You are on page 1of 57

Presentasi Kasus

Pembimbing: dr. Arnadi Taslim, Sp.PD

Oleh: Bertha

PROGRAM INTERNSIP
RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA
PERIODE NOVEMBER 2016 - NOVEMBER 2017
CILEGON
PENDAHULUAN
 Malaria  penyakit infeksi tropis yang
masih menjadi masalah, terutama di
Indonesia bagian timur
 Riskesdas 2013  insidens 6,0%
 5 Provinsi tertinggi: Papua, NTT, Papua
Barat, Sulteng, Maluku
DEFINISI
 Infeksi parasit Plasmodium
 Ditandai dengan adanya demam,
hepatosplenomegali, dan anemia
 Hidup dan berkembang biak dalam sel
darah merah manusia
 Vektor nyamuk Anopheles betina.
ETIOLOGI
 Plasmodium falciparum (P. falciparum)
 Plasmodium vivax (P. vivax)
 Plasmodium ovale (P. ovale)
 Plasmodium malariae (P. malariae)
 Plasmodium knowlesi (P. knowlesi)
P. vivax P. ovale P. malariae P. falciparum
Malaria tertiana Malaria tertiana Malaria kuartana Malaria tertian ganas

Masa inkubasi 10-17 Mirip dengan P. Masa inkubasi paling Masa inkubasi paling
hari vivax panjang (18-40 hari singkat (7-10 hari)
atau bulanan sampai
tahunan)
Pola demam 48 jam Pola demam 72 jam Pola demam 36-48
jam
Jika tidak diobati Tingkat keparahan Dapat menyebabkan
dapat sampai sedang sampai parah kematian jika tdak
bertahun-tahun diobati
Dapat relaps Jika tidak diobati
dapat bertahan
sampai tahunan
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
PATOGENESIS
 Demam
 Bersamaan dengan pecah skizon
 Antigen  sel makrofag, monosit, limfosit 
sitokin (TNF dan IL-6)
 P. falciparum 36-48 jam  dapat terjadi
setiap hari
 P. vivax/ovale 48 jam  selang 1 hari
 P. malariae 72 jam  selang 2 hari
PATOGENESIS
 Anemia
 Pecahnya sel darah merah
 P. vivax/ovale hanya menginfeksi sel darah
muda
 P. malariae  sel darah merah tua
 P. falciparum  semua stage sel darah
merah
PATOGENESIS
 Splenomegali  penambahan sel
radang
 Infeksi berat P. falciparum
 Sekuestrasi eritrosit
 Permukaan eritrosit terinfeksi membentuk
knob yang berisi berbagai antigen P.
falciparum  berikatan dengan sel endotel
kapiler  sitoadherensi  obstruksi
 Rossete bergerombolnya sel darah merah
terinfksi dengan sel darah merah lainnya
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria;
 Riwayat tinggal di daerah endemik malaria;
 Riwayat sakit malaria/riwayat demam;
 Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir;
 Riwayat mendapat transfusi darah
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
 Gold standard : adanya apusan darah tipis dan
tebal
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Fisik
 Demam (>37,5 ºC aksila)
 Konjungtiva atau telapak tangan pucat
 Pembesaran limpa (splenomegali)
 Pembesaran hati (hepatomegali)
 Manifestasi malaria berat dapat berupa
penurunan kesadaran, demam tinggi,
konjungtiva pucat, telapak tangan pucat,
dan ikterik, oliguria, urin berwarna coklat
kehitaman (Black Water Fever), kejang dan
sangat lemah (prostration).
DIAGNOSIS BANDING
 Demam tifoid
 Demam dengue
 Leptospirosis
 Infeksi otak
 Stroke
 Tifoid ensefalopati
 Hepatitis
 Penyakit Weil
 Glomerulonefritis akut
 DSS
 Sepsis
PENGOBATAN
 Pengobatan radikal malaria 
membunuh semua stadium parasit yang
ada di dalam tubuh manusia
 Anti malaria  dapat mengiritasi
lambung
MALARIA BERAT
KEMOPROFILAKSIS
 Doksisiklin 2 mg/kgbb selama tidak Iebih
dari 4-6 minggu
 tidak boleh untuk anak umur < 8 tahun dan
ibu hamil
 Non-obat : kelambu, repellant
PROGNOSIS
 Prognosis malaria berat tergantung kecepatan
diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan.
 Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi 
mortalitas yang pada anak-anak 15 %, dewasa 20
%, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.
 Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah
> 50 %
 Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi
organ, adalah > 75 %
 Kepadatan parasit < 100.000, maka mortalitas < 1 %
 Kepadatan parasit > 100.000, maka mortalitas > 1 %
 Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50
%
IDENTITAS
 Nama : Nn. HM
 No.RM : 00110463
 Usia : 20 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Alamat : Link Wates II
 Agama : Islam
 Suku bangsa : Sunda
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Diambil secara autoanamnesis dan
alloanamnesis kepada ibu dan ayah
pasien pada tanggal 9 Februari 2017
pukul 12.00
 Keluhan utama: demam sejak 5 hari
SMRS (pasien masuk RS tanggal 31
Januari 2017)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Demam 5 hari
 Mual +, muntah + 4x isi cairan <1/2
gelas air mineral, nyeri perut +
 Riwayat dari Lampung +- 1 minggu
SMRS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


