: SNI-metoda pengujian, dan semen
• toleransi dimensi: elevasi subgrade/pondasi- 1cm camber
dan rata, uji core ketebalan dan kualitas homogen
• Bahan: semen portland type l, banyaknya campuran
diperoleh dari percobaan awal dilapangan (PFT); air-tawar
bebas dari suspensi, organik, minyak, sulfat, Cl; tanah <
lolos#200, < #7.5 Cm, non plastis/expansive, uji pH (1Jam)
< 12.2
• Campuran: hasil percobaan lab dan PFT 3-12% berat kering
semen; metoda campuran UCS dan CBR, menentukan:
persyaratan tanah, kadar semen, kadar air dan kepadatan
lapangan.
Prosedur perencanaan
• Prosedur perencanaan UCS:
– Grafik I, 5 kadar semen berbeda dipadatkan Wopt diperoleh MDD dan
OMC
– GrafikII, plot MDD danOMC dg kadar semen berbeda
– Grafik III, Pengujian benda uji 7hari, curva hasil plot dipilih kadar semen
memenuhi kekuatan target tanah-semen disyaratkan.
– Kadar semen dipilih dimasukan grafik II diperoleh MDD dan OMC.
Grafik IV untuk mengendalikan kepadatan dan kadar air lapangan dgn
menggunakan batas spec tabel 5.3.2-2
• Perencanaan CBR prosedur sama, pengujian Benda uji dijaga
kelembabannya, simpan dalam kantong plastik tertutup
selama 72 jam, kemudian direndan 96 dalam air selanjutnya
pengujian CBR
• pengendalian mutu: pengujian DCP atau uji inti, hasil
diserahkan paling lambat 24 jam
• pencampuran bahan, mix-inplace (tanah nonplastis- PI x %
lolos#200 >>500) atau central-mixing-plan. Pedoman
pencampuran tabel 5.3.3-1.
pencampuran insitu:
• tanah diampardiatas subgrade, dihaluskan max#25 mm,
75% lolos#no4, kadar air<2% Wopt
• semen ditebar tangan menurut rencana, diaduk merata
dengan rotavator diberi air bertahap hingga Wopt,
dipadatkan hingga MDD; aktivitas pemadatan max 1jam
setelah diberi air.
• Panjang amparan 200m, pemadatan awal shepsfoot/ roda
karet, dihaluskan dg grader. Penggilasan menengah
dengan roda besi dan penggilasan akhir PTR sedikit
dibasahi dipadatkan Min 97% yd. ditabur Chip max#
13mm- 12 kg/M2 digilas ringan.
• Pemeliharaan semen tanah 4 hari dengan menjaga
penguapan air berlebihan: karung basah, ditutup plastik,
ataur diberi curing membrane ( setelah 24 jam) CSS-1
0,35-0.5 Kg/m2 , lapis berikutnya dikerjakan 7 hari
kemudian; 14 hari setelahnya pekerjaan pengaspalan
harus dilakukan.
• PFT panjang 200m, menurut tebal, peralatan, peralatan
dan prosedur yang disetujui direksi
Prosedur rancangan campuran
(1) Tentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan
(2) Masukkan angka-angka MDD dan OMC setiap
macam kadar semen pada Grafik II
(3) paling sedikit empat kadar semen, buatlah benda
uji kuat tekannya (Unconfined Compression
Strength / UCS, masukkan angka-angka pada
Grafik III
(4) Gunakan nilai-nilai MDD dan OMC menentukan
kepadatan di lapangan, dan gambarkan batas-
batas tersebut pada Grafik IV
(5) Tentukan kehilangan berat SNI 13-6427-2000 dan
perubahan volume SNI 03-6886-2002 serta
bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di
Tabel 5.4.3-2
Peralatan
Peralatan processing harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dan
dengan kapasitas dapat mencampur homogen tanah, semen dan air
secara merata

1. Peralatan Penggemburan dan Pencampuran:


• Mesin pencampur pusat
• Rotavator ringan (<100 PK)
• Rotavator berat (>100 PK)
• Motor grader
• Peralatan manual (cangkul, sekop, gacok dll.)
2. Peralatan penghampar:
• Mesing penghampar (paving machine)
• Kotak penyebar (spreader box)
• Motor grader
• Peralatan manual
3. Peralatan Penyiram: Tangki air dengan batang penyiram air
4. Alat pemadat:
• Pemadat kaki kambing
• Pemadat roda besi tendem
• Pemadat getar
• Pemadat roda karet
• Stemper getar
Persyaratan Kerja, Pengajuan Kesiapan Kerja

