You are on page 1of 46

KEBIJAKAN

KEMENTERIAN KESEHATAN
TENTANG SPM RS

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan


Kementerian Kesehatan

BENGKULU, 30 MEI 2018


PENYUSUNAN SPM
UU 23/2014

URUSAN PELAYANAN DASAR SPM


WAJIB
KEBUTUHAN DASAR WARGA NEGARA

JENIS PELAYANAN INDIKATOR


(ALAT MONITORING)

OUTPUT:
1. TERSUSUNNYA SPM DENGAN KETENTUAN JENIS PELAYANAN, MUTU, DAN PENERIMA
LAYANAN;
2. TERSUSUNNYA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL (ALNGKAH2) PELAKSANAAN SPM;
3. TERSUSUNNYA VARIABEL DAN ELEMEN PEMBIAYAAN SPM
4. TERSUSUNNYA PETUNJUK MONITORING PELAKSANAAN SPM
PENYUSUNAN SPM
KRITERIA SPM

1 JENIS
DITERIMA OLEH SETIAP
2 MUTU INDIVIDU/WARGA NEGARA

3 PELAYANAN DASAR

1. DAPAT DISTANDARISASI SECARA NASIONAL BAGI SETIAP


INDIVIDU PENERIMA
2. MERUPAKAN SUBSTANSI URUSAN WAJIB TERKAIT
PELAYANAN DASAR
3. KEWENANGAN DAERAH

PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEMENUHI


KEBUTUHAN DASAR WARGA NEGARA
INTEGRASI SPM DALAM PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN

PROSES SPM PROSES PROSES


PERENCANAAN PENGANGGARAN

Jenis, Mutu Barang/Jasa Kebutuhan


Dasar dan Penerima (SPM)

1. Identifikasi penerima;
2. Identifikasi ketersediaan
barang/jasa kebutuhan dasar;
3. Identifikasi pemenuhan Integrasi ke dalam Integrasi ke dalam
keutuhan dasar yang menjadi dokumen dokumen anggaran
tanggung jawab pemerintah perencanaan (Program
daerah; (Program Pemenuhan SPM)
4. Pengadaan dan pemberian Pemenuhan SPM)
(delivery) barang/jasa
kebutuhan dasar yang menjadi
tanggung jawab pemerintah.
Diatur PP/Permen Diatur PP/Permen
Materi Yang Diatur Dalam PP SPM
Perencanaan Penganggaran
Standar Pelayanan Minimal
(SPM) dalam UU 23/2014
 SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal
 Bersifat :
- Sederhana - terbuka
- Konkrit - terjangkau
- dapat dipertanggungjawabkan
- mempunyai batas waktu pencapaian.
Pasal 39 ayat 2 PP 58
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

 SPM adalah:
Tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian
jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah
Kep Menkes No. 1457 Tahun 2003 Tentang SPM
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

SPM adalah tolok ukur kinerja pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan daerah.

PP No. 23 Tahun 2005


SPM adalah spesifikasi teknis tentang tolok
ukur layanan minimum yang diberikan oleh
BLU kepada masyarakat
SPM KABUPATEN/KOTA

 SPM pem Kab/kota (yg diterbitkan oleh Propinsi)


lebih ditujukan untuk jenis layanan dan cakupan
layanan yang minimal harus
dilakukan/diselenggarakan.

 SPM RS lebih ditujukan kepada kualitas jenis


layanan, cakupan layanan per unit pelayanan,
per kasus pelayanan penunjang, per kasus
termasuk manajemen
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR : 129/MENKES/SK/II/2008
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT
Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
DEFINISI

standar pelayanan berdasarkan


kewenangan yang telah diserahkan yang
WAJIB dilaksanakan RS untuk MENJAMIN
mutu pelayanan yang AKAN DITERIMA
oleh masyarakat
KEPMENKES RI No. 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Menimbang :
a. bahwa dg diberlakukannya Otoda  kesehatan merupakan
bidang pemerintahan yg wajib dilaksanakan kab/kota.
 berarti pemerintah kab/kota bertanggung jawab sepenuhnya
dalam pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayahnya.

