You are on page 1of 21

BLOK OROMAKSILOFASIAL 1

SINUS MAKSILARIS

M. Hendra Chandha
Bagian Ilmu Bedah Mulut dan Maksillofasial
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin
Sinus Maksilaris dan Sinus
Paranasalis
Sinus Maksilaris

Anatomi

Perkembangan
Pneumatisasi dan gigi geligi
Batas-batas
Batas mukosa
Persarafan dan suplai darah
Anatomy of maxillary sinus

It constitute one of 4 paranasal sinuses.


Batas-batas

Medial : tulang hidung


Atas : dasar orbita
Posterior : tuberositas maksila
Anterior : Fossa kanina
Inferior : atap rongga mulut
Anatomy of Maxillary Sinus

 Pyramidal in shape.
 Has the following boudaries:
- medial: lateral wall of the nose
- Apex: projects laterally into
zygomatic process.
- Roof: orbital floor.
- Floor: alveolar process.
- Posterior wall: infratemporal &
pterygopalatine fossa.
- Anterior wall: facial surface of a
maxilla
Batas mukosa
Sinus yang sehat dikelilingi dengan epitelium
respiratori yang kolumnar, bersilia, dan pseudo-
stratifikasi

Persarafan dan suplai darah


Dipersarafi cbg kedua trigeminus; n.palatinus
mayor,nasalis posterolateral, dan semua
n.alveolaris superior cbg n.infraorbitalis
Suplai darah dari a.maksilaris melalui
a.infraorbitalis,a. Palatina mayor,a. Alveolaris
posterosuperior dan anterosuperior
Arterial Blood Supply
a) Maxillary artery
b) Posterior superior alveolar
artery
c) Middle superior alveolar artery
d) Anterior superior alveolar
artery
e) Lateral nasal artery
f) Infraorbita artery
g) Facial artery
h) Inferior alveolar artery
i) Mental artery
j) Submental artery
k) External carotid artery
Tipe-tipe Antrum

1. Normal : dasar sinus sama


tinggi dasar hidung
2. Luas : dasar sinus lebih
rendah dari pada dasar
hidung
3. Kecil : dasar sinus lebih
tinggi dari pada dasar
hidung
Patofisiologi
Radang : meningkatkan jlh sekresi dan edema pada
mukosa sinonasal, penyumbatan ostium sinus
drainase tgg, penurunan tek oksigen dan
proliferasi bakteri patogen
Sinusitis akut : demam, lemas, sakit kepala samar2 rasa
bengkak pd wajah dan sakit pd gigi2 posterior
Sinusitis kronis : sakit kepala, rasa penuh/bengkak pd muka,
hipersekresi mukopurulen
Mikrobiologi : Steptokokus pneumoniae, s. Pyrogens, Stafilokokus aureus,
Hemofilus influenzae
Patologi : kista bersekret, mucocele, pyocele, dislpasia fibrus, fibroma
osifikasi
Neoplasia : berasal dr glandula asesoris yg tdpt dlm lapisan sinus ;
karsinoma pada infrastruktur
Trauma : cedera yang mencapai sinus pd le fort I & II, fr.sigomatiko
kompleks Blow-out orbita, fr. Prosesus alv.maksila posterior.
Diagnosis Penyakit Sinus dan
trauma
Evaluasi klinis : Kultur nasofaringeal atau nasal
posterior tdpt Stafilokokus
Radiografi : dgn proyeksi waters pd sinusitis
akut opasifikasi dan batas udara atau cairan,
sinusitis Kronik penebalan membran pelapis
Tomografi/CT: sangat membantu dlm
mendiagnose fr ddg dasar orbita, penggam
baran luas lesi ganas/jinak
Biopsi : dilakukan dgn pembukaan pada regio
fossa kanina
Penatalaksanaan penyakit sinus

Obat-obatan : ampisilin atau sefaleksin, efektif utk gram + & -,


antimikotik/ampotericin B, dekongestan, pseudoepinephrine, tetes
hidung
Infeksi : bila dari infeksi gigi mk perawatan dari sumber absesnya, td
antibiotik , insisi dan drainase.
Prosedur Caldwell-Luc: Sinusotomi dgn membuat jalan masuk peroral
ke sinus maksilaris melalui fossa kanina
Pemasangan pack Caldwell-Luc : plester kasa ukuran ¼ s/d 3/8 inci diisi
salep antibiotik (bacitracin) dimasukkan melalui jendela nasoantral
yang dibuat pd meatus nasalis inferior.
Hemimaksilektomi : pemotongan sebagian maksila pd lesi jinak yang
merusak dan ganas yang invasif
Prognosis keganasan : kdg kambuh dalama jangka 2 tahun
Trauma : tandanya opasifikasi akibat perdarahan kedalam sinus dan
fraktur ddg lateral
Surgical Technique of
Caldwell-Luc
Sinus pada Bedah Dentoalveolar

Jalan masuk sinus : Cara pendekatan terbaik utk


mencegah terjadinya lubang sec tdk sengaja
adalah pengambilan gigi rahang atas secara
bedah apabila bukti2 klinis ataupun radiografis
menunjukkan bahwa sinus rentan terhadap
cedera.
Pergeseran : gigi atau ujung akar gigi atau frakmen
pergeseran ke arah sinus, mk tindakan drg
adalah foto rontgen, pemberian antibiotik yang
tepat, dekongestan sistemik, tetes hidung dan
analgetik.
SINUSITIS MAXILLARIS AKUT

 Tersering
 PATHOGENESIS :
- Rinogen
- Dentogen
- Langsung
- Hematogen/limfogen (jarang)
SINUSITIS MAXILLARIS AKUT

GAMBARAN KLINIK :
- Nyeri pipi – ke frontal, temporal, gigi
- Rinore – “post nasal dripping”
- Udema pipi (jarang)
- RA : - Concha media – meatus nasi media
hiperemis
- “POSTURE test” bisa positif
- Palpasi, traniluminasi, X-foto SPN, CT-Scan
SINUSITIS MAXILLARIS AKUT

 DIFFERENTIAL DIAGNOSIS :
- Abses geligi atas
- Trigeminal neuralgia (cabang II)
- Tumor maxilla-sinus maxillaris
 TERAPI :
- Prinsip sama SP + infra red, infraksi, IMA
- Berulang  BSEF (Bedah Sinus Endoskopik
Fungsional) ( “medial meatal
anthrostomy” )
SINUSITIS MAXILLARIS AKUT DENTOGEN

 Negara maju  10% SP


 Indonesia ?  > banyak  caries 
 Dewasa - jarang pada anak !
 Sumber infeksi :
- Peri-apical abses P,M
- Pasca extraksi P,M
- Periodontal abses ( tersering )
SINUSITIS MAXILLARIS AKUT DENTOGEN

TERAPI :

 Hilangkan sumber infeksi


 Punksi - irigasi - anthrostomi - BSEF
 Antibiotik
SINUSITIS MAXILLARIS KRONIK

 Etiologi + Gambaran Klinik :


Mirip  beda perlangsungan, derajat gejala
dan terapi

 Penanggulangan :
- Punksi-irigasi --- IMA --- Radikal / CWL
- Ideal BSEF

You might also like