(1) Pengiriman Semen ke Lapangan, Contoh, semua bahan


yang akan dipakai, Penyedia Jasa harus menyediakan
tempat penyimpanan dilapangan untuk semua contoh
(2) Pemakaian Semen, disertai sertifikat tempat pembuatannya
dan hasil pengujiannya Standar Nasional Indonesia SNI 15-
2049-1994.
(3) Data Survai, semua elevasi yang diukur dan disetujui
(4) Pengendalian Pengujian, sesuai dengan prosedur pengujian
standar
(5) Pengujian dengan DCP, Grafik hasil plotting data Dynamic
Cone Penetrometer
(6) Catatan Benda Uji Inti (Core)
(7) Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja, Semen hanya boleh
ditempatkan bila permukaan kering
(8) Pengaturan Lalu Lintas
METODA PELAKSANAAN
1) Penyiapan Tanah Dasar: 20 cm tanah di
bawah tanah dasar harus dipadatkan sampai
kepa 95 % kepadatan kering maksimum, CBR
tanah bilamana diuji SNI 03-1744-1989, paling
sedikit harus 6% 2)
2) Pemilihan Cara Pencampuran/Penghamparan:
• Pencampuran tanah, semen dan air harus
dilakukan dengan cara pencampuran di
tempat (mix-inplace), atau instalasi
pencampur pusat (central-mixing-plant).
Macam alat pencampur
Cara Pencampuran Di Tempat (Mix-In Place)
• Sebelum semen ditambahkan, tanah dihaluskan
kecuali untuk partikel batu atau kerikil, memenuhi :
100% Lolos Ayakan 25 mm dan 75% Lolos Ayakan
No. 4,
• semen ditebar merata di atas tanah, dengan
tangan/mesin penebar (pada takaran yang dihitung),
lintasan mesin pencampur dilaksanakan sampai
seluruh tanah dan semen tercampur merata,
ditunjukkan meratanya warna adukan
• Bilamana semen dan tanah telah tercampur merata,
kadar airnya ditambahkan sampai batas rancangan,
dan pemadatan harus segera dilaksanakan max 30
menit
Pemadatan
a) Dimulai setelah pencampuran dan seluruh operasi, termasuk pembentukan
dan penyelesaian akhir, dan harus diselesaikan dalam waktu 60 menit sejak
semen tercampur tanah
b) Panjang maksimum setiap ruas yang diijinkan tidak boleh lebih panjang dari
200 meter
c) Pemadatan awal dengan penggilas sheepsfoot, penggilas roda karet atau
penggilas beroda halus, tidak boleh membebani pada Tanah Semen yang
sudah sudah mengeras maupun sebagian sudah mengeras.
d) Setelah penggilasan awal, pembentukan dengan motor grader diperlukan
sebelum penggilasan akhir, Penggilasan akhir disertai penyemprotan air
untuk membasahi permukaan yang kering selama operasi pemadatan,
kepadatan dicapai 97 % kepadatan kering maksimum laboratorium
e) Perhatian khusus diberikan di sekitar sambungan memanjang maupun
melintang untuk susut-muai ( pemotongan)
f) Permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus ditutup
dengan rapat, bebas dari pergerakan peralatan dan tanpa bekas jejak roda
pemadat, lekukan, retak atau bahan yang lepas
g) Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapisan, ditebarkan butiran batu
(chipping) secara merata di atas permukaan Lapis Pondasi Semen Tanah dan
dibenamkan pada permukaan dengan penggilasan. Butiran batu harus
berukuran nominal 13 mm dengan takaran kira-kira 12 kg/m2.
h) Pemeliharaan min 24 jam Curing membrane berupa : (1) Lembaran plastik
kedap air (2) Bahan karung goni yang harus selalu basah (3) Bahan lainnya
yang terbukti efektif
PENGENDALIAN MUTU
1) Pengendalian Penyiapan Tanah Dasar
2) Pengendalian Penghalusan Tanah
3) Pengendalian Kadar Air Untuk Operasi Pencampuran Di Tempat
4) Pengendalian Pemadatan Pada Lapis Pondasi Tanah Semen, interval
satu dengan lainnya tidak lebih dari 500 meter, survai elevasi
permukaan maupun Scala Dynamic Cone Penetrometer
5) Pengendalian Kekuatan dan Kehomogenan dari Lapis Pondasi Tanah
Semen
6) Pemantauan Ketebalan Lapis : (1) "Ketebalan terpasang" (placed
thickness); dan (2) "Ketebalan efektif" (effective thickness). pada
penampang melintang setiap 50 meter
7) Kadar Semen
8) Penghamparan Lapisan Beraspal, Selambat-lambatnya 14 hari setelah
Lapis Pondasi Tanah Semen, pepelapisan dengan campuran aspal
panas harus dilaksanakan.
9) Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Tanah Semen Yang Tidak
Memenuhi Ketentuan,tidak memenuhi toleransi atau mutu spesifikasi
yang disyaratkan
10) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
PENGENDALIAN MUTU KEPADATAN LAPANGAN:
D CP dan S P R

