You are on page 1of 34

FILSAFAT ILMU

Yohanes P. Wisok

1
Sejarah Perkem Ilmu Pength
Yunani Klasik: Filosofi
7-3 SM: Mitos
3SM- 6M: Logis; Socrates, Plato, Aritoteles
Abad tengah (6- 14/15M) Teologi
Agustinus, Thomas Aquinas, Al Kindi, Al Farabi, Ibn
Sina, Ibn Rusyd.
Abad Modern 15-18M( Renaisance & Aufklerung) 18-19
M(Rasionalisme, Empirisme, Idealisme, Positivisme).
Muncul ilmu-ilmu cabang: astronomi, fisika, kimia,
biologi, sosiologi, dll).
Abad Kontemporer: abad 20
Aliran: Fenomenologi, eksistensialisme, strukturalisme,
pragmatisme, postmodern

2
ILMU PENGETAHUAN

Ilmu merupakan cara/ metode/ teknik utk menghasilkan


& menguji kebenaran pernyataan ttg peristiwa yg terjadi
di dunia pengalaman mc. (L. Walter Wallance. The Logic
of Science in Sociology)
Ilmu adalah seperangkat aturan-aturan (berpikir secara
ilmiah) & bentuk-bentuk (pernyataan) dalam penelitian
yg diciptakan oleh orang yg menghendaki jawaban-
jawaban yg handal. (Kenneth R. Hoover. The Elements
of Scientific Thinking).
Jadi ilmu adalah seperangkat tata cara, aturan-aturan
utk menghasilkan kebenaran (ilmiah) yg terjadi di dunia
pengalaman (empirik).

3
HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN

AKSIOLOGI

ONTOLOGI
ILMU PENG

EPISTEMOLOGI

4
TEORI KEBENARAN
Kebenaran sbg persesuaian/ The
Correspondence of truth
Kebenaran sbg Keteguhan/ The
Coherence theory of truth
Kebenaran pragmatis/ The Pragmatic
theory of truth
kebenaran Performatif/ The Performative
theory of truth

5
Metode dalam ilmu pengetahuan
ARGUMEN INDUKTIF
– penalarannya bertolak dari proposisi2 partikular /
singular (produk pengamatan inderawi) sbg
premis2nya
– Premis2 tidak mengimplikasikan kesimpulan
– hubungan antara premis2 & kesimpulan bersifat
PROBABILITAS.

Induksi adl cara berpikir utk menarik kesimpulan


yang bersifat umum dari kenyataan2 yg bersifat
khusus & terbatas diakhiri pernyataan yg bersifat
umum

6
METODE DEDUKSI

Cara berpikir dari pernyataan yg bersifat umum


menuju kesimpulan yg bersifat khusus
Kesimpulanya sudah tersirat di dlm premis2nya
Premis2 sudah mengimplikasikan kesimpulan
Hub antara premis & kesimpulan:IMPLIKATIF
Sifaf pembuktian ~ konklusif, berkepastian
Jika premis2 diterima sbg benar & prosedur
memunculkan kesimpulan berlangsung secara
sah, kesimpulan harus diterima sbg pasti benar

7
MENCAPAI KEBENARAN
ILMU PENGETH

RASIONALISME

KEBENARAN

EMPIRISME
HERMENEUTIKA POSITIVISME,
NEO-
POSTIVISME

8
FILSAFAT & FILSAFAT ILMU
Pengertian Filsafat
Etimologi; Yunani; Philo=cinta & sophia=kebijaksanaan
Philosophia=cinta akan kebijaksanaan.
Luas,
pertama, Filsafat sbg upaya, proses, metode, cara
dambaan utk terus mencari kebenaran.
Kedua, Filsafat sbg upaya utk memahami konsep/ ide-2

Dari 2 kemungkinan pemahaman ini terlihat filsafat sbg


ilmu yg berupaya mencari “yg paling akhir, yg paling
dlm & yg paling benar”.

9
LANJUTAN
Ini tidak berarti dlm berfilsafat org tidak pernah
yakin akan kebenaran dari apa yg telah
dicapainya. Orang pasti yakin pada apa yang
telah dicapainya.
Hanya, disatu pihak ia tetap merangkul,
meyakini apa yg telah dicapai & meyakinkan
orang lain. Dipihak lain, ia tetap terbuka utk
menggugat secara kritis kebenaran itu utk
mencari lagi kebenaran yg paling dlm, pasti.