b. bahwa RS sebagai sarana kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesmas.
Maka RS dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai standar dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat
KEPMENKES RI No. 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Menimbang :
c. dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang SPM Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, maka perlu
ditindaklanjuti dg penyusunan SPM-RS yang wajib dimiliki
oleh RS;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


huruf a,b, dan c di atas diperlukan SPM-RS yang
ditetapkan dengan Kep Men Kes
KEPMENKES RI No. 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Mengingat :
1. UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI
Th. 1992 No. 100 Tambahan Lembaran Negara No. 3495)
2. UU No.17 Th. 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara RI Th. 2003 No. 47 Tambahan Lembara Negara No. 4286)
3. UU No.1 Th. 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara RI Th. 2004 No.5 Tambahan Lembaran Negara No. 4355)
4. UU No.15 Th. 2004 tentang Pemeriksanaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI
tahun 2004 No. 66 Tambahan Lembaran Negara No. 4400)
5. UU No. 33 Th. 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara RI tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara
No. 4438)
KEPMENKES RI No. 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Mengingat :
6. PP No. 23 Th. 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara RI Th. 2005 No. 48 Tambahan
Lembaran Negara No. 4502)
7. PP No. 58 Th. 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara RI Th, 2005 No. 140 Tambahan Lembaran
Negara No. 4578)
8. PP No. 65 Th. 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara RI Th.
2005 No. 150 Tambahan Lembaran Negara No. 4585)
9. PERMENKES RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang RS
10. PERMENKES RI No. 749a/Menkes/SK/Per/XII/1989 tentang
Rekam Medis/Medical Record
11. PERMENKES RI No. 1575/Menkes/SK/XI/2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia
KEPMENKES RI No. 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT (SPM-RS)
Kedua :SPM-RS sebagaimana tercantum
dalam lampiran ini
Ketiga : SPM- RS sebagaimana dimaksud pada Diktum
Ke 2 agar digunakan sebagai pedoman bagi RS
dalam menjamin pelaksanaan pelayanan
kesehatan
Keempat: Setiap RS agar menyesuaikan dengan SPM- RS
ini dalam waktu 2 (dua) tahun sejak Keputusan
ini ditetapkan
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan
Ditetapkan di : J a k a r t a
Pada tanggal : 6 Februari 2008

MENTERI KESEHATAN RI,

DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K)


1. Pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan Rawat Jalan
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Bedah
5. Pelayanan Persalinan dan Perinatologi
6. Pelayanan Intensif
7. Pelayanan Radiologi
8. Pelayanan Lab. Patologi Klinik
9. Pelayanan Rehab Medik
10. Pelayanan Farmasi
11. Pelayanan Pengendalian Infeksi
12. Pelayanan Gizi
13. Pelayanan Transfusi Darah
14. Pelayanan Keluarga Miskin
15. Pelayanan Rekam Medis
16. Pengelolaan Limbah
17. Pelayanan Administrasi Manajemen
18. Pelayanan Ambulans / Kereta Jenazah
19. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah
20. Pelayanan Laundry
21. Pelayanan Pemeliharaan Sarana RS
SPM Setiap Jenis Pelayanan, Indikator dan Standar