DYNAMIC CONE PENETROMETER: prosedur sangat


cepat untuk mengevaluasi homogenitas, tebal dan
kekuatan di tempat Pondasi Semen Tanah

 rekaman menerus terhadap kekuatan tanah sampai


kedalaman 90 cm

grafik korelasi, pembacaan penetrometer dg CBR dan


(UCS)
Perhitungan Tahanan Penetrasi Skala (SPR)

• membuat grafik hubungan: SPP (kedalaman


dari mudahnya penetrasi terhadap tanah --
cm\tumbukan); atau SPR (sukarnya
penetrasi terhadap tanah-- tumbukan/cm).
SPR = 1/SPP
• Karena SPR merupakan ukuran kekuatan
tanah, dapat dikorelasikan dgn CBR atau
UCS.
• Pengendalian mutu: tes kepadatan kering

sandcone setiap 200m dan 10 benda uji lab.

Dan 5 contoh tanah tiap 200m

• perkiraan harga satuan, pembayaran semen

(ton) berdasar perhitungan pemakaian semen

harian, sedang lapis pondasi tanahsemen

terpasang dalam meter kubik.


CEMENT TREATED SUB-BASE
CEMENT TREATED SUB-BASE (CTSB)

Lapis beton semen pondasi bawah adalah


campuran semen dan agregat; pencampuran,
pembasahan dan pengeringan, pemadatan,
pembentukan dan penyelesaian, perawatan
dikerjakan sesuai gambar dan spesifikasi serta
petunjuk direksi. Dibuat pada peralatan peralatan
pencampur terpusat (CMP) atau pencampur di
lapangan (SP)
A. Persyaratan:
• SNI- Metoda pengujian
• Toleransi dimensi: tebal dan tebal rata-rata pot.melintang
10mm, kerataan permukaan 8mm(tiap 3m); 7.5 cm< t <15
cm; elevasi 10 mm.
• Bahan: agregat, sumber, prosedur pengujian, syarat tabel
5.4.2-1 (gradasi, PI & organik), penyimpanan; semen adalah
PC typeI; air-tawar, bebas minyak, garam, asam, alkali,
gula, organik; bahan aditif tidak digunakan (kecuali
persetujuan direksi)
• pencampuran: perencanaan campuran target kekutan 7hr,
dan kekuatan 28hr > 75 kg/cm2 memperoleh perbandingan
komposisi campuran, OMC dan MDD.
• peralatan: alat pencampur, alat pemadat bergetar,
pengangkut, penghampar dan alat bantu
• jadwal dan manajemen lantas:4 hr setelah pemadatan akhir
tidak dilewati lantas, 14 hr harus dilanjutkan pengaspalan/
amparan berikutnya, lalulintas harus berjalan normal-
menyediakan detour.
B. Pencampuran dengan alat memiliki timbangan
atau takaran, menurut rencana perbandingan
komposisi campuran, OMC dan MDD.
C. Contoh bahan: 2 contoh agregat @ 50kg, semen
dan air, pengujian 2 sample/1000 M3 dan pengujian
MDD-OMC, dan 28hr > 75 kg/cm2
D. Pemeliharaan: beton muda dijaga
kelembaban/penguapan berlebihan min 4 hari, dan
permukaan CTSB harus tetap baik dan rata hingga
pekerjaan berikutnya.
E. harga satuan: M2 , kompensasi penuh biaya
pekerja, peralatan dan bahan, penyiapan lapisan,
mencampur, mengangkut, menghampar,
pembasahan, pemeliharaan&perbaikan,
pembentukan sesuai gambar, spec dan petunjuk
direksi.
Spesifikasi agregat CTSB
Uraian Analisa Ayakan Persyaratan

Ukuran Ayakan Persen Berat yang


Lolos (% lolos)
ASTM (inch) (mm)
2 50 100
1½ 37,5 70 – 100
1 25,0 55 – 87
3/8 9,50 40 – 70
No. 4 4,75 27 – 60
No.10 2,0 20 – 50
No. 40 0,425 10 – 30
No. 200 0,075 5 - 15
Indek Plastisitas 9 maks
Kadar Organik 1% maks
Perencanaan campuran CTSB
• Perbandingan komposisi dengan beberapa
kadar semen dan kadar air optimum.
• hasil uji bahan dan campuran berikut
petunjuk cara pencampuran, jadwal
percobaan campuran dan kekuatan pada
pemeriksaan umur 7 hari.
• kekuatan minimum pada umur 28 hari tidak
boleh kurang dari 75 kg/cm2.
Perubahan terhadap perbandingan
komposisi campuran
• Harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
• Tahapan penentuan kadar semen optimum:
(1) Tambahkan semen kedalam agregat, harus diperkirakan dapat
menghasilkan kekuatan optimum.
(2) Hitung kadar air optimum dari campuran di atas.
(3) Siapkan contoh-contoh dengan kadar semen yang bervariasi antara 1 atau
2 % terhadap jumlah semen yang diperkirakan mencapai kekuatan
optimum.
(4) Kekuatan tekan yang ditunjukkan pada umur 7 hari akan menentukan kadar
semen untuk mencapai kuat tekan yang diperlukan.
(5) Jumlah semen ditunjukkan berdasarkan prosentase terhadap berat.
• Percobaan / uji material harus dilakukan setiap 1.000 meter kubik (CTSB),
atau minimum 3 uji. Disamping kepadatan dan kadar air campuran,
campuran harus diuji kadar semen dalam campuransesuai dengan SNI
03-6412-2000.
CEMENT TREATED BASE (CTB)
CEMENT TREATED BASE (CTB)