10
Ciri-ciri berpikir filsafati
Radikal: mencari sampai ke akar yang hakiki/substansi
Universal: berhubungan dg pengalaman umum manusia
Konseptual: generalisasi-abstraksi pengalaman manusia
Koherensi: memenuhi kaidah logis
Konsisten: tidak ada kontradiksi
Sistematik: gagasan yng saling berhubungan, teratur &
bertujuan
Komprehensif: holistik, menyuluruh
Bebas dari prasangka sosial, historis, budaya & agama

11
FUNGSI FILSAFAT
Membantu manusia untuk
mempertanyakan realitas
Membebaskan manusia dari pikiran yang
picik
Membimbing mc kepada kebenaran sejati

12
Beberapa Tipikal Berfilsafat
Sastra; sebuah karya filsafat mempunyai nilai sastra yg
tinggi(Henri Bergson, Bertrand Russel, Sartre, Albert
Camus)
Sosial-politik; dikaitkan dgn praksis politik (J.J.
Rousseau, Thomas Hobbes, Johcn Locke)
Metodologi; mempersoalkan metode ilmu
pengetahuan(Rene Descartes, Karl Popper)
Kegiatan analisis bahasa(Bertrand Russell, Ludwig
Wittgenstein, J.L. Austin)
Menghidupkan kembali pemikiran di masa lampau
(filsafat sejarah).
Perilaku (filsafat moral/ etika)

13
CABANG FILSAFAT

Metafisika: ADA-’yang ada sbg yang ada’


Epistemologi: Hakekat pengetahuan
Logika: Berpikir secara tepat
Etika/filsafat moral: Baik-buruk tindakan
mc.
Estetika/filsafat seni: Hakekat keindahan

14
PENGETAHUAN & ILMU
PENGETAHUAN

Pengeth adalah keseluruah pemikiran,


gagasan, ide, konsep & pemahaman yg
dimiliki mc ttg dunia & isinya, termasuk mc
& kehidupannya.
Ilmu Pengeth adalah keseluruhan sistem
pengeth mc yg telah dibakukan secara
sistimatis

15
PERBEDAAN
Pengeth bersifat spontan, lebih luas,
mencakup penalaran, penjelasan &
pemahaman mc ttg segala sesuatu,
termasuk praktek/ kemampuan teknis dlm
memecahkan persoalan hidup yg belum
dibakukan secara sistimatis & metodis.
Ilmu Pengeth lebih sistimatis & reflektif.

16
FILSAFAT PENGTH &
FILSAFAT ILMU PENGTH
Filsafat Pengeth adalah upaya utk
mengkaji segala sesuatu yg berkaitan dgn
pengeth mc pada umumnya; gejala
pengeth & sumber pengeth.
Filsafat ilmu Pengetahuan adalah cabang
filsafat yg mempersoalkan & mengkaji
semua persoalan yg berkaitan dgn ilmu
pengetahuan, seperti metode, kebenaran,
teori & hukum ilmiah.

17
OBYEK FILSAFAT ILMU
PENGETAHUAN

Persoalan metode ilmu pengetahuan.


Metode ilmu pength adalah cara utk
mengatahui, mengerti bagaimana budi, akal
budi mc bekerja mendapatkan pengeth.
Ilmu pengetahuan sbg karya budi yg logis &
imaginative.
Ke2nya sbg dimensi penting dari seluruh cara
kerja ilmu pengetahuan.

18
KEGUNAAN STUDI FILSAFAT
ILMU
Memungkinkan mhs semakin kritis dlm sikap
ilmiahnya terhadap teori-teori yang sudah ada.
Membantu mhs mengembangkan kemampuan
analisis ilmiahnya dgn metode ilmiah ttt yg
diperolehnya.
Memungkinkan mhs lebih melihat: masalah,
sebab terjadinya masalah, akibat dari masalah
itu, & apa solusinya
Membantu mc menjawab rasa ingin tahunya &
utk memecahkan persoalan hidupnya/ pragmatis

19
CARA MENCAPAI KEBENARAN

RASIONALISME:
RASIO/ AKAL BUDI

EMPIRISME:
PENGALAMAN INDERAWI- POSITIVISME-NEO-
POSiTIVISME

HERMENEUTIKA:
Tafsir

20
RASIONALISME
Rasionalisme berkeyakinan bhw pengetahuan berasal dari dlm akal/
ratio. Akan budilah yg membentuk pengetahuan. Manusia memiliki
kemampuan mengetahui sudah dari dalam dirinya.

Semboyan: Cogito ergo sum/ I think therefor I am = saya berpikir


maka saya ada. Paham ini berarti segala sesuatu ada, berarti
sejauh terpikirkan o/ manusia. Bila tidak terpikirkan oleh mc maka
segala sesuatu itu tidak ada. Maka pengetahuan yg dimungkinkan
o/ ratio ini tidak mungkin salah. Sebab pengetahuan ini berasal dari
dlm yang mengetahui itu (akal budi mc).

