You are on page 1of 26

MASERASI

MATERI
1. Pengertian maserasi
2. Prinsip kerja maserasi
3. Pengerjaan maserasi
4. Pelarut yang digunakan dalam maserasi
5. Jenis-jenis modifikasi maserasi
6. Kelebihan dan kekurangan ekstraksi secara maserasi
Pengertian maserasi

1. Maserasi berasal dari bahasa latin macerare yang berarti


merendam . Maserasi dapat diartikan merendam simplisia
nabati menggunakan pelarut tertentu selaam waktu tertentu.

2. Maserasi merupakan salah satu cara ekstraksi yang sangat


sederhana hanya dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dengan pelarut yang cocok dan tanpa pemanasan.

3. Maserasi adalah proses ekstraksi dengan bahan pelarut yang


cocok pada suhu kamar selama waktu tertentu dengan sesekali
diaduk /digojok.
Prinsip kerja maserasi
 Adalah proses melarutnya zat aktif berdasarkan sifat kelarutannya dalam suatu
pelarut (like dissolved like).
 Ekstraksi zat aktif dilakukan dengan cara merendam simplisia nabati dalam
pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung
cahaya .
 Pelarut akan menembus dinding sel dan kemudian masuk ke dalam sel
tanaman yang penuh dengan zat aktif.
 Pertemuan zat aktif dan pelarut akan mengakibatkan terjadinya proses
pelarutan zat aktif ke dalam pelarut
 Pelarut yang berada didalam sel mengandung zat aktif dan diluar sel belum
terisi zat aktif sehingga terjadi ketidak seimbangan antara konsentrasi zat aktif
didalam dengan konsentrasi zat aktif diluar sel.
 Perbedaan konsentrasi ini akan mengakibatkan terjadinya proses difusi dengan
perpindahkan larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
 Peristiwa ini terjadi berulang-u;ang amapi didapat suatu kesetimbangan
konsentrasi larutan antara di dalam sel dengan konsentarsi larutan di luar sel.
Langkah-langkah pengerjaan maserasi
1.Maserasi biasanya dilakukan pada suhu antara 15 0 – 25 0 dalam waktu sekitar
3 hari sampai zat aktif yang dikehendaki larut.

2. Ambil 10 bagian simplisia atau serbuk dengan derajat kehalusan tertentu


masukan ke dalam bejana kemudian tuangi dengan 70 bagian cairan penyari,
ditutup dan biarkan selama 3-5 hari pada tempat terlindung dari cahaya.

3.Diaduk berulang-ulang dan setelah 3-5 hari , lakukan penyaringan .

4. Ampas dari maserasi dicuci dengan cairan penyari secukupnya atau ampas yang
tersisa dapat direndam lagi dengan cairan penyari yang sama selama 3-5 hari
(remaserasi).

5. Hasil maserasi yang telah disaring masukan kedalam bejana ditutup dan
dibiarkan selama 2 hari di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari .
6. Pisahkan endapan dengan cairan yang diperoleh.
7.Cairan yang diperoleh dilakukan penguapan dengan menggunakan rotary
evaporator atau Freeze drying.
Pelarut maserasi
 Pelarut yang digunakan untuk maserasi menurut farmakope
Indonesia adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Pilihan utama
untuk pelarut pada maserasi adalah etanol karena memiliki
beberapa keunggulan sebagai pelarut, diantaranya :
 1. Etanol bersifat selektif
 2. Dapat mnghambat pertumbuhan kapang dan bakteri
 3. Bersifat non toksik
 4.Etanol bersifat netral
 5.Memiliki daya absorbsi yang baik
 6.Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit
 7. Dapat bercampur dengan air pada berbagai perbandingan.
 8. Etanol dapat melarutkan berbagai zat aktif dan meminimalisir
terlarutnya zat pengganggu seperti lemak.
MODIFIKASI MASERASI
MASERASI DENGAN
DIGESTI
MESIN PENGADUK