Lapis beton semen pondasi atas adalah


campuran semen, air dan agregat batu
pecah keras dankuat, diampar dan
dipadatkan pada OMC/MDD, dibentuk
(Shaping) dan perawatan serta perbaikan
sesuai spesifikasi, profil gambar rencana
atau perintah direksi.
BAHAN UTAMA CTB
a) Semen Portland, sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia, SNI 15-2049-1994 Semen
Tipe-1.
b) Air, sesuai dengan SNI 03-6817-2002 dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Air harus bebas
dari endapan dan dari zat yang merusak.
c) Material agregatnya, harus terdiri dari batu
pecah, harus kuat, keras, mudah dipadatkan,
tahan gaya geser serta bebas dari material
lunak, retak dan berongga.
gradasi agregat CTB
Ukuran Ayakan PersenBerat Lolos
ASTM (inch) (mm) (% lolos)
2 50 100
1½ 37,5 88 – 95
1 25,0 70 – 85
3/8 9,50 40 – 65
No. 4 4,75 25 - 52
No.10 2,0 15 - 40
No. 40 0,425 8 – 20
No. 200 0,075 2-8
Pengujian dan persyaratan agregat
Sifat SNI Persyaratan

Abrasi Aggregat Kasar SNI 03-2417-1991 Maks. 35%

Indek Plastisitas SNI 03-1966-1990 Maks. 6%

Batas Cair SNI 03-1967-1990 Maks. 25%

Gumpalan Lempung dan SNI 03-4141-1996 Maks. 1%


Butir-Butir Mudah Pecah
A. persyaratan :
• Bahan: semen PC type I, air tawar bebas
endapan dan zat merusakbeton; agregat,
gradasi barasi, PI, LL, lempung
• Kekuatan: uji 6 sample/1000 M3 , kuat tekan
7hr > 78 kg/cm2 dan 28hr > 120 kg/cm2 .
B. percobaan lapangan: desain campuran
dicoba lapangan 500 M2 , sesuai rencara
komposisi campuran, ketebalan, dan metoda
pelaksanaan; persetujuan/penolakan direksi
paling lambat 14 hari kerja
C. peralatan: continous mixing plant, silo semen, tangki
air, alat pengangkut, penghampar, pemadat dan
penggetar.
D. pemadatan: max 60 menit setelah diberi air harus
dipadatkan dan selesai 60 menit kemudian,
kepadatan > 95% yd, toleransi variasi OMC 2%
E. Perawatan: menjaga penguapan air berlabihan atau
penyempratan CSS-1 0.35- 0.50 Liiter/M2
F. Harga satuan: M3 padat yang disetujui direksi,
kompensasi penuh penydiaan bahan, pencampuran,
pengangkutan, penghamparan, pemadatan,
pemeliharaan pengujian, perbaikan, pemeliharaan
lantas.
KENDALI MUTU
1. Setiap 1000 M3, pengujian 3 contoh:
• 1)Kuat tekan dari Cement Treated Base (CTB)
• (2) Kadar semen yang dibutuhkan
• (3)Kadar air optimum
• (4)Berat isi campuran kering pada kadar air
optimum
2. Kekuatan campuran Cement Treated Base
(CTB) didasarkan atas kuat tekan contoh uji
sesuai ketentuan SNI 03-6429-2000.
Pemadatan lapangan CTB
• Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit
semenjak semen dicampur dengan air.
• Segera setelah pemadatan terakhir, permukaan harus ditutup
dengan menggunakan antara lain:
(1) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air
dalam campuran.
(2) Penyemprotan dengan Bituminous Emulsi CSS-l dengan
batasan pemakaian antara 0,35 -0,50 liter per meter persegi.
(3) Metode lain yang bertujuan melindungi Cement Treated
Base (CTB) adalah dengan karung goni yang dibasahi air
selama masa perawatan (curing).

You might also like