NO Jenis Indikator Standar


Pelayanan

1. G
1 awat 1. Kemampuan menangani life saving anak 1. 100%
Darurat dan dewasa
2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 2. 24 jam
3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan
yang bersertifikasi yang masih berlaku 3. 100%
ATLS/BTLS/ACLS/ PPGD
4. Ketersediaan tim penanggulangan
bencana
4. Satu tim
5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di
Gawat Darurat
5. ≤ menit terlayani setelah
6. Kepuasan Pelanggan pasien datang
7. Kematian pasien < 24 Jam 6. ≥ 70 %
8. Khusus untuk RS Jiwa Pasien dapat 7. ≤ dua perseribu (pindah
ditenangkan dalam Waktu < 48 Jam ke pelayanan rawat inap
setelah 8 jam
9. Tidak adanya pasien yang diharuskan
8. 100%
membayar uang muka
9. 100%
Kerangka (outline) SPM yang
dituangkan dalam perda:
 Bab I Pendahuluan yang terdiri dari;
 Latar Belakang
 Maksud dan tujuan
 Pengertian umum dan khusus
 Landasan Hukum
 Bab II Sistematika Dokumen Standar Pelayanan
Minimal Rumahsakit
 Bab III Standar Pelayanan Minimal Rumahsakit.
 Jenis Pelayanan
 SPM setiap jenis pelayanan,Indikator dan Standar
 Penutup
 Lampiran
MANFAAT SPM-RS
1. UPAYA MENJAMIN KUALITAS PELAYANAN
KESEHATAN DI RS
2. MENJAMIN KEAMANAN PASIEN
3. PENGENDALIAN BIAYA BEROBAT
4. MENJAMIN KEMUDAHAN MENDAPATKAN
PELAYANAN
5. PERSYARATAN ADMINISTRATIF SUATU
RUMAH SAKIT UNTUK MENJADI BLUD
6. SEBAGAI TOLOK UKUR KINERJA PELAYANAN
KESEHATAN YANG DISELENGGARAKAN
DAERAH
PENERAPAN SPM-RS DI RS BLUD

Syarat Rumah Sakit dapat menjadi


BLUD :
 Persyaratan Subtantif
 Persyaratan Teknis
 Persyaratan Administratif (SPM)
SPM-PPK BLU RSU BLUD

Standar layanan (PP No. 23 Tahun 2005)


• Instansi pemerintah yang menerapkan PPK-BLU
menggunakan SPM yang ditetapkan oleh
menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati
sesuai kewenangannya.
• SPM tersebut dapat diusulkan oleh instansi
pemerintah yang menerapkan PPK-BLU
• Harus mempertimbangkan :
– Kualitas pelayanan
– Biaya
– Kemudahan mendapatkan pelayanan
 SPM merupakan janji dari satuan kerja
dalam menyediakan pelayanan wajib
kepada masyarakat yang dilayani.
 SPM dari seluruh SKPD dan satuan kerja
yang memberikan pelayanan publik
menjadi indikator (tolok ukur) yang disusun
sejalan dengan rencana pembangunan
jangka menengah daerah (RPJMD) dan
rencana stratejik daerah yang merupakan
janji kinerja pemerintah daerah terhadap
masyarakat yang ada di wilayah kerja.
 Tiap-tiap satuan kerja perlu menyusun
rencana stratejik dan rencana bisnis agar
dapat mencapai standar pelayanan
minimal yang dijanjikan, yang kemudian
dijabarkan dalam rencana bisnis anggaran
dan rencana kerja SKPD/Satuan kerja.
 Pemerintah Daerah berdasarkan SPM
yang ada wajib mengupayakan sumber
daya dan fasilitasi proses pelayanan
satuan kerja agar standar pelayanan
minimal yang dijanjikan dapat dipenuhi.
FORMAT
SPM PP 23/2005 + Permenkes 129/2008

STANDAR YAN. BATAS WAKTU


JENIS MINIMAL PECAPAIAN PE
KETE
N LAYANAN NANG
RA
O ( Kepmenkes GUNG
NGAN
129/2008) JAWAB
NI- SAAT
INDIKATOR
LAI INI
I II III IV V

KERANGKA
FOKUS TERUKUR
WAKTU

RELEVAN DAPAT
& ANDAL DICAPAI
Penganggaran BLUD

 Format yang digunakan adalah RBA


 RBA dipersamakan dengan RKA
 Dalam RBA memuat Rencana Tahunan,
sasaran dan target, program, kegiatan dan
anggaran tahunan
 Dalam RBA juga tergambar fleksibilitas
pengelolaan anggaran
DIAGRAM
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
BLUD-SKPD