MASERASI
REMASERASI
MELINGKAR

MASERASI
EKSTRAKSI TURBO
BERTINGKAT

EKSTRAKSI ULTRA- ULTRASOUND-ASSISTED


TURRAX SOLVENT EXTRACTION
Digesti adalah maserasi kinetik (pengadukan kontiniu)dengan
menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 30– 50 C. Cara
maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya
tahan terhadap pemanasan. Pemanasan pada suhu rendah pada digesti
memberikan beberapa keuntungan diantaranya :
 Pemanasan dapat mengurangi kekentalan dari pelarut sehingga dapat
mengurangi lapisan-lapisan batas.
 Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan
tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
 Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding
terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruh
pada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat
bila suhu dinaikkan.
 Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka
perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan
menguap kembali ke dalam bejana.
Penggunaan mesin pengaduk yang
berputar terus-menerus, waktu proses maserasi
dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
Melalui pengadukan proses ekstraksi secara
intensif dapat memberikan hasil ekstraksi yang
lebih baik.
Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh
serbuk simplisia di maserasi dengan cairan
penyari pertama, sesudah diendapkan,
tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi
dengan cairan penyari yang kedua.
Maserasi dapat diperbaiki dengan
mengusahakan agar cairan penyari selalu
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini
penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui serbuk simplisia
dan melarutkan zat aktifnya.
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara
sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah
terjadi masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat
(M.M.B). Kelebihan dari maserasi melingkar bertingkat ini adalah :
a. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali dan dapat
ditambah sesuai kebutuhan.
b. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan
penyarian dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar
memberikan hasil penyarian yang maksimal
c. Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk
simplisia yang baru hingga memberikan sari dengan kepekatan yang
maksimal.
d.Penyarian yang dilakukan berulang-ulang akan mendapatkan hasil yang
lebih baik daripada yang dilakukan sekali dengan jumlah pelarut yang sama.
Metoda ini menggunakan alat pencampuran
yang berputar cepat dan dielngkapi dengan
pengaduk. Simplisia dicampur dengan pelarut
denagn alat pencampur yang berputar sangat cepat
dan dilengkapi pemukul.
Prinsip kerja alat ini adalah dengan cara memberikan
gelombang ultrasonik pada frekwensi 20-50
kilocycles/detik. Dengan adanya gelombang ultrasonik
tersebut partikel akan terpecah menjadi ukuran yang lebih
kecil.
Pada alat ini cairan dihisap ke dalam ruangan pemutar
yang didalamnya dapat diatur efek gesekan. Pemukulan
dan tumbukan berfrekuensi tinggi, sampai kepada impuls
yang mencapai daerah suara ultra, serta perbedaan
potensial hidrodinamik berfrekuensi tinggi dan turbolensi
yang sangat efektif sehingga menjamin nilai ekonomis
material tumbuhan yang diproses.
Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan
emnambahkan ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi,
20 khz).
Wadah berisi serbuk sampel ditempatkan dalam wadah
ultrasonic dan ultrasound . Untuk memberikan tekanan
mekanik pada sel hingga menghasilkan rongga pada
sampel .
Kerusakan sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan
senyawa dalam pelarut dan meningkatkan hasil
ekstraksi.
1. Peralatan yang digunakan sangat sederhana
2. Biaya operasionalnya relatif rendah
3. Prosesnya relatif hemat penyari
4. Teknik relatif sederhana dan mudah dilakukan
5. Dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang
bersifat termolabil karena maserasi dilakukan tanpa
pemanasan atau pemanasan yang rendah.
1. kerugian utama dari metode maserasi adalah
memerlukan banyak waktu.
2. Proses penyariannya tidak sempurna , akrena zat
aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50%.
3. Pelarut yang digunakan cukup banyak.
4. Kemungkinan besar ada beberapa senyawa yang
hilang saat ekstraksi.
5. Beberapa senyawa sulit diekstraksi pada suhu kamar.
6. Penggunaaan pelarut air akan membutuhkan bahan
tambahan seperti pengawet yang diberikan pada awal
ekstraksi.
Contoh ekstraksi dengan maserasi pada daun jambu biji
(Psidium guajava)
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Kandungan Khasiat dan


Penggolongan
kimia Manfaat
• Menurut Sudarsono dkk •manfaatkan daun jambu biji
(2002), daun jambu biji sebagai salah satu sumber bahan
• Divisi : Spermatophyta
Psidium guajava L mengandung flavonoid, tanin obat.
• Subdivisi : Angiospermae (17,7%), fenolat (573,3 mg/g) •khasiat daun jambu untuk
dan minyak atsiri. Daun jambu mengobati sariawan, diare dan
• Kelas : Dicotyledonae radang lambung.
biji (Psidium guajava L.),
mengandung flavonoid yang •Efek farmakologis daun jambu biji
• Bangsa : Myrales yaitu antiinflamasi, antidiare,
dinyatakan sebagai kuersetin.
analgesik, antibakter, antidiabetes,
• Suku : Mytaceae • Kuersetin memiliki aktivitas antihipertensi dan penambah
menghambat enzim reverse trombosit.
• Marga : Psidium transcriptase yang berarti •Indarini (2006) menunjukkan
menghambat pertumbuhan bahwa ekstrak daun jambu biji
• Jenis : Psidium guajava L. virus RNA dan memiliki titik yang mempunyai potensi
lebur 31oC, sehingga kuersetin antioksidan adalah daun jambu
tahan terhadap pemanasan. biji berdaging buah putih yang
diekstrak dengan etanol 70 %
secara maserasi.

Gambar Kuersetin
METODE KERJA

ALAT
BAHAN
- Maserator
- Corong Buchner
- Cawan Porselen -Simplisia Daun Jambu Biji
- Penangas Air - Etanol
- Rotavapour (Penguap berputar)
- Pipa Penghisap
- Seperangkat Alat gelas
PROSEDUR
Dimasukkan 250 mg serbuk
kering ke dalam maserator,
ditambahkan etanol 96 %
sebanyak 7½ kali bobot
serbuk dan diaduk

Dibiarkan termaserasi selama 5


hari dalam maserator tertutup
dengan pengadukan setiap hari

Disaring maserat dari ampas


dengan corong buchner, lalu
maserat di endapkan selama 2
hari
Maserat dipisahkan dari endapan dengan hati-
hati.Maserat di uapkan dalam cawan porselen
diatas penangas air atau dengan penguap berputar
(rotavapour) sehingga diperoleh ekstrak kental

Ekstrak kental di endapkan kembali dengan


ditambahkan etanol berlebih dan didiamkan
selama 2 hari

Disari dengan bantuan pipa penghisap


HASIL PERCOBAAN

Data yang diperoleh pada pembuatan ekstrak dengan maserasi :

MEDIA JUMLAH

Berat serbuk simplisia 100 gram

Berat ekstrak kental 12.19 gram

Perhitungan Rendemen :
TERIMA KASIH

You might also like