You are on page 1of 16

Pembimbing:

dr. Ketut Irianta, Sp. An

Disusun oleh:
Joseph Nelson Leo – 112017124
Valentina Situngkir - 112017063
 Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk
melancarkani induksi, pemeliharaan dan pemulihan anestesia.
 Tujuan:
1. Meredakan/menghilangkan ketakutan dan kecemasan (ansietas)
2. Memperlancar induksi anesthesia
3. Mengurangi sekresi kelenjar saliva dan bronkus
4. Meminimalkan jumlah obat anestetik
5. Mengurangi mual dan muntah pasca bedah
6. Untuk menimbulkan amnesia
7. Mengurangi isi cairan lambung dan meningkatkan pH asam lambung.
8. Mengurangi refleks yang tidak diinginkan
CARA MULA KERJA MASA KERJA

Oral 1 – 2 jam 6 – 8 jam

Intravena + 2 – 5 menit + 2 – 3 jam

Intramuskular + 30 – 60 4 – 6 jam
menit
Supositoria 10 – 15 menit 4 – 8 jam
Untuk meredakan kecemasan
1. Benzodiazepin
 Antiansietas (sedasi, antikonvulsi, relaksasi otot
amnesia)
 Bekerja pada sistem limbik & amigdala (pusat rasa
takut, cemas, & depresi). Cara: ↑ kepekaan reseptor
GABA kanal Cl terbuka  hiperpolarisasi  sel tidak
dapat dieksitasi.
 Absorbsi baik di GI, metabolisme di hepar, ekskresi
melalui ginjal dengan waktu paruh 12-24 jam. Dosis
Ulangan menyebabkan akumulasi
 Sistem kardiovaskular  vasodilatasi sistemik ringan
dan menurunkan CO (tidak mempengaruhi HR). Risiko
depresi napas pada psien penyakit paru.
Diazepam
 Efek puncak akan muncul dalam 4-8 menit IV.
 Waktu paruh: ±24 jam
 Dosis obat IV: 0,1-0,2 mg/kgBB, IM: 0,2-0-0,25 mg/kgBB,
Per rektal: 0,75 mg/kgBB dan Per oral: 10-20 mg