PEMDA/ PEMIMPIN MDN/GUB


URAIAN PPKD TAPD DPRD
KDH BLUD

RPJMD
Pemda menyusun
RPJMD dan Renja RENJA
PEMDA

BLUD menyusun
Renstra bisnis BLUD
yang berisi visi, misi,
program strategis, RENSTRA
pengukuran BISNIS BLUD
pencapaian kinerja,
rencana pencapaian
lima tahunan dan
proyeksi keuangan
lima tahunan

RBA merupakan
penjabaran dari
Program dan RBA
kegiatan yang
tercantum dalam
Renstra Bisnis dan
Renja

RBA disampaikan ke
PPKD RBA

TAPD melakukan
penelaahan atas RBA
RBA

Setelah dilakukan
penelaahan oleh
TAPD disampaikan RBA
ke PPKD untuk
dimaksukkan dalam
Raperda tentang
APBD

RBA dipakai sebagai


salah satu dasar
penyusunan RAPERDA
Rancangan APBD
Peraturan Daerah
tentang APBD
Ke
Diagram
berikutnya
DIAGRAM
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
BLUD-SKPD LANJUTAN………

PEMIMPIN
URAIAN PEMDA/KDH PPKD TAPD DPRD MDN/GUB
BLUD

RAPERDA
Raperda ttg APBD APBD
disampaikan kepada
Kepala Daerah RAPERDA
APBD

Raperda ttg APBD RAPERDA


dibahas bersama
DPRD APBD

Raperda APBD
dievaluasi oleh MDN RAPERDA
utk Provinsi, dan
oleh Gubernur utk APBD
Kab/Kota

Setelah dilakukan
penyesuaian Kepala PERDA
Daerah menetapkan APBD
Raper APBD menjadi
Perda APBD

BLUD melakukan
penyesuaian RBA PENYESUAIAN
dengan Perda APBD RBA

RBA yg telah
disesuaikan dengan RBA
Perda APBD menjadi DEFINITIF
RBA definitif.

RBA BLUD definitif


sebagai dasar RANCANGAN
penyusunan DPA-BLUD
Rancangan DPA
BLUD.

Rancangan DPA- RANCANGAN


BLUD disampaikan DPA-BLUD
kepada PPKD.

PPKD mengesahkan
rancangan DPA
BLUD menjadi DPA DPA-BLUD
BLUD.

PELAKSANAAN
ANGGARAN
PELAKSANAAN ANGGARAN

PEMIMPIN BLUD

BENDAHARA BENDAHARA
PENERIMAAN PENGELUARAN

1. DITETAPKAN OLEH PEMIMPIN BLUD


(BERLAKU UNTUK YANG BERSUMBER DARI NON APBD/APBN).
2. PENGATURAN INTERNAL BLUD, DENGAN PERATURAN PEMIMPIN BLUD.

31BAKD
DITJEN
PELAKSANAAN ANGGARAN

PENDAPATAN BIAYA

PENGESAHAN NON APBD/


LAPORAN SPM PENGESAHAN
APBN
PENDAPATAN

SPTJ SPTJ

PPKD
DITJEN BAKD
PELAKSANAAN
ANGGARAN BIAYA
BERSUMBER
DARI APBD

MEKANISME
FORMAT PELAKSANAAN SESUAI
DPA-BLUD PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
DITJEN BAKD
Penyusunan RBA

 Berdasarkan prinsip anggaran berbasis


kinerja, perhitungan akuntansi biaya
menurut jenis layanan, kebutuhan
pendanaan, dan kemampuan pendapatan
yang akan diperkirakan
Penyusunan RBA
(Rencana Bisnis Anggaran)
Dokumen peencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi :

Berpedoman pada Rencana Bisnis


Strategis dan Rencana Kerja

PROGRAM

KEGIATAN

TARGET KINERJA
ANGGARAN
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RBA
Halaman Sampul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Ringkasan Eksekutif
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
a. Gambaran Umum
b. Visi dan misi
c. Maksud dan Tujuan
d. Kegiatan/Produk layanan
e. Prinsip-prinsip dasar
f. Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan
Pengawas
BAB II Kinerja BLUD Tahun Berjalan (TA. 2xxn)

a. Kondisi Lingkungan yang Mempengaruhi


Pencapaian Kinerja
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
b. Perbandingan Asumsi Pada waktu Menyusun
RBA dengan Fakta yang terjadi
1. Aspek Makro
2. Aspek Mikro
BAB II Kinerja BLUD Tahun Berjalan (lanjutan)

c. Pencapaian Kinerja
1. Non Keuangan: Pelayanan, dan Pendukung pelayanan.
2. Keuangan: Pendapatan & Biaya berdasarkan jenis
layanan, Pencapaian Program Investasi, Pencapaian
Program Pendanaan/Pembiayaan
d. Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan Operasional
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
e. Hal-Hal Lain yang Perlu Dijelaskan terkait
dengan pencapaian Kinerja
BAB III Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD Tahun yang
dianggarkan [TA. 2xx (n+1)]
a. Kondisi Lingkungan yang akan mempengaruhi.
1. Analisis Internal
2. Analisis Eksternal
b. Asumsi yang Digunakan
1. Aspek Makro
2. Aspek Mikro
c. Sasaran, Target Kinerja dan Kegiatan
1. Pelayanan
2. Pendukung Pelayanan
d. Program Kerja dan Kegiatan
1. Program Kerja
2. Kegiatan
a. Kegiatan Pelayanan
b. Kegiatan Pendukung Pelayanan
LANJUTAN ..............................

e. Perkiraan Pendapatan
1. Pendapatan Pelayanan.
2. Pendapatan Pendukung Pelayanan.
3. Total Pendapatan Pelayanan dan Pendukung
Pelayanan
f. Perkiraan Biaya
1. Biaya Pelayanan.
2. Biaya Pendukung Pelayanan.
3. Total Biaya Pelayanan dan Pendukung
Pelayanan.
g. Anggaran BLUD
1. Anggaran Pendapatan/Penerimaan.
2. Anggaran Biaya/Pengeluaran.
h. Ambang Batas RBA
BAB IV. Proyeksi Keuangan Tahun yang
Dianggarkan
a. Neraca
b. Laporan Operasional
c. Laporan Arus Kas
d. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

BAB V. Penutup
a. Hal-Hal yang Perlu Mendapat perhatian
Dalam Rangka Melaksanakan Kegiatan
BLUD
b. Kesimpulan
Lampiran
RSB
(Rencana Strategis Bisnis)
Pernyataan Visi, Misi
(Perumusan strategis & Perencanaan
Strategis)
Program Strategis
Pengukuran dan pencapaian
kinerja
Rencana Pencapaian 5 tahun
(dalam bentuk Renstra KL/RPJMD)
RSB dan SPM
I K
S N E KEGIATAN
T
A D B PROGRAM
M U
S I I KEGIATAN
I J
A K J
S U A A
R
I A T K KEGIATAN
A
V N
N O
R
A
N
PROGRAM
KEGIATAN
I FORMAT RENJA SKPD
S I K KEGIATAN
S
I T
A
N
D
E
B
PROGRAM
KEGIATAN
M U
S I I
I J
A K J
S U A A KEGIATAN
R
I A T K PROGRAM
A
N O A KEGIATAN
N
R N
43
KETERKAITAN
RSB, RBA DAN SPM

RSB - Mindset
-Value
TATA
KELOLA

SPM RBA
PROSES

PENILAIAN AUDIT
KINERJA

KERANGKA BSc
RENCANA TINDAK LANJUT

• Melakukan pembinaan program pelayanan


kesehatan di seluruh RS baik pemerintah
maupun swasta
• Pembinaan dalam Penyusunan SPM masing-
masing RS
• Penyusunan Pedoman Accountability Sistem
SPM-RS bersama ARSADA
• Penilaian Kinerja RS berdasarkan Akuntabilitas
Sistem SPM-RS
TERIMA KASIH

You might also like