Jadi sumber pengeth mc adalah akal budi/ ratio & satu-2nya.

Paham ini mengabaikan pengetahuan o/ pengalaman atau o/


pancaindera.

21
PARA TOKOHNYA
Plato, mengatakan satu2nya pengetahuan sejati adalah episteme,
yaitu pengetahuan tunggal & tidak berubah, sesuai dgn ide-2 abadi.
Maka, apa yg ditangkap pancaindera hanya tiruan cacat dari ide-2
ttt yg abadi. Hanya ide-2 itulah yg bersifat nyata & sempurna.
Segala hal lain hanya tiruan, tidak nyata dan tidak sempurna.

Rene Descartes, cogito ergo sum (I think therefor I am.


Menurutnya, mc hrs & tetap meragukan utk sementara waktu apa
saja yg tidak bisa dilihat dgn terang akal budi sbg yg pasti benar &
tidak diragukan lagi. Dari pemikirannya ini muncul metode
keraguan/ keraguan metodis.

Metode ini berfungsi utk menyingkirkan semua prasangka, tebakan


& dugaan yg menipu yg dpt menghalangi kita utk sampai pd
pengetahuan yg punya dasar yg kuat.

22
EMPIRISME
Berkeyakinan: sumber pengeth mc adalah pengalaman.
Data/ fakta merupakan sumber informasi bagi indra mc-wi shg mc
menjadi tahu. Yg terpenting bg pengeth mc adalah pancaindra mc,
bukan akal budi, ratio. Mengapa?

Semua proposisi yg kita ucapkan merpkn hasil laporan dr


pengalaman/ y disimpulkan dr pengalaman. Kita tidak bisa punya
konsep/ ide apapun ttg sesuatu kecuali didasarkan pd yg diperoleh
dr pengalaman.
Akal budi hanya bisa berfungsi kalau punya acuan ke realitas/
pengalaman

Maka, bagi kaum empirisme, akal budi/ rasio manusia hanya


mengkombinasikan pengalaman indrawi utk sampai pd pengeth.
Tanpa pengalaman indrawi tidak ada pengeth apa-2.

23
TOKOHNYA
John Locke
Mc dilahirkan ke dunia seperti tabula rasa (sebuah papan kosong
tanpa ada ide/ konsep apapun). Maka kalau kita punya konsep/ ide
tertentu ttg dunia ini, itu hrs dianggap sbg ide yg keliru.
Semua konsep, pemikiran, ide bersumber dr apa yg ditangkap
lewat & pancaindra. Sebelum kita menangkap sesuatu dgn
pancaindra, akal budi kita berada dlm keadaan kosong tanpa isi
apapun. Akal budi mengatahui sesuatu hanya karena informasi
melalui pancaindra. Dia mengakui:
Ide sederhana adalah ide yg kita tangkap melalui penciuman,
penglihatan, rabaan & semacamnya. Ide kompleks adalah hasil
dari refleksi, hasil dari olah pikir akal budi.

24
Lanjut
David Hume
Pemahaman mc dipengaruhi o/ sejmlh kepastian dasar
tertentu ttg dunia eksternal, masa depan, sebab.
Kepastian-2 merpkn bagian dr naluri alamiah mc, yg
tidak dihasilkan/ bisa dicegah o/ akal budi/ proses
pemikiran mc. Dkl, melalui naluri alamiahnya, mc
mencapai kepastian-2 yg memungkinkan pengeth mc.
Kesan (impresi) adalah semua macam pencerapan
pancaindra yg lebih hidup & langsung sifatnya.
Pemikiran/ ide yg kurang hidup & kurang langsung
sifatnya
25
LANJUTAN
Keterkaitan dicapai dgn menggunakan prinsip yg
disebut Hume sbg hukum asosiasi; tdd:
Pertama, prinsip kemiripan, berarti ide ttg satu obyek
cenderung melahirkan dlm akal budi kita obyek lainnya
yg serupa/ mirip.
Prinsip ini memungkinkan kita membuat klasifikasi, yg
memungkinkan byk ide yg serupa/ mirip bisa
dikelompokkan menjadi satu.
Kedua, prinsip kontinuitas dlm tempat & waktu, yaitu
kecenderungan akal budi utk mengingat hal-2 lain.
Ketiga, prinsip sebab & akibat, ide yg 1 memunculkan
ide yg lain ttg sebab/ akibat dari hal/ peristiwa tsb.