 Disangkal

RIWAYAT PENGOBATAN
 Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : tampak sakit
sedang-berat
 Kesadaran / GCS : CM / E4V5M6,
lemas
 Vital Sign
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Denyut Nadi : 110 x / menit, teratur,
kuat angkat
 Pernafasan : 20 kali/ menit, teratur
 Suhu aksila : 39 oC
PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala : normochepali
 Kulit : turgor baik, petekie (-), ekimosis (-),
ikterik (+)
 Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik
+/+, pupil bulat, isokor 3mm/3mm, RCL / RCTL
: +/+, ptosis (-)
 Telinga : normotia
 Hidung : sekret -/-, hiperemis -/-, darah (-)
 Mulut : perdarahan gusi (-), mukosa
lembab
 Leher : trakea lurus di tengah, KGB tidak
membesar
PEMERIKSAAN FISIK
 Thoraks : cor dan pulmo dalam batas normal
 Abdomen
 Inspeksi : datar
 Palpasi : nyeri tekan (+), defans muscular (-),
hepar dan lien tidak dapat diperiksa karena pasien
merasa sangat nyeri saat ditekan perutnya
 Perkusi : timpani
 Auskultasi: bising usus (+)
 Ekstremitas Bawah : akral hangat (+/+),
edema (-/-) non pitting, perdarahan (-/-) , CRT
< 2, Nyeri tekan (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 01/02/2017
KESAN : morfologi jantung dan paru
dala batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• UL : Darah samar Urin 1+


• Apusan Darah Tepi
Leukosit : morfologi normal, kesan jumlah cukup
Eritrosit : Mikrositik hipokrom, sel pensil (+)
Trombosit : morfologi normal, kesan jumalh kurang
Kesan :
Anemia mikrositik hipokrom suspek defisiensi Fe
Trombositopenia sesuai dengan DHF
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA
 Malaria Falciparum berat
 Anemia
 Ikterus
 Hiperkalemia
 Hipokalsemia
TATA LAKSANA
 Artesunat 2,4 mg/kgBB sampai hari ke-5
 Hari pertama : pada jam ke 0, 12, 24.  BB = 50 kg
 120 mg bolus IV
 Hari kedua dst: 120 mg IV/hari sampai pasien bisa
minum obat oral
 IVFD D10% 8 tpm
 Albumin 20% 100 cc
 Ca glukonas 1 ampul
 Kalitake 3 x 1 sachet
 Diet cair 6 x 200 cc
 Cek DL, parasite malaria, indeks parasit per
hari
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad malam
 Qua ad functionam: dubia ad malam
 Quo ad sanationam: dubia ad bonam
FOLLOW UP
FOLLOW UP 12/02/2017
FOLLOW UP
FOLLOW UP 13/02/2017
FOLLOW UP
FOLLOW UP 16/01/2017
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
PEMBAHASAN
 ♀, 20 tahun, demam
sejak 5 hari SMRS
 Onset akut  infeksi?
 Gejala penyerta
 DDx =
 Riwayat bepergian
 demam dengue
 Anamnesis : demam,  demam berdarah dengue
mual, muntah, lemas,
 hepatitis,
nyeri perut
 chikungunya
 Pemeriksaan fisik :  demam tifoid
suhu meningkat, nyeri  malaria
tekan abdomen, ikterik  leptospirosis
PEMBAHASAN
 Pemeriksaan Penunjang
 DL
 Widal
 Dengue blood
 Antibodi terhadap hepatitis
 Fungsi liver
 Darah malaria  ditemukan parasit malaria
falciparum
 Malaria berat
 ARDS
 Asidosis metabolik
 Hiperparasitemia (>5%)
 ikterus
Kongeati
kapiler

Dilatasi Peningkatan Hiperplasia


sinusoidal enzim liver sel Kupffer

Sekuestrasi eritrosit
yang terinfeksi
Pembengkaka
Kolestasis
k hepatosit

Kerusakan
Hemolisis
hepatosit

Ikterus
Anemia

Hipoksia ke
Hipovolemia
jaringan
Aerob  anaerob
Laktat
Asidosis
Metabolik
Multiplikasi sel
dan perubahan
struktur

Peningkatan
Akumulasi
kapasitas untuk
eritrosit yang
mengeluarkan
terinfeksi
eritrosit

Splenomegali
Asidosis
Gagal ginjal
metabolik

Infeksi
Overload
saluran
cairan
napas berat

Sekuestrasi
eritrosit yang Pneumonia
terinfeksi ke ARDS nosokomial
paru

• Sering ditemukan pada orang dewasa


• Dapat muncul walaupun pasien sudah terlihat membaik
dengan obat antimalaria
PEMBAHASAN
 Pasien lemas dan asupan oral sulit 
obat antimalaria injeksi (artesunat 2,4
mg/kgBB). BB = 50 kg 120 mg
 3x120mg pada hari pertama
 120 mg per hari pada hari kedua dst
 Pasien awalnya tidak ada gangguan
pernapasan lalu muncul sesak dan CXR
ARDS  perjalanan penyakit malaria

You might also like