Lorazepam
 Onset kerja : ± 5-20 menit
 Waktu paruh: sekitar 48 jam
 Masa pemulihan dengan lorazapam 6x lebih lambat
dibandingkan midazolam. Lorazepam direkomendasikan
untuk sedasi jangka panjang dan efek amnesia.
Midazolam
 Onset kerja sekitar 30-60 detik
 Efek puncak : 3-5 menit
 Waktu eliminasi midazolam adalah sekitar 1-4 jam
 Jika dibandingkan dengan diazepam, midazolam memiliki onset kerja
yang lebih cepat, efek amnesia yang lebih besar, efek sedasi yang
lebih kecil, serta masa pemulihannya lebih cepat. Nyeri injeksi dan
thrombosis vena jauh lebih jarang ditemukan jika dibandingkan
dengan injeksi diazepam.
 Fungsi mental kembali normal dalam 4 jam.
 Dosis 0,05-0,1 mg/kgBB secara IV
 Obat yang biasa digunakan: gol. Benzodiazepin.
 Midazolam dapat menimbulkan efek amnesia yang lebih
besar dengan masa pemulihan yang cepat.
 Fungsi mental akan kembali dalam 4 jam.
 Pilihan obat lain yang biasa digunakan adalah lorazepam.
Namun, masa pemulihan dengan lorazepam lebih lama
 Mengurangi insidensi mual muntah pasca operasi
 Keadaan ini tidak menjadi kronik dan tidak menyebabkan
kematian, namun dapat sangat mengganggu.
 Namun, sampai saat ini memang belum ada obat yang
paling efektif untuk mengatasi keadaan ini dengan
 Angka kejadian 20-30% pada pasien yang mengalami
anestesia umum
• Benzodiazepin.
 Contoh: Midazolam. Cara: penghambatan dopamin; efek ansiolisis berperan
dalam antiemetik. Angka kejadian mual muntah pada pasien pasca-operasi THT
dan strabismus menurun dengan diberikannya midazolam.
• Antagonis dopamin (metoklopramid)
 Dosis: 10 mg per IV.
 Cara kerja: penghambatan dopamin pada Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ)
medula (meningkatkan ambang rangsang CTZ dan menurunkan sensitivitas)
 Onset kerja: IV: 1-3 menit, IM: 10-15 menit, Oral: 30-60 menit. Ekskresi oleh
ginjal dengan waktu paruh 5-6 jam.
 Mempercepat pengosongan lambung
• Antagonis serotonin 5-Hidroksitriptamin (5-HT3)
 Ondansetron
 Serotonin 5-HT3 merangsang saraf vagus, menyampaikan rangsangan ke CTZ
dan pusat muntah sehingga terjadi mual dan muntah.
 mengatasi mual dan muntah yang hebat dan relatif aman
 Dosis obat 4-8 mg per IV
 Onset kerja: kurang dari 30 menit, biasa digunakan 1 jam sebelum operasi. Efek
puncak muncul bervariasi
 Durasi kerja obat 12-24 jam
 Dapat menyebabkan hipotensi, bradikardia, bronkospasme dan sesak napas,
konstipasi.
 Ranitidin
 Absorbsi obat diperlambat dengan makanan
 Metabolisme di hati, diekskresi di ginjal dengan waktu paruh sekitar 1,7-3 jam
 Dosis 150 mg per oral, 2 jam sebelum operasi.
 menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan terhadap
reseptor tersebut akan merangsang sekresi asam lambung.
• Omeprazol
 Golongan Proton Pump Inhibitor (PPI), lebih kuat dari AH2.
 Dosis 40 mg, 3-4 jam sebelum operasi, 30 menit sebelum makan
 Dalam bentuk salut enterik
 la diberikan bersamaan dengan makanan sehingga sebaiknya diberikan 30 menit
sebelum makan.
 Obat berdifusi ke serl parietal lambung terkumpul di kanalikuli sekretoar 
aktivasi  berikatan dengan gugus sulfihidril  penghambatan enzim 
menurunkan produksi asam lambung 80-90%.
• Atropin dan Hyoscine
 Obat golongan antagonis muskarinik
 Berfungsi dalam menghambat reseptor muskarinik
 Memberikan efek terhadap sistem saraf otonom berupa efek parasimpatolitik.
 Pada sistem kardiovaskular  efek takikardia.
 Pada sistem respirasi  menghambat kelenjar liur dan bronkial dan relaksasi otot
bronkial.
 Pada sistem gastrointestinal  menurunkan tonus dan peristaltik usus.
 Otonom Efek penghambatan pada kelenjar keringat
 half-life di plasma 2-3 jam , diekskresi sebagian diginjal.
 Dosis 0,25-0,5 mg IV, 0,015 mg/kgbb IV.
• Beta-bloker.
 Digunakan untuk mengurangi aktivitas simpatis, seperti takikardia
dan hipertensi saat dilakukan tindakan intubasi.
 Obat yang digunakan adalah atenolol (25-50 mg) / esmolol.
 Dapat mengurangi insidensi kejadian koroner yang tidak diinginkan
pada pasien berisiko tinggi mengalami operasi besar.
 Untuk mengurangi / menghilangkan nyeri. Obat yang digunakan adalah
opioid kuat.
 memiliki efek depresi terutama pada sistem susunan saraf pusat,
respirasi dan gastrointestinal.
 Metabolisme di hati dan diekskresi melalui empedu dan urin.
 Tiga jenis obat yang digunakan: Morfin, Petidin, Fentanyl
 Petidin efek analgetik 1/10 morfin dan masa kerjanya lebih singkat.
Dosis 1-2 mg/kgbb I.V/I.M.
 Fentanyl efek analgetik 100 kali morfin. Dosis 1-3 mcg/kgbb.

You might also like