26
SINTESA I. KANT
Pengetahuan berasal dari pengalaman pancaindra.
Namun dalam diri manusia sesungguhnya sudah ada
kategori-kategori, bentuk (atau forma dalam bahasa
Plato) yang memungkinkan kita menangkap benda-
benda itu sebagaimana adanya.
Kategori-kategori itu menyangkut: pertama, ruang dan
waktu. Kedua, kategori hukum sebab-akibat.
Dari hukum sebab akibat ini, menurut Kant ada dua
unsur yang ikut melahirkan pengetahuan manusia yaitu,
kondisi eksternal & kondisi internal.

27
Lanjutan
(1) kondisi eksternal manusia menyangkut benda-benda
yang tidak bisa kita ketahui sebelum kita menangkapnya
dengan pancaindra. Atau benda sebagaimana ditangkap
pancaindra dan hanya diketahui melalui pancaindra.
(2) kondisi internal yang ada dalam diri manusia itu
sendiri. Ini menyangkut kategori ruang dan waktu serta
hukum sebab-akibat. Inilah yang disebut obyek formal
pengetahuan.
Atau obyek sebagaimana ditangkap secara a priori
dengan akal budi manusia sebagai terjadi dalam ruang
dan waktu dan dalam kaitan sebab-akibat tertentu.
Kategori-kategori a priori itu memungkinkan kita
membayangkan sesuatu terjadi tanpa harus didasarkan
pada fakta tertentu

28
Lanjutan
Dua macam kebenaran:
kebenaran a posteriori atau kebenaran berasal
dari fakta
kebenaran a priori atau kebenaran yg berasal
dari akal budi.
Kebenaran a priori dapat dibuktikan dgn melihat
keterkaitannya dgn proposisi yg sama,
Kebenaran a posteriori hanya bisa dilihat
sebagai benar berdasarkan pengalaman.

29
POSITIVISME
INTI AJARANNYA: August Comte
Dalam rasionalisme & empirisme pengetahuan masih
harus direfleksikan. Dalam positivisme kedudukan
pengeth diganti metodologi
Metodologi yang dimaksud adalah metodologi ilmu-ilmu
alam. (terjadilah pembedaan ilmu alam & ilmu sosial)
Metodologi adalah salah satu cara untuk memperoleh
pengeth yang sahih tentang kenyataan.
Penggeseran tempat oleh pengeth oleh metodologi dlm
positivisme adalah penyempitan/ reduksi.
Reduksi dimaksud berdasarkan fakta obyektif, terukur.

30
Lanjutan
Norma-norma metodologis menurut positivisme:
1. Semua pengeth hrs terbukti via rasa kepastian
pengamatan sistematis secara intersubyektif
2. Kepastian metodis sama dgn rasa kepastian.
Kesahihan pengeth ilmiah mengandaikan kesatuan
metode .
3. Ketepatan pengeth mengandaikan bangunan teori-
teori yang kuat mengikuti deduksi-hipotesis-hipotesis.
4. Pengeth ilmiah harus bisa dipergunakan secara teknis.
5. Pengeth tak pernah selesai dan relatif

31
NEO-POSITIVISME
Positivisme Logis, empirisme logis
INTI AJARANNYA: Lingkungan Wina
1. Menolak perbedaan ilmu alam dan ilmu sosial
2. Menganggap pernyataan yang tak dpt
diverifikasi secara empiris spt: etika, estetika,
agama & metafisika adalah nonsense.
3. Menyatukan semua ilmu pengeth dalam satu
bahasa ilmiah yg universal.
4. Memandang filsafat sebagai analisis atas kata-
kata atau pernyataan-pernyataan.

32
HERMENEUTIKA
Artinya menafsirkan sbg proses kreatif
Inti ajaranya:
1. Jarak waktu antara kita & pengarang hrs dipahami sbg
perjumpaan cakrawala-cakrawala pemahaman. Kita
memperkaya cakrawala pemahaman kita dgn
memperbandingkan dgn cakrawala-cakrawala
pengarang.
2. Maka sebuah penafsiran bukan bersifat reproduktif saja
tetapi produktif. Artinya makna teks bukanlah makna
bagi pengarangnya melainkan makna bagi kita yg
hidup pd zaman ini. Sehingga menafsirkan adalah
proses kreatif.

33
Lanjutan
Struktur Dasar Pemahaman Manusia
1. Cakrawala pemahaman: in der welt sein
2. Gerak melingkar dari pemahaman:
korelasi konteks yg luas & yg kecil
3. Struktur dialogis pemahaman: bahasa
sbg medium kesadaran manusia
4. Pengantara pemahaman; lingkungan
sosial-kultural
34

You might also like